Anda di halaman 1dari 13

ASUHAN KEPERAWATAN

ASITES

Dosen : Darmasta MAulana, S.Kep

Disusun Oleh :
DIAN SETYOWATI
04.05.1088
C / KP / VI

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


STIKES SURYA GLOBAL
YOGYAKARTA
2008
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN ASITES

A. DEFINISI
Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga perut pada
pasien sirosis hati, terbentuknya asites merupakan salah satu komplikasi yang
paling sering dijumpai. Asites juga merupakan salah satu indikasi perawatan
di rumah sakit yang paling sering dijumpai diantara pasien sirosis hati.
Pembentukan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik dan
pengelolaan penyakitnya menjadi semakin sulit. Asites juga dapat menjadi
sumber infeksi seperti penimbunan cairan secara abnormal di rongga tubuh
yang lain. Infeksi akan lebih membentuk perjalanan penyakit dasarnya.
Banyak kemajuan yang dicapai dibidang kedokteran. Kemajuan itu
menyebabkan banyak persoalan asites yang selama ini belum diketahui
menjadi lebih jelas. Pendekatan terapi dengan demikian menjadi lebih
rasional.

B. ETIOLOGI
Penyebab dari penyakit ini adalah peningkatan tekanan hidrostatik
pada kapiler usus (hipertensi porta) dan penurunan tekanan osmotik koloid
akibat hipoalbuminemia. Faktor lain yang berperanan adalah retensi natrium
dan air dengan peningkatan sintesis dan aliran limfe hati. Asites merupakan
penimbunan cairan encer intraperitoneal yang mengandung sedikit protein.
Karena cairan asites juga mengandung 10 sampai 30 gr protein dalam setiap
liter cairan, terjadi pengurangan lebih lanjut pada albumin serum, yang akan
mempercepat penimbunan cairan kembali. Parasentesis hanya dilakukan bila
asites menyebabkan gangguan pernapasan yang nyata atau untuk tujuan
diagnostik. Beberapa penderita asites juga mengalami efusi pleura, khususnya
pada hemotoraks kanan. Cairan diduga masuk ke dada melalui robekan yang
terdapat pada pars tendinosa diafragma karena peningkatan tekanan
abdominal.
C. PATOFISIOLOGI / PATHWAY
Pembentukan asites pada sinosis hati ditentukan oleh 2 faktor yang
sangat penting yakni faktor lokal dan sistemik. Faktor lokal bertanggung
jawab terhadap penimbunan cairan dirongga perut. Sedangkan faktor sistemik
bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada sistem
kardiovaskular dan ginjal yang menimbulkan retensi air dan garam. Dengan
terjadinya asites, volume intravaskuler cenderung menimbun dan ginjal akan
melepaskan rennin. Rennin akan meningkatkan sekresi harmon aldosteron
oleh kelenjar adrenal yang selanjutnya membuat ginjal menahan natrium dan
air dalam upaya untuk mengembalikan volume intravaskuler kepada keadaan
yang normal.

A. Faktor Lokal
Adalah aliran sinusoid hati dan sistem kapiler pembuluh darah usus.
Pada sebagian besar pasien sinosis hati terjadi peningkatan tahanan perifer
aliran porta akibat kerusakan pasca sinusoid berarti baik aliran sinusoid
maupun kapiler pembuluh darah usus akan mengalami peningkatan
hidrostatik akan menunjukkan reaksi dan prekapiler v. mesenterika secara
fungsional mampu menerima perubahan tekanan tersebut dan dapat
menahan proses transudasi, sebaliknya sinosis hati yang merupakan sistem
vena dengan tekanan rendah, tidak mempunyai mekanisme yang memadai
untuk menahan peningkatan tekanan hidrostatik dan mencegah terjadinya
transudasi. Sebagian kecil sirosis hati yang kerusakan utamanya terletak
pada presinusoid, asites lebih lambat karena sistem sinusoid belum
terganggu pada pemilihan penyakitnya. Transudat yang dihasilkan
disinusoid hati akan disalurkan keduktus torasikus melalui pembuluh
limfatik regional. Asites akan timbul bila jumlah transudat lebih banyak
dari pada kemampuan sistem limfatikus.
B. Faktor Sistemik
Faktor utama sebagai pencetus timbulnya retensi air dan garam oleh
ginjal adalah vasodilatasi arteri perifer. Vasodilatasi sirkulasi splanknik
terjadi segera setelah shunt (pintas) partosistemik terbentuk, sebagai
konsekuensi perubahan struktur parenkin yang menandai sirosis hati.
Mula-mula akan terjadi peningkatan tahanan sistem porta dan diikuti
dengan terbentuknya pintas portosistemik baik intra maupun ekstra hati.
Apabila perubahan struktur parenkin semakin berlanjut, vasodilatasi juga
akan semakin berat sehingga tidak saja sirkulasi splanknik tetapi ditempat
lain misalnya kulit, otot dan paru. Vasodilatasi arteri perifer akan
menyebabkan tahanan perifer menurun. Tubuh akan menafsirkan seolah-
olah terjadi penurunan volume efektif darah arteri. Reaksi yang
dikeluarkan untuk melawan keadaan itu adalah meningkatkan tonus saraf
simpatik, adrenergik. Hasil akhirnya adalah aktivitasi terhadap 3 sistem
vasokonstriktor yakni sistem rennin-angiotensin aldosteron, arginin
vasopresin dan saraf simpatik-aktivitasi sistem arginin vasopresin akan
menyebabkan retensi air, sistem aldosteron akan menyebabkan retensi
garam sedangkan sistem saraf simpatik dan angiotensin akan
menyebabkan penurunan kecepatan filtrasi glomerusus dan meningkatkan
reabsopsi garam pada tubulus proksimal. Proses pembentukan asites
menurut hipotesis ini justru tergantung pada gangguan fungsi
hepatoselular yang menyertai pasien sirosis hati. Kerusakan sirosis hati
menyebabkan aktivitas antinamuretik meningkat atau namuretik menurun,
sehingga terjadi retensi air dan garam.
SIROSIS HATI

