Anda di halaman 1dari 6

Demam Berdarah Dengue

Pengertian Demam Berdarah Dengue


Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh virus
Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang ditandai dengan demam mendadak dua
sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas, lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai
dengan tanda-tanda perdarahan di kulit berupa bintik perdarahan (petechia), ruam (purpura).
Kadang-kadang mimisan, berak darah, muntah darah, kesadaran menurun. Hal yang dianggap
serius pada demam berdarah dengue adalah jika muncul perdarahan dan tanda-tanda syok/
renjatan (Mubin, 2009: 19).

Etiologi DBD
Penyebab penyakit DBD adalah virus dengue yang terdapat dalam tubuh nyamuk Aedes aegepty
(betina). Virus ini termasuk famili Flaviviridae yang berukuran kecil sekali yaitu 35-45 mm. Virus ini
dapat tetap hidup (survive) di alam ini melalui 2 mekanisme. Mekanisme pertama, transmisi vertikal
dalam tubuh nyamuk, dimana virus yang ditularkan oleh nyamuk betina pada telurnya yang
nantinya akan menjadi nyamuk. Virus juga dapat ditularkan dari nyamuk jantan pada nyamuk
betina melalui kontak seksual. Mekanisme kedua, transmisi virus dari nyamuk ke dalam tubuh
manusia dan sebaliknya. Nyamuk mendapatkan virus ini pada saat melakukan gigitan pada manusia
yang pada saat itu sedang mengandung virus dengue pada darahnya (viremia). Virus yang sampai ke
lambung nyamuk akan mengalami replikasi (memecah diri/berkembang biak), kemudian akan
migrasi yang akhirnya akan sampai di kelejar ludah. Virus yang berada di lokasi ini setiap saat siap
untuk dimasukkan ke dalam tubuh manusia melalui gigitan nyamuk (Darmowandowo, 2001).

Patofisiologi
Fenomena patofisiologi utama yang menentukan berat penyakit dan membedakan demam
dengue dengan demam berdarah dengue ialah meningginya permeabilitas dinding kapiler karena
pelepasan zat anafilaktoksin, histamin dan serothin sert aktivasi sistim kalikrein yang berakibat
ekstravasosi cairan intravascular. Hal ini mengakibatkan berkurangnya volume plasma,
terjadinya hipotensi, hemokonsentrasi, hipeproteinemia, efusi dan syok. Plasma merembes
selama perjalanan penyakit mulai dari saat permulaan demam dan mencapai puncaknya pada
saat syok.

Manifestasi Klinik
Gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) ditandai dengan manifestasi klinis, yaitu demam tinggi,
perdarahan, terutama perdarahan kulit, hepatomegali, dan kegagalan peredaran darah (circulatory
failure). Patofisiologi yang membedakan dan menentukan drajat penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD) yaitu peningkatan permeabilitas dinding
pembuluh darah, menurunnya volume plasma, trombositopeni, dan distesis hemoragik.
Umumnya pasien mengalami fase demam selama 2-7 hari, yang diikuti dengan fase kritis selama
2-3 hari. Pada waktu fase ini pasien sudah tidak demam, akan tetapi mempunyai risiko untuk
terjadi renjatan jika tidak mendapatkan pengobatan yang adekuat.
Gejala Demam Berdarah Dengue yaitu demam tinggi mendadak antara 38 40 % C selama 2 7
hari, demam tidak dapat teratasi maksimal dengan penularan panas biasa, mual, muntah, nafsu
makan menurun, nyeri sendi atau nyeri otot (pegal pegal), sakit kepala, nyeri
atau rasa panas di belakang bola mata, wajah kemerahan, sakit perut (diare), kelenjar pada leher
dan tenggorokan terkadang ikut membesar. Gejala lanjutannya terjadi pada hari sakit ke 3 5,
merupakan saatsaat yang berbahaya pada penyakit demam berdarah dengue yaitu suhu badan
akan turun, jadi seolaholah anak sembuh karena tidak demam lagi.
Perlu di perhatikan tingkah laku si anak, apabila demamnya menghilang, si anak tampak segar
dan mau bermain serta mau makan atau minum, biasanya termasuk demam dengue ringan.
Tetapi apabila demam menghilang tetapi si anak bertambah lemah, ingin tidur, dan tidak mau
makan atau minum apapun apabila disertai nyeri perut, ini merupakan tanda awal terjadinya
syok. Keadaan syok merupakan keadaan yang sangat berbahaya karena semua organ tubuh
kekurangan oksigen dan dapat menyebabkan kematian dalam waktu singkat. Hari ke 6 demam
dan seterusnya, merupakan saat penyembuhan. Saat ini demam telah menghilang dan suhu
menjadi normal kembali, tidak dijumpai lagi perdarahan baru, dan nafsu makan timbul
kembali. Pada umumnya, setelah sembuh dari sakit, si anak masih tampak lemah, muka agak
sembab disertai perut agak tegang tetapi beberapa hari kemudian kondisi badan anak pulih
kembali normal tanpa gejala sisa. Proses penyembuhan DBD dengan atau tanpa adanya syok
berlangsung singkat dan sering kali tidak dapat diramalkan, bahkan dalam kasus syok stadium
lanjut, segera setelah syok teratasi, pasien sembuh dalam waktu 2 3 hari. Timbulnya kembali
selera makan merupakan prognostik yang baik. Fase penyembuhan ditandai dengan adanya sinus
bradikaridia atau aritmia jantung serta petekie yang menyeluruh sebagaimana biasanya terjadi
pada kasus DD. Sebagai tanda penyembuhan kadangkala timbul bercak bercak merah
menyeluruh di kedua kaki dan tangan dengan bercak putih di antaranya. Pada anak besar
mengeluh gatal di bercak tersebut. Jadi, bila telah timbul bercak merah yang sangat luas di kaki
dan tangan anak itu pertanda telah sembuh dan tidak perlu di rawat.

Poses Penularan
Nyamuk Aedes aegypti maupun Aedes albopictus merupakan vector penularan virus Dengue dari
penderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk Aedes aegypti merupakan faktor penting di
daerah perkotaan (daerah urban) sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies
nyamuk Aedes tersebut berperan dalam penularan. Nyamuk Aedes aegypti berkembangbiak di
tempat lembab dan genangan air bersih. Sedangkan Aedes albopictus berkembangbiak di lubang-
lubang pohon dalam potongan bambu, dalam lipatan daun dan dalam genangan air lainnya
(Soedarmo, 2005: 18).

Penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue (DBD)

Menurut (Mansjoer, 2005) penatalaksanaan demam berdarah dengue yaitu:


a. DHF tanpa Renjatan

1. Beri minum banyak ( 1 - 2 Liter / hari )

2. Obat antipiretik, untuk menurunkan panas, dapat juga dilakukan kompres

3. Berikan infus jika terus muntah dan hematokrit meningkat

b. DHF dengan Renjatan

1. Pasang infus RL

2. Jika dengan infus tidak ada respon maka berikan plasma expander ( 20 30 ml/ kg BB )
3. Tranfusi jika Hb dan Ht turun

DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peninhkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,
muntah, dan demam.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan.
3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus

INTERVENSI KEPERAWATAN

1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peninhkatan permeabilitas kapiler, perdarahan,


muntah, dan demam.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam volume cairan tubuh terpenuhi
Kriteria Hasil : kebutuhan cairan pasien terpenuhi
Intervensi :
1. Monitor keadaan umum pasien
2. Observasi tanda tanda vital setiap 2 3 jam
3. Perhatikan tanda tanda syok
4. Berikan cairan intravena dan pertahankan tetesan sesuai dengan ketentuan
5. Anjurkan anak untuk banyak minum
6. Kaji perubahan produksi urine ( produksi urine < 25 ml / jam atau 600 ml / hari )

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual, muntah, tidak ada
nafsu makan.
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam nutrisi pasien terpenuhi
Kriteria hasil : tidak adanya tanda tanda kekurangan nutrisi, nafsu makan membaik
Intervensi :
1. Monitor adanya perubahan berat badan, muntah, mual
2. Berikan makanan yang mudah ditelan seperti bubur dan hidangkan dalam keadaan hangat
3. Berikan porsi makanan sedikit tapi sering hingga terpenuhi jumlah asupannya
4. Berikan obat anti emesis sesuai dengan program / ketentuan bila perlu
5. Berikan alternatif nutrisi yang dapat meningkatkan kadar trombosit

3. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi virus


Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam suhu tubuh kembali normal
Kriteria hasil : suhu tubuh normal, pasien tidak demam
Intervensi :
1. Monitor tanda tanda vital pasien
2. Berikan kompres dingin
3. Gunakan pakaian yang tipis untuk membantu penguapan
4. Berikan antipiretik dan antibiotik sesuai dengan ketentuan
5. Libatkan keluarga dan ajarilah cara melakukan kompres yang benar serta evaluasi perubahan suhu
DAFTAR PUSTAKA

Mubin, Definisi Demam Berdarah Dengue . DEPKES. 2009. Hal : 19.


(http://eprints.ung.ac.id/5207/5/2013-1-14201-841409036-bab2-28072013075739.pdf)

Darmowandowo .ILMU PENYAKIT DALAM . (, 2001).


(https://last3arthtree.files.wordpress.com/2009/02/dbd1.pdf )

Hadinegoro, Sri Rezeki H. Soegianto, Soegeng. Suroso, Thomas. Waryadi, Suharyono. TATA
LAKSANA DEMAM BERDARAH DENGUE DI INDONESIA. Depkes & Kesejahteraan
Sosial Dirjen Pemberantasan Penyakit Menular & Penyehatan Lingkungan Hidup 2001. Hal 1 -
33 .
Hendrawanto. Buku Ajar ILMU PENYAKIT DALAM Jilid I Edisi Ketiga
PERSATUAN AHLI PENYAKIT DALAM INDONESIA.1996 Hal 417 426.

Soedarmo . proses penularan DHF. DEPKES. 2005 Hal: 18

Anda mungkin juga menyukai