Oleh:
Kelompok 3
Preseptor:
2018
BAB 1
PENDAHULUAN
ditandai oleh adanya serangan nyeri kepala ringan sampai sedang, berlangsung
sakit biasanya seperti ditekan atau diikat, bilateral, tidak diperparah dengan
aktivitas rutin dan kadang dijumpai fotofobia atau fonofobia bahkan mual dan
muntah. Nyeri kepala ini awalnya dikenal sebagai psychogenic headache, stress
kepala dan baru berobat ke tenaga medis setelah gejala menjadi kronis dan
namun mayoritas penderita memiliki episode serangan yang jarang ( 1 hari dalam
satu bulan atau kurang) tanpa harus mendapatkan pengobatan dari pelayanan
kesehatan. Sekitar 24% hingga 37% populasi mengalami beberapa kali serangan
dalam satu bulan, 10% terjadi setiap minggu, dan 2% hingga 3% mengalami
serangan kronik. Insiden tahunan untuk TTH adalah 14,2 per 1000 orang per
2
1.2 Batasan Masalah
Penulisan case report ini dibatasi pada definisi, epidemiologi, etiologi,
Andalas Padang
2. Menambah pengetahuan mengenai Tension type headache.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
ditandai oleh adanya serangan nyeri kepala ringan sampai sedang, berlangsung
sakit biasanya seperti ditekan atau diikat, bilateral, tidak diperparah dengan
aktivitas rutin dan kadang dijumpai fotofobia atau fonofobia bahkan mual dan
3
muntah. Nyeri kepala ini awalnya dikenal sebagai psychogenic headache, stress
2.2 Epidemiologi
namun mayoritas penderita memiliki episode serangan yang jarang ( 1 hari dalam
satu bulan atau kurang) tanpa harus mendapatkan pengobatan dari pelayanan
kesehatan. Sekitar 24% hingga 37% populasi mengalami beberapa kali serangan
dalam satu bulan, 10% terjadi setiap minggu, dan 2% hingga 3% mengalami
serangan kronik. Insiden TTH sulit diukur. Namun, dalam studi epidemiologi
Denmark, insiden tahunan untuk TTH adalah 14,2 per 1000 orang per tahunnya.
TTH sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki dengan angka 3: 1 dan
menurun dengan usia. Faktor risiko untuk TTH adalah kesehatan diri yang buruk,
ketidakmampuan untuk bersantai setelah bekerja, dan tidur beberapa jam tiap
malam. Usia rata-rata onset TTH adalah 25 sampai 30 tahun dengan puncak
disabilitas yang dihasilkan dari TTH cukup besar dan dapat terjadi setinggi tiga
2.3 Klasifikasi
4
2. Acute Tension Type Headache
Ketiga klasifikasi TTH di atas menunjukkan gejala yang sama tapi berbeda pada
frekuensi serangannya
5
Secara klinis, kadang-kadang sulit untuk membedakan TTH dari fase
awal serangan migrain. Lebih lanjut, banyak pasien TTH kronis menggunakan
obat berlebihan sehingga sulit membedakan nyeri kepala akibat overuse obat atau
2.4 Etiopatogenesis
adalah bahwa mekanisme perifer dan pusat mendasari TTH. Etiologi yang
lain, IL-1β dan IL-18, juga telah ditemukan pada TTH tipe kronis.3
Meskipun banyak studi klinis dan neurofisiologis, penyebab pasti TTH masih
6
dalam ETTH, sedangkan sensitisasi jalur nyeri pada sistem saraf pusat akibat
Mekanisme perifer yang terlibat pada TTH kronik adalah peningkatan nyeri
tekan perikranial dan hipersensitivitas terhadap nyeri tekan. Hal ini dimungkinkan
oleh karena reaksi inflamasi, penurunan aliran darah, peningkatan aktivitas fisik,
dan atrofi otot. Penyebab lain yang mungkin menyebabkan nyeri tekan perikranial
adalah karena adanya peningkatan aktivitas otot pada poin trigger miofasial. Poin
trigger miofasial adalah titik yang hiperiritabilitas yang berhubungan pada otot
skeletal. Titik ini nyeri tekan dan mudah meregang sehingga memiliki ciri khas
referred pain.5,6
Mekanisme yang terlibat pada miofasial perikranial berperan penting dalam
TTH episodik, dimana terjadinya sensitisasi dari jalur nyeri di sistem saraf pusat
Perubahan ambang nyeri juga terjadi pada TTH kronik, tapi tidak terjadi pada
TTH episodik. Pasien dengan TTH kronik lebih sensitif terhadap stimulus seperti
tekanan, suhu, dan listrik. Penelitian lain juga menemukan terjadi penurunan jalur
dengan palpasi manual. Nyeri tekan ini biasanya juga terasa di luar serangan nyeri
kepala, dan makin meningkat ketika nyeri kepala sedang berlangsung. Nyeri tekan
dengan jari kedua dan ketiga pada otot frontal, temporal, pterigoid,
7
sternokleidomastoideus, splenius, dan trapezius. Nyeri tekan dapat diberi nilai 0-3
dengan rentang tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, dan nyeri berat.9
2.5 Manifestasi Klinis
sedang, yang biasanya bilateral, dengan keterlibatan daerah temporal. Rasa nyeri
mungkin difus, membentang dari kepala ke belakang leher, dan / atau sendi
1) Usia (mis.> 50 tahun): Giant cell arteritis,mirip TTH dan penyebab kebutaan,
4) Gejala terkait: Gejala-gejala ini termasuk gejala visual dan kelelahan kronis.
