Anda di halaman 1dari 26

KEKURANGAN ENERGI PROTEIN (KEP)

KELOMPOK 6 MULIANI K11109 001 ARWINDA WULANDARI K11109 104 WAODE DITA ARLIANA K11109 012 YUSNITA MAANI K11109 022 NUR NASRATULHAERA HILAL K11109 265 ASRUDDIN ANUR K11108 301 MUH. RAIS K11108 330 ELINA MARIA H.J K111 08 528 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

PENGERTIAN
Kekurangan energi protein (KEP) adalah : keadaan kurang gizi yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi Energi dan Protein dalam makanan sehari-hari sehingga tidak memenuhi angka kecukupan gizi (AKG) (Depkes,2004)

mariapoppyherlianty@gmail.com

DETERMINAN

PENYEBAB KEP

Penyebab langsung dari KEP adalah kekurangan kalori protein.

Sediaoetomo (1999): KEP disebabkan asupan makanan yang kurang dan penyakit / kelainan yang diderita anak, contoh: penyakit infeksi, malabsorbsi dll.
mariapoppyherlianty@gmail.com

PENYEBAB KEP

Penyebab tak langsung dari KEP sangat banyak multifaktorial. Disebabkan karena penyerapan protein terganggu, seperti pada keadaan diare kronik, kehilangan protein abnormal pada proteinuria (nefrosis), infeksi perdarahan atau luka bakar, dan gagal mensintesis protein seperti pada keadaan penyakit hati kronik, faktor ekonomi, faktor fasilitas perumahan dan sanitasi, faktor pendidikan dan pengetahuan, faktor fasilitas pelayanan kesehatan, faktor pertanian dan lain-lain.

mariapoppyherlianty@gmail.com

Penyebab Masalah Gizi (UNICEF, 1998)

GIZI KURANG

Penyebab Langsung

Penyebab Tidak Langsung

Ketersediaan Pangan di tingkat RT

Asuhan Ibu Dan Anak

Pelayanan Kesehatan

Penyebab Utama

Akar Masalah

MARASMUS

mariapoppyherlianty@gmail.com

INDIKATOR

DIAGNOSIS KEP

Berdasarkan gambaran klinis dan pemeriksaan antropometri (BB dan TB) dan dibandingkan dengan angka standar (anak yang normal).
Puskesmas umumnya menggunakan BB/U.
mariapoppyherlianty@gmail.com

Tabel 1 Klasifikasi Status Gizi berdasarkan Baku WHO-NCHS

Indikator BB/ U (WAZ = Weight for Age Z-score) TB/ U (HAZ= Height for Age Z-score)

Status Gizi Gizi lebih Gizi Baik Gizi Kurang Gizi Buruk Normal Pendek

Cut off Point >2,0 SD baku WHO-NCHS - 2,0 SD s/ d + 2 SD < - 2,0 SD < - 3 SD >= -2,0 SD baku WHO-NCHS < - 2,0 SD

BB/ TB (WHZ= Gemuk > 2,0 SD baku WHO-NCHS Weight for Height Normal - 2,0 SD s/ d + 2 SD Z-score Kurus/ wasted < - 2 SD Sangat Kurus < - 3 SD Sumber : Jahari AB, et al. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VII, LIPI, 2000 : 113.

DIAGNOSIS .....

Status gizi didasarkan pada asumsi risiko kesehatan sebagai berkut :


Antara -2 SD sampai dengan + 2 SD tidak memiliki atau berisiko paling ringan Antara -2 SD sampai dengan -3 SD atau antara +2 SD sampai + 3 SD memiliki risiko cukup tinggi (Moderat) untuk menderita masalah kesehatan. Dibawah -3 SD atau diatas + 3 SD memiliki atau berisiko tinggi untuk menderita masalah kesehatan

mariapoppyherlianty@gmail.com

Dampak

Kematian meningkatnya angka kematian Jumlah sel otak, besar sel otak dan berat otak < anak normal Kemunduran mental

http://www.feralchildren.com/image.php?if=figures/perry20021

PENANGGULANGAN
Pemberian air susu ibu (ASI) sampai umur 2 tahun merupakan sumber energi yang paling baik untuk bayi. Ditambah dengan pemberian makanan tambahan yang bergizi pada umur 6 bulan ke atas. Pencegahan penyakit infeksi, dengan meningkatkan kebersihan lingkungan dan kebersihan perorangan.

Pemberian imunisasi
mariapoppyherlianty@gmail.com

PENANGGULANGAN .
Mengikuti program KB untuk mencegah kehamilan terlalu kerap.

Penyuluhan/pendidikan gizi tentang pemberian makanan yang adekuat merupakan usaha pencegahan jangka panjang.

Pemantauan (surveillance) yang teratur pada anak balita di daerah yang endemis kurang gizi, dengan cara penimbangan BB tiap bulan.
mariapoppyherlianty@gmail.com

EPIDEMIOLOGI
MENURUT ORANG MENURUT TEMPAT MENURUT WAKTU

EPIDEMIOLOGI
MENURUT ORANG

Kep berpeluang menyerang siapa saja, terutama bayi dan anak yang tengah tumbuh kembang. Cicely willams(1933), seorang dokter melaporkan bahwa KEP sering terdapat pada anak yang golongan penduduk yang berpenghasilan rendah. Tingginya prevalensi penyakit KEP disebabkan oleh faktor tinggiinya angka kelahiran. Menurut Morley (1968) : inseden Kwashiorkor meninggi pada keluarga dengan 7 anak atau lebih.

MENURUT TEMPAT

Penderita KEP pad umumnya banyak dijumpai di negaranegara berkembang,Asia, Afrika, Amerika Tengah, Amerika Selantan. LAREN (1982) Bahwa Marasmus terdapat dalam jumlah yang banyak jika suatu daerah terlalu banyak penduduk, dengan keadaan higiene yang buruk. Trend Kasus 2005-2010 Tahun 2010, Jawa Timur menyumbang angka terbesar KEP yaitu lebih dari 14000 kasus, sedangkan Jateng dan NTT menurun menjadi 3791 dan Jawa Tengah menjadi 4991 kasus. Ketiga provinsi tersebut selama 6 tahun berturut-turut (2005-2010) masuk ke dalam kategori 10 provinsi dengan kasus tertinggi. Sumber :http://haldien3101-3102.blogspot.com/.

Riskesdas ,2010

Prevalensi gizi buruk/KEP cenderung

meingkat dari tahun 1989-1995 yaitu


6,30%, menjadi 7,32% (1992),dan 11,56% (1995). Akan tetapi menurun pada tahun 1998 dan 1999 (10,51%), dan 8,11% (1999). (Almatsier,2003). Program Jaminan Sosial Bidang Kesehatan.

MENURUT WAKTU

Penentuan Ambang batas masalah gizi sebagai masalah kesehatan masyarakat


Terliahat pada grafik kasus gizi buruk tahunan berdasarkan laporan dinkes propinsi menurut tahun, bahwa setiap tahun angka kasus gizi buruk melebihi ambang batas. Hal ini sudah jelas sebagai masalah kesehatan masyarakat yaitu >10 % kasus .

Anda mungkin juga menyukai