Anda di halaman 1dari 31

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA AKSEPTOR KB (PIL KOMBINASI)


DI PUSKESMAS BULILI

DISUSUN OLEH :
DESITA ARDIYANTI (2018.0300.70)

DOSEN PEMBIMBING :
SYLVIE PUSPITA,S.Kep,Ns.,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HUSADA JOMBANG


PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AKSEPTOR KB (PIL KOMBINASI) DI PUSKESMAS BULILI.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas III. Dalam
kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra.Hj. Soelijah Hadi, M.Kes, M.M., selaku Ketua STIKes Husada Jombang.
2. Dr. Najah Soraya N. M_M_. Selaku Wakil Ketua II di STIkes Husada Jombang.
3. Sylvie Puspita, S.Kep,.Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1
Keperawatan dan dosen pengajar Keperawatan Maternitas III di STIKes Husada
Jombang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.

Jombang, 9 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
a. Pengertian pil KB..........................................................................
b. Cara kerja......................................................................................
c. Cara pemakaian.............................................................................
d. Jenis – jenis pil KB .......................................................................
e. keuntungan....................................................................................
f. Kerugian .......................................................................................
g. Efek Samping................................................................................
h. Indikasi .........................................................................................
i. Cara Penggunaan...........................................................................

BAB III TINJAUAN KASUS

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak
apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran
yang dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta
akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor
mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan
dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan
perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang
berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh
tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan
pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk
seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata,
2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan
progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja
menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak
terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi
selalu efektif dalam mencegah kehamilan.
Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif,
penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan
mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus
memilih cara kontrasepsi yang lain. Perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila
mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang.
Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan
juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor.
Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping
estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri
payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan
kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi

Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan
digunakan, serta harganya murah (Saifuddin, 2006).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa
obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan
dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif
dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
B. Cara Kerja

1. Pil KB kombinasi (Combined Oral Contraceptives = COC) Mengandung 2 jenis hormon


wanita yaitu estrogen dan progesteron. Mekanisme kerjanya untuk mencegah kehamilan
adalah sebagai berikut:
a.      Mencegah pematangan dan pelepasan sel telur
b.      Mengentalkan lendir leher rahim, sehingga menghalangi penetrasi sperma
c.      Membuat dinding rongga rahim tidak siap untuk menerima dan menghidupi hasil
pembuahan
2. Pil KB progesteron (Mini pill = Progesterone Only Pill = POP) hanya berisi progesteron,
bekerja dengan mengentalkan cairan leher rahim dan membuat kondisi rahim tidak
menguntungkan bagi hasil pembuahan.
Pil KB Andalan akan mencegah pelepasan sel telur yang telah diproduksi oleh indung telur
sehingga tidak akan terjadi pembuahan. Hormon yang terkandung dalam pil KB Andalan
akan memperkental lendir leher rahim sehingga mempersulit sel sperma masuk kedalam
rahim. Hal ini berguna untuk mengurangi kemungkinan terjadinya pembuahan dan
kehamilan. Selain itu, Pil KB Andalan akan menebalkan dinding rahim, sehingga tidak akan
siap untuk kehamilan.

3. Efektivitas
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1% kehamilan
pada 100 wanita pemakai atau tahun pertama pemakaian (1:1000) Dalam pemakaian sehari-
hari karena faktor kesalahan manusia atau lupa, maka kegagalannya dapat menjadi 6-8
kehamilan atau 100 wanita pemakai atau tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi
adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.

