(DBD)
Kelompok 2
Aisyatul Isnaini (1807026004)
Nurul Khosiat (1807026005)
Fajrin Nabatah (1807026006)
Fitrotul Kamila (1807026007)
Imas Ilaika P.U (1807026015)
Nabilah Putri M (1807026019)
Pucang Cendani (1807026031)
PENGERTIAN
PENYAKIT DBD
Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang sudah tersebar luas
di sebagian besar wilayah tropis dan sub tropis terutama Asia Tenggara.
Host alami denam berdarah dengue adalah manusia, lalu agent DBD
adalah virus dengue yang ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk
yang terinfeksi, biasanya yaitu gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Ae.
albopictus yang dapat ditemukan hampir di seluruh daerah Indonesia
(Candra,2010)
DBD merupakan penyakit infeksi yang disebabkan virus dengue yang
memiliki gejala klinis seperti demam, perdarahan (terutama di kulit),
hepatomegali, dan kegagalan sirkulasi darah. Pada demam berdarah
dengue terjadi hemokonsentrasi (peningkatan hematokrit) akibat
perembesan plasma. (Permatasari, 2012)
Gejala Penyakit DBD yang
Mengganggu Keadaan Gizi
DBD memiliki tanda-tanda klinis yang mirip dengan demam
dengue, tetapi disertai dengan tanda kegagalan sirkulasi dan
perdarahan yang dapat mengakibatkan kematian. Gejala klinik
menderita DBD yakni demam tinggi, nyeri kepala berat
(retroorbital), kemerahan di wajah, nyeri otot, nyeri sendi, mual
dan muntah, nafsu makan menurun dan nyeri abdomen akut
Tanda-tanda perdarahan yang serius bisa berupa epistaksis,
perdarahan gusi, petekie, ekimosis, hematemesis, melena, dan
perdarahan vagina. Ciri khas DBD utama adalah kebocoran
plasma yang terlihat dengan gangguan sirkulasi berupa hipotensi,
takikardi, sempitnya tekanan nadi dan tertundanya pengisian
kembali kapiler.
GEJALA KLINIS YANG
SERING TERJADI
01 02
Demam tinggi mendadak tidak Terdapat gejala perdarahan yang
terdapat sebab yang jelas dan ditandai dengan :
berlangsung terus menerus - Uji bendung positif
selama 2-7 hari - Petekie, ekimosis, purpura
- Perdarahan mukosa, epistaksis,
perdarahan gusi
- Hematemesis atau melena
(LANJUTAN.....)
03 04
Syok, ditandai frekuensi denyut nadi yang
Pembesaran hati
dapat dirasakan berdenyut cepat dan lemah
sampai tidak dapat dirasakan sama sekali,
penyempitan tekanan nadi ( ≤ 20 mmHg),
hipotensi sampai tidak dapat diukur, kaki
dan tangan dingin, kulit lembab, capillary
refill timememanjang (> 2 detik), dan
pasien terlihat gelisah.
Faktor Risiko dan Faktor
Penyebab
Tidak sedikit faktor yang mempengaruhi tingkat keseriusan DBD
yaitu status imun tiap individu, strain / serotipe virus yang
menginfeksi, umur, latar belakang genetik pasien, dan infeksi
sekunder dengue. Khusus pada keadaan gizi buruk, fungsi dari semua
organ atau sistem dalam tubuh akan menurun, termasuk sistem
kekebalan tubuh yang mengakibatkan munculnya gangguan fungsi
hati.
Faktor penyebab utama DBD yaitu virus dengue yang termasuk
kategori B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang
dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Di dalam
katergori tersebut memiliki 4 jenis serotipe virus dengue, yakni; DEN-
1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4. Serta terdapat 3 faktor yang memiliki
peranan utama dalam penularan infeksi virus dengue, yaitu manusia,
virus, dan vektor perantara. Virus dengue ditularkan ke tubuh manusia
Konseksuensi yang Berhubungan dengan
Gizi
01
Malnutrisi
Biasanya manifestasi yang sering muncul pada penderita
DBD adalah mual, muntah, dan rasa sakit saat menelan. Hal
inilah yang mengakibatkan asupan nutrisi yang masuk ke
tubuh menjadi berkurang. Hal inilah yang mengakibatkan
asupan nutrisi yang masuk ke tubuh menjadi berkurang.
