DISUSUN OLEH :
DESITA ARDIYANTI (2018.0300.70)
DOSEN PEMBIMBING :
SYLVIE PUSPITA,S.Kep,Ns.,M.Kep
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, karena rahmat dan hidayah-Nya
penulis dapat menyelesaikan penyusunan LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA AKSEPTOR KB (PIL KOMBINASI) DI PUSKESMAS BULILI.
Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas III. Dalam
kesempatan ini saya menyampaikan banyak terima kasih atas bantuan semua pihak sehingga
laporan ini dapat terselesaikan dengan baik, karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dra.Hj. Soelijah Hadi, M.Kes, M.M., selaku Ketua STIKes Husada Jombang.
2. Dr. Najah Soraya N. M_M_. Selaku Wakil Ketua II di STIkes Husada Jombang.
3. Sylvie Puspita, S.Kep,.Ns.,M.Kep. selaku Kaprodi S1
Keperawatan dan dosen pengajar Keperawatan Maternitas III di STIKes Husada
Jombang.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran
dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya semoga laporan ini dapat
berguna dan bermanfaat bagi penulis dan para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman judul.........................................................................................................i
Kata Pengantar......................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1. Latar Belakang.........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
a. Pengertian pil KB..........................................................................
b. Cara kerja......................................................................................
c. Cara pemakaian.............................................................................
d. Jenis – jenis pil KB .......................................................................
e. keuntungan....................................................................................
f. Kerugian .......................................................................................
g. Efek Samping................................................................................
h. Indikasi .........................................................................................
i. Cara Penggunaan...........................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat
ini atau cara ini sifat tidak permanen dan memungkinkan pasangan untuk mendapatkan anak
apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi yang tersedia di pasaran
yang dapat dibeli dengan bebas. Pil kontrasepsi dipergunakan oleh kurang lebih 50 juta
akseptor di seluruh dunia. Di Indonesia diperkirakan kurang lebih 60% akseptor
mempergunakan pil kontrasepsi. Jumlah ini tampaknya akan tetap tinggi dibandingkan
dengan jumlah akseptor yang mempergunakan cara kontrasepsi yang lain. Pil mengakibatkan
perlunya tenaga pelayanan lebih banyak dibandingkan IUD, sehingga merupakan beban yang
berat bagi tenaga medis serta para medis. Oleh karena itu perlu pelayanan yang diatur oleh
tenaga terlatih yang terdapat dalam masyarakat sendiri. Sehubungan dengan ini diperlukan
pengetahuan dasar serta petunjuk-petunjuk untuk pelaksana pelayanan tersebut, baik untuk
seleksi akseptor maupun cara mengatasi keluhan-keluhan yang ditemukan (Sastrawinata,
2000).
Pil KB yang banyak dipakai umumnya berisi dua jenis hormon, yakni estrogen dan
progesteron. Ada juga yang berisi hanya salah satu hormon saja. Kedua hormon ini bekerja
menghambat terjadinya ovulasi. Oleh karena ovulasi atau keluarnya sel telur matang tidak
terjadi, maka kehamilan pun tidak berbuah. Angka keberhasilan memakai pil dibilang hampi
selalu efektif dalam mencegah kehamilan.
Namun, tidak semua wanita boleh memilih pil, jika mengidap tumor yang dipengaruhi
oleh hormon estrogen, seperti tumor kandungan dan payudara, mengidap penyakit hati aktif,
penyakit pembuluh balik atau varices thrombophlebitis, pernah serangan stroke dan
mengidap penyakit kencing manis. Mereka mutlak tidak boleh memakai pil, dan harus
memilih cara kontrasepsi yang lain. Perlu dipertimbangkan tidak boleh memilih pil, apabila
mengidap darah tinggi, migren, depresi, tumor jinak rahim (mioma uteri) dan haidnya jarang.
Oleh karena obat dalam pil kurang lebih sama dengan obat suntik, maka memilih suntikan
juga perlu mempertimbangkan kondisi-kondisi akseptor.