C.  Cara pemakaian
1. Untuk mereka yang baru pertama kali menggunakan pil KB, mulai minum pil saat haid
yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari pertama haid. Bila dimulai pada saat
haid sudah berhenti, jika hendak melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari
pertama menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan.
2. Untuk mencegah lupa minum pil, minumlah pil KB secara teratur setiap harinya pada jam
yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam hari (sebelum tidur atau setelah makan
malam).
3. Jika lupa minum satu pil KB ( aktif bukan placebonya ) minum segera saat teringat dan
minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih
dapat diminum 2 tablet langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari,
buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun karena efektifitas
berkurang, perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
Contoh : Biasa minum pil KB setiap jam 9 malam
Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 10 pagi di tanggal 2, maka segera minum pil
KB yang terlupa. Jam 9 malam tanggal 2, minum pil KB seperti biasa.
Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 9 malam tanggal 2, maka minum ke dua pil
sekaligus.
Tanggal 1 dan tanggal 2 lupa minum pil KB, baru teringat di tanggal 3 maka buang ke dua
pil, dan jam 9 malam tanggal 3 tetap minum pil KB sesuai harinya, dan bila hendak
melakukan hubungan intim 7 hari ke depan gunakan kondom agar tidak terjadi kehamilan.
4. Untuk pil KB dengan isi 21 pil, setelah pil terakhir dimakan, maka 7 hari kedepan libur/
tidak makan pil. Saat libur inilah diperkirakan akan terjadi haid, yang biasanya timbul 2-3
hari setelah pil habis. Setelah libur 7 hari, baik haid sudah selesai ataupun belum, minum
kembali pil KB dari blister yang baru. Jika lupa tidak berhenti minum pil dan langsung
melanjutkan blister yang baru maka haid tidak akan terjadi. Hal ini karena efek lanjutan
hormon estrogen dan progesteron pada pil KB. Hentikan pil KB maka dalam beberapa hari
akan terjadi haid.
5. Untuk pil KB dengan isi 28 pil, 7 buah pil yang beda ukuran dan warnanya dari 21 pil
lainnya, sebenarnya tidak mengandung hormon melainkan hanya tepung saja ( plasebo )
sehingga tidak memiliki efek pengobatan. Saat minum pil plasebo inilah haid diperkirakan
akan terjadi. Tujuan disediakan pil plasebo hanyalah sebagai pengingat saja supaya tidak
lupa, tinggal menyambung dengan pil berikutnya.
6. Untuk ibu menyusui tersedia minipil ( hanya mengandung progesteron, tidak mengandung
estrogen). Pil ini mempunyai efek seperti suntikan KB karena tidak mengendung estrogen,
sehingga tidak mengganggu kualitas maupun kuantitas ASI, contohnya : Excluton.
7. Untuk ibu pasca melahirkan, maka pemakaian pil KB dimulai saat :
a. Ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan (mana yang lebih dulu)
b. 3 - 6 minggu pasca salin untuk ibu yang tidak menyusui
c. Bila telah lebih dari 42 hari (6 minggu) pasca salin dan tidak menyusui, yakinkan dulu
bahwa tidak hamil, baru mulai minum pil KB
8. Untuk pemakaian pil KB setelah keguguran :
a. mulai pada 7 hari pertama keguguran
b. setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom atau spermisida) selama 7
hari pertama.

D.  Jenis-jenis Pil KB
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari
sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.
Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan
estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi,
terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel,
levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat
estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi
oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap
pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil
KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang
sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya,
sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama
perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil
setiap hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari
tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7
setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau
tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri.
Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi
pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
2. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16
hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari
terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan
7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang
hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara
pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini
lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg
atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu
yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat

4.      Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu
kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
4. Once A Moth Pill
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan
untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain.
a. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron
yang digunakan dalam uji klinis penelitian
b. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator
reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.

E.      Keuntungan
1. Keuntungan pil KB secara umum
a. Sangat efektif bila dipakai dengan benar
b. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
c.  Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga
mengurangi rasa nyeri haid.
d.  Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
e.  Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
f.  Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
g.  Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
h.  Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
i.   Dapat dipakai sebagai “kontrasepsi emergensi” setelah hubungan suami istri
2. Keuntungan Pil oral kombinasi
a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Mudah digunakan.
e. Mudah dihentikan setiap saat.
f. Mengurangi perdarahan saat haid.
g. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
h. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
i.  Mengurangi insidens kista ovarium.
j.  Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
k. Mengurangi karsinoma endometrium.
l.  Mengurangi infeksi radang panggul.
m. Mengurangi osteoporosis.
n. Mengurangi rheumatoid artritis.
3. Keuntungan Pil Mini
a. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c.  Nyaman, mudah digunakan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.

F.   Kerugian
Pil oral kombinasi :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan
kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason
dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di
payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan
mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang
jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Pil Mini :
a. Mahal.
b. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
c. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
d. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
e.  Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat
badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme
(pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
f. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan
melindungi dari kista ovarium di masa depan.
g. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.

G.    Efek Samping
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-
gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :
a.           Mual atau muntah (terutama tiga bulan pertama).
b.           Sakit kepala ringan, migraine.
c.           Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
d.           Tidak ada haid.
e.           Sukar untuk tidak lupa.
f.            Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
g.           Nafsu makan bertambah.
h.           Cepat lelah.
i.             Mudah tersinggung, depresi.
j.             Libido bertambah/berkurang.

Gejala-gejala obyektif, yaitu :


