Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN

PELAKSANAAN KEGIATAN
UPAYA PERBAIKAN GIZI

PUSKESMAS LEBAKSIU
DINAS KESEHATAN KABUPATEN TEGAL
TAHUN 2023

0
KATA PENGANTAR

Assalamu a’laikum Wr.wb

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan
karunia-Nya penyusunan Pedoman Pelaksanaan Upaya Gizi di puskesmas Lebaksiu
dapat terselesaikan. Pedoman Pelayanan Upaya Gizi ini kami susun sebagai salah satu
upaya dapat menjadi acuan bagi pengelola upaya gizi dalam melakukan pelayanan gizi
yang berkualitas di UPTD Puskesmas Lebaksiu sesuai Tata Nilai yang berlaku.
Pedoman ini mencakup ruang lingkup kegiatan gizi di dalam gedung dan luar
gedung, ketenagaan, fasilitas pelayanan, tata laksana pelayanan, Logistik, keselamatan
sasaran, keselamatan Kerja, Monitoring dan evaluasi gizi di Puskesmas.
Pada kesempatan ini perkenankan kami menyampaikan ucapan terima kasih
dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak yang telah memberikan masukan,
saran, dan kritik dalam penyusunan pedoman pelaksanaan pelayanan upaya gizi.

Wassalamu’alaikum wr.wb

Lebaksiu, 2 Januari 2023

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Lebaksiu

dr. Fatkurochman
NIP.1980

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang
Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Visi Indonesia 2020-2024 adalah terwujudnya Indonesia maju yang
berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotongroyong melalui Misi
Peningkatan Kualitas Manusia Indonesia dan juga merupakan salah satu strategi
RPJMN bidang kesehatan, yaitu Percepatan Perbaikan Gizi masyarakat. Untuk
mendukung sasaran strategis pembinaan gizi masyarakat, maka telah ditetapkan 4
(empat) strategi operasional, yaitu :
1. Peningkatan kapasitas SDM
2. Peningkatan kualitas pelayanan gizi
3. Penguatan edukasi gizi
4. Penguatan manajemen intervensi gizi di Puskesmas dan Posyandu
Pelaksanaan intervensi gizi agar dapat terukur, maka implementasi pada
keempat strategi operasional menggunakan indicator yang sejalan dengan RPJMN
dan RENSTRA seperti yang tertuang pada Perpres nomor 72 tahun 2021
Upaya pencapaian prioritas pembangunan kesehatan tahun 2020-2024
dalam Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan mendayagunakan segenap
potensi yang ada, baik dari pemerintah pusat, provinsi, kabupaten/kota, maupun
masyarakat. Pembangunan kesehatan dimulai dari unit terkecil dari masyarakat,
yaitu keluarga.
Sebagai upaya untuk menstandarkan kualitas pelayanan gizi maka
Puskesmas Lebaksiu menyusun Pedoman Pelayanan Program Gizi sebagai acuan
bagi pelaksana program di fasilitas pelayanan kesehatan.

B. Tujuan Pedoman
Tersedianya pedoman bagi tenaga gizi dalam melakukan pelayanan
Perbaikan Gizi di masyarakat sehingga terlaksana pelayanan kesehatan perbaikan
gizi yang berkualitas.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


1. Kegiatan Internal Puskesmas
a. Konsultasi gizi
b. Deteksi dini stunting pada bayi baru lahir
2. Kegiatan Eksternal Puskesmas
a. Pemantauan status gizi
b. Pemantauan pertumbuhan balita
c. Operasi timbang
d. Pemantauan ASI eksklusif
e. Pelacakan/pemantauan kasus gizi buruk
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada Bayi dan Balita

