Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang
Upaya perbaikan gizi masyarakat sebagaimana disebutkan dalam Undang -
Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola
konsumsi makanan, perbaikan perilaku sadar gizi, peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi serta kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan profesional di semua institusi pelayanan kesehatan. Salah satu
pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas baik
puskesmas rawat inap maupun puskesmas non rawat inap. Puskesmas dan
jejaringnya harus membina Upaya Kesehatan yang Berbasis Masyarakat
Upaya peningkatan gizi masyarakat dilakukan sepanjang siklus kehidupan.
Perhatian sungguh-sungguh diberikan pada periode kehamilan dan dua tahun
sesudahnya atau 1.000 Hari pertama kehidupan. Kekurangan gizi pada periode ini
dapat berakibat munculnya hambatan pada perkembangan kognitif, hambatan
pertumbuhan, dan hambatan pada metabolisme yang akan menetap sampai
dewasa. Dampak negatifnya adalah kecerdasan dan produktifitas rendah, tubuhnya
pendek, dan beresiko terserang penyakit kronis, seperti hipertensi, diabetes mellitus
dan penyakit jantung.
Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN Tahun 2020 - 2024,
menyatakan bahwa arah kebijakan pembangunan bidang kesehatan adalah
meningkatkan pelayanan kesehatan menuju cakupan kesehatan semesta terutama
penguatan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya
promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi, yang dicapai
melalui 5 (lima) strategi, yaitu : 1) Peningkatan kesehatan ibu, anak, KB dan
kesehatan reproduksi, 2) Percepatan perbaikan gizi masyarakat, 3) Peningkatan
pengendalian penyakit, 4) Pemberdayaan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat
(Germas), dan 5) Penguatan sistem kesehatan dan pengawasan obat dan makanan.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 dan tahun 2018,
menunjukkan terjadi penurunan prevalensi balita berat badan kurang dari 19,6 %
menjadi 17,7 %, penurunan prevalensi balita pendek dari 37,2 % menjadi 30,8 % dan

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 1


penurunan prevalensi balita gizi kurang (wasting) dari 12,1 % menjadi 10,2 %.
Namun demikian, capaian kinerja gizi masih kurang optimal seperti persentase ibu
hamil yang mendapat Tablet tambah Darah sebesar 73,2 % dan persentase balita
mendapat vitamin A sebesar 82,4 %. Hasil Riskesdas 2013 Provinsi Sumatera Barat
menunjukkan prevalensi balita stunting 31,24 % dan prevalensi Balita wasting 11,26
%. Sedangkan Riskesdas 2018 di Kota Solok menunjukkan prevalensi Balita stunting
21,2 % dan prevalensi Balita wasting 8,8 %.
Penurunan masalah gizi balita tidak diikuti oleh perbaikan masalah gizi pada
dewasa, hal ini ditunjukan dengan prevalensi obesitas pada kelompok usia diatas 18
tahun dan anemia pada ibu hamil yang mengalami peningkatan.
Percepatan perbaikan gizi masyarakat diprioritaskan pada percepatan
pencegahan stunting dengan target penurunan prevalensi stunting adalah 14 % dan
wasting 7 % di tahun 2024. Dalam rangka upaya penurunan stunting dan wasting
maka disusun Indikator Kinerja Program (IKP) dan Indikator Kinerja Kegiatan (IKK)
dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020 - 2024 yaitu : 1)
Persentase Bumil KEK (target 10 % tahun 2024), 2) Persentase kabupaten/kota
yang melaksanakan Surveilans Gizi (target 100% tahun 2024), 3) Persentase
Puskesmas mampu Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita (target 60% tahun 2024),
dan 4) Persentase bayi usia kurang dari 6 bulan mendapat ASI Ekslusif (target 60 %
tahun 2024). Untuk menjawab tantangan tersebut diperlukan kegiatan perbaikan gizi
masyarakat yang dimonitor dan di evaluasi secara berkala melalui surveilans gizi
yang meliputi indikator masalah gizi dan indikator kinerja program gizi. Dengan
demikian, salah satu upaya percepatan penurunan stunting dilakukan melalui
penguatan surveilans gizi.
Untuk memperoleh informasi capaian kinerja perbaikan gizi masyarakat secara
cepat, akurat, teratur, berkelanjutan dan dapat dipertanggung jawabkan, perlu
dilaksanakan kegiatan Surveilans Gizi oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Pusat. Oleh karena itu, diperlukan
panduan pelaksanaan teknis Surveilans Gizi sebagai acuan bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Pusat serta
pemangku kepentingan lainnya sehingga dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penanggulangan masalah gizi masyarakat.