1.         Sedikit meningkatkan berat badan.
2.         Tekanan darah meninggi.
3.         Gangguan pola perdarahan yaitu menorrhagia, metrorrgia, spotting, perdarahan diantara
masa haid (lebih sering perdarahan bercak), terutama bila lupa menelan pil atau terlambat
menelan pil.
4.         Perubahan pada kulit: acne, kulit beminyak, pigmentasi/ chloasma.
5.         Keputihan (flour albus).
6.         Tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena mengganggu jumlah dan kualitas Air Susu
Ibu (ASI).
7.         Tidak dapat dipakai oleh perokok berat, atau wanita dengan tekanan darah tinggi terutama
pada usia > 35 tahun.
Biasanya gejala-gejala sampingan yang timbul merupakan gejala sampingan yang ringan dan
yang sering ditemukan adalah :
a.      Mual/muntah
Mual/muntah sering ditemukan pada siklus pertama dan dapat berulang pad silkus
berikutnya. Pada umumnya mual/muntah ini kan menghilang bila penggunaan pil dteruskan.
Bila mual/muntah masih berlangsung terus maka harus difikirkan tentang kemungkinan
kehamilan serta sebab-sebab lainnya. Biloa sebab-sebab lainnya telah disingkirkan dan
mula/muntah berlangsung terus, sebaiknya diganti dengan cara lain.
b.      Pusing, sakit kepala
Kadang-kadang keluhan ini dirasakan oleh karena kecemasan menggunkan pil kontrasepsi,
bahkan keluhan dapat dirasakan pada tablet inaktif diminum. Hal ini agaknya serupa dengan
premenstrual headache. Migraine kemudian akan menyembuh atau kadang-kadang malah
menghebat. Harus difikirkan kemungkinan thrombosis cerebri bila migraine timbul secra
tiba-tiba dan hebat atau nyeri kepala yang hebat.
c.       Nyeri/tegang pada buah dada
Pada siklus pertama buah dada dapat teras nyeri/ tegang tetapi gejala ini segera menghilang
pada siklus berikutnya.
d.      Hyperpigmentasi/choasma
Hyperpigmentasi/choasma dapat timbul pada beberapa pemakai pil kontrasepsi terutama
mereka yang berdiam didaerah yang bnayak mendapat sinar matahari. Hanya dengan
mengentikan penggunaan pil kontrasepsi ini, gejala akan menghilang lambat laun.
e.      Kulit berminyak, acne
Acne dapat timbul terutama bila memakai pil kontrasepsi yang mengandung progestogen
yang bersifat androgenik. Dengan mengganti dengan pil yang mengandung progestogen yang
tidak bersifat androgenik akan mengurangi gejala ini.
f.        Keputihan/ fluor albus
Seperti pada kehamilan kemungkinan mendapat infeksi dengan monilia lebih besar. Ini
mungkin disebabkan oleh pengaruh antiestrogenik dari progestogen yang dipergunakan serta
perubahan Ph dan flora vagina. Bila setelah pengobatan belum sembuh, sebaiknya
penggunaan pil kontrasepsi dihentikan dan diganti dengan cara lain sampai gejala-gejala
menghilang.
g.      Penambahan berat badan
Dalam beberapa bulan pertama dapat terjadi kenaikan berat badan sampai kurang lebih 1
kilogram. Ini disebabkan oleh retensi cairan atau akibat perubahan metabolik yang terjadi.
Penambahan berat badab lebih dari 4 kg harus diawasi dan bila tidak dapat diatur dengan diet,
sebaiknya pil dihentikan dan diganti dengan cara lain.
h.      Gangguan dalam pola perdarahan/menstruasi
Pada umumnya jumlah darah yang keluar pada waktu menstruasi akan berkurang. Kadang-
kadang terjadi breakthrough bleeding atau spotting pada waktu penggnaan pil kontrasepsi.
Gejala-gejala ini akan menghilang dengan sendirinya, tetapi bila masih terdapat, sebaiknya
pil diganti dengan yang mengandung estrogen lebih tinggi. Harus pula disingkirkan
kemungkinan-kemungkinan penyebab lainnya terutama pada akseptor yang telah lama.
Amenorrhoe atau missed (silent menstruation) dapat terjadi pada beberapa kasus. Bila terjadi
selama dua siklus berturut-turut, haruslah diperiksa terhadap kemungkinan adanya
kehamilan. Setelah kehamilan disingkarkan dan ternyata setelah tiga siklus, menstruasi belum
juga terjadi maka sebaiknya pil kontrasepsi dihentikan sampai menstruasi kembali sperti
semula. Smentara ini dianjurkan untuk memakai cara kontrasepsi yang lian.
Kadang-kadang terjadi pula amenorrhoe setelah penggunaan pil berhenti atau diikuti pula
dengan galactorrhoe. Pada kasus-kasus demikian fertilitas akan kembali dengan sendirinya
setelah beberapa waktu atau dapat pula diberikan clomiphen citrat. Bila dengan cara ini masih
belum berhasil dapat pula dicoba dengan human menopausal gonadotrophin.
Pengaruh pil kontrasepsi terhadap keadaan tubuh lainnya, yaitu :
1)      Metabolisme karbohidrat
Pil dapat menimbulkan GTT yang abnormal pada kurang lebih 40 % akseptor. Oleh karena
itu penderita DM yang menggunakan pil kontrasepsi harus diawasi dengan baik.
2)      Kelenjar thyroid
Oleh pengaruh estrogen dalam pil kontrasepsi akan terlihat kenaikan thyroksin binding
globulin dan protein bound iodine.
3)      Kesuburan setelah berhenti dengan pil kontrasepsi
Pada beberapa akseptor, ovulasi timbulnya agak terlambat, tetapi pada umumnya tidak
menunjukan terlambatnya ovulasi. Induksi ovulasi dengan clomiphen bila perlu dapat dicoba.
4)      Pengaruh terhadap persalinan kemudian
Kelainan kongenital tidak jelas tampak sebagai akibat penggunaan pil kontrasekpsi sebelum
kehamilan. Bila terjadi kehamilan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Pada beberapa
penyelidikan dikemukakan kemungkinan terjadinya carcinoma vaginae pada anak di
kemudian hari bila pil terus dimakan dalam keadaan hamil.
5)      Pengaruh terhadap laktasi
Estrogen akan menghambat laktasi yang sudah berjalan dan memperpendek masa laktasi,
tetapi dengan dosisrendah pengsruh ini dapat dikurangi. Sebaliknya mini pil yang hanya
mengandung progestrogen tidak mempengaruhi laktasi.
6)      Kardiovaskuler
Beberapa penyelidik terutama dari Amerika dan Inggris melaporkan bahwa thrombophlebitis
disertai atau tidak disertai dengan emboli paru-paru serta thrombosis cerebral meninggi pada
pemakai pil kontrasepsi. Kemungkinan ini lebih besar pada akseptor dengan umur tua
obesitas dan perokok. Dinegara-negara yang sedang berkembang, kematian oleh kehamilan
dan persalinan jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kematian oleh thromboemboli.
7)      Tumor ganas
Tidak didapatkan bukti yang nyata bahwa pil kontrasepsi menimbulkan keganasan pada alat-
alat genital. Bila ditemukan keganasan, pil kontrasepsi harus segera dihentikan. Diduga pil
kontrasepsi mengurangi insidens tumor mammae yang jinak. Penagruh carcinogenik pada Ca
mammae belum diketahui dengan jelas. Sebagian, estrogen meberikan pengaruh yang buruk
pada Ca mammae pada masa premenopause, tetapi pada masa postmenpause malah dapat
menimbulkan regresi Ca mammae tersebut.
8)      Icterus
Pil kontrasepsi hendaknya tidak diberikan pada wanita yang pernah menderita chronic
idiopathic jaundice dan pruritus generalisata yang terjadi berulang-ulang selama kehamilan.
Penderita yang pernah mengalami virus hepatitis sebaiknya tidak diberikan pil kontrasepsi,
kecuali bila faal hepar telah normal kembali.
9)      Hypertensi
Tensi harus diperiksa sebelum mulai mempergunakan pil kontrasepsi. Hypertensi sendiri
bukan merupakan kontraindikasi absolut, tetapi pengawasan tekanan darah ahrus dilakukan
lebih teliti. Bila tensi naik melebihi 160 mmHg sistolik dan 105 mmHg diastolik, harus
diberikan oengobatan terhadap hypertensinya atau pil kontrasepsi lain. Gejala hypertensi
sering timbul pada wanita yang sebelumnya pernah mengalami hypertensi selama kehamilan
atau terdapat riwayat hypertensi dalam keluarga.
10)  Depresi
Pada wanita dapat terjadi perubahan-perubahan perasaannya(mood) selama siklus menstruasi.
Kadang-kadang sekali dapat terjadi suatu episode depresi pada pemakai pil kontrasepsi. Bila
ini terjadi, pil kontrasepsi dapat dihentikan dan diganti dengan cara kontrasepsi yang lain.
11)  Libido
Kontrasepsi dengan steroid dapat menambah libido pada wanita. Ini disebabkan pengaruh
steroid tersebut dan hilangnya ketakutan untuk menjadi hamil. Biasanya frekuensi coitus
menurun setelah ovulasi, tetapi dengan pil kontrasepsi perubahan ini tidak tampak. Kadang-
kadang sekali terdapat wanita yang mengeluh libidonya berkurang dan dalam hal ini
sebaiknya pil oral dihentikan (Sastrawinata, 2000).