Hipertensi sinusoid Gangguan fungsi


+
Pintas porta – sistemik Hepatoselular

Vasodilator endogen ↑ Aktifitas antinatriuretik


↑ atau natriuretik ↓

Tahanan vaskular ↓ Retensi garam tubular ↑


- Remas ↓
- Perifer ↓↓
- Splanknik ↓↓↓

Vol darah art efektif ↓ Vol darah art efektif ↑

SRAA ↑ + SSS ↑ + AVP ↑ SRAA ↓ + SSS ↓ + AVP ↓

Tahanan vaskular ↓ Asites rennin rendah


- Remas ↓
- Perifer ↓↓
- Splanknik ↓↓↓ ASITES
Ginjal → retensi air
Garam Asites rennin tinggi
Sist → curah jantung → Sindr Hepatermal

Gambar 1. Mekanisme Asites pada Sirosis Hari


D. MANIFESTASI KLINIK
- Tidak mau makan dan sulit tidur
- Kenaikan tekanan darah
- Hernia umbilikalis karena tekanan intraabdomen yang meninggi
sedangkan otot-otot atrofi sehingga kekuatannya berkurang
- Gizi kurang dan kelelahan
- Perut membuncit

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Pemeriksaan laboratorium dan antropemetrik
- USG
- Pemeriksaan shifting dullness atau dengan mendeteksi gelombang cairan

F. KOMPLIKASI
- Gagal ginjal fungsional
- Gangguan elektrolit
- Ensefalopati hepatik
- Gangguan keseimbangan asam basa

G. PENATALAKSANAAN
1. MEDIS
- Istirahat dan diet rendah garam
- Diuretik
- Perawatan kulit
- Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah
- Terapi parasentesis
2. KEPERAWATAN
Pengkajian
- Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary
- Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelelahan
- Kaji perubahan ini dibagi pasien serta keluarga
- Kaji tingkat kesadaran
Diagnosa Keperawatan
1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan
absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan.
3. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara
aktif.
4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan nutrisi yang buruk.
5. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri tekan pada kuadran atas dan kausal
abdomen.

