Anda di halaman 1dari 52

Definisi keseimbangan cairan dan elektrolit

Cairan tubuh yang terbagi menjadi beberapa


kompartemen cairan relatif konstan pada
keadaan yang normal. Antara satu kompartemen
dengan yang lainnya dibatasi oleh membran
yang bersifat semipermeabel
Ada beberapa mekanisme pengaturan
keseimbangan cairan dan elektrolit yakni:
• Keseimbangan Donnan
Keseimbangan Donnan merupakan
keseimbangan antara caira intraseluler dengan
cairan ekstraseluler yang timbul akibat adanya
peran dari sel membran
• Osmolalitas
osmolaritas merupakan metode yang digunakan
untuk menggambarkan konsentrasi larutan
osmotik. Hal ini didefinisikan sebagai jumlah
osmol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Osmolaritas adalah properti koligatif, yang
berarti bahwa tergantung pada jumlah partikel
terlarut dalam larutan.
• Tekanan Koloid Osmotik
Tekanan koloid osmotik merupakan tekanan
yang dihasilkan oleh molekul koloid yang tidak
dapat berdifusi, misalnya protein, yang bersifat
menarik air ke dalam kapiler dan melawan
tekanan filtrasi.
Macam macam cairan
• Cairan Intraselular (CIS)
Membran sel bagian luar memegang peranan penting
dalam mengatur volume dan komposisi intraselular.
Pompa membran-bound ATP-dependent akan
mempertukarkan Na dengan K dengan perbandingan
3:2.Oleh membran sel relatif tidak permeable
terhadap ion Na dan ion K, oleh karenanya potasium
akan dikonsentrasikan di dalam sel sedangkan ion
sodium akan dikonsentrasikan di ekstra sel.
• Cairan Ekstraselular(CES)
Fungsi dasar dari cairan ekstraselular adalah
menyediakan nutrisi bagi sel dan memindah kan
hasil metabolismenya.Keseimbangan antara
volume ektrasel yang normal terutama
komponen sirkulasi (volume intravaskular)
adalah hal yang sangat penting
• Cairan Interstisial(ISF)
Normalnya sebagian kecil cairan interstisial
dalam bentuk cairan bebas. Sebagian besar air
interstisial secara kimia berhubungan dengan
proteoglikan ekstraselular membentuk gel. Pada
umumnya tekanan cairan interstisial adalah
negatif (kira kira -5 mmHg
• Cairan Intravaskular (IVF)
Cairan intravaskular terbentuk sebagai plasma
yang dipertahankan dalam ruangan intravaskular
oleh endotel vaskular. Sebagian besar elektrolit
dapat dengan bebas keluar masuk melalui
plasma dan interstisial yang menyebabkan
komposisi elektrolit keduanya yang tidak jauh
berbeda.
1. Pengaturan volume cairan ekstrasel
Penurunan volume cairan ekstrasel
menyebabkan penurunan tekanan darah arteri
dengan menurunkan volume plasma.
Sebaliknya, peningkatan volume cairan ekstrasel
dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah
arteri dengan memperbanyak volume plasma.
2.Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel
Osmolaritas cairan adalah ukuran konsentrasi
partikel solut (zat terlarut) dalam suatu larutan.
Semakin tinggi osmolaritas, semakin tinggi
konsentrasi solute atau semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan tersebut. Air akan
berpindah dengan cara osmosis dari area yang
konsentrasi solutnya lebih rendah (konsentrasi air
lebih tinggi) ke area yang konsentrasi solutnya
lebih tinggi (konsentrasi air lebih rendah).
Pengaturan osmolaritas cairan ekstrasel oleh
tubuh dilakukan melalui:
A Perubahan osmolaritas di nefron
Di sepanjang tubulus yang membentuk nefron
ginjal, terjadi perubahan osmolaritas yang pada
akhirnya akan membentuk urin yang sesuai
dengan keadaan cairan tubuh secara
keseluruhan di duktus koligen.
B. Mekanisme haus dan peranan vasopresin
(anti diuretic hormone/ ADH)
Peningkatan osmolaritas cairan ekstrasel (> 280
mOsm) akan merangsang osmoreseptor di
hypothalamus. Rangsangan ini akan dihantarkan
ke neuron hypothalamus yang menyintesis
vasopressin. Vasopresin akan dilepaskan oleh
hipofisis posterior ke dalam darah dan akan
berikatan dengan reseptornya di duktus koligen.