H.     Indikasi
a.           Usia reproduksi
b.           Telah memiliki anak atau belum
c.           Gemuk atau kurus
d.           Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
e.           Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f.            Pasca keguguran
g.           Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
h.           Anemia.
i.             Nyeri haid hebat.
j.             Haid teratur.
k.           Riwayat kehamilan ektopik.
l.             Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.

Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi secara
aman dan efektif, meskipun mereka :
1. belum mempunyai anak
2. remaja
3. gemuk atau kurus
4. > 35 tahun , tidak merokok
5. merokok tapi < 35 tahun
6. segera setelah keguguran

wanita dalam kondisi dibawah ini pada umumnya dapat memakai Pil KB :
1. haidnya banyak dan nyeri
2. anemi kekurangan zat besi
3. siklus haid tidak teratur
4. tumor jinak payudara
5. diabetes tanpa kelainan pembuluh darah
6. endometriosis
7. penyakit radang panggul
8. penyakit tiroid (kelemjar gondok)
9. mioma utyeri
10. TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin

Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :
a.      Kehamilan
b.      Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae
c.       Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen
d.      Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas
e.      Faal hepar yang terganggu,
f.        Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.
g.      Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih tnggi
(misalnya sequential), adalah :
1)      Siklus yang sangat tidak teratur
2)      Acne,
3)      Depresi premenstruil.
Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit
thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral
kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan tromboplebitis atau
tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga
karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga
neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui
penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau
diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil
kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.
Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi
jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices, umur
lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis
selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua,
saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM
sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif
Kontra indikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai hamil
melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara atau dicurigai
kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta
ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).

