Anda di halaman 1dari 4

Saturday, July 23, 2016

Asuhan Keperawatan Acites

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN

DENGAN ASITES

A. DEFINISI

Asites adalah penimbunan cairan secara abnormal dirongga perut pada pasien sirosis hati,
terbentuknya asites merupakan salah satu komplikasi yang paling sering dijumpai. Asites juga
merupakan salah satu indikasi perawatan di rumah sakit yang paling sering dijumpai diantara
pasien sirosis hati. Pembentukan asites merupakan tanda prognosis yang kurang baik dan
pengelolaan penyakitnya menjadi semakin sulit. Asites juga dapat menjadi sumber infeksi
seperti penimbunan cairan secara abnormal di rongga tubuh yang lain. Infeksi akan lebih
membentuk perjalanan penyakit dasarnya.

Banyak kemajuan yang dicapai dibidang kedokteran. Kemajuan itu menyebabkan banyak
persoalan asites yang selama ini belum diketahui menjadi lebih jelas. Pendekatan terapi dengan
demikian menjadi lebih rasional.

B. ETIOLOGI

Penyebab dari penyakit ini adalah peningkatan tekanan hidrostatik pada kapiler usus
(hipertensi porta) dan penurunan tekanan osmotik koloid akibat hipoalbuminemia. Faktor lain
yang berperanan adalah retensi natrium dan air dengan peningkatan sintesis dan aliran limfe
hati. Asites merupakan penimbunan cairan encer intraperitoneal yang mengandung sedikit
protein. Karena cairan asites juga mengandung 10 sampai 30 gr protein dalam setiap liter cairan,
terjadi pengurangan lebih lanjut pada albumin serum, yang akan mempercepat penimbunan
cairan kembali. Parasentesis hanya dilakukan bila asites menyebabkan gangguan pernapasan
yang nyata atau untuk tujuan diagnostik. Beberapa penderita asites juga mengalami efusi
pleura, khususnya pada hemotoraks kanan. Cairan diduga masuk ke dada melalui robekan yang
terdapat pada pars tendinosa diafragma karena peningkatan tekanan abdominal.

C. PATOFISIOLOGI / PATHWAY

Pembentukan asites pada sinosis hati ditentukan oleh 2 faktor yang sangat penting yakni faktor
lokal dan sistemik. Faktor lokal bertanggung jawab terhadap penimbunan cairan dirongga perut.
Sedangkan faktor sistemik bertanggung jawab terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada sistem kardiovaskular dan ginjal yang menimbulkan retensi air dan garam. Dengan
terjadinya asites, volume intravaskuler cenderung menimbun dan ginjal akan melepaskan
rennin. Rennin akan meningkatkan sekresi harmon aldosteron oleh kelenjar adrenal yang
selanjutnya membuat ginjal menahan natrium dan air dalam upaya untuk mengembalikan
volume intravaskuler kepada keadaan yang normal.

A. Faktor Lokal

Adalah aliran sinusoid hati dan sistem kapiler pembuluh darah usus. Pada sebagian besar pasien
sinosis hati terjadi peningkatan tahanan perifer aliran porta akibat kerusakan pasca sinusoid
berarti baik aliran sinusoid maupun kapiler pembuluh darah usus akan mengalami peningkatan
hidrostatik akan menunjukkan reaksi dan prekapiler v. mesenterika secara fungsional mampu
menerima perubahan tekanan tersebut dan dapat menahan proses transudasi, sebaliknya
sinosis hati yang merupakan sistem vena dengan tekanan rendah, tidak mempunyai mekanisme
yang memadai untuk menahan peningkatan tekanan hidrostatik dan mencegah terjadinya
transudasi. Sebagian kecil sirosis hati yang kerusakan utamanya terletak pada presinusoid,
asites lebih lambat karena sistem sinusoid belum terganggu pada pemilihan penyakitnya.
Transudat yang dihasilkan disinusoid hati akan disalurkan keduktus torasikus melalui pembuluh
limfatik regional. Asites akan timbul bila jumlah transudat lebih banyak dari pada kemampuan
sistem limfatikus.

B. Faktor Sistemik

Faktor utama sebagai pencetus timbulnya retensi air dan garam oleh ginjal adalah vasodilatasi
arteri perifer. Vasodilatasi sirkulasi splanknik terjadi segera setelah shunt (pintas) partosistemik
terbentuk, sebagai konsekuensi perubahan struktur parenkin yang menandai sirosis hati. Mula-
mula akan terjadi peningkatan tahanan sistem porta dan diikuti dengan terbentuknya pintas
portosistemik baik intra maupun ekstra hati. Apabila perubahan struktur parenkin semakin
berlanjut, vasodilatasi juga akan semakin berat sehingga tidak saja sirkulasi splanknik tetapi
ditempat lain misalnya kulit, otot dan paru. Vasodilatasi arteri perifer akan menyebabkan
tahanan perifer menurun. Tubuh akan menafsirkan seolah-olah terjadi penurunan volume
efektif darah arteri. Reaksi yang dikeluarkan untuk melawan keadaan itu adalah meningkatkan
tonus saraf simpatik, adrenergik. Hasil akhirnya adalah aktivitasi terhadap 3 sistem
vasokonstriktor yakni sistem rennin-angiotensin aldosteron, arginin vasopresin dan saraf
simpatik-aktivitasi sistem arginin vasopresin akan menyebabkan retensi air, sistem aldosteron
akan menyebabkan retensi garam sedangkan sistem saraf simpatik dan angiotensin akan
menyebabkan penurunan kecepatan filtrasi glomerusus dan meningkatkan reabsopsi garam
pada tubulus proksimal. Proses pembentukan asites menurut hipotesis ini justru tergantung
pada gangguan fungsi hepatoselular yang menyertai pasien sirosis hati. Kerusakan sirosis hati
menyebabkan aktivitas antinamuretik meningkat atau namuretik menurun, sehingga terjadi
retensi air dan garam.

D. MANIFESTASI KLINIK

- Tidak mau makan dan sulit tidur

- Kenaikan tekanan darah

- Hernia umbilikalis karena tekanan intraabdomen yang meninggi sedangkan otot-otot


atrofi sehingga kekuatannya berkurang

- Gizi kurang dan kelelahan

- Perut membuncit

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Pemeriksaan laboratorium dan antropemetrik

- USG

- Pemeriksaan shifting dullness atau dengan mendeteksi gelombang cairan

F. KOMPLIKASI

- Gagal ginjal fungsional

- Gangguan elektrolit

- Ensefalopati hepatik

- Gangguan keseimbangan asam basa


G. PENATALAKSANAAN

MEDIS

- Istirahat dan diet rendah garam

- Diuretik

- Perawatan kulit

- Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan di rumah

- Terapi parasentesis

KEPERAWATAN

Pengkajian

- Kaji asupan diet dan status nutrisi lewat riwayat diet dan food diary

- Kaji tingkat toleransi aktivitas dan derajat kelelahan

- Kaji perubahan ini dibagi pasien serta keluarga

- Kaji tingkat kesadaran

Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan secara menyeluruh.

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
dan metabolisme pencernaan makanan.

3. Kurang volume cairan berhubungan dengan kehilangan volume cairan secara aktif.

4. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan edema dan nutrisi yang buruk.

5. Nyeri akut berhubungan dengan nyeri tekan pada kuadran atas dan kausal abdomen.

Anda mungkin juga menyukai