No Perencanaan
NOC
D NIC / Intervensi Rasional
(TUJUAN)
X
1. Konservasi energi (0002) Terapi aktivitas (4310) 9. Menyebabkan dasar bagi
Indikator : 1. Menentukan penyebab pengkajian dan kriteria
1. (000201) Istirahat toleransi aktivitas (fisik, selanjutnya untuk
dan aktivitas seimbang psikologi atau motivasi) mengkaji efektivitas
2. (000202) Tidur 2. Berikan periode aktivitas tindakan
siang selama beraktifitas 10. Meningkatkan sebagian
3. (000203) 3. Pantau respon latihan dan kebersihan
Mengetahui keterbatasan kardiopulmonal setelah diri dalam tingkat
energi melakukan aktivitas dan toleransi pasien
4. (000204) sebelum aktivitas 11. Untuk mengetahui
Menggunakan teknik 4. Meminimalkan kerja respon pasien sebelum
konservasi energi kardiovaskuler dengan dan setelah kegiatan
5. (000205) memberikan posisi dari 12. Untuk memberikan
Mengubah gaya hidup tidur ke posisi setengah kenyamanan pada pasien
sesuai dengan tingkat duduk 13. Untuk meningkatkan
energi 5. Jika memungkinkan, aktivitas pasien dalam
6. (000206) tingkatkan aktivitas toleransi pasien
Memelihara nutrisi yang secara bertahap (dari 14. Untuk mencegah
adekuat duduk, jalan) terjadinya luka pada
7. (000207) 6. Pastikan perubahan bagian tubuh pasien
Persediaan energi cukup posisi klien secara 15. Untuk merangsang
untuk beraktifitas bertahan dan monitor minat pasien dalam
gejala dari intoleransi menyeleksi aktivitas
Keterangan Penilaian aktivitas 16. Untuk mengetahui
NOC : 7. Kolaborasi dengan perkembangan dari
1. Tidak pernah diberikan terapi fisik aktivitas pasien
menunjukkan untuk membantu 17. Untuk mengidentifikasi
2. Jarang menunjukkan peningkatan aktivitas deficit dalam asupan
3. Kadang menunjukkan 8. Monitor dan catat nutrisi
4. Sering menunjukkan kemampuan untuk 18. Untuk menyimpan /
5. Selalu menunjukkan mentoleransi aktivitas menghemat tenaga atau
9. Monitor intake nutrisi energi
untuk memastikan
kecukupan energi
10. Ajarkan pada klien
bagaimana
menggunakan teknik
mengontrol pernapasan
ketika beraktivitas

2. Nutrition Management
- Manajement Nutrisi
(0180)
1. Kaji adanya alergi 1. Mengidentifikasi adanya
makanan alergi makanan
Status Nutrisi (1004) 2. Kolaborasi dengan 2. Agar kebutuhan pasien
Indicator ahli gizi untuk akan kalori dapat
1. (100401) stamina menemukan jumlah terpenuhi
2. (100402) tenaga kalori dan nutrisi 3. Untuk memulihkan
3. (100403) kekuatan yang dibutuhkan tenaga dan stamina
4. (100404) daya tahan pasien pasien
tubuh 3. Monitor jumlah 4. Untuk meningkatkan
5. (100405) pertumbuhan nutrisi dan kandungan stamina dan daya tahan
untuk anak kalri tubuh pasien
6. (100406) 4. Anjurkan pasien 5. Untuk memberikan
penyembuhan jaringan untuk meningkatkan pasien tenaga dan energi
7. (100407) lainnya protein dan vit C yang maksimal
5. Berikan substansi 6. Dengan makanan tinggi
Keterangan Penilaian gula serat maka BAB akan
NOC : 6. Yakinkan diet yang lancar dan bebas dari
1. Tidak pernah dimakan mengandung konstipasi
menunjukkan tinggi serat untuk 7. Untuk mencegah
2. Jarang menunjukkan mencegah konstipasi terjadinya malabsorbsi
3. Kadang menunjukkan 7. Berikan makanan dan terpenuhinya nutrisi
4. Sering menunjukkan yang terpilih bagi pasien
5. Selalu menunjukkan 8. Anjurkan pasien 8. Untuk mengontrol
bagaimana membuat makanan agar bisa
catatan makanan teratur