I.        Cara Penggunaan


Panduan cara penggunaan pil KB adalah sebagai berikut
a. Pil Kombinasi
1. Petunjuk Umum
Panduan penggunaan pil kombinasi secara umum :
a.      Pil kombinasi sebaiknya diminum setiap hari pada saat yang sama.
b.      Pil yang pertama dimulai pada hari pertama sampai hari ke tujuh siklus haid.
c.       Penggunaan pil kombinasi dianjurkan diminum pada hari pertama haid.
d.      Pada kemasan 28 pil, dianjurkan mulai minum pil plasebo sesuai dengan hari yang ada
pada kemasan.
e.      Bila kemasan 28 pil habis, sebaiknya mulai minum pil dari kemasan yang baru.
f.        Bila kemasan 21 pil habis, tunggu 1 minggu kemudian mulai minum pil dari kemasan yang
baru.
g.      Minum pil yang lain, apabila terjadi muntah dalam waktu 2 jam setelah meminumnya.
h.      Penggunaan pil kombinasi dapat diteruskan, apabila tidak memperburuk keadaan saat
terjadi muntah hebat atau diare lebih dari 24 jam.
i.        Penggunaan pil apabila terjadi muntah dan diare berlangsung sampai 2 hari atau lebih sama
dengan aturan minum pil lupa.
j.        Tes kehamilan dilakukan apabila tidak haid.

2. Aturan Pil Lupa


Apabila lupa minum 1 pil (hari 1-21), maka setelah ingat segera minum 2 pil pada
hari yang sama (tidak perlu menggunakan metode kontrasepsi lain). Apabila lupa minum 2
pil (hari 1-21), sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai jadual yang ditetapkan (sebaiknya
menggunakan metode kontrasepsi lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai pil
habis).
3. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Tidak Menyusui
Pil kombinasi diminum setelah 3 minggu post partum. Jika sudah 6 minggu post
partum dan sudah melakukan hubungan seksual, sebaiknya menunggu haid dan gunakan
metode barier.
4. Petunjuk Untuk Pasien Post Partum yang Menyusui
Petunjuk untuk pasien post partum yang menyusui sama dengan petunjuk umum dan
aturan pil lupa. Sebelum menggunakan pil kombinasi, berikan konseling dan KIE pada pasien
tentang berbagai metode kontrasepsi.

b. Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.

c. Mini Pil atau Pil Progestin


1. Waktu Mulai Menggunakan Mini Pil atau Pil Progestin
Mini pil mulai dapat digunakan pada hari pertama sampai hari ke lima pada siklus haid (tidak
memerlukan metode kontrasepsi lain) apabila:
a.        Lebih dari 6 minggu pasca persalinan dan pasien telah mendapat haid.
b.        Pasien sebelumnya menggunakan kontrasepsi non hormonal dan ingin ganti dengan mini
pil.
c.         Pasien sebelumnya menggunakan AKDR (termasuk AKDR yang mengandung hormon).
Mini pil mulai dapat digunakan setiap saat apabila :
a.      Diduga tidak terjadi kehamilan.
b.      Pasien mengalami amenorea (tidak haid) dan dipastikan tidak hamil (sebaiknya jangan
melakukan hubungan seksual selama 2 hari atau gunakan kontrasepsi lain untuk 2 hari).
c.       Menyusui antara 6 minggu dan 6 bulan pasca persalinan dan tidak haid (bila menyusui
penuh, tidak memerlukan kontrasepsi tambahan).
Selain itu, mini pil dapat digunakan saat :
1) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi hormonal lain dan ingin ganti
dengan mini pil. Pil dapat segera diberikan dan tidak perlu menunggu haid berikutnya,
apabila penggunaan kontrasepsi sebelumnya digunakan dengan benar dan tidak hamil.
2) Bila sebelumnya pasien menggunakan kontrasepsi suntikan dan ingin ganti mini pil. Pil
dapat diberikan pada jadual suntikan berikutnya dan tidak memerlukan metode kontrasepsi
tambahan lain.

