Anda di halaman 1dari 5

Keseimbangan Cairan Dan Elektrolit

Pengaturan keseimbangan cairan perlu memperhatikan dua parameter penting, yaitu volume
cairan ekstrasel dan osmolaritas cairan ekstrasel.Ginjal mengontrol volume cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan garam dan mengontrol osmolaritas cairan ekstrasel dengan
mempertahankan keseimbangan cairan.Ginjal mempertahankan keseimbangan ini dengan mengatur
keluaran garam dan air dalam urine sesuai kebutuhan untuk mengkompensasi asupan dan kehilangan
abnormal dari air dan garam tersebut.

1. Pengaturan volume cairan ekstrasel.


Penurunan volume cairan ekstrasel menyebabkan penurunan tekanan darah arteri dengan
menurunkan volume plasma.Sebaliknya,peningkatan volume cairan ekstrasel dapat menyebabkan
peningkatan tekanan darah arteri dengan memperbanyak volume plasma.Pengontrolan volume cairan
ekstrasel penting untuk pengaturan tekanan darah jangka panjang.

    Mempertahankan keseimbangan asupan dan keluaran (intake dan output) air.Untuk mempertahankan
volume cairan tubuh kurang lebih tetap,maka harus ada keseimbangan antara air yang ke luar dan yang
masuk ke dalam tubuh.hal ini terjadi karena adanya pertukaran cairan antar kompartmen dan antara
tubuh dengan lingkungan luarnya.Water turnover dibagi dalam:
 1. eksternal fluid exchange, pertukaran antara tubuh dengan lingkungan luar; dan
 2. Internal fluid exchange, pertukaran cairan antar pelbagai kompartmen seperti    
     proses filtrasi dan reabsorpsi di kapiler ginjal.
    Memperhatikan keseimbangan garam.Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga
perlu dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya.Permasalahannya adalah
seseorang hampir tidak pernah memperhatikan jumlah garam yang ia konsumsi sehingga sesuai dengan
kebutuhannya.Tetapi, seseorang mengkonsumsi garam sesuai dengan seleranya dan cenderung lebih
dari kebutuhan.Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urine untuk
mempertahankan keseimbangan garam.

Ginjal mengontrol jumlah garam yang dieksresi dengan cara:

  mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan pengaturan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/
Glomerulus Filtration Rate (GFR).
  mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal

Jumlah Na+ yang direasorbsi juga bergantung pada sistem yang berperan mengontrol tekanan
darah.Sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus distal
dan collecting.Retensi Na+ meningkatkan retensi air sehingga meningkatkan volume plasma dan
menyebabkan peningkatan tekanan darah arteri.Selain sistem Renin-Angiotensin-Aldosteron,Atrial
Natriuretic Peptide (ANP) atau hormon atriopeptin menurunkan reabsorbsi natrium dan air.Hormon ini
disekresi leh sel atrium jantung jika mengalami distensi peningkatan volume plasma.Penurunan
reabsorbsi natrium dan air di tubulus ginjal meningkatkan eksresi urine sehingga mengembalikan volume
darah kembali normal.
2. Pengaturan Osmolaritas cairan ekstrasel.

Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi partikel solut (zat terlarut) dalam suatu
larutan.semakin tinggi osmolaritas,semakin tinggi konsentrasi solute atau semakin rendah konsentrasi
solutnya lebih rendah (konsentrasi air lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya lebih tinggi
(konsentrasi air lebih rendah).

Osmosis hanya terjadi jika terjadi perbedaan konsentrasi solut yang tidak dapat menmbus
membran plasma di intrasel dan ekstrasel.Ion natrium merupakan solut yang banyak ditemukan di cairan
ekstrasel,dan ion utama yang berperan penting dalam menentukan aktivitas osmotik cairan
ekstrasel.sedangkan di dalam cairan intrasel,ion kalium bertanggung jawab dalam menentukan aktivitas
osmotik cairan intrasel.Distribusi yang tidak merata dari ion natrium dan kalium ini menyebabkan
perubahan kadar kedua ion ini bertanggung jawab dalam menetukan aktivitas osmotik di kedua
kompartmen ini.

 pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh tubuh dilakukan dilakukan melalui:

      Perubahan osmolaritas di nefron

Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang pada akhirnya
akan membentuk urine yang sesuai dengan keadaan cairan tubuh secara keseluruhan di dukstus
koligen.Glomerulus menghasilkan cairan yang isosmotik di tubulus proksimal (300 mOsm).Dinding
tubulus ansa Henle pars decending sangat permeable terhadap air,sehingga di bagian ini terjadi
reabsorbsi cairan ke kapiler peritubular atau vasa recta.Hal ini menyebabkan cairan di dalam lumen
tubulus menjadi hiperosmotik.