Untuk memberikan asupan nutrisi pada penderita baisanya
bentuk makanan yang dikonsumsi harus mudah dikunyah,
lembut, bentuknya menarik berhatian dan bervariasi, serta
kandungan gizi harus sesuai dengan AKG tubuh penderita.
(Lanjutan........)
01
Malnutrisi
Keseimbangan cairan di tubuh manusia dapat dipengaruhi oleh
banyak sedikitnya asupan nutrisi dan cairan yang masuk dan
keluar, asupan tersebut dapat berasal dari sumber makanan dan
minuman yang dikonsumsi. Kandungan nutrisi dan cairan
tersebut sebenarnya berguna untuk membantu tubuh
meningkatkan pembentukan kadar hemoglobin, kadar trombosit
dan untuk mempertahankan sel agar tidak nekrousis sehingga
sangat penting untuk tiap pasien menghabiskan makanan yang
diberikan dari RS.
Malnutrisi dapat terjadi karena
beberapa sebab yang ditimbulkan
akibat DBD, yaitu
1. Nyeri Abdomen
2. Muntah Parsisten
3. Pendarahan
Mukosa
Syok dan
Kematian
Terdapat sebagian besar penderita DBD yang tidak menunjukan
gejala, atau hanya ditandai dengan demam yang tidak khas. Dapat
juga terjadi adanya beberapa gejala demam dengue (DD) yang
klasikSebagian kecil penderita DBD jika mengalami infeksi yang
kedua oleh serotipe lainnya dapat mengakibatkan perdarahan dan
kerusakan endotel atau vaskulopati. Kebocoran vaskuler ini dapat
mengakibatkan terbentuknya hemokonsentrasi dan efusi cairan yang
dapat menimbulkan kolaps sirkulasi. Keadaan ini dapat memicu
kejadian sindrom syok dengue pada penderita (dengue shock
syndrome: DSS), serta pemicu kejadian kematian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan perdarahan itu sendiri.
Pengobatan
01
Medika Mentosa
(Interaksi Obat
dan Makanan)
Pengobatan Penderita Demam
Berdarah Dengue Tanpa Shock
1. Penggantian 2. Pengamatan
Cairan Penderita
3. Pemberian
Obat-Obatan
Pengobatan Penderita Demam
Berdarah Dengue Disertai Shock
1. Penggantian
2. Oksigen
Cairan
Penderita DBD diberi
minum sebanyak 1,5 - 2 3. Pemberian Obat-
liter dalam waktu 24 jam. Obatan
Jika keadaan pasien masih
terus muntah atau Antibiotika,
hematocite terut meningkat, Koritikosteroid, Heparin
maka pasien diberikam
infus dengan ringer’s
lactate atau Nacl 0,9%- 4. Pengamatan
glukosa 10%
Pada pengobatan penyakit Demam Berdarah
Dengue terdapat Drug Related Problems,
meskipun kejadian ini tidak diharapkan dari
pengalaman pasien akibat terapi obat, maka jenis
jenis DRP antara lain :
TETP 1 TETP 2
Kriteria Nilai
Obesitas > 120 % standar
Overweight 110 – 120 % standar
Normal 90 – 110 % standar
Kurang 60 – 90 % standar
Buruk < 60 % standar
Rumus Estimasi BB
Frame size Laki – laki Wanita
( bangun tubuh )
Sedang 48 kg untuk 152 cm yang 45,5 kg untuk 152 cm yang
pertama, selanjutnya pertama, selanjutnya
ditambahkan 2,7 kg untuk tambahkan 2,3 kg untuk setiap
setiap 2,5 cm tambahan. 2,5 cm tambahan. Kurangi 1,13
Dikurangi 1,13 kg untuk setiap kg untuk setiap cm bila TB <
cm bila TB < 152 cm 152 cm
Keterangan :
Frame size R
Laki - laki Perempuan
Kecil > 10,4 > 11,0
Sedang 9,6 – 10,4 10,1 – 11,0
Besar < 9,6 < 10,1
Rumus Estimasi
BB
Bagian Tubuh Persentase
Bagian lengan 5
Bagian bawah 2,3
Tangan 0,7
Bagian kaki 16
Kaki bagian bawah 5,9
Kaki 1,5
Rumus Estimasi
BB
Estimasi kelebihan cairan pada oedema