2. Cara Minum Mini Pil atau Pil Progestin


Di bawah ini merupakan petunjuk minum pil progestin atau mini pil, yaitu:
a. Mini pil diminum setiap hari pada saat yang sama sampai habis.
b. Pil pertama sebaiknya diminum pada saat hari pertama siklus haid.
c. Metode barier digunakan pada hari ke tujuh atau 4-6 minggu post partum
walaupun haid belum kembali.
d. Pada pasien 9 bulan post partum sebaiknya beralih menggunakan pil kombinasi karena
efektifitas mini pil mulai menurun.
e. Bila pasien muntah dalam waktu 2 jam setelah menggunakan pil, minum pil yang lain atau
gunakan metode kontrasepsi lain jika akan melakukan hubungan seksual pada 48 jam
berikutnya.
f. Meskipun pasien belum haid, mulai paket baru sehari setelah paket terakhir habis.
g. Bila pasien mendapat haid teratur setiap bulan dan kehilangan 1 siklus (tidak haid), atau
merasa hamil, maka lakukan tes kehamilan.
h. Apabila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil
sesuai jadual (perdarahan biasa terjadi selama bulan-bulan pertama).
i. Apabila pasien mengalami kram, nyeri perut hebat atau demam maka segera periksa ke
pelayanan kesehatan.
j. Sarankan pada pasien untuk menggunakan kondom ataupun spermisida selain memakai
mini pil apabila kemungkinan terinfeksi penyakit menular seksual (termasuk HBV dan
HIV/AIDS) atau lupa minum pil.

3. Aturan Pil Lupa


Cara minum pil-pil yang terlupa selama 7 hari pertama antara lain:
a.           Bila lupa minum pil atau terlambat minum pil, segera minum pil saat ingat dan gunakan
metode barier selama 48 jam.
b.           Bila pasien lupa minum 1 atau 2 pil, segera minum pil yang terlupa dan gunakan metode
barier sampai akhir bulan.
4. Hal yang Perlu Disampaikan pada Pasien
Informasi yang perlu disampaikan pada pasien antara lain:
a.      Penggunaan mini pil akan merubah pola haid terutama 2 atau 3 bulan pertama. Pada
umumnya perubahan pola haid ini hanya bersifat sementara dan tidak mengganggu
kesehatan.
b.      Penggunaan mini pil akan menimbulkan efek samping seperti mual, pusing, ataupun nyeri
payudara.
c.       Efektifitas penggunaan mini pil akan berkurang, bila pasien mengkonsumsi obat-obatan
tuberkulosis ataupun epilepsi.
d.      Bila beberapa bulan mengalami haid teratur kemudian terlambat haid, kemungkinan terjadi
kehamilan.
e.      Bila mengeluh perdarahan bercak disertai nyeri hebat pada perut, kemungkinan terjadi
kehamilan ektopik.
f.        Masalah penglihatan kabur, nyeri kepala hebat, kemungkinan terjadi hipertensi atau
masalah vaskuler.
g.      Segera ke pelayanan kesehatan apabila menjumpai masalah-masalah di atas.

.
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal 8 mei 2010, Ny. S usia 32 tahun datang kebidan Umi Ibu mengatakan ingin
mendapatkan paket pil kombinasi yang baru karena paket pil kombinasi yang kemarin ibu
sudah habis. Sekarang ibu menstruasi hari ke 2,dan haid tidak teratur.
Ny. S mengatakan berat badannya naik dan juga sering lupa untuk minum setelah
menggunakan kontrasepsi pil kombinasi.

No.Register  : 040610
Tgl                : 08/05/2010

pengkajian
 a. Identitas Pasien
    Nama Ibu               : Ny.S                                 Nama suami    : Tn. M
 Umur                       : 32 Tahun                          Umur                : 40 Tahun
 Agama                    : Islam                                 Agama             : Islam
 Suku / Bangsa         : Jawa / Inonesia                Suku/ Bangsa  : Jawa /Indonesia
 Pendidikan             : SMU                                  Pendidikan      : SMU
 Pekerjaan               : URT                                  Pekerjaan       : Wiraswasta
 Alamat                   : Jln.Garuda                         Alamat            : Jln. Garuda

   Data Subjektif
b.   Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin mendapatkan paket pil kombinasi yang baru karena paket pil
kombinasi yang kemarin ibu sudah habis. Sekarang ibu menstruasi hari ke 2.

  c.   Keluhan Utama
Ibu mengatakan berat badannya naik setelah menggunakan kontrasepsi pil kombinasi
d.    Riwayat Menstruasi
Menarche    : 13 Tahun                    Siklus                : 28 hari
Lama          : 6 hari                         Teratur             : ya
Sifat darah  : encer                         Keluhan            : tidak ada
e.    Riwayat perkawinan
Status perkawinan                     : Sah               
Menikah ke                                 : 1
Lama                                          : 8 tahun         
Usia menikah pertama kali       : 21 tahun

f.      Riwayat Obstetri (Kehamilan, Persalinan, dan Nifas)