Pilihan pil KB sering ditinggalkan karena faktor efek sampingnya. Efek samping
estrogen sering menimbulkan mual, nyeri kepala, air tertahan dalam tubuh dan nyeri
payudara. Sedangkan efek samping progesteron menjadikan perdarahan vagina tidak teratur,
nafsu makan bertambah sehingga bertambah gemuk, muncul jerawat, haid jadi sedikit dan
kemungkinan payudara mengecil (Nadesul, 2007).
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pil KB adalah alat kontrasepsi pencegah kehamilan atau pencegah konsepsi yang
digunakan dengan cara per-oral/kontrasepsi oral. Pil KB merupakan salah satu jenis
kontrasepsi yang banyak digunakan. Pil KB disukai karena relatif mudah didapat dan
digunakan, serta harganya murah (Saifuddin, 2006).
Pil KB atau oral contraceptives pill merupakan alat kontrasepsi hormonal yang berupa
obat dalam bentuk pil yang dimasukkan melalui mulut (diminum), berisi hormon estrogen
dan atau progesteron. bertujuan untuk mengendalikan kelahiran atau mencegah kehamilan
dengan menghambat pelepasan sel telur dari ovarium setiap bulannya. Pil KB akan efektif
dan aman apabila digunakan secara benar dan konsisten (Sastrawinata, 2000).
B. Cara Kerja
3. Efektivitas
Bila dipakai dengan benar dan teratur, kegagalannya sangat kecil yakni 0.1% kehamilan
pada 100 wanita pemakai atau tahun pertama pemakaian (1:1000) Dalam pemakaian sehari-
hari karena faktor kesalahan manusia atau lupa, maka kegagalannya dapat menjadi 6-8
kehamilan atau 100 wanita pemakai atau tahun pemakaian. Kesalahan yang sering terjadi
adalah lupa menelan pil atau terlambat memulai kemasan yang baru.
C. Cara pemakaian
1. Untuk mereka yang baru pertama kali menggunakan pil KB, mulai minum pil saat haid
yaitu mulai di hari ke lima haid atau paling baik di hari pertama haid. Bila dimulai pada saat
haid sudah berhenti, jika hendak melakukan hubungan intim, gunakan kondom selama 7 hari
pertama menelan pil untuk mencegah terjadinya kehamilan.
2. Untuk mencegah lupa minum pil, minumlah pil KB secara teratur setiap harinya pada jam
yang sama, disarankan untuk menelan pil pada malam hari (sebelum tidur atau setelah makan
malam).
3. Jika lupa minum satu pil KB ( aktif bukan placebonya ) minum segera saat teringat dan
minum pil dosis hari itu di saat waktu rutin biasanya. Jika lupa 1 hari (24 jam) maka masih
dapat diminum 2 tablet langsung pada saatnya minum pil. Namun jika lupa lebih dari 1 hari,
buang pil yang terlupa dan lanjutkan minum pil sesuai harinya, namun karena efektifitas
berkurang, perlu dikombinasikan dengan kontrasepsi kondom saat berhubungan intim.
Contoh : Biasa minum pil KB setiap jam 9 malam
Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 10 pagi di tanggal 2, maka segera minum pil
KB yang terlupa. Jam 9 malam tanggal 2, minum pil KB seperti biasa.
Tanggal 1 lupa minum pil KB, baru teringat jam 9 malam tanggal 2, maka minum ke dua pil
sekaligus.
Tanggal 1 dan tanggal 2 lupa minum pil KB, baru teringat di tanggal 3 maka buang ke dua
pil, dan jam 9 malam tanggal 3 tetap minum pil KB sesuai harinya, dan bila hendak
melakukan hubungan intim 7 hari ke depan gunakan kondom agar tidak terjadi kehamilan.
