Anda di halaman 1dari 13

Makalah Program Gizi Masyarakat, PM dan PTM

Disusun Oleh:
Kelompok 4

Rahmi Santi Gusfni


Diva Sandyra
Oktariani Aulia Wilmar
Putri Rahmawati
Muhamad Abdul Wakhid
Fira Afdila
Vetri Lusiana

Dosen Pembimbing:
Ns. Millia Anggraini , S.Kep. M.KM

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKes PERINTIS PADANG
2019/2020
Kata Pengantar

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillahi rabbil‘alamin, dengan segala kerendahan hati, kami panjatkan puji dan
syukur kehadirat Allah SWT,karena atas limpahan rahmat dan karunianya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Program gizi masyarakat”. Tak lupa kami juga berterima
kasih kepada Ns.Millia Anggraini, S.Kep.K,KM selaku Dosen pembimbing yang sudah
memberikan tugas ini.
Kami selaku penulis berharap semoga kelak makalah ini dapat berguna dan juga
bermanfaat serta menambah wawasan tentang pengetahuan kita semua tentang pentingnya
Mempelajari gizi masyarakat. Dalam pembuatan makalah ini kami sangat menyadari masih
sangat banyak terdapat kekurangan di sana sini dan masih butuh saran untuk perbaikannya.

 Akhir kata, semoga makalah yang sederhana bisa dengan mudah di mengerti dan dapat
di pahami maknanya.Kami minta maaf bila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini,
serta bila ada kalimat yang kurang berkenan di hati pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Penyusun

Bukittinggi, 12 Mei 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1

A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Tujuan ........................................................................................................... 1`

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3

A. Definisi........................................................................................................... 3
B. Ruang lingkup kegiatan................................................................................. 3
C. Landasan hukum ........................................................................................... 3
D. Program Gizi Masayarkat............................................................................... 4
E. Program Gizi Masyarakat PTM...................................................................... 7