Dinding tubulus ansa henle pars acenden tidak permeable terhadap air dan secara aktif memindahkan
NaCl keluar tubulus.Hal ini menyebabkan reabsobsi garam tanpa osmosis air.Sehingga cairan yang
sampai ke tubulus distal dan duktus koligen menjadi hipoosmotik.Permeabilitas dinding tubulus distal dan
duktus koligen bervariasi bergantung pada ada tidaknya vasopresin (ADH).Sehingga urine yang dibentuk
di duktus koligen dan akhirnya di keluarkan ke pelvis ginjal dan ureter juga bergantung pada ada tidaknya
vasopresis (ADH).

      Mekanisme haus dan peranan vasopresin (antidiuretic hormone/ADH)

peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (>280 mOsm) akan merangsang osmoreseptor di hypotalamus.
Rangsangan ini akan dihantarkan ke neuron hypotalamus yang mensintesis vasopresin.Vasopresin akan
dilepaskan oleh hipofisis posterior ke dalam darah dan akan berikatan dengan reseptornya di duktus
koligen. ikatan vasopresin dengan reseptornya di duktus koligen memicu terbentuknya aquaporin, yaitu
kanal air di membrane bagian apeks duktus koligen.Pembentukkan aquaporin ini memungkinkan
terjadinya reabsorbsi cairan ke vasa recta.Hal ini menyebabkan urine yang terbentuk di duktus   koligen
menjadi sedikit dan hiperosmotik atau pekat, sehingga cairan di dalam tubuh tetap dipertahankan.
selain itu,rangsangan pada osmoreseptor di hypotalamus akibat peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel
juga akan dihantarkan ke pusat haus di hypotalamus sehingga terbentuk perilaku untuk membatasi
haus,dan cairan di dalam tubuh kembali normal.

      Pengaturan Neuroendokrin dalam Keseimbangan Cairan dan Elektrolit

Sebagai kesimpulan,pengaturan keseimbangan keseimbangan cairan dan elektrolit diperankan oleh


system saraf dan sistem endokrin.Sistem saraf mendapat informasi adanya perubahan keseimbangan
cairan dan elektrolit melalui baroreseptor di arkus aorta dan sinus karotikus, osmoreseptor di
hypotalamus,dan volume reseptor atau reseptor regang di atrium.Sedangkan dalam sistem
endokrin,hormon-hormon yang berperan saat tubuh mengalami kekurangan cairan adalah Angiotensin II,
Aldosteron, dan Vasopresin/ADH dengan meningkatkan reabsorbsi natrium dan air. Sementara,jika
terjadi peningkatan volume cairan tubuh,maka hormone atriopeptin (ANP) akan meningkatkan eksresi
volume natrium dan air.

perubahan volume dan osmolaritas cairan dapat terjadi pada beberapa keadaan.Faktor lain yang
mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit di antaranya ialah umur, suhu
lingkungan,diet,stres,dan penyakit.

8.    Faktor yang Berpengaruh pada Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Faktor-faktor yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh antara lain:
      Umur

Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia,karena usia akanberpengaruh pada luas
permukaan tubuh,metabolisme,dan berat badan.Infant dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan
keseimbangan cairan dibanding usia dewasa.Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan
cairan dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.

      Iklim

Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban udaranya rendah
memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit melalui keringat.Sedangkan seseorang yang
beraktifitas di lingkungan yang panas dapatkehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.

      Diet

Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit.Ketika intake nutrisi tidak
adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga akan serum albumin dan cadangan
protein akan menurun padahal keduanya sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga
hal ini akan menyebabkan edema.

      Stress

Stress dapat meningkatkan metabolisme sel,glukosa darah,dan pemecahan glykogen


otot.Mekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi airsehingga bila berkepanjangan dapat
meningkatkan volume darah.
      Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
Misalnya :
- Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui IWL.
- Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
  keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
- Pasien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
         pemenuhan intake cairan

Tindakan Medis
Banyak tindakan medis yang berpengaruh pada keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh seperti
: suction,nasogastric tube dan lain-lain.