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 2


1.2 Tujuan
a) Tujuan Umum :
Tersedianya acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di Puskesmas dan
jejaringnya.
b) Tujuan Khusus:
1) Tersedianya acuan tentang jenis pelayanan gizi, peran dan fungsi
ketenagaan, sarana dan prasarana di Puskesmas dan jejaringnya.
2) Tersedianya acuan untuk melaksanakan pelayanan gizi yang bermutu di
Puskesmas dan jejaringnya
3) Tersedianya acuan bagi tenaga gizi puskesmas untuk bekerja secara
profesional memberikan pelayanan gizi yang bermutu kepada pasien/
klien di Puskesmas dan jejarinya.
4) Tersedianya acuan monitoring dan evaluasi pelayanan gizi di puskesmas
dan jejaringnya

1.3 Manfaat
Dapat menjadi patokan atau acuan dalam melaksanakan pelayanan gizi di
puskesmas dan jejaringnya,

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 3


BAB II
RUANG LINGKUP

Adapun ruang lingkup pelayanan Kesehatan Gizi dibagi dalam dua macam
kegiatan, yaitu :
a) Pelayanan Gizi di dalam gedung
1) konseling gizi terkait penyakit dan faktor resikonya,
2) konseling ASI eklusif,
3) konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA),
4) Konseling faktor resiko penyakit tidak menular (PTM).
b) Pelayanan gizi di luar gedung
1) Edukasi Gizi/Penyuluhan dan Pembinaan,
2) Konseling ASI Eklusif dan PMBA,
3) Konseling Gizi di Posbindu pada penyaki tidak menular ( Posbindu PTM )
4) Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu,
5) Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A,
6) Pengelolaan Tablet tambah darah (TTD) untuk remaja, ibu hamil dan
Nifas,
7) Edukasi dalam rangka pencegahan anemi pada remaja putri dan WUS,
8) Pengelolaan MP-ASI dan PMT Pemulihan ,
9) Survailans Gizi,
10)Kerja sama Lintas Sektor dan lintas Program

Beberapa ketentuan perundang- undangan yang digunakan sebagai dasar


Penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. Undang – undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan
3. Peraturan Pemerintah nomor 33 tahun 2012 tentang Asi Eklusif
4. Peraturan Presiden nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
percepatan Perbaikan Gizi
5. Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 75 tahun 2013 tentang
angka kecukupan Gizi yang dianjurkan Bagi Bangsa Indonesia
6. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 26 tahun 2013 tentang Praktik
Tenaga Gizi

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 4


7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 23 tahun 2014 tentang upaya
perbaikan gizi
8. PeraturanPresidenNomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan
Penurunan Stunting
9. P e r a t u r a n P r e s i d e n N o m o r 1 8 T a h u n 2 0 1 9 t e n t a n g
R e n c a n a Pembangunan JangkaMenengah Nasional Tahun 2020 –
2024
10. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 14 tahun 2019
tentangpelaksanaanteknissurveilansgizi
11. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 2 tahun 2020
tentangStandarAntropometri Anak

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 5


BAB III
TATALAKSANA PELAYANAN GIZI

3.1 Pengertian
PelayanankesehatanGiziMasyarakatbertujuan untuk meningkatkan mutu gizi
perseorangan dan masyarakat, antara lain melalui perbaikan pola konsumsi
makanan, perbaikan perilaku sadar gizi dan peningkatan akses dan mutu
pelayanan gizi dan kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi.
Di masyarakat, upaya perbaikan gizi dilakukan oleh para petugas gizi
Puskesmas bersama-sama dengan masyarakat setempat. Kegiatannya
dilakukan di dalam gedung maupun di luar gedung dan bekerjasama dengan
lintas program maupun lintas sektor.