2
g. Pemberian tablet tambah darah ibu hamil
h. Pemberian tablet tambah darah pada remaja Putri
i. Pemberian vitamin A ibu nifas
j. PMT pemulihan balita dan ibu hamil KEK
k. Pemantauan PMT balita gizi kurang, gizi buruk, dan ibu hamil KEK,
l. Sosialisasi Penggunaan Alat anthropometri terstandar
m. Penyuluhan / Konseling Gizi masyarakat
D. Batasan Operasional
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan :
1. Gizi Seimbang adalah susunan hidangan makanan sehari yang terdiri atas
berbagai ragam bahan makanan yang berkualitas dalam jumlah dan porporsi
yang sesuai dengan aktifitas fisik, umur, jenis kelamin dan keadaan fisiologi
tubuh sehingga dapat memenuhi kebutuhan gizi seseorang, guna pemeliharaan
dan perbaikan sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan
perkembangan secara optimal.
2. Keluarga Sadar Gizi yang selanjutnya disingkat KADARZI adalah suatu keluarga
yang mampu mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi setiap
anggotanya.
3. Pelayanan Gizi adalah rangkaian kegiatan untuk memenuhi kebutuhan gizi
perorangan dan masyarakat melalui upaya pencegahan, peningkatan,
penyembuhan, dan pemulihan yang dilakukan di masyarakat dan fasilitas
pelayanan kesehatan.
4. Angka Kecukupan Gizi adalah suatu nilai acuan kecukupan rata-rata zat gizi
setiap hari bagi semua orang menurut golongan umur, jenis kelamin, ukuran
tubuh, aktivitas fisik untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal.
5. Tenaga Gizi adalah setiap orang yang telah lulus pendidikan di bidang gizi
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
6. Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu alat dan / atau tempat yang
digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh Pemerintah,
pemerintah daerah, dan /atau masyarakat.
7. Suplementasi gizi adalah suplemen yang diberikan untuk memenuhi kecukupan
gizi. Diberikan pada anak usia 6 – 59 bulan, anak sekolah, ibu hamil, ibu nifas,
remaja putri, dan pekerja wanita.
8. Tata laksana Gizi adalah rangkaian tindakan yang bertujuan untuk pemulihan
status gizi dengan prioritas menurunkan angka kesakitan pada balita gizi kurang.
9. Surveilans Gizi adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus
terhadap masalah gizi dan indikator pembinaan gizi masyarakat. Sehingga dapat
melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien serta tindk lanjut
sebagai respon terhadap perkembangan informasi.
10. Bayi adalah anak yang baru lahir sampai berumur 11 bulan/ 1 tahun
11. Balita adalah anak yang berumur dari 1-5 tahun
12. Konsultasi Gizi adalah kegiatan yang dilaksanakan di ruang konsultasi gizi dari
mulai pencatatan identitas, menanyakan kebiasaan makan, mengetahui hasil
anamnesa, hasil laboratorium, status gizi, sampai menentukan diit pasien
13. Deteksi dini stunting pada bayi baru lahir adalah kegiatan deteksi dini dengan
menimbang dan mengukur bayi. Beresiko stunting jika bayi BBLR (BB < 2500
gram) dan atau panjang badan < 48 bagi bayi laki-laki dan < 47 bagi bayi
perempuan

