Pelayanan Gizi
Kesehatan
Masyarakat
No. /
2023
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Tujuan........................................................................................ 1
BAB IV DOKUMENTASI.............................................................................. 14
i
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-Undang Nomor 39 tahun 2009 tentang kesehatan menyebutkan
tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan
masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui penyediaan pelayanan
kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi
di Puskesmas, baik rawat inap maupun rawat jalan.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi didalam
gedung dan di luar gedung. Pelayanan gizi didalam gedung umumnya bersifat
individual, dapat berupa pelayanan promotof, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan
didalam gedung juga meliputi perencanaan program pelayanan gizi yang akan
dilakukan diluar gedung. Sedangkan pelayanan diluar gedung umumnya
pelayanan pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif
dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi di Puskesmas , diperlukan
pelayanan yang bermutu sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal
dan mempercepat prses penyembuhan pasien. Pelayanan gizi yang bermutu
sesuai dengan pilar dalam pedoman gizi seimbang (PGS).
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komphensif di Puskesmas yang
meliputi dasar bagi pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka
mengatasi masalah gizi perorangan dan masyarakat diwilayah kerja
Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan gizi didalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya
b. Terlaksananya pelayanan gizi diluar gedung yang berkualitasdi
Puskesmas dan jejaringnya
c. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring, dan evaluasi yang bak
di Puskesmas dan jejaringnya
1
BAB 2
RUANG LINGKUP KEGIATAN
A. Definisi
Gizi masyarakat adalah ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan terutama
gizi di masyarakat, dikaitkan dengan permasalahan gizi yang muncul dalam
kelompok masyarakat yang menitikberatkan pada prevebtif dan promotif. Gizi
masyarakat tidak hanya menyangkut seputar masalah kesehatan khusunya gizi
namun juga menyangkut mengenai masalah ekonomi, sosial nudaya, pendidikan
kependudukan, dan sebagainya.
C. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan
peraturan perundang undangan pendukung. Beberapa ketentuan perundang-
undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. UU No. 23 Tahun 2022 tentang perlindungan anak
2. UU No. 29 Tahun 2004 tentang praktik kedokteran
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah
4. UU No. 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 2009 tentang kesehatan
6. Peraturan pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang pembagian urusan
pemerintah antar pemerintah, pemerintah antar daerah provinsi dan
pemerintah daerah kabupaten/kota
7. Peraturan Pemerintah No. 33 tahun 2012 tentang ASI Ekslusif
8. Peraturan Presiden No. 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional percepatan
Perbaikan Gizi
9. Peraturan Presiden No. 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1333 tahun 199 tentang Standar
Pelayanan Puskesmas Perawatan
11. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI No. 894/Menkes/SKB/VIII/2001
dan kepala Bidan Kepegawaian Negara No. 35 tahun 2001 tentang Petunjuk
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Nutrisionis dan Angka kreditnya
2
12. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 81 tahun 2004 tentang Pedoman
Penyusunan SDM kesehatan di Tingkat Provinsi, kabupaten /Kota, serta RS.
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 128/Menkes/SK/II/2004 tentang
Kebijkan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1995/Menkes/SK/XII/2010 tentang
Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Keputusan Menteri Kesehatan RI No.741/Menkes/SK/VII/2008 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota
16. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 75 Tahun 2013 tentang Angka
Kecukupan Gizi yang di ajnurkan bagi bangsa Indonesia
17. Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga
Gizi
3
BAB 3
TATA LAKSANA
4
usia dua tahun, menerapkan prilaku hidup bersih dan sehat agar terhindar
dari masalah gizi
b. Sasaran : Bayi/Balita yang bermasalah gizi usia 0-59 bulan
c. Lokasi : posyandu, Kelas Balita rumah balita
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam konseling ini disesuaikan dengan
situasi dan kondisi. Pelaksanaan kunjungan balita dengan masalah gizi
dilakukan dengan:
1) Merencanakan kegiatan kunjungan balita bermasalah gizi di wilayah
kerja Puskesmas Bukit Lamando
2) Mempersiapkan alat ukur yang akan digunakan untuk mengukur
kembali balita yang bermasalah gizi
3) Menyediakan materi dan media konseling yang akan digunakan
4) Melakukan kunjungan ke Posyandu, Kelas balita dan rumah balita
5) Melakukan pengukuran untuk memastikan kembali status gizi balita
tersebut
6) Memberikan konseling kepada sasaran sesuai permasalahan
individualnya
7) Memberikan edukasi terkait IMD, ASI Ekslusif, PMBA, Pemberian ASI
sampai usia dua tahun, dan PHBS
8) Memberi laporan bulanan pelaksanaan konseling diwilayah kerja
Puskesmas
9) Memantau setiap bulan perkembangan balita diposyandu untuk
memastikan status gizi balita tersebut
e. Target dari Kunjungan Balita bermasalah Gizi : Memberikan edukasi dan
konseling kepada ibu balita terkait pola asuh yang baik, menigkatkan
pengetahuan ibu balita tentang IMD, Asi Ekslusif, PMBA dan PHBS
sehingga dapat merubah dan meningkatkan perilaku dan sikap ibu untuk
memberikan pola asuh yang terbaik untuk anakanya agar terhindar dari
masalah gizi.