3. Fluid Management
Manajemen cairan (4120)
1. Monitor BB/hari 1. Untuk mengetahui
2. Pertahankan intake dan penurunan/penambahan
output yang akurat 2. Untuk mempertahankan
Fluid Balancer (0601) 3. Monitor status hidrasi keseimbangan intake
(keseimbangan cairan) yang adekuat dan out put dan
Indicator 4. Monitor hasil mencegah penurunan
1. (060101) Tekanan laboratorium (penurunan berat badan
darah hematoksit dan 3. Mencegah asites dan
2. (060102) Rata-rata peningkatan osmolaritas untuk mempertahankan
tekanan arteri urin) cairan dan elektrolit
3. (060103) Tekanan 5. Monitor status 4. Untuk mengetahui nilai
vena sentral hemadinamik CUP, hemodokrit, elektrolit,
4. (060104) Tekanan paru MAP, PAP serum, dan lain-lain
5. (060105) Nadi teraba 6. Monitor indikasi 5. Mencegah pembesaran
6. (060107) Keseimbang kelebihan cairan (edema JVP, mempertahankan
an intake dan out put dan asites) TD : tekanan arteri
24 jam 7. Kaji lokasi edema 6. Untuk mencegah adanya
7. (060109) BB stabil 8. Monitor status nutrisi tanda-tanda edema,
8. (060110) Tidak ada peningkatan JVP, dan
asites ansietas
9. (060111) Tidak ada 7. Agar bisa cepat
distensi vena jugularis terdeteksi segera diatasi
10. (060112) Tidak ada masalah oedemnya
edema perifer
11. (060113) Tidak ada
mata cekung
12. (060116) kelemahan
4. kulit Pressure Management
13. (060115) Tidak haus Manajemen tekanan (3500)
berlebihan 1. Anjurkan pasien untuk 1. Untuk mencegah adanya
menggunakan pakaian ekskoriasi kulit akibat
Tissue Integrity Skin and yang longgar pemakaian baju yang
Muccus Membranen 2. Hindari kerutan pada ketat
(1101) Kriteria Hasil : tempat tidur 2. Untuk mencegah
1. (100101) Integritas 3. Jaga kebersihan kulit kekeringan kulit dan
kulit yang baik bisa agar tetap bersih dan oedema
dipertahankan kering 3. Untuk menghilangkan
temperatur 4. Mobilisasi pasien (ubah produk limbah yang
2. (100102) Sensasi posisi pasien) setiap 2 menumpuk dalam kulit
3. (100103) Elastisitas jam sekali dan menvegah
4. (100104) Hidrasi 5. Monitor kulit akan kekeringan kulit
5. (100105) Pigmentasi adanya kemerahan 4. Meningkatkan
6. (100107) Warna 6. Oleskan lotion/minyak/ mobilisasi edema
7. (100108) Tekstur baby oil pada daerah 5. Untuk mengetahui
8. (100110) tidak ada 7. Motivasi aktivitas dan tingkat integritas kulit
luka/lesi pada kulit mobilisasi pasien 6. Untuk memberikan rasa
9. (100110) Perfusi 8. Monitor status nutrisi nyaman
jaringan Bk pasien 7. Untuk memberikan rasa
10. (100112) Menunjuk 9. Memandikan pasien percaya diri
kan pemahaman dalam dengan sabun dan air 8. Untuk mengidentifikasi
proses perbaikan kulit hangat defisit dalam asupan
dan mencegah nutrisi dan kecukupan
terjadinya cedera status nutrisi
berulang 9. Memberikan kebersihan
11. (100113) Mampu dan kenyamanan pada
melindungi kulit dan pasien
mempertahankan
5. kelembapan kulit dan Pain Management (1400) 1. Mengetahui level nyeri
perawatan alami 1. Kaji secara komprehensif yang diderita pasien
tentang nyeri, meliputi 2. Untuk mengenali dan
lokasi, karakteristik mengidentifikasi nyeri
Control Nyeri (1605) onset, durasi, frekuensi, pada pasien
Indicator kualitas, intensitas nyeri 3. Untuk membantu pasien
1. (160501) Mengenali dan faktor-faktor dalam mengekspresikan
faktor penyebab presipitasi nyerinya
2. (160502) Mengenali 2. Observasi isyarat-isyarat 4. Untuk mengenali dan
lama obat (onset) sakit non verbal dari ketidak mengetahui hal-hal yang
3. (160503) Mengguna nyamanan khususnya disukai pasien
kan metode dalam ketidakmampuan 5. Agar nyeri tidak
pencegahan untuk komunikasi secara terulang untuk sekian
4. (160504) Mengguna efektif kalinya
kan metode 3. Gunakan komunikasi 6. Untuk membantu pasien
pencegahan non terapeutik agar pasien mengetahui tingkat nyeri
analgetik untuk dapat mengekspresikan 7. Untuk membantu pasien
mengurangi nyeri nyeri mengurangi nyeri yang
5. (160505) Mengguna 4. Kaji latar belakang diderita
kan analgetik sesuai budaya pasien 8. Untuk mengetahui
kebutuhan 5. Kaji pengalaman apakah teknik tersebut
6. (160509) Mengenali individu terhadap nyeri, nyaman bagi pasien
gejala-gejala nyeri keluarga dan nyeri kronis
7. (160510) Mencatat 6. Evaluasi tentang
pengalaman tentang keefektifan dari tindakan
nyeri sebelumnya mengontrol nyeri
8. (160511) Melaporkan 7. Berikan terhadap pasien
nyeri yang sudah dan keluarga
terkontrol 8. Kontrol faktor-faktor
9. (160512) lainnya lingkungan yang dapat
mempengaruhi respon
Keterangan NOC : pasien terhadap ketidak
1. Tidak dilakukan sama nyamanan
sekali 9. Berikan informasi
2. Jarang dilakukan tentang nyeri, seperti :
3. Kadang dilakukan penyebab, berapa lama
4. Sering dilakukan terjadi dan pencegahan
5. Selalu dilakukan 10. Anjurkan untuk
memonitor sendiri nyeri
11. Istirahat yang cukup
12. Monitor kenyamanan
pasien terhadap
manajemen nyeri

Anda mungkin juga menyukai