4. Untuk pil KB dengan isi 21 pil, setelah pil terakhir dimakan, maka 7 hari kedepan libur/
tidak makan pil. Saat libur inilah diperkirakan akan terjadi haid, yang biasanya timbul 2-3
hari setelah pil habis. Setelah libur 7 hari, baik haid sudah selesai ataupun belum, minum
kembali pil KB dari blister yang baru. Jika lupa tidak berhenti minum pil dan langsung
melanjutkan blister yang baru maka haid tidak akan terjadi. Hal ini karena efek lanjutan
hormon estrogen dan progesteron pada pil KB. Hentikan pil KB maka dalam beberapa hari
akan terjadi haid.
5. Untuk pil KB dengan isi 28 pil, 7 buah pil yang beda ukuran dan warnanya dari 21 pil
lainnya, sebenarnya tidak mengandung hormon melainkan hanya tepung saja ( plasebo )
sehingga tidak memiliki efek pengobatan. Saat minum pil plasebo inilah haid diperkirakan
akan terjadi. Tujuan disediakan pil plasebo hanyalah sebagai pengingat saja supaya tidak
lupa, tinggal menyambung dengan pil berikutnya.
6. Untuk ibu menyusui tersedia minipil ( hanya mengandung progesteron, tidak mengandung
estrogen). Pil ini mempunyai efek seperti suntikan KB karena tidak mengendung estrogen,
sehingga tidak mengganggu kualitas maupun kuantitas ASI, contohnya : Excluton.
7. Untuk ibu pasca melahirkan, maka pemakaian pil KB dimulai saat :
a. Ibu telah berhenti menyusui atau 6 bulan setelah melahirkan (mana yang lebih dulu)
b. 3 - 6 minggu pasca salin untuk ibu yang tidak menyusui
c. Bila telah lebih dari 42 hari (6 minggu) pasca salin dan tidak menyusui, yakinkan dulu
bahwa tidak hamil, baru mulai minum pil KB
8. Untuk pemakaian pil KB setelah keguguran :
a. mulai pada 7 hari pertama keguguran
b. setiap saat asal yakin tidak hamil dan berKB ganda (kondom atau spermisida) selama 7
hari pertama.
D. Jenis-jenis Pil KB
Ada 5 jenis pil KB/kontrasepsi oral, yaitu : (Saifuddin, 2006)
1. Pil kombinasi atau combination oral contraceptive pill
Pil KB yang mengandung estrogen dan progesteron dan diminum sehari
sekali. Estrogen dalam pil oral kombinasi, terdiri dari etinil estradiol dan mestranol.
Dosis etinil estradiol 30-35 mcq. Dosis estrogen 35 mcq sama efektifnya dengan
estrogen 50 mcq dalam mencegah kehamilan. Progestin dalam pil oral kombinasi,
terdiri dari noretindron, etindiol diasetat , linestrenol, noretinodel, norgestrel,
levonogestrel, desogestrel dan gestoden.
Terdiri dari 21-22 pil KB/kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat
estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil KB/kontrasepsi
oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap
pil hari 1 pil selama 21-22 hari. Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil
KB/kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang
sebenarnya merupakan perdarahan putus obat. Penggunaan pada siklus selanjutnya,
sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama
perdarahan haid.
Pil oral kombinasi mempunyai 2 kemasan, yaitu :
a. Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak
mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat
inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil
setiap hari.
b. Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari
tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan
kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari
tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7
setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau
tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri.
Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi
pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.
2. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe sekuensial
Pil dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus.
Maka berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14-16
hari pertama diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5-7 hari
terakhir. Terdiri dari 14-15 pil KB/kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan
7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama
dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering
menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
3. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil mini
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Pil mini yaitu pil KB yang
hanya mengandung progesteron saja dan diminum sehari sekali. Berisi derivat
progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara
pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi. Dosis progestin dalam pil mini
lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg
atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu
yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.
Contoh pil mini, yaitu :
a. Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron.
b. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol.
c. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel.
d. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol.
e. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat
4. Pil KB atau kontrasepsi oral tipe pil pascasanggama (morning after pill)
Morning after pill merupakan pil yang mengandung hormon estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadaan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor. Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu
kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.
4. Once A Moth Pill
Pil hormon yang mengandung estrogen yang ”long acting” yaitu pil yang diberikan
untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
Jenis kontrasepsi oral yang lain dan sudah tersedia, namun masih terbatas antara lain.
a. Mifepristone, yaitu alat kontrasepsi oral harian yang mengandung anti progesteron
yang digunakan dalam uji klinis penelitian
b. Ormeloxifene (centchroman), yaitu alat kontrasepsi oral yang berupa modulator
reseptor estrogen yang digunakan 1-2 kali per minggu dan hanya tersedia di India.
E. Keuntungan
1. Keuntungan pil KB secara umum
a. Sangat efektif bila dipakai dengan benar
b. Tidak mengurangi kenyamanan hubungan suami istri
c. Menstruasi (Haid) menjadi teratur, lebih sedikit dan lebih singkat waktunya, juga
mengurangi rasa nyeri haid.
d. Dapat dipakai selama diinginkan, tidak harus beristirahat dulu
e. Dapat dipakai oleh semua wanita usia reproduktif
f. Dapat dipakai oleh wanita yang belum pernah hamil
g. Dapat dihentikan pemakaiannya dengan mudah kapan saja
h. Kesuburan segera kembali setelah pemakaian pil dihentikan
i. Dapat dipakai sebagai “kontrasepsi emergensi†setelah hubungan suami istri
2. Keuntungan Pil oral kombinasi
a. Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
b. Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
c. Tidak mengganggu hubungan seksual.
d. Mudah digunakan.
e. Mudah dihentikan setiap saat.
f. Mengurangi perdarahan saat haid.
g. Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
h. Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
i. Mengurangi insidens kista ovarium.
j. Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
k. Mengurangi karsinoma endometrium.
l. Mengurangi infeksi radang panggul.
m. Mengurangi osteoporosis.
n. Mengurangi rheumatoid artritis.
3. Keuntungan Pil Mini
a. Sangat efektif apabila digunakan secara benar.
b. Tidak mempengaruhi air susu ibu.
c. Nyaman, mudah digunakan.
d. Tidak mengganggu hubungan seksual.
F. Kerugian
Pil oral kombinasi :
1. Mahal
2. Penggunaan pil harus diminum setiap hari dan bila lupa minum akan meningkatkan
kegagalan.
3. Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4. Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin, fenilbutason
dan antibiotik tertentu).
5. Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6. Efek samping ringan/jarang, namun dapat berupa amenorea, mual, rasa tidak enak di
payudara, sakit kepala, mengurangi ASI, berat badan meningkat, jerawat, perubahan
mood, pusing, serta retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang
jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.
Pil Mini :
a. Mahal.
b. Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
c. “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
d. Harus diminum setiap hari (bila lupa minnum maka kemungkinan hamil).
e. Gejala khusus : nyeri kepala, perubahan mood, penambahan atau penurunan berat
badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme
(pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
f. Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan
melindungi dari kista ovarium di masa depan.
g. Tidak melindungi dari penyakit menular sseksual, HBV, HIV/AIDS.
G. Efek Samping
Gejala-gejala sampingan yang mungkin timbul selama penggunaan pil berupa gejala-
gejala subjektif dan objektif. Gejala-gejala subyektif, yaitu :
a. Mual atau muntah (terutama tiga bulan pertama).
b. Sakit kepala ringan, migraine.
c. Nyeri payudara (rasa sakit/tegang pada buah dada).
d. Tidak ada haid.
e. Sukar untuk tidak lupa.
f. Kemasan baru selalu harus tersedia setelah pil kemasan sebelumnya habis.
g. Nafsu makan bertambah.
h. Cepat lelah.
i. Mudah tersinggung, depresi.
j. Libido bertambah/berkurang.
H. Indikasi
a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak atau belum
c. Gemuk atau kurus
d. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektifitas yang tinggi.
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Pasca keguguran
g. Menyusui ASI pasca persalinan > 6 bulan.
h. Anemia.
i. Nyeri haid hebat.
j. Haid teratur.
k. Riwayat kehamilan ektopik.
l. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi.
Secara UMUM, kebanyakan wanita dapat memakai Pil KB sebagai cara kontrasepsi secara
aman dan efektif, meskipun mereka :
1. belum mempunyai anak
2. remaja
3. gemuk atau kurus
4. > 35 tahun , tidak merokok
5. merokok tapi < 35 tahun
6. segera setelah keguguran
wanita dalam kondisi dibawah ini pada umumnya dapat memakai Pil KB :
1. haidnya banyak dan nyeri
2. anemi kekurangan zat besi
3. siklus haid tidak teratur
4. tumor jinak payudara
5. diabetes tanpa kelainan pembuluh darah
6. endometriosis
7. penyakit radang panggul
8. penyakit tiroid (kelemjar gondok)
9. mioma utyeri
10. TBC (kecuali dalam pengobatan dengan rifampicin
Kontra indikasi dari penggunaan berbagai jenis pil KB adalah sebagai berikut :
a. Kehamilan
b. Kecurigaan atau adanya Carcinoma mammae
c. Adanya neoplasma yang dipengaruhi oleh estrogen
d. Menderita penyakit thromboemboli atau varices yang luas
e. Faal hepar yang terganggu,
f. Perdarahan per vagina yang tidak diketahui sebabnya.
g. Selain itu, indikasi untuk memilih pil kontrasepsi dengan dosis estrogen yang lebih tnggi
(misalnya sequential), adalah :
1) Siklus yang sangat tidak teratur
2) Acne,
3) Depresi premenstruil.
Dalam keadaan lain seperti laktasi dan adanya riwayat keluarga dengan penyakit
thromboemboli, sebaiknya dipilih mini pil (Sastrawinata, 2000).
Kontra indikasi setiap jenis pil berbeda-beda. Kontra indikasi untuk absolut pil oral
kombinasi, yaitu tromboplebitis atau tromboemboli, sebelumnya dengan tromboplebitis atau
tromboemboli, kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner, diketahui atau diduga
karsinoma mammae, diketahui atau diduga karsinoma endometrium, diketahui atau diduga
neoplasma yang tergantung estrogen, perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui
penyebabnya, adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar, diketahui atau
diduga hamil, gangguan fungsi hati, serta tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil
kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.
Kontra indikasi untuk relatif pil oral kombinasi, yaitu sakit kepala (migrain), disfungsi
jantung atau ginjal, diabetes gestasional atau pre diabetes, hipertensi, depresi, varices, umur
lebih 35 tahun, perokok berat, fase akut mononukleosis, penyakit sickle cell, asma, kolestasis
selama kehamilan, hepatitis atau mononukleosis tahun lalu, riwayat keluarga (orang tua,
saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM
sebelum usia 50 tahun, serta kolitis ulseratif
Kontra indikasi pil mini, yaitu wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang
tidak diketahui penyebabnya, ada riwayat kehamilan ektopik, diketahui atau dicurigai hamil
melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif, benjolan di payudara atau dicurigai
kanker payudara, gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata), serta
ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas (Saifuddin, dkk. 2000).
b. Pil Sequential
Pil ini dibuat seperti urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka
berdasarkan urutan hormon tersebut, estrogen hanya diberikan selama 14–16 hari pertama
diikuti oleh kombinasi progestron dan estrogen selama 5–7 hari terakhir.
.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal 8 mei 2010, Ny. S usia 32 tahun datang kebidan Umi Ibu mengatakan ingin
mendapatkan paket pil kombinasi yang baru karena paket pil kombinasi yang kemarin ibu
sudah habis. Sekarang ibu menstruasi hari ke 2,dan haid tidak teratur.
Ny. S mengatakan berat badannya naik dan juga sering lupa untuk minum setelah
menggunakan kontrasepsi pil kombinasi.
No.Register : 040610
Tgl : 08/05/2010
pengkajian
a. Identitas Pasien
Nama Ibu : Ny.S Nama suami : Tn. M
Umur : 32 Tahun Umur : 40 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Inonesia Suku/ Bangsa : Jawa /Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMU
Pekerjaan : URT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jln.Garuda Alamat : Jln. Garuda
Data Subjektif
b. Alasan Kunjungan
Ibu mengatakan ingin mendapatkan paket pil kombinasi yang baru karena paket pil
kombinasi yang kemarin ibu sudah habis. Sekarang ibu menstruasi hari ke 2.
c. Keluhan Utama
Ibu mengatakan berat badannya naik setelah menggunakan kontrasepsi pil kombinasi
d. Riwayat Menstruasi
Menarche : 13 Tahun Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari Teratur : ya
Sifat darah : encer Keluhan : tidak ada
e. Riwayat perkawinan
Status perkawinan : Sah
Menikah ke : 1
Lama : 8 tahun
Usia menikah pertama kali : 21 tahun
Data Obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : compos mentis
Berat badan : 65 kg
Tinggi badan : 158 cm
Tanda vital/ vital sign
Tekanan darah : 100/60 MmHg Nadi : 84x/menit
Pernapasan : 20x/menit Suhu : 36,50C
2. Pemeriksaan fisik
Kepala :Tidak ada benjolan abnormal.
Rambut :Bersih, tidak rontok dan tidak berketombe.
Muka :Bentuk oval, tidak ada cloasma, bersih.
Mata :Simetris, sclera putih, konjungtiva tidak anemis, bersih.
Hidung :Mancung, tidak ada polip.
Telinga :Simetris, bersih, tidak ada gangguan pendengaran.
Mulut :Tidak ada bibir sumbing, tidak ada stomatitis, lidah bersih.
Leher :Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena
jugularis.
Dada :Tidak ada retraksi dinding dada, pernafasan teratur.
Abdomen :Tidak ada luka bekas opersai.
Anogenital :Tidak ada pembesaran kelenjar bartolini, luka bekas jahitan
sudah sembuh
Ekstremitas
- Atas : Bentuk simetris, jumlah jari lengkap, gerakan aktif.
- Bawah : Bentuk simetris, jumlah jari lengkap, gerakan aktif.
3. Pemeriksaan penunjang: Tidak ada
I. INTERVENSI
J. IMPLEMENTASI
CATATAN PERKEMBANGAN
NAMA : Ny. S No. RM PAV :
UMUR: 32 Tahun TANGGAL : 08/05/2010 KELAS:
CATATAN PERKEMBANGAN NAMA &
TANGGAL / JAM
(SOAP) PARAF
08 Mei 2010 / jam 13.30 S : Ibu mengatakan berat badannya
bertambah setelah mengkonsumsi KB
PIL ini, haid nya kurang teratur.
P:
1. Menganjurkan ibu agar tidak lupa
untuk mengkonsumsi Pil KB.
2. Memberitahu kembali kepada ibu
bahwa kenaikan BB yang bertambah
dikarenakan efek samping Pil KB, hal
ini bersifat normal.
3. Mengingatkan ibu agar tidak lupa
kembali jika Pil KB telah habis.
DAFTAR PUSTAKA
Affandi B. (1993). Early experience with Implanon. VIIIth World Congress on Human
Reproduction. Bali.
Prawirohardjo, S., Hanifa, W. (2007). Ilmu kebidanan. Edisi 3, hal. 905. Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta
Saifuddin, Abdul Bari (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, edisi 2,
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.
Sastrawinata RS (1985). Teknologi KB Masa Kini dan Masa Depan. Lokakarya Sukabumi