5
2) Membuat jadwal kunjungan
3) Melakukan kunjungan ke posyandu
4) Memantau pelaksanaan kegiatan posyandu
5) Mengevaluasi dan mengkonfirmasi hasil kegiatan pemantauan
pertumbuhan di posyandu
6) Memberikan pembinaan kepada kader posyandu dalam melaksanakan
pemantauan pertumbuhan, membina kader dalam menyiapka SKDN
serta membina dalam pencatatan dan pelaporan sehingga kader
mampu untuk melakukan pemantauan pertumbuhan di Posyandu
dengan baik dan benar
7) Melakukan simulasi dalam pemantauan pertumbuhan balita seperti
cara menimbang yang baik dan benar, pengisian KMS, dan
penvcatatan dan pelaporan di Posyandu untuk meningkatkan wawasan
kader posyandu dalam melaksanakan kegiatan di Posyandu
8) Memantau RTL untuk kegiatan posyandu selanjutnya
9) Menyusun laporan hasil kegiatan pertumbuhan di posyandu
e. Target yang di ingikan adalah semua kader posyandu dapat melakukan
kegiatan pemantauan pertumbuhan (status gizi) balita dengan baik dan
benar., mampu melakukan pencatatan dan pelaporan yang baik dan
benar, dapat memberikan konseling dan penyuluhan dini kepada
msyarakat jika ditemukan masalah pertumbuhan pada balita dan mampu
melakukan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan posyandu.
6
a) Melaksanakan kegiatan dengan mendampingi keluarga balita yang
bermasalah gizi, dengan memberikan rujukan apabila dianggap
b) Selalu memantau pertumbuhan dan perkembangan balita yang
bermaslah gizi tersebut
e. Target adalah semua bayi dan balita yang bermasalah gizi usia 0-69 bulan
yang stunting/gizi buruk dan gannguan pertumbuhan dan perkembangan
lainya.
7
6. Jambore Kader Posyandu
a. Tujuan kegiatan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan wawasan
kader posyandu dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna
memberdayakan masyarakat diwilayah kerja puskesmas bukit lamando
b. Sasaran kegiatan ini adalah kader Posyandu, dan Kader Pembangunan
Masyarakat (KPM)
c. pelaksanaan kegiatan ini di Puskesmas Bukit Lamando
d. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam Jambore Kader Posyandu adalah
mengadakan pelatihan untuk kader posyandu dan KPM untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dibidang kesehatan agar
kualitas poysandu lebih baik lagi sehingga bisa membantu menyelesaikan
masalah status gizi anak
e. Target yang ingin dicapai adalah kader posyandu dan KPM bisa
mengaplikasikan apa yang sudah didapatkan selama pelatihan, sehingga
balita yang bermasalah gizi di wilayah kerja puskesamas bukit lamando
bisa berkurang.
8
4. Memberikan materi kepada peserta kegiatan tim pelaksana dalam
penyiapan pemberian makanan tambahan berbasis pangan lokal bagi
ibu hami kek dan balita gizi kurang didesa
5. Peserta kegiatan mulai melakukan kegiatan tersebut
e. Target dalam kegiatan ini adalah semua kader posyandu dan KPM
diwilayah kerja Puskesmas Bukit lamando.