intensitas sakit kepala dapat membantu dalam diagnosis dan tindak lanjut.
dan tidur.
8
10) Riwayat medis: ini termasuk komorbid yang dapat mempengaruhi pilihan
pengobatan.
2.7 Diagnosis
awal serangan migrain. Lebih lanjut, banyak pasien TTH kronis menggunakan
obat berlebihan sehingga sulit membedakan nyeri kepala akibat overuse obat atau
9
Karena diagnosis TTH memerlukan pengecualian gangguan penyebab
lainnya, riwayat klinis yang baik dan rinci, pemeriksaan fisik dan neurologis yang
cermat adalah wajib. Pemeriksaan fisik harus mencakup palpasi manual otot
perikranial untuk mengidentifikasi tender points and trigger points. Tender points
adalah area di mana tekanan manual menginduksi rasa sakit lokal, dan trigger
10
Pengunaan diari nyeri kepala bisa sangat membantu. Pasien
penyakitnya.2
2.9.2 Medikamentosa
1) Tatalaksana Episodic Tension Type Headache
Analgetik sederhana dan NSAID menjadi pilihan utama dalam tatalaksana
ketergantungannya
- Amitriptilin merupakan terapi paling efektif untuk TTH, obat dimulai
dengan low dose 10 mg-25 mg per hari dan dinaikkan bila diperlukan.
2.10 Edukasi
Beberapa pasien dengan frequent ETTH dan CTTH memiliki ketakutan
cukup besar terhadap penyakit seperi tumor otak. Bebapa pasien juga uslit
mengerti mengapa tidak ada kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik dan
scan untuk keluhan nyeri kepalanya. Maka penjelasan tentang penyakit dan
dalam rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan adanya
tumor otak atau penyakit intrakranial lainnya. Keluarga juga harus ikut membantu
mengurangi kecemasan atau depresi pasien, serta menilai adanya kecemasan atau
11
Prognosis penyakit TTH pada populasi bervariasi dimana 45% dewasa
dengan frequent dan chronic TTH mengalami remisi ketika di follow up 3 tahun
yang buruk dihubungkan dengan adanya CTTH yang disertai dengan migrain,
12
BAB 3
LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien
Nama : Tn S
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 64 tahun
Pekerjaan : Tidak bekerja
Suku Bangsa : Minangkabau
Alamat : Padang
3.2 Anamnesis
Seorang pasien laki-laki berumur 63 tahun datang ke poliklinik neurologi
RSUP Dr. M. Djamil Padang tanggal 10 September 2018 dengan:
Keluhan Utama
Nyeri kepala
Riwayat Penyakit Sekarang:
Nyeri kepala sejak 4 bulan yang lalu. Pasien merasa nyeri pada seluruh
kepala, dimulai pada bagian leher dan belakang kepala lalu menjalar ke
kepala bagian depan. Selama 4 bulan ini nyeri kepala sudah dirasakan
sebanyak lebih dari 10 kali. Tiap serangan nyeri kepala dirasakan selama
lebih kurang 12-24 jam. Nyeri terasa seperti terikat. Nyeri dirasakan
terutama ketika pasien banyak fikiran. Nyeri cukup mengganggu namun
pasien masih bisa melakukan aktifitas sehari-hari. Keluhan tidak disertai
muntah menyemprot. Nyeri kadang berkurang dengan istirahat.
Rasa pusing seperti berputar dan sempoyongan disangkal.
Kejang tidak ada
Lemah anggota gerak tidak ada, bicara pelo tidak ada
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien rutin kontrol ke poliklinik jiwa RSUP Dr. M. Djamil Padang setiap
bulan sejak 5 tahun yang lalu. Pasien didiagnosis dengan gangguan afektif
bipolar dan mendapat terapi asam valproat 1 x 250 mg.
13
Riwayat hipertensi, penyakit jantung, diabetes mellitus, dan stroke
sebelumnya tidak ada.