BAB III PENUTUP.................................................................................................. 8

A. Kesimpulan.................................................................................................... 8
B. Saran.............................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, besaran masalah gizi pada balita di Indonesia
yaitu 19,6% gizi kurang, diantaranya 5.7% gizi buruk, gizi lebih 11,9%, stunting  (pendek)
37,2%. Proporsi gemuk menurut kelompok umur, terdapat angka tertinggi baik pada balita perempuan dan
laki-laki pada periode umur 0-5 bulan dan 6-11 bulan dibandingkan kelompok umur lain.
Hal ini menunjukkan bahwa sampai saat ini masih banyak masyarakat khususnya ibu balita yang
mempunyai persepsi tidak benar terhadap balita gemuk. Data masalah Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium (GAKI) berdasarkan hasil survei nasional tahun 2003 sebesar 11,1% dan menurut
hasil Riskesdas 2013, anemia pada ibu hamil sebesar 37,1%.
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah
untuk meningkatkan mutu gizi perorangan dan masyarakat. Mutu gizi akan tercapai antara lain melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermutu dan profesional disemua institusi pelayanan kesehatan.
Salah satu pelayanan kesehatan yang penting adalah pelayanan gizi di Puskesmas, baik pada Puskesmas
Rawat Inap maupun pada Puskesmas Non Rawat Inap.
Pelayanan gizi di Puskesmas terdiri dari kegiatan pelayanan gizi didalam gedung dan di luar gedung.
Pelayanan gizi di dalam gedung umumnya bersifat individual, dapat berupa pelayanan promotif,
preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Kegiatan di dalam gedung juga meliputi perencanaan
program pelayanan gizi yang akan dilakukan diluar gedung. Sedangkan pelayanan gizi diluar gedung
umumnya pelayanan pelaksanaan pelayanan gizi pada kelompok dan masyarakat dalam bentuk promotif
dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayana gizi di Puskesmas, diperlukan pelayanan yang bermutu
sehingga dapat menghasilkan status gizi yang optimal dan mempercepat proses penyembuhan pasien.
Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan untuk melaksanakan palayanan gizi
yang bermutu sesuai dengan pilar dalam Pedoman Gizi Seimbang (PGS).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terciptanya sistem pelayanan gizi yang komperhensif di Puskesmas yang menjadi dasar bagi
pelaksanaan pelayanan gizi yang bermutu dalam rangka mengatasi masalah gizi perorangan dan
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya pelayanan gizi di dalam gedung yang berkualitas di Puskesmas dan  jejaringnya
b. Terlaksananya pelayanan gizi diluar gedung yang berkualitas di Puskesmas dan  jejaringnya.
c. Terlaksanya pencatatan, pelaporan, monitoring, dan evaluasi yang baik dipuskesmas dan
jejaringnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defenisi
Gizi masyarakat adalah ilmu yang mempelajari mengenai kesehatan terutama gizi di masyarakat,
dikaitkan dengan permasalahan gizi yang muncul dalam kelompok masyarakat yang menitikberatkan
pada preventif dan promotif. Gizi masyarakat tidak hanya menyangkut seputar masalah kesehatan
khususnya gizi namun juga menyangkut mengenai masalah ekonomi, sosial budaya, pendidikan
kependudukan dan sebagainya.
B. Ruang Lingkup Kegiatan
1. Pelayanan Gizi di Luar Gedung
2. Pencatatan dan Pelaporan
3. Monitoring dan Evaluasi
C. Landasan Hukum
Sebagai dasar penyelenggaraan pelayanan gizi di Puskesmas diperlukan peraturan perundang-
undangan pendukug. Beberapa ketentuan perundang-undangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
1. UU No 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak
2. UU No 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
3. UU No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
4. UU No 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
5. Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 2009 tentang Kesehatan
6. Peraturan Pemerintah No 38 Tahun 2007 tentang Pembagian urusan Pemerintah antar Pemerintah,
Pemerintah antar Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
7. Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012 tentang ASI Ekslusif
8. Peraturan Presiden No 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan
Gizi
9. Peraturan Presiden No 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional
10. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1333 tahun 1999 tentang Standar Pelayanan Puskesmas
Perawatan
11. Keputusan bersama Menteri Kesehatan RI No 894/Menkes/SKB/VIII/2001 dan Kepala
Badan Kepegawaian Negara No 35 Tahun 2001 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Nutrisionis dan Angka Kreditnya.
12. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81 tahun 2004 tentang Pedoman Penyusunan SDM Kesehatan
Di Tingkat Provinsi, Kabupaten/Kota Serta RS
13. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 128/Menkes/SK/II/2004 tentang Kebijakan Dasar Pusat
Kesehatan Masyarakat
14. Keputusan Menteri Kesehatan RI No 1995/MENKES/SK/XII/2010 tentang Kebijakan
Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
15. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 741/Menkes/SK/VII/2008 tentang Standar Pelayanan
Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota.
16. Peraturan Menteri Kesehatan RI No 75 Tahun 2013 tentang angka Kecukupan Gizi yang dianjurkan
Bagi Bangsa Indonesia
17. Peraturan Menteri Kesehatan No 26 Tahun 2013 tentang Praktik Tenaga Gizi
D. Program gizi masyarakat
Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat (PGBM) merupakan upaya yang dilakukan masyarakat
untuk mengatasi masalah gizi yang dihadapi dengan dibantu oleh tenaga gizi puskesmas dan tenaga
kesehatan lainnya. Pendirian PGBM tergantung kepada besaran masalah gizi di daerah.Dalam
pelaksanaan PGBM dapat merujuk kepada besaran masalah gizi di daerah.
Dalam pelaksanaan PGBM dapat merujuk buku pedoman pelayanan gizi buruk Kementerian
Kesehatan 2011.
1. Tujuan kegiatan ini adalah untuk meningkatkan status gizi balita
2. Sasaran kegiatan ini adalah balita BGM dan balita gizi buruk tanpa komplikasi
3. Lokasi pelaksanaan kegiatan ini di panti/pos pemulihan gizi
4. Dalam pelaksanaan kegiatan pemulihan gizi berbasis masyarakat, ahli gizi memiliki peranan :
a. Menentukan wilayah dan jumlah balita BGM/Gizi buruk disuatu wilayah kec. XXX berdasarkan
data laporan bulan yang diberikan bidan kelurahan dari hasil laporan kader Posyandu.
b. Merencanakan kegiatan PGBM seperti Pembinaan keluarga BGM, dan Pos gizi (Monev Pos
Gizi)
c. Membuat jadwal kegiatan PGBM
d. Petugas kesehatan memberikan bimbingan teknis kepada kader sebelum melaksanakan kegiatan
perbaikan gizi di Pos Pemulihan Gizi Berbasis masyarakat
e. Melaksanakan kegiatan PGBM. Dimana kader sebagai motivator bertugas yang memberikan
motivasi untuk meningkatkan pengetahuan orang tua balita mengenai Pemberian Makanan Bayi
dan Anak yang sehat dan bergizi seimbang dan PHBS. Sedangkan petugas kesehatan sebagai
pembina atau Fasilitator yang memantau dan mengevaluasi kegiatan PGBM.
f. Pemeriksaan kesehatan dan status gizi balita dilakukan oleh petugas kesehatan dan
dibantu oleh kader.
g. Selain pemberian materi konseling atau penyuluhan dilakukan juga kegiatan pemberian makanan
dan makanan bersama seluruh balita BGM di wilayah setempat.
h. Menyusun laporan pelaksanaan program perbaikan gizi
i. Mengevaluasi hasil kegiatan PGBM
j. Melakukan pemantauan atau monitoring terhadap status gizi balita yang dilihat dari
indikator BB/PB atau BB/TB.
5. Target dalam kegiatan Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat adalah Semua Balita Gizi Buruk di
wilayah kec. XXX mendapatkan penanganan dan perawatan melalui program Pemulihan Gizi
Berbasis Masyarakat sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan status gizi balita.
6. Evaluasi dan Monitoring PGBM (Pemulihan Gizi Berbasis Masyarakat)
a. Input :
1) Petugas kesehatan dan kader sebagai tenaga pelaksana program Pemulihan Gizi Berbasis
Masyarakat, dengan cara melihat keterlibatan tenaga penyuluh dari perencanaan kegiatan,
persiapan pelaksanaan kegiatan, pelaksanaan kegiatan hingga kegiatan monev. Selain itu
dievaluasi juga bagaimana pemenuhan kompetensi petugas dibandingkan dengan standar
kompetensi yang telah ditetapkan oleh kementrian kesehatan.
2) Jumlah balita gizi buruk di wilayah kec. XXX, jumlah balita gibur ini didapatkan
dari hasil pelacakan gizi buruk, laporan Posyandu, lapran bidan kelurahan yang dimasukkan
ke dalam data kohort balita gizi buruk yang dilaporkan ke Puskesmas Kecamatan dan
dievaluasi setelah mendapatkan laporan data gizi buruk setiap minggu dan setiap bulan dengan
melakukan kunjungan rumah da pemeriksaan/rujukan ke Puskesmas kecamatan atau
Rumah Sakit.
3) Ruang / tempat sebagai Pos kegiatan PGBM, dengan cara menentukan ruangan / tempat
terselenggaranya kegiatan PGBM. Selain itu, evaluasi dilakukan dengan cara melihat respon
dari peserta apakah ruangan tersebut nyaman digunakan untuk melaksanakan kegiatan
PGBM.
4) Alat ukur antropometri, dengan melihat ketersediaan alat ukur antropometri yang
tersedia di Posyandu masing-masing dan kondisi alat. Bisa menggunakan form
inventaris barang. Evaluasi dilakukan sebulan sekali untuk melihat apakah jumlah alat
antropometri tersebut berkurang atau bertambah dan bagaimana kondisi alat tersebut dan
dibuat hasil laporan inventaris atau stock barang.
5) Materi edukasi, dengan cara menentukan materi atau topik yang akan disampaikan
berdasarkan permasalahan gizi yang ada di masyarakat. Selain itu evaluasi dilakukan dengan
melihat ketepatan materi atau topik yang disampaikan dengan permasalahan gizi yang ada di
masyarakat dan seberapa besar pemahaman masyarakat mengenai materi penyuluhan yang
telah disampaikan.
6) Media edukasi, dengan cara menentukan media yang akan digunakan dalam edukasi dengan
melihat ke efektifan dan efisiensi dalam penggunaan media tersebut dalam menyampaikan
pembinaan/edukasi. Evaluasi dilakukan dengan melihat ke efektifan dan efisiensi penggunaan
media terhadap daya tangkap masyarakat mengenai materi edukasi. 7) Metode pelaksanaan
kegiatan, cara menentukan metode yang akan dipakai saat edukasi. Selain itu, evaluasi
dilakukan dengan melihat ketepatan metode edukasi yang digunakan terhadap daya tangkap
masyarakat mengenai materi pembinaan/edukasi
b. Proses :
Data jumlah anak gizi buruk yang ada di wilayah kerja Puskesmas yang mendapatkan
penanganan di PGBM per bulan dan per tahun per bulan dan per tahun. Monitoring dilakukan
dengan melihat data jumlah bayi dan balita gizi buruk tanpa komplikasi berdasarkan data
pelacakan gizi buruk, hasil pemeriksaan kesehatan/laboraorium, pemgukuran BB dan TB dan
laporan kohort balita gizi buruk. Evaluasi dilakukan dengan melakukan kunjungan rumah,
pemberian PMT atau Formula (F-100), dan pemeriksaan kesehatahan berkala setiap minggu
bahkan bulan sekali.
c. Output :
1) Cakupan persentase jumlah anak gizi buruk yang mendapatkan penanganan di PGBM,
dimonitoring dan dievaluasi per bulan setelah dilakukan intervensi penanganan balita gizi
buruk berupa pemberian PMT/Formula (F-100), edukasi, pemeriksaan
kesehatan/laboratorium. Kemudian hasilnya dievaluasi adakah peningkatan atau
penururan kondisi kesehatan (status gizi) lalu dipersentasekan dan dibandingkan antara jumlah
seluruh balita gizi buruk yang ada di wilayah kecamatan XXX dengan balita gizi buruk yang
telah mendapatkan penanganan di PGBM. Kemudian hasil persentase ini akan dipaparkan
dan dilaporkan ke Dinas Kesehatan.
2) Laporan hasil kegiatan PGBM, merupakan salah satu bentuk monitoring
pelaksanaan kegiatan kegiatan PGBM (terutama gizi buruk) yang dilengkapi dengan
data hasil pelacakan gizi buruk, data laporan Posyandu, laporan kohort gizi buruk, data hasil
pemeriksaan kesehatan/laboratorium, pengukuran antropometri, from pemantauan
status gizi (BB & TB), buku pencatatan dan pelaporan penerimaan formula (F-100).
Hasil laporan ini di laporkan setiap bulan dan evaluasi dengan melihat jumlah balita gibur
yang mendapatkan penanganan dibadingkan dengan jumlah balita gibur di wilayah XXX, dan
peningkatan status gizi balita gibur yang mendapatkan penangana.
d. Outcome :
Adanya perubaan sikap dan perilaku dalam pola asuh yang diterapkan keluarga atau
pengasuh (orang tua) dalam melakukan penanganan dan perawatan balitanya terutama yang
mengalami BGM dan gizi buruk sehingga dapat meningkatkan kondisi kesehatan dan status gizi
balita. Hal ini dapat dipantau dengan melakukan wawancara atau keterangan dari pengasuh,
keluarga, masyarakat setempat dan kader serta observasi langsung terhadap pola asuh
yang diterapkan kepada balita.
E. Program gizi masyarakat PTM
Konseling Gizi melalui Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu
PTM).
1. Tujuan
Mencegah dan mengendalikan factor risiko PTM berbasis masyarakat sesuai dengan sumber
daya dan kebiasaan masyrakat agar masyarakat dapat mawas diri (awareness) terhadap factor
risiko PTM.
2. Sasaran
Masyarakat sehat, berisiko dan penyandang PTM berusia > 15 tahun.
3. Lokasi
Posbindu PTM, institusi pendidikan, di tempat tinggal dalam wadah desa yang dilakukan minimal 1x
dalam sebulan.
4. Peran tenaga gizi puskesmas Posbindu PTM
Sebagai konselor gizi terkait faktor resiko PTM yang ditemukan saat pemeriksaan kesehatan oleh
tenaga medis
5. Konseling gizi dilakukan dengan tahapan :
a. Menyiapkanmateri konseling gizi yang akan disampaikan kepada masyarakat seputar Penyakit
Tidak Menular (seperti diet untuk penyakit yang tergolong PTM)
b. Menyediakan media yang akan digunakan saat konseling gizi
c. Menyediakan form atau catatan asuhan gizi pasien
d. Mengisi form atau catatan asuhan gizi pasien
e. Melakukan konseling gizi sesuai dengan materi atau topik permasalahan pasien dengan
menggunakan alat bantu media penyuluhan
f. Membuka sesi diskusi/tanya jawab untuk pasien
g. Pasien diminta untuk mengulangi inti materi yang disampaikan oleh Ahli gizi sebagai bahan untuk
mengevaluasi pengetahuan dan pemahaman pasien seputar diet yang akan dijalankan
h. Membuat evaluasi hasil kegiatan
i. Membuat laporan hasil kegiatan
6. Target dari kegiatan konseling gizi
Meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam mencegah dan mengendalikan faktor resiko
PTM dengan menerapkan Diet terkait penyakit PTM yang diderita sehingga dapat merubah sikap
dan perilaku (pola makan) agar sesuai dengan diet yang harus dijalani sehingga dapat mempertahankan
atau meningkatkan kondisi kesehatan menjadi lebih baik dan mencegah adanya komplikasi penyakit
lainnya
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Program pembinaan Gizi dimasyarakat bertujuan untuk meningkatkan status gizi
dimasyarakat dengan cara menanamkan beberapa cara seperti Program 4Sehat5
Sempurna. Program Pengembangan kota Sehat bertujuan untuk membuat suatu wilayah
yang bersih, nyaman, aman, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan
mengoptimalkan potensi ekonomi masyarakat yang saling mendukung.
B. Saran
Diharapkan bagi pembaca, agar dapat menyerap manfaat yang sebesar-besarnya dari
makalah ini tercapai dengan baik. Penyusun juga mengharap kritik atau saran dari
pembaca sehingga dapat mewujudkan makalah ini lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

http://syair79.wordpress.com/2010/07/05/evaluasi-pelaksanaan-program-perbaikan-
gizi-masyarakat-dalam-mencapai-visi-misi-indonesia-sehat-2010-di-kota-kendari-tahun-
2010/

http://astaqauliyah.com/2010/05/makalah-gizi-analisis-situasi-gizi-dan-kesehatan-
masyarakat/

http://one.indoskripsi.com/click/12275/0

Anda mungkin juga menyukai