9. Surveilans Gizi
Kegiatan surveilans gizi meliputi kegiatan pengumpulan dan pengolahan
data yang dilakukan secara terus menerus, penyajian serta diseminasi
informasi bagi kepala puskesmas serta lintas program dan lintas sector terkait
ditingkat kecamatan. Informasi dari kegiatan surveilans gizi dimanfaatkan
untuk melakukan tindakan secara maupun untuk perencanaan program
jangka pendek, menengah, maupun jangka panjang. Sebagai acuan bagi
petugas gizi puskesmas dalam melakukan surveilans gizi bisa menggunakan
buku surveilans gizi, Kementrian Kesehatan RI, 2014.
a. Tujuan
1) Tersedianya informasi berkaladan terus menerus tentang besaran
masalah gizi dan perkembangan masyarakat
9
2) Tersedianya informasi yang dapat digunakan untuk
mengetahuipenyebab masalah gizi dan faktor-faktor terkait
3) Tersedianya informasi kecenderungan masalah gizi disuatu daerah
4) Menyediakan informasi intervensi yang paling tepat untuk dilakukan
(bentuk, sasaran, dan tempat)
b. Lingkup data surveilans gizi antara lain:
1) Data status gizi
2) Data konsumsi gizi
3) Data konsumsi makanan
4) Data cakupan program gizi
c. Sasaran : bayi, balita,anakusia sekolah, remaja, WUS, ibu hamil, ibu
menyusui, pekerja, serta lansia
d. Dalam pelaksanaan surveilans gizi, tenaga gizi puskesmas berkoordinasi
dengan tenaga surveilans di Puskesmas dengan fungsi antara lain:
1) Merencanakan surveilans mulai dari lokasi, metode/cara melakukan,
dan penggunaan data
2) Melakukan surveilans gizi meliputi: mengumpulkan data, melaksanakan
diseminasi informasi
3) Membina kader posyandu dalam pencatatan dan pelaporan kegiatan
gizi di posyandu
4) Membuat laporan surveilans gizi
e. Contoh kegiatan dalam surveians gizi antara lain:
1) Pemantauan status gizi PSG)
a) Tujuan : mengetahui ststus gizi masyarakat sebagai bahan
perencanaan
b) Saran : disesuaikan dengan kebutuhan setempat (bayi, balita, anak
usia sekolah, remaja, WUS, Ibu hami, ibu menyusui, pekerja, serta
lansia)
2) Pemantauan wilayah setempat (PWS)
a) Tujuan: tersidianya informasi secara terus menerus, cepat, tepat,
dan akuratsebagai dasar penentuan tindakan dalam upaya untuk
pencegahan dan pergaulan masalah gizi, serta membantu situasi
pangan dan gizi antar desa kelurahan dalam satu kecamatan.
b) Saran : lintas program dan lintas sector ditingkat kecamatan
diwilayah kerja Puskesmas
3) Sistem kewaspadaan dini-kejadian luar biasa- SKD-KLB gizi buruk
a) Tujuan : mengantisipasi kejadian luar biasa gizi buruk disuatu
wilayah pada kurun waktu tertentu
10
b) Saran : balita dan keluarganya, posyandu
4) Pemantauan konsumsi garam beryodium di rumah tangga
a) Tujuan : memperoleh gambaran berkala tentang cakupan konsumsi
garam beryodium yang memenuhi syarat di masyarakat.
dilaksanakan setiap satu tahun sekali
b) Saran : rumah tangga
11
Desa/Kelurahan, program KIA, bidan coordinator, tenaga sanitarian,
tenaga promosi kesehatan, perawat sanitarian, juru imunisasi, dan lain-lain
c. Fungsi tenaga gizi puskesmas dalam kerja sama lintas sector dan lintas
program adalah :
1) Merencakan kegiatan sensitive yang memerlukan kerja sama
2) Mengidentifikasi sector dan program yang perlu kerja sama
3) Melakukan perteuan untuk menggalang komitmen kerja sama
4) Melakukan koordinasi dalam melakukan indikator-indikator keberhasilan
kerja sama
5) Mengkoordinasika pelaksanaan kerja sama
6) Membuat laporan hasil kerja sama
12
BAB IV
DOKUMENTASI
MASTON, S.Kep.,Ns.
NIP. 19890115 201904 1 001
13