Riwayat trauma kepala tidak ada
Riwayat tumor atau keganasan tidak ada
Tidak ada riwayat infeksi gigi, telinga, dan sinus paranasal
14
¨Leher : Kelenjar getah bening tidak membesar
¨ Torak
Paru
Inspeksi : simetris kiri=kanan
Palpasi : fremitus kiri=kanan
Perkusi : sonor
Auskultasi : vesikuler, ronkhi (-), wheezing (-)
Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba 1 jari medial LMCS RIC V
Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
Auskultasi : Irama teratur, bising tidak ada
¨Abdomen : Inspeksi : tidak membesar
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba.
Perkusi : timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
¨Corpus vertebralis : tidak ada kelainan
¨Genitalia : tidak diperiksa
Status Neurologikus
A. Tanda rangsangan selaput otak :
kaku kuduk : (-) kernig : (-)
laseque : (-) brudzunski I : (-)
brudinski II : (-)
B. Tanda peningkatan TIK
muntah projektil : (-)
sakit kepala progresif : (-)
C. Pemeriksaan Nervus Kranialis
- N. I (Olfaktorius)
Penciuman Kanan Kiri
Subjektif baik Baik
Objektif (dengan bahan) tidak dilakukan tidak dilakukan
- N. II (Optikus)
15
Penglihatan Kanan Kiri
Tajam penglihatan baik baik
Lapangan pandang baik baik
Melihat warna baik Baik
Funduskopi tidak dilakukan tidak dilakukan
- N. III (Okulomotorius)
Kanan Kiri
Bola mata bulat bulat
Ptosis - -
Gerakan bulbus bebas ke segala arah
Strabismus - -
Nistagmus - -
Ekso / Endoftalmus - -
Pupil
- Bentuk bulat bulat
- Refleks Cahaya + +
- Refleks Akomodasi + +
- Refleks Konvergensi + +
- N. IV (Troklearis)
Kanan Kiri
Gerakan mata ke bawah baik baik
Sikap bulbus ortho ortho
Diplopia - -
- N. V (Trigeminus)
Kanan Kiri
Motorik
- Membuka mulut + +
- Menggerakkan rahang + +
- Menggigit + +
- Mengunyah + +
Sensorik
- Divisi Oftalmika
o Refleks Kornea + +
o Sensibilitas baik baik
- Divisi Maksila
o Refleks Masseter + +
o Sensibilitas baik baik
- Divisi Mandibula
o Sensibilitas baik baik
- N. VI (Abdusen)
16
Kanan Kiri
Gerakan mata ke lateral baik baik
Sikap bulbus ortho ortho
Diplopia - -
- N. VII (Fasialis)
Kanan Kiri
Raut wajah simetris simetris
Sekresi air mata + +
Fissura palpebra baik baik
Menggerakkan dahi baik baik
Menutup mata baik baik
Mencibir / bersiul baik baik
Memperlihatkan gigi baik baik
Sensasi lidah 2/3 baik baik
Hiperakusis - -
- N. VIII (Vestibulokoklearis)
Kanan Kiri
Suara berbisik + +
Detik arloji + +
Rinne test Tidak dinilai Tidak dinilai
Weber test tidak dinilai
Scwabach test
- Memendek
- Memanjang
Nistagmus
- Pendular - -
- Vertikal - -
- Siklikal - -
Pengaruh posisi kepala - -
- N. IX (Glossofaringeus)
Kanan Kiri
Sensasi lidah 1/3 belakang baik baik
Refleks muntah / Gag reflex + +
- N. X (Vagus)
Kanan Kiri
Arkus faring simetris simetris
Uvula di tengah di tengah
Menelan baik baik
17
Artikulasi baik baik
Suara baik baik
Nadi sinus reguler sinus regular
- N. XI (Asesorius)
Kanan Kiri
Menoleh ke kanan baik
Menoleh ke kiri baik
Mengangkat bahu kanan baik
Mengangkat bahu kiri baik
- N. XII (Hipoglossus)
Kanan Kiri
Kedudukan lidah dalam simetris simetris
Kedudukan lidah dijulurkan simetris simetris
Tremor - -
Fasikulasi - -
Atrofi - -
E. Pemeriksaan Koordinasi
- Cara berjalan : baik
- Romberg test :-
- Ataksia :-
- Rebound phenomenon :-
- Test tumit lutut :+
- Disartria :-
- Supinasi-pronasi :+
- Tes jari hidung :+
- Tes hidung jari :+
F. Pemeriksaan Fungsi Motorik
- Badan
o Respirasi : spontan
o Duduk : dapat dilakukan
18
- Berdiri dan berjalan
o Gerakan spontan : baik
o Tremor :-
o Atetosis :-