Prinsip keseimbangan cairan dan elektolit
• 1 kebutuhan cairan
• cairan tubuh manusia
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit
dalam tubuh diatur oleh ginjal,kulit paru-paru
dan gastointestinal
• Ginjal
Merupakan organ yang memiliki peran cukup
besar dalam pengaturan kebutuhan cairan dan
elektrolit
• Kulit
Bagian penting pengaturan cairan yang terkait
dengan proses pengaturan panas
• Paru –paru
Organ yang berperan dalam pengeluaran cairan
dengan menghasilkan insesible water loss
• Gastrointestinal
Merupakan organ saluran pencernaan yang
berperan dalam mengeluarkan cairan melalui
proses penyerapan dan pengeluaran air
pengaturan keseimbangan cairan dapat melalui
mekanisme rasa haus dikontrol oleh sistem endokrim.
• ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan
reabsorpsi air swhingga dapat mengendalikan
keseimbangan air dalam tubuh
• Aldesteron
Hormon ini dilekrasi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal dan berfungsi pada absorsi natrium
• Prostagladin
Merupakn asam lemak yang terdapat pada jaringan yang
berfungsi merespon radang,pengendalian tekanan darah
cara perpindahan cairan
• Difusi
Merupakan tercampurnya molekul-molekul dalam cairan,gas atau
zat padat secara bebas atau acak.
• Osmosis
Proses perpindahan pelarut murni (seperti air)melalui membrane
semipermeabel,biasanya terjadi dari larutan dengan konsentrasi
yang kurang pekat dengan konsestrasi yang pekat.
• Tranpor aktif
Proses perpindahan cairan tubuh dapat mengunakan mekanisme
transpor aktif.tranpor aktif merupakan gerak zat yang akan
berdifusi dan berosmosis yang memerlukan aktifitas metabolic dan
pengeluaran energi untuk menggerakkan berbagai materi guna
menembus membrane sel.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Keseimbangan Cairan, Elektrolit
1) Usia
• Usia seseorang mempengaruhi fungsi organ.
Kemampuan organ(missal jantung, ginjal,
paru-paru) untuk mengelola keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam basa secara efisien
juga terpengaruh.
• Temperature lingkungan
Panas yang berlebihan menyebabkan keringat.Seseorang
dapat kehilangan NaCl melalui keringat sebanyak 15-30
gram/hari.
• Diet
Pada saat tubuh kekurangan nutrisi, tubuh akan
memecah cadangan energy, proses ini akan menimbulkan
pergerakan cairan dari intersisial keintraseluler.
• Stress.
Stress dapat menimbulkan peningkatan metabolism sel,
konsentrasi darah dan glikolisis otot, mekanisme ini dapat
menimbulkan retensi sodium dan air.
• Sakit
Keadaan pembedahan, trauma jaringan,
kelainan ginjal, dan jantung,gangguan hormone
akan mengganggu keseimbangan cairan
Pengaturan Keseimbangan Cairan
A Rasa Dahaga
Penurunan fungsi ginjal merangsang pelepasan rennin,
yang pada akhirnya meimbulkan produksi angiostensin II
yang dapat merangsang hipotalamus untuk melepaskan
substrat neural yang bertanggung jawab terhadap sensai
haus.
B Antidiuretik hormone (ADH)
ADH dibentuk dihipotalamus dan disimpan dalam
neurohipofisis dari hipofisis posterior.Stimuli utama
untuk sekresi ADH adalah peningkatan osmolaritas dan
penurunan cairan ekstrasel
C Aldosteron
Hormone ini disekresi oleh kelenjr adrenal yang
bekerja pada tubulus ginjal untuk meningkatkan
absorbs natrium. Pelepasan aldosteron dirangsang
oleh perubahan konsentrasi kalium, natrium serium
dan system rennin
D Prostaglandin
Prostaglandin adalah asam lemak alami yang
terdapat dalam banyakjaringan dan berfunsi dalam
merespon radang, pengendalian tekanan darah,
konstraksi uterus, dan mobilitas gastrointestina
• Ketidakseimbangan cairan
Mula-mula ginjal kehilangan fungsinya sehingga tidak
mampu memekatkan urine (hipothenuria) dan kehilangan
cairan yang berlebihan (poliuria).Hipothenuria tidak
disebabkan atau berhubungan degan penurunan jumlah
nefron, tetapi peningkatan beban zat tiap nefron.Hal ini
terjadi karena keutuhan nefron yang membawa zat
tersebut dan kelebihan air untuk nefron-nefron tersebut
tidak dapat berfungsi lama.Terjadi osmotic diuretic,
menyebabkan seseorang menjadi dehidrasi.Jika jumlah
nefron yang tidak berfungsi meningkat, maka ginjal tidak
mampu menyaring urin (isothenurua)
Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit pada pasien gagal ginjal kronik atau CKD.