3
14. Pemantauan Status Gizi adalah kegiatan mengukur berat badan, panjang
badan/ tinggi badan, menghitung umur balita dan menganalisa sehingga
diperoleh gambaran status gizi balita
15. Pemantauan Pertumbuhan Balita adalah kegiatan memantau berat badan balita
dengan melihat hasil timbangan di KMS/Buku KIA
16. Operasi Timbang adalah kegiatan menimbang balita yang dilakukan pada bulan
Agustus diusahakan semua balita datang dan ditimbang
17. Pemantauan ASI Eksklusif adalah kegiatan memantau pemberian ASI saja
pada bayi berumur 0-6 bulan
18. Pelacakan/ Pemantauan Kasus Gizi Buruk adalah kegiatan mencari/melacak
kasus gizi buruk berdasarkan informasi dari bidan desa, kader dan Pembina
desa
19. PMT Pemulihan Balita adalah kegiatan memberikan makanan tambahan pada
balita KEP keluarga miskin selama 90 hari bisa berupa makanan pabrikan/lokal
20. PMT Pemulihan Ibu Hamil KEK adalah kegiatan memberikan makanan
tambahan kepada ibu hamil KEK, keluarga miskin selama 90 hari bisa berupa
makanan pabrikan/lokal
21. Pemantauan Balita adalah kegiatan melakukan pemantauan berat badan dan
tinggi badan balita yang mendapatkan PMT apakah mengalami kenaikan berat
badan, apakah PMT yang diberikan sesuai dengan petunjuk pelaksana
22. Sosialisasi penggunaan Antropometri terstandar adalah kegiatan sosialisasi
mengenai alat antrhropometri terstandar, cara pemasangan dan
penggunaannya melalui pertemuan rutin kader di desa
23. Penyuluhan / konseling Gizi Masyarakat adalah kegiatan memberikan edukasi
gizi dalam bentuk penyuluhan masa ataupun konseling perorangan pada
masyarakat ( pengunjung posyandu, kader, Siswa SD, Siswa SLTP/ SLTA,
Kelompok jamiyah)

E. Landasan Hukum
1. UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Presiden No.33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Ekslusif;
3. Peraturan Presiden No.72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional;
4. Peraturan Presiden No.42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Perbaikan
Gizi;
5. Peraturan Presiden No.18 Tahun 2020 tentang RPJMN 2020-2024;
6. Permenkes RI Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi;
7. Peraturan Menteri Kesehatan No.23 Tahun 2014 tentang Upaya Perbaikan Gizi;
8. Peraturan Menteri Kesehatan No.41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi
Seimbang;
9. Peraturan Menteri Kesehatan No.39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga;
10. Peraturan Menteri Kesehatan No. 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
11. Peraturan Menteri Kesehatan No.4 Tahun 2019 tentang Standaar Minimal
Pelayanan di bidang Kesehatan;
12. Peraturan Menteri Kesehatan No.14 Tahun 2019 tentang Pelaksana teknis
surveilens Gizi;
13. Permenkes RI Nomor 26 Tahun 2013 Tentang Penyelenggaraan Pekerjaan dan
Praktik Tenaga Gizi;

4
14. Peraturan Menteri Kesehatan No.21 tahun 2020 Tentang Rencana strategi
Kementrian kesehatan tahun 2020-2024;
15. Peraturan Bupati Tegal Nomor 56 Tahun 2019 tentang Penanggulangan Gizi
buruk dan Stunting di Kabupaten Tegal.
16. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/Menkes/1919/2022 tentang
Perubahan kedua atasbKemenkes Nomor HK. 01.07 / Menkes/1182/2022
tentang Standar Alat Anthropometri dan alat Deteksi dii perkembangan anak
17. Keputusan Menteri Kesehatan No HK.01.07/Menkes/1928/2022 tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Stunting

5
BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber daya manusia pelaksana kegiatan pelayanan upaya gizi terdiri dari 1
orang.
B. Distribusi Ketenagaan
Kegiatan Lokasi Pelaksana
1. Kegiatan Pemberian Makanan Tambahan 8 desa Upaya Gizi, Bidan desa,
(PMT) Kader

2. Penyuluhan dan Konsultasi Gizi 8 desa Upaya Gizi

3. Pemberian Tablet tambah darah (fe) bagi ibu 8 desa Bidan Desa
hamil

4. Pemberian tablet Fe dan Vitamin A bagi ibu 8 desa Bidan Desa


nifas

5. Pemberian Vitamin A untuk bayi & balita 8 desa Bidan Desa, Kader Posyandu
6. Pelacakan Gizi Buruk 8 desa Upaya Gizi dan Bidan desa
7. Pemantauan Gizi buruk 8 desa Upaya Gizi

