SWAMEDIKASI OBAT KB
Oleh:
Kelompok 22
Dosen Pengampu:
Kenti Prahmanti, S. Si., Apt.
2018/2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Swamedikasi Pil KB”
dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Adapun maksud penulisan Makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas Compounding & Dispensing pada program profesi apoteker di
Sekolah Tinggi Farmasi Bandung.
Dalam penyelesaian makalah ini ada beberapa kesulitan yang penulis temukan. Untuk
itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan anugrah-Nya
kepada pihak yang telah membantu penyelesaian makalah ini semoga makalah ini bermanfaat
bagi siapa saja, khususnya para mahasiswa serta seluruh pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan Masalah
1. Apakah definisi Pil KB dan swamedikasi?
2. Apa jenis-jenis Pil KB?
3. Bagaimana cara penggunaan Pil KB?
C. Tujuan
1. Mengetahui definisi Pil KB dan swamedikasi
2. Mengetahui jenis-jenis Pil KB
3. Mengetahui cara penggunaan Pil KB
2
BAB II
TINJAUAN TEORI
II.1 Pil KB
A. Definisi
Pil KB adalah suatu cara kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk pil atau tablet di
dalam strip yang berisi gabungan hormone estrogen dan progesterone atau yang hanya
terdiri dari hormon progesterone saja. Pil kb adalah tablet yang berisi hormone ekstrogen
dan progesterone yang berbeda-beda pula jenis dan takarannya (Mochtar, 2002).
Pil KB merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri atas kombinasi ekstrogen dan
progesterone atau hanya berisi progestin saja. Hormone seks ini dapat menekan produksi
gonadotropin sehingga menghambat ovulasi. Hormone komsumsi peroral ini juga bisa
menjadi pilihan kontasepsi pasca koitus dalam kondisi darurat (Mochtar, 2002).
B. Jenis-jenis Pil KB
1) Pil Kombinasi
Pil kombinasi dibuat dari dua hormone sinstesis, yaitu pil mengandung hormone
estrogen dan progesterone. Kandungan estrogen di dalam pil biasanya menghambat
ovulasi dan menekan perkembangan telur yang dibuahi. Mungkin juga dapat menghambat
implantasi. Progesterone dalam pil akan mengentalkan lendir serviks untuk mencegah
masuknya sperma. Hormone ini juga mencegah konsepsi dengan cara memperlambat
trnasportasi telur dan menghambat ovulasi (Hartanto Hanafi, 2010).
3
Keuntungan pil kombinasi (Hartanto, Hanafi, 2010):
- Memiliki efektivitas yang tinggi (hampir menyerupai efektivitas tubektomi) bila
digunakan setiap hari.
- Resiko terhadap kesehatan sangat kecil.
- Tidak menganggu hubungan seksual
- Siklus haid menjadi teratu, banyaknya darah haid berkurang mencegah anemia, tidak
terjadi haid, tidak terjadi nyeri haid.
- Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin menggunakan untuk
mencegah kehamilan.
- Dapat digunakan sejak usia remaja hinggga monopouse.
- Mudah dihentikan setiap saat.
- Kesuburan segera kembali setelah penggunaan pil dihentikan.
- Dapat digunakan sebagai kontasepsi darurat.
- Membantu mencegah kangker ovarium, kangker endometrium, kista ovarium,
penyakit radang punggul, kelainan jinak pada payudara, kelaian jinak pada payudara,
dismenore.
4
2) Pil Mini
Mini pil (kadang-kadang disebut juga pil masa menyusui) mengandung agen
progestasional dalam dosis yang kecil, dan harus dikonsumsi setiap hari secara
berkesinambungan. Di seluruh dunia, Mini Pil tidak mendapatkan penerimaan yang luas,
baik dari pihak wanita maupun dari petugas medis KB. Mini Pil bukan menjadi pengganti
dari Pil Oral Kombinasi, tetapi hanya sebagai suplemen/tambahan yang digunakan wanita
yang ingin menggunakan kontrasepsi oral tetapi sedang menyusui atau untuk wanita yang
harus menghindari estrogen oleh sebab apapun (Hartanto, Hanafi, 2010).
Adapun keuntungan kontrasepsi pil mini dibagi atas 2 yaitu :
- Keuntungan Kontrasepsi : Sangat efektif bila digunakan secara benar; tidak
mengganggu hubungan seksual; tidak mempengaruhi asi; kesuburan cepat
kembali; nyaman dan mudah digunakan; sedikit efek samping; dapat dihentikan
setiap saat; tidak mengandung estrogen (Hartanto, Hanafi, 2010).
- Keuntungan Pil Mini tidak hanya digunakan untuk kontrasepsi saja, tetapi dapat juga
digunakan untuk wanita usia subur dengan keuntungan : Mengurangi nyeri haid;
mengurangi jumlah darah haid; menurunkan tingkat anemia; mencegah kanker
endometrium; melindungi dari penyakit radang panggul; tidak meningkatkan
pembekuan darah; dapat diberikan pada penderita endometriosis; kurang
menyebabkan peningkatan tekanan darah, nyeri kepala, dan depresi; dapat
mengurangi keluhan premenstrual sindrom (sakit kepala, perut kembung, nyeri
payudara, nyeri pada betis, lekas marah); sedikit sekali mengganggu metabolisme
karbohidrat sehingga relatif aman diberikan kepada perempuan pengidap kencing
manis yang belum mengalami komplikasi (Hartanto, Hanafi. 2010).