(A) Sisa nefron yang ada mengalami hipertrofi


dalam usahanya untuk melaksanakan seluruh
beban kerja ginjal.
(b) Terjadi peningkatan beban filtrasi, beban
solute dan reabsorbsi tubulus dalam setiap
nefron, meskipun GFR diseluruh massa nefron
turun dibawah normal.Pada gagal ginjal kronis,
fungsi ginjal menurun secara drastis yang berasal
dari nefron.
– Teknik keseimbangan cairan dan elektrolit
Terapi Cairan pada Gangguan Keseimbangan Cairan dan
Elektrolit
A .Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh.
1 Overhidrasi
Kelebihan atau intoksikasi cairan dalam tubuh, sering terjadi
akibat adanya kekeliruan dalam tindakan terapi cairan,
Penyebab overhidrasi meliputi, adanya gangguan ekskresi air
lewat ginjal (gagal ginjal akut), masukan air yang berlebihan
pada terapi cairan, masuknya cairan irigator pada tindakan
reseksi prostat transuretra, dan korban tenggelamTerapi terdiri
dari pemberian diuretik(bila fungsi ginjal baik), ultrafiltrasi atau
dialisis (fungsi ginjal menurun), dan flebotomi pada kondisi
yang darurat.
B Dehidrasi
Merupakan suatu kondisi defisit air dalam tubuh
akibat masukan yang kurang atau keluaran yang
berlebihan,terapi yang diberikan seperti
mengkomsumsi air,atau dengan memasukan
cairan infus.
– prosedur pemenuhan kebutuhan cairan dan
elektrolit
1 pemberian cairan infus
Pemasangan infus merupakan prosedur
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit yang
dilakukan bagi klien yang membutuhkan cairan
melalui intravena(infus).nutrisi bagi klien yang
tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi atau
adanya gangguan fungsi menelan,tindakan ini
dilakukan dengan didahului pemasangan pipa
lambung.
• Tujuan
1 memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit
2 infus pengobatan dan persembahan nutrisi
• Alat dan bahan
standar infus
-mengatur infus
-cairan sesuai program medis
-jarum infus
-pengalas
-Tourniket
-kapas alkohol
-plester
-gunting
-kasa steril
-betadin
-sarung tangan
Prosedur
• Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
• Cuci tangan Sela-sela cairan dan infus mengatur dengan
menusuk kebagian botol infus
• Isi cairan dengan mengatur infus dengan menekan ruang
tetes hingga mengisi sebagian dan keluar
• Sekarang pengalas dibawah tempat(vena)yang akan
dilakukan pengimpusan
• Lakukan pembendungan dengan tourniket 10-12cm diatas
tempat penusukkan
• Gunakan sarung tangan steril
• Desinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alkohol
• Lakukan penusukan pada vena dengan tempatkan ibu
jari bagian bawah vena dan posisi jarum
• Perhatikan keluarnya darah melalui jarum
• Setelah jarum infus bagian dalam dilepas /dikeluarkan
tahan bagian vena dengan menekan mengunakan jari
tangan agar darah tidak keluar
• Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai
dengan dosis yang diberikan
• Lakukan fiksasi dengan kasa steril
• Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
• Catat jenis cairan,letak infus,kecepatan aliran ,ukuran
dan tipe jarum infus
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS KESEIMBANGAN
CAIRAN ELEKTROLIT PADA GAGAL GINJAL KRONIS

• Pengkajian
1) Identitas klien
• Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang dipakai,
status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, asuransi,golongan darah, nomor
registrasi, tanggal masuk rumah sakit,tanggal pengkajian, diagnosa medis.
2) Identitas Penanggung Jawab
• Meliputi nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat dan hubungan
dengan klien
3) Riwayat Kesehatan
• Keluhan Utama
Keluhan yang sangat bervariasi, terlebih jika terdapat penyakit sekunder
yang menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria)
sampai pada anuria,penurunan kesadaran
• Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dengan gagal ginjal kronis terjadi
penurunan urine output, penurunan kesadaran,
perubahan pola napas karena komplikasi dari
gangguan system ventilasi seperti pernapasan
kussmaul, fatigue, perubahan fisiologi kulit
seperti pruritus dan area ekimosis pada kulit,
serta bau urea pada napas
• Riwayat Kesehatan Dahulu
Gagal ginjal kronik dimulai dengan periode gagal
ginjal akut dengan berbagai penyebab
(multikausa). Atau pernah dirawat dirumah sakit
sebelumnya
Riwayat Kesehatan Keluarga
Misalnya apa keluarga ada penyakit turunan
atau mempunyai riwayat sakit yang sama.
• Pola Nutrisi
Gangguan system pencernaan lebih dikarenakan
efek dari penyakit (stress effect).Sering ditemukan
anoreksia,nausea, vomit, dan diare.
• Pola Eliminasi
Dengan gangguan/ kegagalan fungsi ginjal secara
kompleks (filtrasi, sekresi, reabsorbsi dan
ekskresi),maka manifestasi yang paling menonjol
adalah penurunan urin output < 400 ml/hari bahkan
sampai pada anuria (tidak adanya urine output).
• Pola Aktivitas / istirahat
Klien mengalami penurunan tingkat kesadaran dan
keadaan umum yang lemah.Didapatkan adanya nyeri
panggul, sakit kepala, keram otot, defosit fosfat kalsium
dan keterbatasan gerak sendi serta menyebabkan
keletihan,kelemahan dan aktivitas fisik rendah
• Riwayat Psikososial
Pada klien gagal ginjal kronis, biasanya perubahan
psikososial terjadi pada waktu klien mengalami
perubahan struktur fungsi tubuh dan menjalani proses
dialisa. Klien akan mengurung diri dan lebih banyak
berdiam diri (murung)
• Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan umum
Keadaan umum klien lemah dan terlihat sakit
berat.Tingkat kesadaran menurun sesuai dengan
tingkat uremia dimana dapat mempengaruhi
system saraf pusat.Pada TTV sering didapatkan
adanya perubahan; RR meningkat, tekanan
darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan
sampai berat
b) Kepala
Inspeksi : Biasanya ditemukan normachepal, rambut tipis dan
kasar
Palpasi : Biasanya tidak ditemukan benjolan
c) Wajah
Inspeksi : Biasanya ditemukan edema
• d) Mata
Inspeksi : konjungtiva anemis
• e) Telinga
Inspeksi : tidak ditemukan lesi
f) Mulut
Inspeksi : ditemukan klien dengan bau mulut ammonia, dan
peradangan mukosa mulut.
g) Leher
Inspeksi :tidak ditemukan pembengkakan
Palpasi :ditemukan distensi vena jugularis
h) Thoraks
• Paru
Inspeksi : Biasanya terdapat tarikan dinding dada
Palpasi : Biasanya premitus kiri dan kanan sama
Perkusi : Biasanya terdengar bunyi pekak
Auskultasi : Biasanya terdengar crackles
I)Jantung
Inspeksi : Biasanya ictus cordis tidak tampak
Palpasi : Biasanya nadi meningkat
Perkusi : Biasanya terdengar bunyi pekak
Auskultasi : Biasanya ditemukan gangguan irama jantung, friction rub
j) Abdomen
Inspeksi :asites
Palpasi :distensi abdomen
Perkusi : bunyi timpani
Auskultasi :bising usus normal
k) Ekstremitas :
Inspeksi : Biasanya ditemukan edema ,ptekie, area
ekimosis pada kulit.
Palpasi : Biasanya ditemukan pitting edema (+).
Pemeriksaan Diagnostik
• Laboratorium
1 Laju Endap Darah : meninggi yang diperberat
oleh adanya anemia, dan hipoalbuminemia,
anemia normositer normokrom, dan jumlah
retikulosit yang rendah.
2. Ureum dan kreatinin : meninggi,
perbandingan antara ureum dan kreatinin
kurang lebih 20:1
Penatalaksanaan Medis
Tujuan penatalaksanaan adalah menjaga keseimbangan cairan
dan elektrolit dan mencegah komplikasi
1. Dialysis. Dialysis memperbaiki abnormalitas biokomia;
menyebabkan cairan, protein dan natrium dapat dikonsumsi
secara bebas menghilangkan kecendrungan perdarahan dan
membantu penyembuhan luka.
2. Koreksi hiperkalemi. Mengendalikan kalium darah sangat
penting karena dapat menimbulkan kematian mendadak.
3. Koreksi anemia. Usaha pertama ditujukan untuk mengatasi
faktor defisiensi, kemudian mencari apakah ada perdarahan yang
mungkin dapat diatasi.
4. Koreksi asidosis. Pemberian asam melalui makanan dan obat-
obatan harus dihindari.
Diagnosa Keperawatan (SDKI)
1 Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan d/d berat
badan meningkat dalam waktu dekat.
2 Resiko ketidakseimbangan cairan d/dpenyakit ginjal
dan kelenjar
3 Intoleransi aktifitas b/d ketidakseimbangan suplai dan
kebutuhan oksigen d/d frekuensi jantung meningkat
>20%dari kondisi istirahat
SDKI,SIKI,SLKI
sdki slki siki
Hipervolemia - Asupan cairan Manajemen hipervolemia
b/d menurun Observasi
kelebihan - Haluaran urin -Periksa tanda dan gejala hipervolemia
asupan menurun -Identifikasi penyebab hipervolemia
cairan d/d - Edema -Monitor status hemodinamik
berat badan menurun -Monitor intake dan output cairan
meningkat -Dehitrasi -Monitor tanda hemokonsentrasi
dalam waktu menurun -Monitor kecepatan infus secara tepat
dekat - Tekanan darah -Monitor efek samping diuretik
membaik Terapeutik
- Membran -timbang berat badan setiap hari
mukosa membaik -batasi asupan cairan dan garam
Edukasi
-ajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian diuretik
2Resiko -Asupan cairan Manajemen cairan
ketidakseimbang meningkat Observasi
an cairan -Haluaran urin -monitor status hidrasi
d/dpenyakit menurun Monitor berat badan harian
ginjal dan -Edema menurun Monitor hasil pemeriksaan
kelenjar -Dehitrasi menurun laboratorium
  -Tekanan darah Terapeutik
membaik -catat intake –output dan
-Membran mukosa hitung balans cairan 24jam
membaik -berikan asupan cairan
-berikan cairan intravena,jika
perlu
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian diuretik
 
intoleransi -frekuensi nadi Manajemen energi
aktivitas b/d menurun Obsevasi
ketidakseimba -keluhan lelah -identifikasi gangguan fungsi tubuh
ngan antara menurun yang mengakibatkan kelelahan
suplai dan -dispnea saat -monitor kelelahan fisik
kebutuhan beraktifitas -monitor pola jam tidur
oksigen menurun Terapeutik
-Dispnea sudah -sediakan lingkungan yang nyaman
berktifitas menurun -lakukan latihan rentag gerak
pasif/aktif
-berikan aktivitas distraksi yang
menyenangkan
Edukasi
-anjurkan tirah baring
-anjurkan melakukan aktivitas
secara bertahap
Kolaborasi
-kolaborasi dengan ahli gizi tentang
cara meningkatkan asupan makanan
IMPLEMENTASI
No Implementasi
1 Observasi
-memeriksa tanda dan gejala hipervolemia
-mengidentifikasi penyebab hipervolemia
-Memonitor status hemodinamik
-Memonitor intake dan output cairan
-Memonitor tanda hemokonsentrasi
-Memonitor kecepatan infus secara tepat
-Memonitor efek samping diuretik
Terapeutik
-membatasi asupan cairan dan garam
Edukasi
-menajarkan cara membatasi cairan
Kolaborasi
-mengkolaborasi pemberian diuretik
2 Observasi
-memonitor status hidrasi
Memonitor berat badan harian
Memonitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
-mencatat intake –output dan hitung balans cairan 24jam
-memberikan asupan cairan
-memberikan cairan intravena,jika perlu
Kolaborasi
-mengkolaborasi pemberian diuretik
 
Obsevasi
-menidentifikasi gangguan fungsi tubuh yang
mengakibatkan kelelahan
-memonitor kelelahan fisik
-memonitor pola jam tidur
Terapeutik
-menyediakan lingkungan yang nyaman
-melakukan latihan rentag gerak pasif/aktif
-memberikan aktivitas distraksi yang menyenangkan
Edukasi
-menganjurkan tirah baring
-menganjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
Kolaborasi
-mengkolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
EVALUASI
N TANGG DX EVALUASI TT
O
AL KEPERAWAT D
AN
1 19- Hipervolemia S : klien mengatakan
novembe b/d kelebihan bengkak area perut
r 2022 asupan cairan sedikit berkurang
d/d berat
badan O : Klien masih tampak
meningkat lemas
dalam waktu A : Masalah belum
dekat. teratasi
P : Intervensi di
lanjukan
2 19 Resiko S : klien
novemb ketidakseimbang mengatakan sering
er 2022 an cairan buang air menurun
d/dpenyakit
ginjal dan O : Klien masih
kelenjar tampak lemah
A : Masalah belum
teratasi
P : Intervensi di
lanjukan
3 19 Intoleransi S : klien
november aktifitas b/d mengatakan rasa
2022 ketidakseimban lelah saat
gan suplai dan
kebutuhan melakukan
oksigen d/d aktivitas mulai
frekuensi berkurang
jantung O : Klien masih
meningkat tampak
>20%dari semangat
kondisi istirahat A : Masalah
belum teratasi
P : Intervensi di
lanjukan
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai