Anda di halaman 1dari 51

DEMAM BERDARAH DENGUE

(DBD)

Kelompok 2
Aisyatul Isnaini (1807026004)
Nurul Khosiat (1807026005)
Fajrin Nabatah (1807026006)
Fitrotul Kamila (1807026007)
Imas Ilaika P.U (1807026015)
Nabilah Putri M (1807026019)
Pucang Cendani (1807026031)
PENGERTIAN
PENYAKIT DBD

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang sudah tersebar luas
di sebagian besar wilayah tropis dan sub tropis terutama Asia Tenggara.
Host alami denam berdarah dengue adalah manusia, lalu agent DBD
adalah virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi, biasanya yaitu gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
albopictus yang dapat ditemukan hampir di seluruh daerah Indonesia
(Candra,2010)
DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue yang
memiliki gejala klinis seperti demam, perdarahan (terutama di kulit),
hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi darah. Pada demam berdarah
dengue terjadi hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) akibat
perembesan plasma. (Permatasari, 2012)
Gejala Penyakit DBD yang
Mengganggu Keadaan Gizi
DBD memiliki tanda-tanda klinis yang mirip dengan demam
dengue, tetapi disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi dan
perdarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Gejala klinik
menderita DBD yakni demam tinggi, nyeri kepala berat
(retroorbital), kemerahan di wajah, nyeri otot, nyeri sendi, mual
dan muntah, nafsu makan menurun dan nyeri abdomen akut
Tanda-tanda perdarahan yang serius bisa berupa epistaksis,
perdarahan gusi, petekie, ekimosis, hematemesis, melena, dan
perdarahan vagina. Ciri khas DBD utama adalah kebocoran
plasma yang terlihat dengan gangguan sirkulasi berupa hipotensi,
takikardi, sempitnya tekanan nadi dan tertundanya pengisian
kembali kapiler.
GEJALA KLINIS YANG
SERING TERJADI

01 02
Demam tinggi mendadak tidak Terdapat gejala perdarahan yang
terdapat sebab yang jelas dan ditandai dengan :
berlangsung terus menerus - Uji bendung positif
selama 2-7 hari - Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa, epistaksis,
perdarahan gusi
- Hematemesis atau melena
(LANJUTAN.....)

03 04
Syok, ditandai frekuensi denyut nadi yang
Pembesaran hati
dapat dirasakan berdenyut cepat dan lemah
sampai tidak dapat dirasakan sama sekali,
penyempitan tekanan nadi ( ≤ 20 mmHg),
hipotensi sampai tidak dapat diukur, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab, capillary
refill timememanjang (> 2 detik), dan
pasien terlihat gelisah.
Faktor Risiko dan Faktor
Penyebab
Tidak sedikit faktor yang mempengaruhi tingkat keseriusan DBD
yaitu status imun tiap individu, strain / serotipe virus yang
menginfeksi, umur, latar belakang genetik pasien, dan infeksi
sekunder dengue. Khusus pada keadaan gizi buruk, fungsi dari semua
organ atau sistem dalam tubuh akan menurun, termasuk sistem
kekebalan tubuh yang mengakibatkan munculnya gangguan fungsi
hati.
Faktor penyebab utama DBD yaitu virus dengue yang termasuk
kategori B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Di dalam
katergori tersebut memiliki 4 jenis serotipe virus dengue, yakni; DEN-
1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serta terdapat 3 faktor yang memiliki
peranan utama dalam penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia,
virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan ke tubuh manusia
Konseksuensi yang Berhubungan dengan
Gizi
01
Malnutrisi
Biasanya manifestasi yang sering muncul pada penderita
DBD adalah mual, muntah, dan rasa sakit saat menelan. Hal
inilah yang mengakibatkan asupan nutrisi yang masuk ke
tubuh menjadi berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan
asupan nutrisi yang masuk ke tubuh menjadi berkurang.
Untuk memberikan asupan nutrisi pada penderita baisanya
bentuk makanan yang dikonsumsi harus mudah dikunyah,
lembut, bentuknya menarik berhatian dan bervariasi, serta
kandungan gizi harus sesuai dengan AKG tubuh penderita.
(Lanjutan........)

01
Malnutrisi
Keseimbangan cairan di tubuh manusia dapat dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya asupan nutrisi dan cairan yang masuk dan
keluar, asupan tersebut dapat berasal dari sumber makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Kandungan nutrisi dan cairan
tersebut sebenarnya berguna untuk membantu tubuh
meningkatkan pembentukan kadar hemoglobin, kadar trombosit
dan untuk mempertahankan sel agar tidak nekrousis sehingga
sangat penting untuk tiap pasien menghabiskan makanan yang
diberikan dari RS.
Malnutrisi dapat terjadi karena
beberapa sebab yang ditimbulkan
akibat DBD, yaitu

1. Nyeri Abdomen
2. Muntah Parsisten
3. Pendarahan
Mukosa
Syok dan
Kematian
Terdapat sebagian besar penderita DBD yang tidak menunjukan
gejala, atau hanya ditandai dengan demam yang tidak khas. Dapat
juga terjadi adanya beberapa gejala demam dengue (DD) yang
klasikSebagian kecil penderita DBD jika mengalami infeksi yang
kedua oleh serotipe lainnya dapat mengakibatkan perdarahan dan
kerusakan endotel atau vaskulopati. Kebocoran vaskuler ini dapat
mengakibatkan terbentuknya hemokonsentrasi dan efusi cairan yang
dapat menimbulkan kolaps sirkulasi. Keadaan ini dapat memicu
kejadian sindrom syok dengue pada penderita (dengue shock
syndrome: DSS), serta pemicu kejadian kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perdarahan itu sendiri.
Pengobatan
01
Medika Mentosa
(Interaksi Obat
dan Makanan)
Pengobatan Penderita Demam
Berdarah Dengue Tanpa Shock

1. Penggantian 2. Pengamatan
Cairan Penderita

3. Pemberian
Obat-Obatan
Pengobatan Penderita Demam
Berdarah Dengue Disertai Shock
1. Penggantian
2. Oksigen
Cairan
Penderita DBD diberi
minum sebanyak 1,5 - 2 3. Pemberian Obat-
liter dalam waktu 24 jam. Obatan
Jika keadaan pasien masih
terus muntah atau Antibiotika,
hematocite terut meningkat, Koritikosteroid, Heparin
maka pasien diberikam
infus dengan ringer’s
lactate atau Nacl 0,9%- 4. Pengamatan
glukosa 10%
Pada pengobatan penyakit Demam Berdarah
Dengue terdapat Drug Related Problems,
meskipun kejadian ini tidak diharapkan dari
pengalaman pasien akibat terapi obat, maka jenis
jenis DRP antara lain :

● Indikasi tidak tepat


● Obat yang tidak efektif
● Pemberian obat yang tidak
aman
● Ketidakpatuhan
Beberapa jenis obat antibiotik yang
memiliki interaksi pada makanan yaitu

1) Beberapa jenis obat antibiotik yang


memiliki interaksi pada makanan yaitu
2) Pada antibiotik golongan Fliorokuinolon tidak
boleh dikonsumsi dengan makanan yang
mengandung zat besi ( sayur bayam/ daging) karena
dapat menurunkan kinerja antibiotik tersebut.
Beberapa jenis obat antibiotik yang
memiliki
3) Konsumsi interaksi pada makanan
kopi bersamaan dengan obat
antibiotik juga dapatyaitu
memicu susunan syaraf pusat
seperti menungkatkan denyut jantung,
menimbulkan rasa cemas, dan menyebabkan
gangguan tidur.
4) Seperti pada umumnya konsumsi obat, saat
konsumsi antibiotik pasien tidak diperkenankan
meminum teh bersamaan. Karena hal ini
menghambat penyerapan obat yang mengandung
zat besi dan senyawa lainnya.
Terapi Diet secara
teori
Pada penderita penyakit DBD, tidak ada diet khusus
atau pantangan, namun hanya memerlukan makanan
yang memiliki kandungan gizi tinggi agar daya tahan
tubuh lebih kuat.