Adapun kerugian dalam menggunakan Pil KB Mini sebagai berikut (Hartanto, Hanafi.
2010) :
- Hampir 30 – 60 % mengalami gangguan haid (perdarahan sela, spotting, amenore)
- Peningkatan berat badan
- Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama
- Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi lebih besar
- Payudara menjadi tegang, mual, pusing, dermatis atau jerawat
- Risiko kehamilan ektopik cukup tinggi (4 dari 100 kehamilan), tetapi risiko ini lebih
rendah jika dibandingkan dengan perempuan yang tidak menggunakan mini pil.
5
C. Cara Penggunaan (Menurut Hartanto, Hanafi, 2010)
1. Minum pil setiap hari pada saat yang sama.
2. Minum pil yang pertama pada hari pertama haid.
3. Bila klien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minumlah pil yang
lain atau gunakan metode kotrasepsi lain bila klien berniat melakukan hubungan
seksual 48 jam berikutnya.
4. Pada klien menggunakan pil terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut
begitu klien ingat dan gunakan metode pelindungan selama 48 jam.
5. Bila klien lupa 1 atau 2 pil, minumlah segera pil yang terlupa tersebut sesegera klien
ingat dan gunakan metode pelindung sampai akhir bulan.
6. Walaupun klien belum haid, mulailah paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
7. Bila haid klien teratur setiap bulan dan kemudian kehilangan 1 siklus 9 tidak haid
atau bila merasa hamil segera temui petugas klinik untuk tes kehamilan.
D. Mekanisme Pil KB
Cara kerja mencegah kehamilan (Hartanto, Hanafi, 2010) :
1. Menekan sekresi gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium (tidak begitu
kuat.)
2. Endometrium mengalami transformasi lebih awal sehingga implantasi lebih sulit.
3. Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
4. Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu.
6
II.2 Swamedikasi
A. Definisi
Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa resep oleh
seseorang atas inisiatifnya sendiri (FIP, 1999). Dasar hukum swamedikasi adalah peraturan
Menteri Kesehatan No. 919 Menkes/Per/X/1993. Secara sederhana, dapat dijelaskan bahwa
swamedikasi merupakan salah satu upaya yang sering dilakukan oleh seseorang dalam
mengobati gejala sakit atau penyakit yang sedang dideritanya tanpa terlebih dahulu
melakukan konsultasi kepada dokter. Namun penting untuk dipahami bahwa swamedikasi
yang tepat, aman,dan rasional tidak dengan cara mengobati tanpa terlebih dahulu mencari
informasi umum yang bisa diperoleh tanpa harus melakukan konsultasi dengan pihak
dokter. Adapun informasi umum dalam hal ini bisa berupa etiket atau brosur. Selain itu,
informasi tentang obat bisa juga diperoleh dari apoteker pengelola apotek, utamanya dalam
swamedikasi obat keras yang termasuk dalam daftar obat wajib apotek (Depkes RI, 2006).
7
Obat tanpa resep adalah obat untuk jenis penyakit yang pengobatannya dianggap dan
ditetapkan sendiri oleh masyarakat dan tidak begitu membahayakan jika mengikuti aturan
memakainya (Anief, 1997).
Golongan obat yang dapat digunakan pada pengobatan sendiri adalah golongan obat bebas,
obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek (SK Menkes NO. 2380/1983).
8
BAB III
PERCAKAPAN SWAMEDIKASI
10
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pil KB merupakan kontrasepsi hormonal yang terdiri atas kombinasi ekstrogen dan
progesterone atau hanya berisi progestin saja. Jenis-jenis Pil KB yaitu Pil KB
Kombinasi dan Pil KB Mini. Pil KB kombinasi dibuat dari dua hormone sinstesis, yaitu
pil mengandung hormone estrogen dan progesterone. Pil KB Mini mengandung agen
progestasional dalam dosis yang kecil, dan harus dikonsumsi setiap hari secara
berkesinambungan.
Swamedikasi atau self medication adalah penggunaan obat-obatan tanpa resep oleh
seseorang atas inisiatifnya sendiri. Pil KB merupakan salah satu obat dalam
swamedikasi, karena Pil KB merupakan obat golongan OWA (Obat Wajib Apotek)
yang termasuk obat keras dan dapat diserahkan oleh apoteker tanpa resep dari dokter.
11
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M,. 1997. Apa yang Perlu Diketahui Tentang Obat. Yogyakarta: UGM Press.
Departemen Kesehatan. 1993. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
917/Menkes/Per/X/1993 tentang Wajib Daftar Obat Jadi.
Ganiswara. 1995. Farmakologi dan Terapi, Edisi IV. Jakarta: Fakultas Kedokteran UI.
Hartanto, Hanafi. 2010. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Manuaba, I.B.G. 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Mochtar, Rustam. 2002. Sinopsis Obstetri. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Supardi, S., dan Raharni. 2005. Penggunaan Obat yang Sesuai dengan Aturan dalam
Pengobatan Sendiri (Hasil analisis lanjut dan survey kesehatan rumah tangga 2001,
Jurnal Kedokteran YARSI 12 (1)0, 61-69.
12