8. Operasi Timbang 8 desa Bidan Desa, Kader Posyandu


9. Validasi / Update data hasil op timbang 8 desa Upaya Gizi , Kader posyandu
10. Sosialisasi dan Distribusi tablet fe pada Ratri 25 Upaya Gizi, Prog UKS, PKPR
sekolah

11. Sosialisasi penggunaan Anthropometri 9 desa Upaya Gizi


terstandar

C. Jadwal Kegiatan
KEGIATAN POKOK JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
1. Kegiatan X X X X X X
Pemberian (PMT)
2. Penyuluhan dan X X X X X X X X X X X X
Konsultasi Gizi
3. Pemberian tablet X X X X X X X X X X X X
tambah darah (fe)
bagi ibu hamil
4. Pemberian tablet X X X X X X X X X X X X
Fe dan Vitamin A
untuk ibu nifas
5. Pemberian Vitamin X X
A bayi & balita
6. Pelacakan Gizi X X X X X
buruk
7. Pendampingan X X X X X
Gizi buruk

6
JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
KEGIATAN POKOK
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agst Sept Okt Nov Des
8. Operasi Timbang X X
9. Validaasi / Update X X
data hasil op
timbang
10. Sosialisasi dan X X X
Distribusi fe pada
Ratri
11. Sosialisasi X X X X X X X X X X
penggunaan alat
antropometri
terstandar

7
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Denah Ruang Pelayanan dalam gedung Puskesmas Lebaksiu

8
B. Standar Fasilitas
1. Ruang Konseling Gizi (Konseling Bersama)
a. Penuntun Diet : 1 buah
b. Standar Antropometri Penilaian Status Gizi Anak : 1 buah
c. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku I : 1 buah
d. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk Buku II : 1 buah
e. Timbangan Digital : 1 buah
f. Stadiometer : 1 buah
g. Timbangan bayi : 1 buah
h. Alat ukur panjang bayi : 1 buah
i. Leaflet -leaflet :
 Leaflet seputar pemberian ASI
 Leaflet 10 Pesan Gizi seimbang mewujudkan generasi sehat dan
poduktif
 Leaflet Gizi ibu hamil dan menyusui
 Leaflet Empat pilar untuk membangun gizi seimbang
 Leaflet Pemberian Makanan Bayi dan Anak (PMBA)
 Leaflet ibu bekerja pasti bias memberikan ASI
 Leaflet bagaimana menyusui bayi anda
 Leaflet Bagaimana memberikan makanan bayi setelah usia 6
bulan
j. Buku Pedoman Pelaksanaan Surveilans Gizi : 1 buah
k. Buku saku Asuhan gizi di Puskesmas : 1 buah
l. Buku saku Pencegahan dan tata laksana gizi buruk pada balita di
layanan rawat jalan : 1 buah
m.Buku Saku IMD : 2 buah
n. Buku Saku Pemberian ASI dan MP-ASI : 2 buah
o. Buku Pedoman Proses Asuhan gizi Puskesmas : 1 buah
p. Buku Pedoman pelatihan konseling PMBA ; 1 buah
q. Buku saku desa dalam penanganan stunting
r. Buku Panduan manajemen pemberian Taburia : 4 buah
s. Buku Panduan praktis pemberian Taburia bagi kader : 5 buah
t. Buku Materi penyuluhan Inisiasi menysu Dini : 1 buah
u. Buku materi Penyuluhan pemberian ASI dan MPASI : 1 buah
v. Buku KIA Kesehatan Ibu dan Anak 2021

2. Ruang Menyusui
a. Kursi : 2 buah
b. Meja / lemari : 1 buah
c. Kulkas : 1 buah
d. Kipas angin : 1 buah
e. Wastafel : 1 buah
f. Handscrap : 1 buah
g. Tempat sampah : 1 buah
a. Tissu : 1 buah
b. Konseling Kit : 1 buah
c. Media KIE ASI : ada

9
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Lingkup Pelayanan
Ruang lingkup kegiatan Pelayanan Upaya Gizi mencakup berbagai
upaya, meliputi antara lain :
1. Kegiatan Internal Puskesmas
a. Konsultasi gizi
b. Deteksi dini stunting pada bayi baru lahir
2. Kegiatan Eksternal Puskesmas
a. Pemantauan status gizi
b. Pemantauan pertumbuhan balita
c. Operasi timbang
d. Pemantauan ASI eksklusif
e. Pelacakan/pemantauan kasus gizi buruk
f. Pemberian vitamin A dosis tinggi Bayi dan Balita
g. Pemberian tablet tambah darah ibu hamil
h. Pemberian tablet tambah darah pada Remaja Putri
i. Pemberian vitamin A ibu nifas
j. PMT pemulihan balita dan ibu hamil KEK
k. Pemantauan PMT ibu hamil KEK, balita gizi kurang dan gizi buruk
l. Sosialisasi penggunaan alat antropometri terstandar
m.Penyuluhan / Konseling Gizi masyarakat

B. Metode Pelaksanaan
Metode yang digunakan dalam kegiatan upaya gizi yaitu :
1. Konsultasi gizi menggunakan metode bertanya, mendengarkan,
memuji, memberikan nasehat/anjuran sesuai diit pasien
2. Deteksi dini stunting pada bayi baru lahir adalah kegiatan deteksi dini
dengan menimbang dan mengukur bayi. Beresiko stunting jika bayi
BBLR (BB < 2500 gram) dan atau panjang badan < 48 bagi bayi laki-
laki dan < 47 bagi bayi perempuan
3. Pemantauan status gizi menggunakan metode membandingkan hasil
ukur BB, PB/TB balita dengan standar antropometri
4. Pemantauan pertumbuhan balita menggunakan metode melihat hasil
timbangan pada KMS
5. Operasi timbang menggunakan metode mengukur BB dan TB balita
6. Pemantauan ASI Eksklusif menggunakan metode wawancara
7. Pemantauan/ pelacakan kasus gizi buruk menggunakan metode tatap
muka, pengukuran antropometri
8. Distribusi/ pemberian vitamin A dosis tinggi menggunakan metode
memberikan vitamin A secara langsung, tidak langsung bagi balita
yang tidak hadir di posyandu
9. Pemberian tablet tambah darah ibu hamil menggunakan metode
pemberian tablet tambah darah secara langsung kepada sasaran saat
di Puskesmas/posyandu/PKD/Pustu

10
10. Pemberian tablet tambah darah pada remaja putri menggunakan
metode pemberian tablet tambah darah secara langsung kepada
sasaran pada saat petugas sedang berkunjung ke sekolah
11. PMT pemulihan balita menggunakan metode memberikan makanan
tambahan
12. PMT pemulihan ibu hamil KEK menggunakan metode memberikan
makanan tambahan
13. Sosialisasi alat Antropometri terstandar metode penyuluhan dan
praktek
14. Penyuluhan/ Konseling Gizi masyarakat menggunakan metode
ceramah dan diskusi serta edukasi gizi perorang atau per kasus

C. Langkah Kegiatan
1. Perencanaan
a. Merencanakan teknis kegiatan Upaya Gizi dengan lintas program
maupun lintas sektor terkait
b. Mengalokasikan anggaran untuk kegiatan Upaya Gizi yang bersumber
dari dana BOK
2. Persiapan
a. Persiapan dokumen, format, sarana prasarana, jadwal
b. Persiapan petugas/pelaksana kegiatan
3. Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan dengan ketepatan jadwal, waktu, sasaran
4. Pencatatan
Pencatatan hasil kegiatan dilakukan dengan merekap data hasil kegiatan
ke dalam blangko laporan yang telah ditentukan oleh Dinas Kesehatan.
5. Pelaporan
Pelaporan dilakukan setiap bulan sebelum tanggal 10 dalam format yang
telah ditentukan kepada Dinas Kesehatan.
6. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi dilakukan setiap bulan pada saat kegiatan pra lokmin UKM dan
6 bulan sekali dengan membandingkan jadwal pelaksanaan dan target
pencapaian apakah sudah sesuai atau belum dilakukan oleh petugas.
7. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Rencana tindak lanjut dilakukan setelah melakukan analisa dan evaluasi.
8. Tindak Lanjut
Tindak lanjut dilaksanakan disesuaikan dengan jadwal rencana tindak
lanjut.