Pengobatan
Pengobatan seperti pemberian deuretik, laksative dapat berpengaruh pada kondisi cairan dan
elektrolit tubuh.

Pembedahan
Pasien dengan tindakan pembedahan memiliki resiko tinggi mengalami gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit tubuh,dikarenakan kehilangan darah selama pembedahan.

9.     Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit Tubuh


Tiga kategori umum yang menjelaskan abnormalitas cairan tibuh adalah :
      Volume

      Osmolalitas

      Komposisi

Ketidakseimbangan volume terutama mempengaruhi cairan ekstraseluler (ECF) danmenyangkut


kehilangan atau bertambahnya natrium dan air dalam jumlah yang relatifsama, sehingga berakibat pada
kekurangan atau kelebihan volume ekstraseluler (ECF).
Ketidakseimbangan osmotik terutama mempengaruhi cairan intraseluler (ICF)dan menyangkut
bertambahnya atau kehilangan natrium dan air dalam jumlah ang relatif tidak seimbang. Gangguan
osmotik umumnya berkaitan dengan hiponatremia dan hipernatremia sehingga nilai natrium serum
penting untuk mengenali keadaan ini.
Kadar dari kebanyakan ion di dalam ruang ekstraseluler dapat berubah tanpa disertaiperubahan
yang jelas dari jumlah total dari partikel-partikel yang aktif secaraosmotik sehingga mengakibatkan
perubahan komposisional.

a. Ketidakseimbangan Volume
• kurangan Volume Cairan Ekstraseluler (ECF)
Kekurangan volume ECF atau hipovolemia didefinisikan sebagai kehilangancairan tubuh isotonik,
yang disertai kehilangan natrium dan air dalam jumlah yang relatif sama. Kekurangan volume isotonik
sering kali diistilahkan dehidrasiy ang seharusnya dipakai untuk kondisi kehilangan air murni yang relatif
mengakibatkan hipernatremia.
- cairan Isotonis adalah cairan yang konsentrasi/kepekatannya sama dengan
   cairan
   tubuh, contohnya : larutan NaCl 0,9 %, Larutan Ringer Lactate (RL).
- Cairan hipertonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekatannya
  melebihi cairan tubuh, contohnya Larutan dextrose 5 % dalam NaCl normal,
  Dextrose
  5% dalam RL, Dextrose 5 % dalam NaCl 0,45%.
- Cairan Hipotonis adalah cairan yang konsentrasi zat terlarut/kepekataannya
   Kurang dari cairan tubuh, contohnya : larutan Glukosa 2,5 %.,NaCl.0,45 %,NaCl  
   0,33%

   • Kelebihan Volume ECF :


Kelebihan cairan ekstraseluler dapat terjadi bila natrium dan air kedua-duanya tertahan dengan
proporsi yang kira- kira sama.Dengan terkumpulnya cairan isotonik yang berlebihan pada ECF
(hipervolumia) maka cairan akan berpindah ke kompartement cairan interstitial sehingga mnyebabkan
edema.Edema adalah penunpukan cairan interstisial yang berlebihan.Edema dapat terlokalisir atau
generalisata.

b.Ketidakseimbangan Osmolalitas dan perubahan komposisional


Ketidakseimbangan osmolalitas melibatkan kadar zat terlarut dalam cairan-cairan tubuh.Karena
natrium merupakan zat terlarut utama yang aktif secara osmotik dalam ECF maka kebanyakan kasus
hipoosmolalitas (overhidrasi)adalah hiponatremia yaitu rendahnya kadar natrium di dalam plasma dan
hipernatremia yaitu tingginya kadar natrium di dalam plasma.
 Pahami jugaperubahan komposisional di bawah ini :
    • Hipokalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum kurang dari 3,5
      mEq/L.
    • Hiperkalemia adalah keadaan dimana kadar kalium serum lebih dari atau sama
      dengan
      5,5 mEq/L.
    • Hiperkalemia akut adalah keadaan gawat medik yang perlu segera dikenali, dan
      ditangani untuk menghindari disritmia dan gagal jantung yang fatal.

Read more: Keseimbangan Cairan Dan


Elektrolit http://nandarnurse.blogspot.com/2012/01/keseimbangan-cairan-dan-
elektrolit.html#ixzz5ELoJq8SJ 
Under Creative Commons License: Attribution 
Follow us: nHandar on Facebook

Anda mungkin juga menyukai