3) Estimasi berat badan Tingkatan Koreksi
saat kondisi odema / odema
acites Ringan ( bengkak pada tangan atau kaki ) -1kg atau 10
%
BB estimasi
Sedang ( bengkak pada wajah, tangan, -5 kg atau 20
atau kaki ) %
= BB aktual – koreksi Berat ( bengkak pada wajah, tangan, dan -14 kg atau 30
odema atau acites kaki ) %
Tingkatan Koreksi
Acites Ringan 3 – 5 kg
Estimasi kelebihan cairan acites -->
Acites Sedang 7 – 9 kg
Pengukuran
Biokimia
Tes Nilai Normal
Hematokrit Laki- laki : 39 – 49 %
Wanita : 33 – 43%
Ibu hamil : 33%
Bayi : 44 – 64%
Hemoglobin Laki- laki : 14,0 – 17,0 mg/dL
Wanita : 12 – 15 mg/dL
Ibu hamil : 11 mg/dL
Bayi : 14 – 14 mg/dL
Trombosit 150-400 ribu/ml
Leukosit 5-10 ribu/mm³
Eritrosit 4,5-5,5 juta/ml
PDW (platelet distribution widht) 9,0-17,0 %
igM anti dengue Negatif
igG anti dengue Negatif
Pengukuran Biokimia
•Pemeriksaan laboraturium pada darah
No Tes Nilai normal
1 Albumin (Alb) 3,5 – 5,0
2 C-reactive Protein ( CRP ) < 1,0 mg/l
3 Hematocrit Laki- laki : 39 – 49 %
Wanita : 33 – 43%
Ibu hamil : 33%
Bayi : 44 – 64%
4 Hemoglobin Laki- laki : 14,0 – 17,0 mg/dL
Wanita : 12 – 15 mg/dL
Ibu hamil : 11 mg/dL
Bayi : 14 – 14 mg/dL
5 Total kolesterol < 200 mg/dl
6 Transferrin 215 – 380 mg/dl
7 Trigliserida < 160 mg/dl
8 Eritrosit 4,5 – 5,5 juta/ml
9 Trombosit 150 – 400 ribu/ml
10 Leukosit 5 – 10 ribu/ml
11 SGOT < 37 U/I
12 SGPT < 42 U/I
13 BUN 7 – 20 mg/dl
14 Ureum 10 – 50 mg/dl
Pengukuran Biokimia
•Pemeriksaan laboraturium pada urin
No Tes Nilai normal
1 Kreatin 5 -20 mg/dL
2 Protein Laki – laki : 0,6 – 1,2
mg/dl
55%
2) Domain Klinis (NC)
- perubahan data labolatorium (NC-2.2) domain ini dapat dikeluarkan karena kadar
trombosit pasien DBD menurun.
35%
- kehilangan berat badan yang tidak diinginkan (NC-3.2) hal ini berkaitan dengan nafsu
makan pasien DBD yang menurun.
● Instrumen
Instrumen yang digunakan pada konseling ini yaitu leaflet diet TETP, daftar bahan
makanan penukar, food model
● Tanggal pelaksanaan
Pada awal pasien masuk rumah sakit
● Materi
- Pengertian mengenai penyakit Demam Berdarah dan diet TETP
- Tujuan, syarat dan prinsp diet tinggi energi dan tinggi protein
- Contoh menu sehari
- Bahan makanan penukar
- Bahan makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan
1. Data antropometri 2. Asupan makan
Monitoring ini bisa dilakukan
dengan pengukuran, BB, dipantau dengan cara menargetkan
status gizi dan LILA setiap pola makan yang baik pada pasien
seminggu sekali dengan dengan memberikan makanan
tujuan untuk menaikkan, sesuai kebutuhan pasien dan
menurunkan, atau menargetkan makanan terasup 80%
mempertahankan berat badan dalam waktu 3 hari dan jangka
dan indek masa tubuh pada panjangnya yaitu terasup 100%.
pasien DBD.
Rencana Monev
3. Data 4. Data klinis
laboratorium
dilakukan dengan cara menargetkan
data pemeriksaan laboratorium seperti terkait (problem) gizi
Hemoglobin, Hematokrit, Trombosit, merupakan data hasil dari
Leukosit, Eritrosit, IgM anti dengue, pemeriksaan fisik, sistem tubuh,
IgG anti dengue, dan data biokimia tanda Vital, kesehatan mulut,
lainya yang tertera pada assesment kemampuan menghisap,
dimana harus ditargetkan menjadi menelan, pernafasan serta nafsu
normal kembali.
makan.
TERIMA KASIH