11
BAB V
LOGISTIK

Kebutuhan dana dan logistik untuk pelaksanaan kegiatan Upaya Gizi


direncanakan dalam Dana BOK dan BLUD
Kebutuhan logistik antara lain :
1. Ruangan
Digunakan untuk Administasi program gizi, untuk konseling dilakukan di
ruang konseling bersama
2. Peralatan, media penyuluhan dan transportasi
Peralatan yang digunakan berupa leaflet, food model, timbangan Berat
badan, lenghtboard, stadiometer dll. Sedangkan transportasi memakai
Pusling yang tersedia di Puskesmas
3. Gudang
Obat gizi yang akan didistribusikan ke sasaran disimpan di gudang obat /
farmasi
4. Formulir pencatatan
Untuk pencatatan dan pendataan, alat bantu yang diperlukan adalah :
a. Buku register konseling Gizi
b. Formulir Asuhan Gizi
c. Formulir Pemberian Edukasi Gizi
d. Formulir Daftar penerimaan PMT balita dan Bumil KEK
e. Surat Bukti Barang
f. Laporan bulanan kegiatan upaya gizi

12
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN

Dalam rencana sampai dengan pelaksanaan kegiatan Upaya Gizi


perlu diperhatikan keselamatan sasaran dengan melakukan identifikasi risiko
terhadap segala kemungkinan yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan
kegiatan. Upaya pencegahan risiko terhadap sasaran harus dilakukan untuk
tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan

13
BAB VII
KESELAMATAN KERJA

Dalam perencanaan sampai dengan pelaksanaan kegiatan keselamatan


perlu diperhatikan keselamatan kerja karyawan Puskesmas dan lintas sektor
terkait dengan melakukan Identifikasi resiko terhadap segala kemungkinan
yang dapat terjadi pada saat pelaksanaan kegiatan . Upaya pencegahan
resiko harus dilakukan untuk tiap-tiap kegiatan yang akan dilaksanakan.

14
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

Kinerja pelaksanaan Upaya Gizi dimonitor dan evaluasi dengan


menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Ketepatan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan jadwal
2. Kesesuaian petugas yang melaksanakan kegiatan
3. Ketepatan metoda yang digunakan
4. Tercapainya indikator SPM Gizi
Permasalahan dibahas pada tiap pertemuan pra- lokmin dan lokakarya
mini tiap bulan

15
BAB IX
PENUTUP

Penyusunan buku Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas ini sebagai


pedoman petugas dalam melaksanakan pelayanan. Buku ini akan menjadi
pelengkap dari berbagai buku petunjuk teknis sesuai dengan jenis pelayanan
gizi yang diberikan. Oleh karena itu dalam penggunaan buku ini diharapkan
disertai dengan pemanfaatan buku petunjuk teknis yang relevan.
Buku ini juga sangat membantu dalam menyusun perencanaan
termasuk alokasi jumlah biaya yang diperlukan, pelaksanaan kegiatan dan
penilaian terhadap hasil kegiatan.Selain itu dengan buku pedoman ini
diharapkan dapat digunakan sebagai dasar advokasi bagi pemegang
kebijakan untuk peningkatan mutu pelayanan gizi di puskesmas.

16

Anda mungkin juga menyukai