Diet Tinggi Energi


Tinggi Protein
(TETP).
Memenuhi kebutuhan energi dan
protein yang mengingkatkan untuk
mencegah dan mengurangi Tujuan Diet
kerusakan jaringan tubuh. Selain TETP

itu, pemberian diet ini juga


berguna untuk menambah berat
badan hinggamencapai berat
badan normal.
Syarat dan Pinsip Diet
Tinggi Energi Tinggi
1.Energi tinggiProtein
, yaitu 40-45kkal/kg BB
2. Protein tinggi , yaitu 2,0-2,5 gr/kg BB
3. Lemak cukup : 10-25% dari keb.energi total.
4. Karbohidrat cukup : sisa dari keb.energi total.
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan
normal.
6. Makanan diberikan dalam bentuk mudah
cerna
Jenis Diet Tinggi Energi Tinggi Protein

TETP 1 TETP 2

2600kkal/hari, 100 gr 3000 kkal/hari, 125 gr


protein/hari protein/hari
Indikasi Pemberian Diet Tinggi
Energi Tinggi Protein

1. Gizi kurang, defisiensi kalori, protein , dan anemia


2. Hyperthyroid
3. Sebelum dan sesuai oprasi tertentu
4.Baru sembuh dari penyakiy dengan panas tinggi
atau penyakit yang berlangsung lama dan telah
dapat menerima makanan dengan lengkap.
5. Trauma, combutio, mengalami pendarahan banyak.
6. Pasien hamil dan post partum.
Manfaat Pemberian
Diet Bagi Proses
Penyembuhan
untuk memenuhi kebutuhan energi
dan protein yang semakin meningkat
akibat proses penyakit. Pemberian
protein yang adekuat penting untuk
membantu proses penyembuhan dan
sel kekebalan aktif.
Asuhan
Gizi
1. ASSESSMENT
•Pengukuran BBI
• Pengukuran Berat Badan Ideal ( BBI ) pada •Pengukuran Berat Badan Ideal ( BBI ) pada
anak menurut WHO :
orang dewasa :
1) Pedoman pelayanan dietetika RS, Depkes RI
Usia Rumus BBI
BBI perempuan = TB2 x 21
0 – 11 bulan (n+2)/2
BBI laki – laki = TB2 x 22,5 1 – 6 tahun 2n + 8
2) Rumus Brocca modifikasi 7 – 12 tahun ( 7n – 5 ) /2
Keterangan :
BBI = ( TB – 100 ) – 10% n ( untuk 0 - 11 bulan ) = usia dalam
Untuk umur lebih 40 tahun, TB wanita kurang dari bulan
150 cm, dan TB pria kurang dari 160 cm, maka n ( untuk 1 - 12 tahun ) = usia menurut
menggunakan : tahun
BBI = TB – 100
 

Kriteria Nilai
Obesitas > 120 % standar
Overweight 110 – 120 % standar
Normal 90 – 110 % standar
Kurang 60 – 90 % standar
Buruk < 60 % standar
Rumus Estimasi BB
Frame size Laki – laki Wanita
( bangun tubuh )
Sedang 48 kg untuk 152 cm yang 45,5 kg untuk 152 cm yang
pertama, selanjutnya pertama, selanjutnya
ditambahkan 2,7 kg untuk tambahkan 2,3 kg untuk setiap
setiap 2,5 cm tambahan. 2,5 cm tambahan. Kurangi 1,13
Dikurangi 1,13 kg untuk setiap kg untuk setiap cm bila TB <
cm bila TB < 152 cm 152 cm

Besar Tambahkan 10 % Tambahkan 10 %


  Kecil Kurangi 10% Kurangi 10 %

Keterangan :

Frame size R
Laki - laki Perempuan
Kecil > 10,4 > 11,0
Sedang 9,6 – 10,4 10,1 – 11,0
Besar < 9,6 < 10,1
Rumus Estimasi
BB
Bagian Tubuh Persentase

Bagian lengan 5
Bagian bawah 2,3
Tangan 0,7
Bagian kaki 16
  Kaki bagian bawah 5,9
Kaki 1,5
Rumus Estimasi
BB
Estimasi kelebihan cairan pada oedema
3) Estimasi berat badan Tingkatan Koreksi
saat kondisi odema / odema
acites Ringan ( bengkak pada tangan atau kaki ) -1kg atau 10
%
BB estimasi
Sedang ( bengkak pada wajah, tangan, -5 kg atau 20
atau kaki ) %
= BB aktual – koreksi Berat ( bengkak pada wajah, tangan, dan -14 kg atau 30
odema atau acites kaki ) %

Tingkatan Koreksi
Acites Ringan 3 – 5 kg
Estimasi kelebihan cairan acites -->
Acites Sedang 7 – 9 kg

Acites Berat 14– 15 kg


Rumus Estimasi BB

BB estimamsi laki – laki


4) Estimasi berat = ( 0,98 x calf circl ) + ( 1,16 x knee ht ) +
( 1,73 x MUAC ) + ( 0,37 x subscap ) – 81,69
badan pada populasi BB estimasi Perempuan
lansia ( > 60 tahun ) =( 1,27 x calf circ ) + ( 10,87 x knee ht ) +
( 0,98 x MUAC ) + ( 0,4 x subscap ) – 62,35
Rumus Estimasi TB
2) Estimasi TB berdasarkan Tinggi Lutut
1) Estimasi TB berdasarkan Tinggi lutut
Panjang Badan
- Perempuan = 84,88 + ( 1,83 x TL ) – ( 0,2 x U )
TB estimasi = PB – 0,7 cm - Laki – laki = 64,19 + ( 2,02 x TL ) – ( 0,04
xU)
Pengukuran Status Gizi
Klasifikasi Berat Badan berdasarkan IMT untuk orang Asia
  Dewasa
Kriteria Nilai IMT
Underweight < 18,5
Normal 18, 5 – 22,9
Overweight ( berisiko ) 23,0 – 24,9
Obesitas 1 25,0 – 29,9
Obesitas 2 > 30,0
Pengukuran Status Gizi

Kriteria status gizi berdasarkan LILA


  Kriteria Nilai
Obesitas > 120 % standar
Overweight 110 – 120 % standar
Normal 90 – 110 % standar
Kurang 60 – 90 % standar
Buruk < 60 % standar
Pengukuran Status Gizi

 
Pengukuran
Biokimia
Tes Nilai Normal
Hematokrit Laki- laki : 39 – 49 %
Wanita : 33 – 43%
Ibu hamil : 33%
Bayi : 44 – 64%
Hemoglobin Laki- laki : 14,0 – 17,0 mg/dL
Wanita : 12 – 15 mg/dL
Ibu hamil : 11 mg/dL
Bayi : 14 – 14 mg/dL
Trombosit 150-400 ribu/ml
Leukosit 5-10 ribu/mm³
Eritrosit 4,5-5,5 juta/ml
PDW (platelet distribution widht) 9,0-17,0 %
igM anti dengue Negatif
igG anti dengue Negatif
Pengukuran Biokimia
•Pemeriksaan laboraturium pada darah
No Tes Nilai normal
1 Albumin (Alb) 3,5 – 5,0
2 C-reactive Protein ( CRP ) < 1,0 mg/l
3 Hematocrit Laki- laki : 39 – 49 %
Wanita : 33 – 43%
Ibu hamil : 33%
Bayi : 44 – 64%
4 Hemoglobin Laki- laki : 14,0 – 17,0 mg/dL
Wanita : 12 – 15 mg/dL
Ibu hamil : 11 mg/dL
Bayi : 14 – 14 mg/dL
5 Total kolesterol < 200 mg/dl
6 Transferrin 215 – 380 mg/dl
7 Trigliserida < 160 mg/dl
8 Eritrosit 4,5 – 5,5 juta/ml
9 Trombosit 150 – 400 ribu/ml
10 Leukosit 5 – 10 ribu/ml
11 SGOT < 37 U/I
12 SGPT < 42 U/I
13 BUN 7 – 20 mg/dl
14 Ureum 10 – 50 mg/dl
Pengukuran Biokimia
•Pemeriksaan laboraturium pada urin
No Tes Nilai normal
1 Kreatin 5 -20 mg/dL
2 Protein Laki – laki : 0,6 – 1,2
mg/dl

Wanita : 0,5 – 1,1


mg/dl

3 Urea urinary 3. – 6 g/24 jam


nitrogen( UUN )
PEMERIKSAAN FISIK / KLINIS

Pemeriksaan klinis dari penyakit DBD yaitu :

1) Keadaan umum pasien: berupa demam tinggi yang terjadi


mendadak, sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata
(retroorbital), rasa sakit pada otot dan tulang, lemah
badan, muntah, sakit tenggorokan, ruam kulit
makulopapuler. Beratnya nyeri otot dan tulang yang
dialami penderita menyebabkan demam dengue dikenal
sebagai demam patah tulang (breakbone fever).
2) Pemeriksaan klinis : pengukuran tekanan darah, suhu
tubuh, nadi atau denyut jantung, pernapasan
PEMERIKSAAN FISIK / KLINIS
•Nadi Berbagai Usia
Kelompok Usia Rentang Nadi Nadi Rata – Rata
(kali/menit) (kali.menit)
0 -1 tahun 120 – 160 140
1 – 3 tahun 90 – 140 115
3 – 6 tahun 80 – 110 95
6 – 12 tahun 75 – 105 90
12 – 18 tahun 60 – 100 80
 18 tahun 60 – 100 80
 60 tahun 67 – 80 74
Atlet 40 – 60 50
PEMERIKSAAN FISIK / KLINIS
•Tekanan darah berbagai Usia
Kelompok Usia Tekanan Darah
Bayi baru lahir 40 (Rata-rata)
1 bulan 85/54
1 tahun 95/65
6 tahun 105/65
10 – 13 tahun 110/65
14 - 17 tahun 120/75
Dewasa <120/80
PEMERIKSAAN FISIK / KLINIS

•Indikasi Suhu Tubuh


Suhu Indikasi
>43 °C Fatal
41 – 43 °C Hyperpirexia
3 – 40 °C Pyrexia
37,2 – 38 °C Low Grade Fever
36,1 – 37.2 °C Normal
34 – 36 °C Hypotermia
<34 °C Fatal
Pengukuran Dietary History

1 Metode Kuantitatif terdiri dari dua metode yaitu,


metode food record dan food
recall 24 jam.

dengan penggalian informasi


2 Metode Kualitatif pada masa lampau, metode
yang digunakan yaitu, Food
Frequency Questationaire dan
dietary history
Riwayat Personal
Data riwayat pasien yaitu meliputi data riwayat penyakit
pasien yaitu:

1. data sosial ekonomi


dimana data tersebut meliputi pekerjaan pasien atau
keluarga atau wali pasien yang bertanggung jawab terkait
kepentingan pada pasien
2. pola hidup pasien meliputi :
riwayat merokok, alcohol, dan gangguan pola makan
3. riwayat penyakit pada pasien
dimana riwayat penyakit yang diderita pada pasien
sebelumnya.
Diagnosa Gizi
1) Domain Intake (NI)
- asupan oral tidak adekuat (NI-2.1), karena biasanya pada pasien DBD mengalami
panas tinggi, pendarahan mukosa, epistakis, pendarahan gusi, dan hematemesis
(muntah darah) sehingga pasien mengalami gangguan dalam mengasup makanan.
- Terjadi peningkatan protein (NI-5.1)
- peningkatan kebutuhan energy (NI-1.1) karena untuk mengurangi peningkatan resiko
dehidrasi, demam, dan keparahan penyakit DBD.

55%
2) Domain Klinis (NC)
- perubahan data labolatorium (NC-2.2) domain ini dapat dikeluarkan karena kadar
trombosit pasien DBD menurun.
35%
- kehilangan berat badan yang tidak diinginkan (NC-3.2) hal ini berkaitan dengan nafsu
makan pasien DBD yang menurun.

3) Domain Behavior (NB)


keterbatasan mendapatkan sarana dan prasarana (NB-3.1) hal ini dikarenakan karena
lingkungan yang kurang bersih. Missal bak mandi yang jarang dikuras sehingga menjadi
sarang nyamuk dan menyebabkan pasien terkena DBD.
Intervensi Gizi
TUJUAN
Tujuan Umum Tujuan Khusus

1. Memberikan makanan 1. Memberikan Kebutuhan Dasar (Cairan,


untuk memenuhi kebutuhan Energi dan Protein) yang meningkat
energi dan protein yang untuk mencegah dan mengurangi
kerusakan jaringan tubuh
meningkat
2. Mengganti kehilangan protein,
2. Mencegah dan
glikogen, zat besi dan zat gizi lain.
mengurangi kerusakan Memperbaiki Ketidakseimbangan
jaringan tubuh elektrolit dan cairan
Mengupayakan agar status 3. Menambah berat badan hingga
gizi pasien segera kembali mencapai berat badan normal
normal 4. Memberikan informasi dan motivasi
3.Mempercepat proses kepada pasien agar melakukan pola hidup
penyembuhan sehat dan mengubah kebiasaan makannya
Meningkatkan Daya Tahan sesuai dengan anjuran diet,supaya tidak
Tubuh Pasien. lebih parah lagi kondisinya
Prinsip dan Syarat Diet
1. Energi tinggi, yaitu 40-45 kkal/kg BB
2. Protein tinggi, yaitu 2,0-2,5 g/kg BB
3. Lemak cukup, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa dari total energi (protein dan lemak)
5. Vitamin dan mineral cukup, sesuai kebutuhan gizi atau angka kecukupan gizi yang
dianjurkan
6. Cairan diberikan 25-30 ml/kg BB.
7. Serat diberikan rendah hingga sedang. Kebutuhan serat rendah sebesar 4
gram/hari.
8. Makanan diberikan dalam bentuk mudah dicerna
9. Untuk kondisi tertentu diet dapat diberikan secara bertahap sesuai kondisi/status
metabolic.
10. Menurut keadaan, pasien dapat diberikan satu dari dua macam diet protein tingi
energi tinggi (ETPT) yaitu diet ETPT I dan diet ETPT II.
11. Diet energi tinggi protein tinggi I memiliki jumlah energi 2700 kkal dan protein
100gram (2 gr/kg BB)
12. Diet energi tinggi dan protein tinggi II memiliki jumlah energi 3000 kkal dan
•Makanan yang dianjurkan dan
tidak dianjurkan
Sumber Bahan Makanan yang Dianjurkan Bahan Makanan yang
Tidak Dianjurkan
Karbohidrat Nasi, roti, dan hasil olah tepungtepungan lain, -
seperti cake, tarcis, puding, ubi, karbohidrat
sederhana seperti gula pasir.
Protein Daging sapi, ayam, ikan, dan hasil olah seperti keju Dimasak dengan
hewani dan yoghurt custard dan es krim banyak minyak atau
kelapa/santan kental.
Protein nabati Semua jenis kacang-kacangan dan hasil olahnya, Dimasak dengan
seperti tempe, tahu banyak minyak atau
kelapa/santan kental.
Sayuran Semua jenis sayuran, terutama jenis B, seperti Dimasak dengan
bayam, dan wortel rebus, dikukus, dan ditumis. banyak minyak atau
kelapa/santan kental.
Buah-buahan Semua jenis buah segar, buah kaleng, buah kering, -
dan jus buah.
Lemak dan Minyak goreng, mentega, margarin, santan encer, Santan kental
minyak salad dressing
Minuman Soft drink, madu, sirup, teh, dan kopi encer. Minuman energi
  rendah
Bumbu Bumbu tidak tajam, seperti bawang merah, bawang Bumbu yang tajam,
putih, salam, dan kecap. seperti cabe, merica,
cuka, MSG
Konseling gizi
● Tema
“Diet Tinggi Energi dan Tinggi Protein (TETP)”
● Sasaran
Sasaran pada penyuluhan dan konsultasi gizi yaitu pasien dan keluarga pasien.
● Waktu
09.00 WIB
● Durasi
Antara 30 – 60 menit, 30 menit pertama untuk menggali data dan selebihnya untuk diskusi
serta pemecahan masalah.
● Tujuan
- Memberikan pengetahuan kepada pasien dan keluarga pasien tentang penyakit Demam
Berdarah dan diet TETP
- Memberikan informasi pemilihan bahan makanan yang sesuai dengan diet tinggi energi
tinggi protein
- Memberikan contoh bahan makanan dan contoh menu makan sehari sesuai dengan diet
tinggi energi dan tinggi protein
- Memberikan semangat kepada pasien untuk mau melakukan diet.
● Tempat/Waktu
Pelaksanaan penyuluhan dan konsultasi gizi dilakukan di ruang rawat inap di Rumah Sakit.
Konseling gizi
● Metode
Metode yang dilakukan pada penyuluhan dan konsultasi gizi ini yaitu ceramah, diskusi
dan tanya jawab.

● Instrumen
Instrumen yang digunakan pada konseling ini yaitu leaflet diet TETP, daftar bahan
makanan penukar, food model

● Tanggal pelaksanaan
Pada awal pasien masuk rumah sakit

● Materi
- Pengertian mengenai penyakit Demam Berdarah dan diet TETP
- Tujuan, syarat dan prinsp diet tinggi energi dan tinggi protein
- Contoh menu sehari
- Bahan makanan penukar
- Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
1. Data antropometri 2. Asupan makan
Monitoring ini bisa dilakukan
dengan pengukuran, BB, dipantau dengan cara menargetkan
status gizi dan LILA setiap pola makan yang baik pada pasien
seminggu sekali dengan dengan memberikan makanan
tujuan untuk menaikkan, sesuai kebutuhan pasien dan
menurunkan, atau menargetkan makanan terasup 80%
mempertahankan berat badan dalam waktu 3 hari dan jangka
dan indek masa tubuh pada panjangnya yaitu terasup 100%.
pasien DBD.
Rencana Monev
3. Data 4. Data klinis
laboratorium
dilakukan dengan cara menargetkan
data pemeriksaan laboratorium seperti terkait (problem) gizi
Hemoglobin, Hematokrit, Trombosit, merupakan data hasil dari
Leukosit, Eritrosit, IgM anti dengue, pemeriksaan fisik, sistem tubuh,
IgG anti dengue, dan data biokimia tanda Vital, kesehatan mulut,
lainya yang tertera pada assesment kemampuan menghisap,
dimana harus ditargetkan menjadi menelan, pernafasan serta nafsu
normal kembali.
makan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai