Anda di halaman 1dari 20

INTER PROFESIONAL

EDUCATION:
Kasus Kesehatan Anak dengan Diare
Dosen Pembimbing :
1. Dwi Wahyu Wulan S.SST., M.Keb.
2. Beny Suyanto, S.Pd, M.Si

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


SURABAYA

KELOMPOK X IPE C
Nama Anggota Kelompok X
IPE C
1. Ruhul Faqih Syahrani (Keperawatan) 11. Felly Yuli Anggraini (Kebidanan)
2. Sellah Junitah Maulidiah (Keperawatan) 12. Annisa Nur Fadhillah (Kesling)
3. Sinta Nurwida (Keperawatan) 13. Ardiansyah Widodo Utomo (Kesling)
4. Sri Nur Aini (Keperawatan) 14. Fariz Alam Zakaria (Kesling)
5. Fieko Chandra Damara (Keperawatan) >
15. Fenani Ari Wahyu P. (Kesling)
<

6. Lela Choirunnisa' Noersiyam (Keperawatan) 16. Siska Mei Riyawati (Analis Kesehatan)
7. Siti Nurul 'Aini (Keperawatan) 17. Sof'roul ardianti R. (keperawatan gigi)
8. Uswatun Nur Afida (Keperawatan) 18. Ayu Tazqiya R. (Tekmed)
9. Ervinawati (Kebidanan) 19. Latifah Romadlony (Gizi)
10. Henny Widayanti (Kebidanan) 20. Liza Rochyanty Puteri (gizi)
KASUS

Keluarga Tn. S (37 Tahun) yang terdiri dari Istri yaitu Ny. M (23 Tahun) dan mempunyai anak
1 bernama An. F (18 Bulan). Keluarga Tn. S tinggal di lingkungan yang kurang bersih. Ny. M
mengatakan An. F BAB ± 3x sehari, konsistensi encer sejak 5 hari yang lalu. anak menjadi >
rewel, suhu badan meningkat (37,8ºC), dan tidak mau makan serta minum air putih/hanya
minum ASI saja. Sebelum dibawa ke puskesmas, ketika setelah menyusu pada ibu, klien <
muntah 1 kali/hari selama 5 hari, dan hilang timbul. Dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit yang sama/diare. Setelah dilakukan pemeriksaan pernapasan klien: 30x/menit, Suhu
tubuh 37,8˚C, Nadi 138x/menit dan lemah, Tekanan darah 85/60 mmHg, wajah tampak pucat
dan kesadaran komposmentis.
 
>

<

STUDI KASUS
KERJASAMA: Diare pada Anak
TAHAP 1 DISKUSI KELOMPOK X TUGAS FASILITATOR
PENULIS SKENARIO Kelompok X IPE C Poltekkes Kemenkes Surabaya

Keluarga Tn. S dapat memahami tindakan pencegahan dan Fasilitator menyampaikan


SASARAN penanganan diare yang dialami oleh An. F bahwa diskusi saat ini
PEMBELAJARAN mencakup sasaran
yang telah ditentukan
1. Pengertian diare >
2. Penyebab diare
<
3. Tanda dan gejala diare
4. Komplikasi diare
LINGKUP BAHASAN 5. Diet yang tepat pada penderita diare
6. Pencegahan diare
7. Penanganan diare
8. Modifikasi lingkungan yang tepat bagi penderita diare
1.
Pengetahuan tentang diare Fasilitator harus menggali
2.
Pengetahuan tentang tanda dan gejala diare pengetahuan awal bila
3.
Pengetahuan tentang penyebab diare diskusi tidak berjalan.
4.
Pengetahuan penerapan diet yang benar pada anak yang (Apabila tidak mampu
mengalami diare menyebutkan pengetahuan
PENGETAHUAN AWAL 5. Pengetahuan tentang komplikasi diare awal, cukup di catat saja)
6. Pengetahuan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan
untuk mencegah terjadinya diare
7. Pengetahuan tentang penanganan diare

Keluarga Tn. S (37 Tahun) yang terdiri dari Istri yaitu Ny. M (23
Tahun) dan mempunyai anak 1 bernama An. F (18 Bulan). >
Keluarga Tn. S tinggal di lingkungan yang kurang bersih. Ny. M
mengatakan An. F BAB ± 3x sehari, konsistensi encer sejak 5 hari <
yang lalu. anak menjadi rewel, suhu badan meningkat (37,8ºC),
dan tidak mau makan serta minum air putih/hanya minum ASI
PEMICU saja. Sebelum dibawa ke puskesmas, ketika setelah menyusu pada
ibu, klien muntah 1 kali/hari selama 5 hari, dan hilang timbul.
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit yang
sama/diare. Setelah dilakukan pemeriksaan pernapasan klien:
30x/menit, Suhu tubuh 37,8˚C, Nadi 138x/menit dan lemah,
Tekanan darah 85/60 mmHg, wajah tampak pucat dan kesadaran
komposmentis.
KATA BARU Komposmentis Fasilitator mengamati

Data Subjektif : Fasilitator mengamati


1. Ny. M mengatakan An. F BAB ± 3x sehari, sejak 5 hari yang
lalu
2. Ny. M mengatakan An. F tidak mau makan serta minum air
putih/hanya minum ASI saja
3. Ny. M mengatakan An. F muntah 1 kali/hari selama 5 hari
Data Objektif :
IDENTIFIKASI FAKTA 4. Konsistensi BAB encer sejak 5 hari yang lalu
>
5. An. F tampak pucat
6. An. F tampak lemah
7. RR: 30x/menit, <
8. Suhu: 37,8˚C,
9. Nadi 138x/menit dan lemah,
10. Tekanan darah 85/60 mmHg
11. Kondisi tempat tinggal yang kurang bersih
MASALAH UTAMA An. F BAB ± 3x sehari, konsistensi encer sejak 5 hari yang lalu Fasilitator mengamati

Bagaimana upaya pencegahan dan penanganan pada anak dengan Fasilitator mengamati
RUMUSAN MASALAH
diare?
1. Tanda-Tanda Vital: RR: 30x/menit, Suhu: 37,8˚C, Nadi 138x/menit
dan lemah, Tekanan darah 85/60 mmHg
2. Derajat dehidrasi: diare dehidrasi ringan dengan tanda dan gejala
DATA TAMBAHAN gelisah, rewel, mata cekung, rasa ingin minum terus disertai mual
dan muntah.

1. Bagaimana perawatan anak dengan diare? Fasilitator mengarahkan


2. Adakah hubungan lingkungan yang kurang bersih dengan diare? mahasiswa untuk dapat
3. Bagaimana cara meningkatkan nafsu makan anak saat sakit? membuat list pertanyaan
4. Apakah perlu di laksanakan kerjasama lintas sector? seperti di samping dan sebanyak
LEARNING ISSUE YANG 5. Apakah yang seharusnya dilakukan keluarga dalam merawat anak mungkin
MUNGKIN TERJARING yang mengalami diare?
6. Bagaimana cara mencegah terjadinya diare, khususnya pada anak? >

<
Kurangnya penerapan PHBS
Fasilitator meminta kelompok
(lingkungan kurang bersih) membuat analisis masalah
dalam bentuk peta konsep/
diagram alur terjadinya masalah
Infeksi bakteri, virus, dan jamur diatas. Fasilitator dapat
pada organ pencernaan Memberikan contoh dengan
ANALISIS MASALAH model yang lain apabila
kelompok masih kesulitan
Kerjasama lintas memahami
sektor dan lintas
program terkait
peningkatan
kesehatan anak
Klien dapat mengalami diare dikarenakan pola hidup dan kondisi lingkungan
HIPOTESIS
yang kurang bersih
Soenarto Y. (2012). Buku Ajar GastroenterologiHepatologi: Diare Kronis dan
Diare Persisten Jilid 1. Pp 122. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Wahyu, N. K., (2020). Karya Tulis Ilmiah: Gambaran Asuhan Keperawatan
Pada Balita Diare Dengan Hipovolemia di Ruang Cilinaya RSD Mangusada
>
Bandung. Jurnal Repository Poltekkes Denpasar.
REFERENSI TERKAIT
http://repository.poltekkesdenpasar.ac.id/4513/4/BAB%20II%20Tinjauan%2 <
0Pustaka.pdf
Yuniarti. (2018). Asuhan Keperawatan pada Nn. A dengan Diare Di Ruang
Mahoni Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.
Jurnal Repository Poltekkes Kandari..
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/529/1/KTI%20YUNIARTI.pdf
Pertanyaan untuk refleksi : Fasilitator menyampaikan
1. Apakah ada pengetahuan baru yang didapat tentang profesi pertanyaan refleksi setelah
lain? kegiatan pemecahan
PERTANYAAN >
2. Apakah pengetahuan yang didapat bermanfaat dan bisa masalah selesai
REFLEKSI
menyelesaikan kasus tersebut?
<
3. Apakah ada hal/informasi yang belum dipahami?
INTERPROFESI
4. Apakah semua anggota tim memahami pengetahuan profesi
masing-masing?
>

<

Peran Setiap Profesi Dalam Penanganan


Diare pada Anak
Peran perawat
Observasi
1. Mengidentifiksi penyebab diare
2. Mengidentifikasi riwayat pemberian makan
3. Mengidentifikasi gejala invaginasi (misal tangisan keras, kepucatan pada bayi)
4. Memonitor warna, volume, frekuensi, dan konsistensi tinja
5. Memonitor jumlah pengeluaran diare
6. Memeriksa tanda dan gejala hypovolemia
7. Memonitor intake dan output cairan >
8. Memonitor berat badan
Terapeutik <
9. Menghitung kebutuhan cairan
10. Memberikan asupan cairan oral (oralit)
11. Memasang jalur intravena
12. Memberikan cairan intravena
13. Mengambil sample darah untuk pemeriksaan darah lengkap
Edukasi
14. Menganjurkan melanjutkan pemberian ASI
15. Menganjurkan memperbanyak asupan cairan oral
Kolaborasi
16. Mengkolaborasikan pemberian obat antimotilitas
Peran bidan

Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam menurunkan angka kesakitan dan


kematian karena diare mengikuti manajemen utama diare yang disosialisasikan oleh
DepKes dan IDAI, yaitu “Lima Langkah Tuntaskan Diare” (LINTAS DIARE) yang
mencakup: >

1. Oralit formula baru <


2. Pemberian zink selama 10 hari
3. Melanjutkan pemberian ASI dan makanan
4. Pemberian antibiotik selektif sesuai indikasi
5. Konseling ibu.
Pada bayi yang belum dapat menjaga kebersihan dan menyiapkan makanan sendiri, kualitas makanan dan
minuman tergantung pada ibu sebagai pengasuh utama. Intervensi edukasinya diantara lain:
1. Perilaku ibu dalam menjaga kebersihan dan mengolah makanan sangat dipengaruhi oleh pengetahuan
ibu tentang cara pengolahan dan penyiapan makanan yang sehat dan bersih. Sehingga dengan
pengetahuan ibu yang baik diharapkan dapat mengurangi angka kejadian diare pada anaknya.
2. Pendidikan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan mampu meningkatkan dan mengubah >
perilaku ibu dalam pencegahan dan penanggulangan diare
3. Perilaku pencegahan diare salah satunya yaitu perilaku hidup bersih dan sehat. <
4. Efek pemberian ASI terhadap morbiditas dan mortalitas diare, anak berusia 0-5 bulan yang hanya
mendapatkan ASI parsial memiliki risiko 1,68 (95%I= 1,03-2,76) kali lebih besar untuk menderita
diare dan anak tanpa asupan ASI memiliki risiko 2,65 (95% IK = 1,72- 4,07) kali lebih besar untuk
menderita diare dibandingkan dengan anak yang menerima ASI ekslusif, Sedangkan risiko yang jauh
lebih tinggi dapat dilihat kaitannya dengan mortalitas anak berusia 0-5 bulan tidak menerima asi
memiliki risiko 10,52 (95% IK =2,79 – 39.6) kali untuk mengalami mortalitas akibat diare diare
dibandingkan anak dengan ASI ekslusif, sedangkan risiko pada usia 6-23 bulan adalah 2,18 (95% IK =
0,85-6,13) kali.
Peran Sanitasi
1. Memberikan wawasan tentang perilaku hidup bersih dan
sehat pada ibu seperti cuci tangan pakai sabun sebelum dan
sesudah makan, setelah dari kamar mandi
2. Memberikan wawasan tentang pengelolaan makanan dan
minuman dengan baik dan benar supaya tidak terjadi
kontaminasi seperti mencuci bahan makanan mentah >
sebelum diolah, penyimpanan makanan dengan wadah
<
tertutup, dan penggunaan peralatan makan yang bersih.
3. Memberi edukasi cara pengelolaan air bersih menjadi air
minum seperti merebus dahulu air bersih sampai mendidih
dengan baik
4. Memberikan wawasan tentang rumah sehat seperti
membersihkan area rumah secara rutin agar kotoran/kuman
yang menempel tidak terjamah oleh anak.
Peran gizi
1. Melakukan recall 1x24 jam kepada keluarga pasien.
2. Menghitung status gizi, recall dan kebutuhan gizi pada pasien.
3. Menetapkan diagnosa gizi sesuai dengan identifikasi masalah
pasien.
4. Memberikan konseling gizi tentang diet rendah serat pada >
pasien.
5. Menjelaskan tujuan, prinsip, syarat dan preskripsi diet rendah <
serat pada pasien.
6. Menjelaskan bahan makanan yang dianjurkan, tidak dianjurkan
dan bahan makanan yang dibatasi.
7. Menjelaskan kebutuhan gizi sehari yang dibutuhkan oleh pasien
8. Memberikan contoh menu sehari pada pasien.
9. Melakukan monitoring dan evaluasi dengan memantau berat
badan pasien.
Peran elektromedik
(Mikroskop)
1. Memberi informasi tentang SOP (Standart Operating Procedur) kepada user.
2. Memberikan edukasi kepada user atau pengguna tentang pengoperasian alat
mikroskop dengan baik dan benar.
3. Memberikan edukasi kepada user atau pengguna tentang perawatan alat
mikroskop seperti membersihkan badan alat pada alat dengan hati-hati dan
lembut, untuk lensa apabila kotor bersihkan dengan hati-hati menggunakan >
kertas lensa.
4. Memberikan edukasi kepada user atau pengguna tentang penempatan alat <
mikroskop seperti meletakkan alat pada tempat yang datar, menghindari alat
dari suhu dan kelembapan yang tinggi, menghindari kontak dengan benda
benda tajam, dan menghindari alat dari benturan keras sehingga dapat
menghindari kerusakan pada alat serta merapikan kabel dengan baik dan
benar.
5. Memberikan edukasi kepada user atau pengguna tentang perbaikan pada alat
mikroskop seperti melakukan penggantian lampu halogen ketika alat
menunjukan tanda atau peringatan untuk mengganti.
Peran analis
1. Parasitologi kesehatan
Dengan pemeriksaan Feses Lengkap
a. Makroskopis : darah pada feses, warna feses, bau, konsistensi, dan
adanya cacing >
b. Mikroskopis : adanya eritrosit, leukosit, telur cacing, dan bakteri
(e.colli, shigella, dll) <
Peran Terapis Gigi dan Mulut
1. Mengidentifikasi pasien, mulai dari nama, usia, alamat, golongan darah, dan lain-
lain.
2. Menuliskan pemeriksaan subjektif mulai dari keluhan pada rongga mulut, keadaan
umum, dan Riwayat kesehatan gigi pasien pada kartu status kesehatan gigi.
>
3. TGM memakai APD level 2 saat melakukan pemeriksaan rongga mulut.
4. Melakukan pemeriksaan rongga mulut menggunakan alat steril. <
5. Memberikan informasi kepada orang tua pasien terkait dengan keadaan rongga
mulut pasien.
6. Memberikan edukasi tentang pemeliharaan kesehatan gigi balita kepada orang tua
pasien.
7. Mengajarkan cara membersihkan rongga mulut menggunakan kasa pada orang tua
pasien.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai