7. Mineral tinggi, terutama zat besi, seng ,natrium, kalium, kalsium,
fosfor,& magnesium. Sebagian mineral diberikan dlm bentuk
suplemen.
8. Cairan tinggi. Akibat luka bakar tjd kehilangan cairan & elektrolit
scr intensif. Pd 48 jam pertama, pemberian cairan ditujukan u/
mengganti cairan yg hilang agar tdk tjd shock
PRINSIP DIET LUKA BAKAR
1. Kebutuhan kalori dpt dihitung dg menggunakan rumus
Ireton-Jones, sementara kebutuhan proteinnya dpa
diperkirakan berdasarkan rasio kalori thdp nitrogen/
jmlh protein yg dibutuhkan pd masing-masing keadaan.
2. Terapi imunonutrisi dpt dilakukan dg memberikan
suplemen preparat enteral yg mengandung glutamin,
arginin& asam lemak omega 3. Glutamin & arginin
mrpkn asam-asam amino yg dlam keadaan sehat
tergolong non-esensial tetapi pd keadaan stres berat
akan mjd asam-asam amino esensial. Kadar glutamin&
arginin yg memadai akan mengendalikan respon
inflamasi& mempercepat proses penyembuhan
lanjutan
3. Pemberian cairan dilakukan berdasarkan
jmlh darah yg hilang dg ditambah jumlah
keluar urine serta feses& insensible
waterloss.
4. Pemberian suplemen vitamin& mineral
diperlukan pd trauma, luka bakar&
pembedahan. Vitamin C dg takaran 500-
1000 mg/hari diperlukan u/ pembentukan
kolagen bagi proses kesembuhan luka yg
optimal.
JENIS DIET DAN INDIKASI
1. Diet Luka Bakar I
Diet Luka Bakar I diberikan pd pasien luka bakar
berupa cairan Air Gula Garam Soda (AGGS)&
Makanan Cair Penuh dg pengaturan:
a. 0-8 jam pertama sampai residu lambung kosong
diberi AGGS& Makanan Cair Penuh ½ kkal/ml, dg
cara drip (tetes) dg kecepatan 50 ml/jam.
b. 8-16 jam kemudian, jmlh energi per ml
ditingkatkan menjadi 1 kkal/ml dg kecepatan yg
sama.
lanjutan
c. 16-24 jam kemudian, apabila tdk kembung&
muntah, energi ditingkatkan menjadi 1
kkal/ml dg kecepatan 50-75 ml/menit. Diatas
24 jam bila tdk ada keluhan kecepatan
pemberian makanan dinaikkan s.d100
ml/menit.
d. Apabila ada keluhan kembung& mual,
AAGS & Makanan Cair Penuh diberikan dlm
keadaan dingin. Apabila muntah, pemberian
makanan dihentikan selama 2 jam.
2. Diet Luka Bakar II