o Mioklonik :-
o Khorea :-
- Ekstremitas
Superior Inferior
Kanan Kiri Kanan Kiri
Gerakan Aktif aktif aktif aktif
Kekuatan 555 555 555 555
Trofi Eutrofi eutrofi eutrofi eutrofi
Tonus Eutonus eutonus eutonus eutonus
G. Pemeriksaan Sensibilitas
Kanan Kiri
Sensibilitas taktil + +
Sensibilitas nyeri + +
Sensibilitas termis tidak dilakukan tidak dilakukan
Sensibilitas kortikal
- Stereognosis tidak dilakukan tidak dilakukan
- Pengenalan 2 titik tidak dilakukan tidak dilakukan
- Pengenalan rabaan tidak dilakukan tidak dilakukan
H. Sistem Refleks
FISIOLOGIS Kanan Kiri Kanan Kiri
Kornea + + Biseps ++ ++
Berbangkis Triseps ++ ++
Laring APR ++ ++
Masseter KPR ++ ++
Dinding perut Bulbokavernosus
- Atas Cremaster
- Tengah Sfingter
- Bawah
PATOLOGIS
Lengan Tungkai
Hoffman-Tromner - - Babinski - -
Chaddoks - -
Oppenheim - -
Gordon - -
Schaeffer - -
Klonus paha - -
Klonus kaki - -
I. Fungsi Otonom
- Miksi : baik
19
- Defekasi : baik
- Sekresi keringat : baik
J. Fungsi Luhur
Kesadaran Tanda Dementia
Reaksi bicara Baik Refleks glabella -
Fungsi intelek Baik Refkleks snout -
Reaksi emosi Baik Refleks mengisap -
Refleks memegang -
Refleks palmomental -
3.4 Diagnosis
Diagnosa Klinik : Tension type headache
Diagnosa Topik : Ekstrakranial
Diagnosa Etiologi : Idiopatik
Diagnosa Sekunder : Gangguan afektif bipolar
3.5 Pemeriksaan anjuran
-
3.6 Penatalaksanaan
1. Umum
Edukasi
Istirahat
Psikoterapi
2. Khusus
Ibuprofen 3 x 400 mg
Ranitidin 2 x 150 mg
Amitriptilin 1 x 12.5 mg
3.7 Prognosis
Quo ad vitam : bonam
Quo ad sanam : bonam
Quo ad functionam : bonam
20
BAB 4
DISKUSI
2018 dengan diagnosis klinis Tension Type Headache. Diagnosis ini ditegakkan
Keluhan ini sudah dirasakan dalam 4 bulan terakhir, dengan episode lebih dari 10
kali, dan tiap serangan nyeri dirasakan lebih kurang 12 jam. Pada pasien ini
episode sering.
batas normal. Pada pemeriksaan khusus Tension Type Headache didapatkan nyeri
tekan yang positif, arm chair sign yang positif, dan invisible pillow test yang
21
dan sentral yang bermanifestasi dengan peningkatan sensitifitas terhadap nyeri
dan dirasakan nyeri tekan pada otot-otot kranial dan hal ini ditemukan pada pasien
ini.
Pada pasien ini, nyeri kepala tidak terlalu mengganggu aktivitas, pola
nyeri kepala dalam 4 bulan terakhir masih sama dan tidak disertai defisit
neurologis. Dengan tidak ditemuinya gejala tanda bahaya pada pasien, dapat
disimpulkan nyeri kepala ini adalah nyeri kepala primer dan bukanlah nyeri
Perlu digali faktor pencetus pada pasien ini guna mencegah terjadinya
rekurensi yang dapat mengakibatkan episode TTH yang berulang. Beberapa faktor
risiko yang terdapat pada pasien adalah stress dan banyak fikiran. Tidak ada
pola hidup dan pencegahan faktor risiko tersebut perlu ditambahkan dalam terapi
ringan, seperti ibuprofen 3 x 400 mg sebagai tatalaksana pada episode akut dan
juga dapat diberikan pada pasien karena terbukti efektif dalam mengurangi nyeri
faktor. Pasien memiliki keadaan umum yang baik, fungsi sehari-hari pasien juga
tidak terganggu akibat nyeri kepala ini. Pasien tidak memiliki kondisi komorbid
22
23
BAB 5
KESIMPULAN
- Tension Type Headache (TTH) adalah bentuk sakit kepala yang paling
pada aktifitas fisik rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau
fonofobia.
- Gejala utama TTH adalah sakit kepala yang paling sering dijumpai dan
intensitas ringan sampai sedang. Nyeri tidak bertambah pada aktifitas fisik
rutin, tidak didapatkan mual tapi bisa ada fotofobia atau fonofobia.
24
DAFTAR PUSTAKA
25