3.2 Teknis PelaksanaanKegiatan


a. Kegiatan di Dalam Gedung
1) Persiapan Ruangan
2) Pelayanan dengan alur
a) Pasien datang sendiri atau dirujuk dari strukturral Puskesmas
( Pustu, Posbindu atau sarana kesehatan lain).
b) Pasien mendaftar diloket pendaftaran Puskesmas
c) Pasien mendapatkan pelayanan kesehatan sesuai dengan masalah
kesehatannya Di poli umum/BP, Poli KIA, poli Gigi oleh petugas
medis atau para medis
d) Pasien Rawat jalan yang beresiko/ tidak resiko mengalami masalah
gizi akan Akan mendapatkan konseling gizi atas permintaan pasien
atau dari tenaga Medis yang sudah disertai dengan pemeriksaan
penunjang ( Laborat,Radiologi)
3) Melakukan tindakan yang diperlukan sesuai permasalahan yang
dihadapi pasien :
a) Klinik Gizi (Pojok gizi)
b) Konsultasi Gizi
c) Melaksanakan program kesehatan gizi masyarakat dengan sasaran
ibu hamil,
d) Ibu nifas, bayi dan balita

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 6


e) Bayi baru lahir mendapatkan IMD (Inisiasi Menyusui Dini ) dan
dengan
f) Promosi, motivasi ASI Eklusif
g) Pemberian tablet tambah darah (TTD) untuk ibu hamil
h) Pengukuran Lingkar Lengan atas (LILA) ibu hamil
i) Pemberian kapsul VIT A untuk bayi, Balita dan Bufas
j) Perawatan Gizi buruk yang ditemukan.
b. Kegiatan di luar gedung
1) Persiapan
Penjadwalan Kegiatan
2) Pelaksanaan :
a) Edukasi Gizi/Penyuluhan dan Pembinaan,
b) Konseling ASI Eklusif dan PMBA,
c) Konseling Gizi di Posbindu pada penyaki tidak menular ( Posbindu
PTM )
d) Pengelolaan Pemantauan Pertumbuhan di Posyandu,
e) Pengelolaan Pemberian Kapsul Vitamin A,
f) Pengelolaan Tablet tambah darah (TTD) untuk remaja, ibu hamil dan
Nifas,
g) Edukasi dalam rangka pencegahan anemi pada remaja putri dan
WUS,
h) Pengelolaan MP-ASI dan PMT Pemulihan ,
i) Survailans Gizi,
j) Kerja sama Lintas Sektor dan lintas Program

3.3 Strategi / Metode


Merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan kegiatan. Ada tiga
strategi yaitu :
a. Strategi advokasi .
Merupakan kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar membantu atau
mendukung pelaksanaan program. Advokasi adalah pendekatan kepada
pengambil keputusan dari berbagai tingkat dan sektor terkait dengan
kesehatan. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meyakinkan para pejabat
pembuat keputusan atau penentu kebijakan bahwa program kesehatan yang

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 7


akan dilaksanakan tersebut sangat penting oleh sebab itu perlu dukungan
kebijakan atau keputusan dari pejabat tersebut. Dukungan dari pejabat
pembuat keputusan dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat
instruksi, dana atau fasilitas lain..
b. Strategi kemitraan.
Tujuan dari kegiatan yang akan dilaksanakan dapat tercapai apabila ada
dukungan dari berbagai elemen yang ada di masyarakat. Dukungan dari
masyarakat dapat berasal dari unsur informal (tokoh agama dan tokoh adat)
yang mempunyai pengaruh dimasyarakat. Tujuannnya adalah agar para tokoh
masyarakat menjadi jembatan antara sektor kesehatan sebagai pelaksana
program dengan masyarakat sebagai penerima program kesehatan. Strategi
ini dapat dikatanan sebagai upaya membina suasana yang kondusif terhadap
kesehatan. Bentuk kegiatan dapat berupa pelatihan tokoh masyarakat,
seminar, lokakarya, bimbingan kepada tokoh masyarakat dan sebagainya.
c. Strategi pemberdayaan masyarakat.
Adalah strategi yang ditujukan kepada masyarakat secara langsung. Tujuan
utama pemberdayaan adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan
pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan antara lain
penyuluhan kesehatan, pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
dalam bentuk usaha untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Dengan
meningkatkan kemampuan ekonomi keluarga akan berdampak terhadap
kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan. Misalnya terbentuk dana sehat,
terbentuk pos obat desa, dan sebagainya.

3.4 Langkah Kegiatan


a. Perencanaan( P1)
Petugas merencanakan kegiatan gizi pada RKA, JKN (yang bersumber
dari dana JKN) dan atau melalui RKA,BOK yang bersumber dari dana
bantuan operasional kesehatan
b. Penggerakan dan Pelaksanaan (P2)
Pada kegiatan P2 petugas melakukan:
- Membuat jadwal kegiatan

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 8


- Mengkoordinasikan dengan bendahara JKN/Bendahara BOK
- Mengkoordinasikan dengan lintas program tentang kegiatan yang akan
dilaksanakan
- Melaksanakan kegiatan
c. Pengawasan, Pengendalian Penilaian ( P3 )
- Petugas mencatat hasil kegiatan dan melaporkan hasil kegiatan
- Petugas menganalisa hasil kegiatan
- Petugas membuat kajian pencapaian dan menindaklanjuti

Jadwal Kegiatan
1. Pengaturan kegiatan program gizi dilakukan Bersama oleh para pemegang
program dalam kegiatan lokakarya mini bulananmaupun
tigabulanan/lintassektor, denganpersetujuankepalapuskesmas.
2. Jadwal kegiatanprogram gizidibuatuntukjangkawaktusatutahun, dan di
breakdown dalamjadwalkegiatanbulanan dan dikoordinasikan pada
awalbulansebelumpelaksanaanjadwal.
3. Secarakeseluruhanjadwal dan perencanaankegiatanprogram gizi di
koordinasikan oleh KepalaPuskesmas.

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 9


BAB IV
DOKUMENTASI

Dalam pelayanan Kesehatan gizidiperlukandokumentasi agar


pelayananberjalandenganterarah dan mendapatkanhasilmaksimal. Adapun
pengdokumentasiandalampelayanangiziyaitu :

1. Kegiatan di Dalam Gedung :


Setelah selesai pelayanan, data – data pasien :
a. ditulisdalamBuku Register
b. membuatasuhangizi
c. di-input dalame- Puskesmasmelalui computer
2. Kegiatan di Luar Gedung :
a. BukuTugas Luar
b. Penyuluhan :
- Undangan
- Materi Penyuluhan
- Daftar Hadir
- NotulenPenyuluhan

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 10


BAB V
PENUTUP

Panduan pelaksanaan program gizi ini dibuat untuk memberikan petunjuk


dalam pelaksanaan kegiatanprogram gizidi Puskesmas Nan Balimo, penyusunan
panduan disesuaikan dengan kondisi riil yang ada di puskesmas, tentu saja masih
memerlukan inovasi-inovasi yang sesuai dengan panduan yang berlaku secara
nasional. Perubahan perbaikan, kesempurnaan masih diperlukan sesuai dengan
kebijakan, kesepakatan yang menuju pada hasil yang optimal.
Panduan ini digunakan sebagai acuan bagi petugasdalam melaksanakan
pelayanan program gizi di puskesmas agartidak terjadi penyimpangan atau
pengurangan dari kebijakan yang telah ditentukan.

Nutrisionis
Puskesmas Nan Balimo,

PanduanGizi Puskesmas Nan Balimo Kota SolokPage 11

Anda mungkin juga menyukai