N Umur Persalinan BBL Nifas
o Kehamilan Tahun Penolong Tempat Komplikasi BB JK
Norma
1. Aterm 2004 Bidan BPM Tidak ada 3000 gr L
l
Norma
2. Aterm 2011 Bidan BPM Tidak ada 3200 gr P
l

    g.      Riwayat Kontrasepsi yang digunakan


Jenis Pasang Lepas
N
Kontrase
o Thn Oleh Tempat keluhan Thn Oleh Tempat Alasan
psi
Ingin
1. Suntik 2005 Bidan BPM t. a. k 2009 Sendiri Rumah punya
anak
2. Pil 2010 Bidan BPM BB naik - - - -

h.      Riwayat Kesehatan


a.       Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular,menurun, menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti hepatitis, TBC, dan PMS,
penyakit menurun seperti hipertensi, DM, dan asma, dan penyakit menuahun seperti jantung.
b.        Riwayat keturunan kembar
     Ibu mengatakan dari keluarga ibu dan suami tidak ada riwayat keturunan kembar
c.        Riwayat operasi
          Ibu mengatakan tidak pernah menjalani operasi apapun
d.      Riwayat alergi obat
  Ibu mengatakan tidak punya riwayat terhadap obat apapun.
a.       Pola nutrisi
Makan
Frekuensi           : 3 X Sehari                            
Porsi                    : 1 piring                                             
Jenis                     : nasi, sayur, lauk                    
Pantangan         : tidak ada                              
Keluhan              : tidak ada                              
Minum                                                 
Frekuensi          : 6 X Sehari                            
Porsi                  : 1 gelas                                              
Jenis                   : air putih, teh, jus                              
Pantangan       : tidak ada                              
Keluhan            : tidak ada                  
b.      Pola eliminasi   :
Buang Air Besar (BAB)
Frekuensi          : 1x /hari                                             
Konsistensi        : lembek                                              
Warna              : khas feses                             
Keluhan            : tidak ada                              
Buang Air Kecil (BAK)
Frekuensi          : 4x /hari
Konsistensi         : encer                                     
Warna               : kuning jernih                        
Keluhan            : tidak ada                  
c.       Pola istirahat
Tidur siang
Lama                : 1 jam/hari                             
Keluhan            : tidak ada                              
Tidur malam
Lama                : 8 jam/hari                             
Keluhan            : tidak ada                              
d.      Personal hygiene
Mandi               : 2x/hari                                              
Ganti pakaian : 2x/hari                                              
Gosok gigi        : 2x/hari                                              
Keramas          : 4x/minggu                            
e.       Pola seksualitas
Frekuensi          : 3x/ minggu
Keluhan            : Tidak ada
f.       Pola aktivitas (terkait kegiatan fisik, dan olahraga)
       Ibu mengatakan hanya melakukan aktivitas sehari-hari sebagai ibu rumah tangga antara lain
mencuci, mengepel,masak.
g.  Kebiasaan yang mengganggu kesehatan ( merokok, minum jamu, dan minum minuman
beralkohol)
       Ibu  mengatakan tidak pernah merokok, minum jamu, dan minum minuman beralkohol
h.     Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan piaraan)
Ibu mengatakan lingkungan rumahnya bersih.
Ibu mengatakan tidak mempunyai hewan peliharaan.

 Data Obyektif
    1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum                : baik
Kesadaran                         : compos mentis         
Berat badan                     : 65 kg                  
Tinggi badan                    : 158 cm      
Tanda vital/ vital sign        
Tekanan darah               : 100/60 MmHg           Nadi    : 84x/menit
Pernapasan                     : 20x/menit                  Suhu    : 36,50C
   2. Pemeriksaan fisik
Kepala :Tidak ada benjolan abnormal.
Rambut :Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe.
Muka :Bentuk oval, tidak ada cloasma, bersih.
Mata   :Simetris, sclera putih, konjungtiva tidak anemis, bersih.
Hidung :Mancung, tidak ada polip.
Telinga :Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran.
Mulut  :Tidak ada bibir sumbing, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
Leher   :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena 
jugularis.
Dada :Tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan teratur.
Abdomen :Tidak ada luka bekas opersai.
Anogenital  :Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, luka bekas jahitan
sudah sembuh
Ekstremitas
-       Atas : Bentuk simetris, jumlah jari lengkap, gerakan aktif.
-       Bawah : Bentuk simetris, jumlah jari lengkap, gerakan aktif.
3.    Pemeriksaan penunjang: Tidak ada

     H.   Diagnosa Keperawatan


1. Gangguan integritas kulit\jaringan Berhubungan Dengan perubahan
sirkulasi,perubahan hormonal Dibuktikan Dengan nyeri.
2. risiko harga diri rendah situasional Dibuktikan Dengan transisi perkembangan.
3. Gangguan memori Berhubungan Dengan efek agen farmakologi Dibuktikan Dengan
melaporkan pernah mengalami lupa.

I. INTERVENSI

N Hari/Tgl Diagnose Tujuan & Intervensi


o Keperawatan Kriteria Hasil
1 08/mei/ 1. Ganggu Setelah dilakukan tindakan 1. Anjurkan minum
2010 an integritas keperawatan selama 2`x24 air cukup.
kulit\jaringan jam. Gangguan integritas 2. Anjurkan asupan
Berhubungan kulit\jaringan efektif teratasi. buah dan sayur.
Dengan 3. Anjurkan mandi
perubahan kriteria hasil :[L. 14125] dan menggunakan sabun
sirkulasi,perubah secukupnya.
an hormonal 1.nyeri menurun.
[I. 11353]
Dibuktikan 2.hidrasi meningkat.
-Monitor tanda – tanda infeksi.
Dengan nyeri. 3.pigmentasi abnormal
[I. 14564]
menurun.
[D.0129]
Kolaborasi ;
Kolaborasi prosedur
debridement [biologis,mekanis].
[I. 14564]
2 08/mei/ 1. risiko Setelah dilakukan tindakan 3. Monitor verbalisasi yang
2010 harga diri rendah keperawatan selama 2x24 merendahkan harga diri.
situasional jam, risiko harga diri rendah 4. Monitor tingkat harga
Dibuktikan situasional teratasi. diriyang setiap waktu.
Dengan transisi 5. Motivasi terlibat dalam
perkembangan. kriteria hasil :[L. 09069] verbalisasi positif untuk diri
seendiri.
[D. 0102]
1. penerimaan [I. 09308]
penilaian positif
meningkat.
2. Kosentrasi
meningkat.perasaan
malu menurun.

3 08/mei/ Gangguan memori Setelah dilakukan tindakan 1. Monitor perilaku


2010 Berhubungan Dengan keperawatan selama 2x24 perubahan selama terapi.
efek agen farmakologi jam, Gangguan memori 2. Recanakan
Dibuktikan Dengan teratasi. metode mengajar sesuaii
melaporkan pernah kemampuan pasien.
mengalami lupa. 3. Identifikasi
Kriteria hasil; masalah memori yang
[D. 0062] [L.09079] dialami.
1. verbalisasi [I. 06188]
kemampuan mengingat
informasi faktual
meningkat.
2. verbalisasi
lupa jadwal menurun.
3. 3. verbalisasi
mudah lupa menurun.

J. IMPLEMENTASI

Nama Pasien : Ny. S Jenis Kelamin : Perempuan


Umur : 32 tahun Ruangan : KIA
N Hari/Tgl/Ja Tindakan Evaluasi Para
o m Keperawata f
n
1. 08/mei/ 1. Melakuk oTD: 100/60MmHg          
2010 an oNadi    : 84x/menit
pemeriks oPernapasan:20x/menit                  Suhu    :
JAM 12.50 aan TTV 36,50C

2. Mengatu 1. Pasien dalam posisi semi fowler


r posisi
pasien

2. 08/mei/ TD: 100/60MmHg          


Melakukan
2010 Nadi    : 84x/menit
pemeriksaan
Pernapasan:20x/menit              
TTV
    Suhu    : 36,50C
JAM 12.50

1. Mengatu 1. Pasien mengikuti anjuran yang diberikan


r posisi
pasien
3. 08/mei/
2010 Melakukan TD : 100/60 MmHg          
JAM 12.50 pemeriksaan N    : 84x/menit
TTV R :20x/menit              
    T    : 36,50C

Menjelaskan 1. Pasien mengikuti anjuran


pengertian
ke pasien
untuk
meminum
pil kb setiap
hari dan
padawaktu
yang sama.

CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny. S No. RM PAV    :
UMUR:  32 Tahun TANGGAL : 08/05/2010 KELAS:
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &
TANGGAL / JAM
(SOAP) PARAF
08 Mei 2010 / jam 13.30 S : Ibu mengatakan berat badannya
bertambah setelah mengkonsumsi KB
PIL ini, haid nya kurang teratur.

O : Berat badan 65kg, Tinggi badan 158


cm, Tekanan darah: 100/60 MmHg,
Nadi : 84x/mit, Pernapasan :
20x/menit, Suhu : 36,50C

A : Ny. S umur 32 tahun P2A0 dengan


akseptor lama KB pil kombinasi.

P:
1. Menganjurkan ibu agar tidak lupa
untuk mengkonsumsi Pil KB.
2. Memberitahu kembali kepada ibu
bahwa kenaikan BB yang bertambah
dikarenakan efek samping Pil KB, hal
ini bersifat normal.
3. Mengingatkan ibu agar tidak lupa
kembali jika Pil KB telah habis.

DAFTAR PUSTAKA

Affandi B. (1993). Early experience with Implanon. VIIIth World Congress on Human
Reproduction. Bali.

BKKBN : (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta


Biro Pelayanan Kontrasepsi BKKBN (1985). Petunjuk Pelayanan Medis Pelayanan
Kontrasepsi di Lapangan, Jakarta.

Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

Sastrawinata RS (1985). Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Lokakarya Sukabumi

Anda mungkin juga menyukai