Partikel (ion atau molekul) substansi • Perpindahan air atau zat pelarut
yang terlarut selalu bergerak dan dari larutan berkonsentrasi
pergerakannya cenderung rendah ke tinggi dan larutan
menyebar dari daerah konsentrasi tersebut dipisahkan oleh
tinggi ke rendah sehingga membrane semipermiabel
konsentrasi substansi dapat merata. dengan larutan yang volumenya
• Beberapa faktor yang sama hanya berbeda konsentrasi
mempengaruhi laju difusi zat terlarut
ditentukan sesuai dengan • Jika substansi larut dalam air,
hukum Fick (Fick’s law of konsentrasi air dalam larutan
diffusion). Faktor-faktor tersebut lebih rendah dibanding
adalah: konsentrasi air dalam larutan air
1. Peningkatan perbedaan murni dalam volume yang sama.
konsentrasi substansi. • Hal tersebut dikarenakan tempat
2. Peningkatan permeabilitas. molekul air telah ditempati
3. Peningkatan luas permukaan molekul substansi sehingga jika
difusi. konsentrasi zat yang terlarut
meningkat maka konsentrasi air
4. Berat molekul substansi. menurun.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi
FILTRASI TRANSPOR AKTIF
Fungsi:
1. Pembentukan
Urin (Ginjal)
2. Penyimpanan
Urin (Vesika
Urinaria)
3. Pengekskresian
Urin (Uretra)
Ginjal
Fungsi:
1. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai, terutama
melalui regulasi keseimbangan air
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES seperti
natrium, klorida, kalium, kalsium, hydrogen, bikarbonat, fosfat, sulfat
dan magnesium
4. Mempertahankan volume plasma yang tepat
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh, seperti
urea, asam urat dan kreatinin.
7. Mengeluarkan senyawa asing
8. Menghasilkan eritroprotein (merangsang produksi sel darah merah)
9. Menghasilkan Renin
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
Bagian-Bagian Ginjal
1.Korteks
Renalis
2.Medula
Renalis
3.Pelvis
Renalis
4.Arteri
Renalis
5.Vena
Renalis
6.Nefron
Nefron
Klasifikasi:
1. Nefron Korteks
2. Nefron
Jukstamedula
Bagian:
1. Glomerulus
2. Kapsula Bowman
3. Tubulus Proksimal
4. Lenkung Henle
5. Tubulus Distal
6. Duktus Kolektivus
7. Arteriol Aferen
8. Arteriol Eferen
9. Kapiler Peritubulus
Fungsi:
1. Filtrasi Glomerulus
2. Reabsorpsi Tubulus
3. Sekresi Tubulus
Ureter
Fungsi:
1. Menghubungkan
antara ginjal dan
vesika urinaria
2. Mempercepat
pergerakan urin
dengan bantuan
kontraksi (gerak
peristaltik) dari otot
polos
3. Mencegah kembalinya
urin dari vesika
urinaria dengan
bantuan katup
(valvula)
Vesika Urinaria
Fungsi:
1. Menyimpan urin sebelum
dikeluarkan melalui proses
berkemih (Miksi)
2. Memberikan sinyal kepada
tubuh apabila urin yang
ditampung sudah cukup
banyak sehingga dapat
dikeluarkan
3. Membantu proses buang
air kecil dengan
mengkontrasikan otot –
otot detrusornya
Uretra
Uretra adalah tabung yang
bertanggung jawab untuk
memungkinkan urin dapat
meninggalkan tubuh dengan
mengosongkan dari kandung
kemih.
1. Fungsi utama dari uretra pada
wanita adalah untuk
membawa urin dari tubuh.
2. Fungsi uretra pada pria adalah
untuk mengangkut semen dan
urin dari tubuh. Ketika penis
ereksi, aliran urin diblokir dari
uretra sehingga membiarkan
hanya semen yang akan
ejakulasi saat orgasme.
Sebutkan dan
jelaskan fungsi organ
genitalia perempuan
Organ Genitalia Perempuan
– Internal: ovarium, tuba fallopii, uterus (rahim), dan vagina.
– External: Mons pubis, Labia mayora, Labia minora, Klitoris,
dan kelenjar bartholin.
Internal
External
Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of anatomy & physiology (13th ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
FUNGSI BAGIAN INTERNAL
Vas Defererens
• Saluran panjang dan lurus
• Mengangkut sperma ke vesika seminalis.
Vas deferens atau saluran sperma (duktus
deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan
dari epididimis.
• Vas deferens berfungsi sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
SaluranEjakulasi
• Merupakan saluran yang pendek
dan menghubungkan vesikula
seminalis dengan urethra.
• Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk
kedalam uretra.
Uretra
• Merupakan saluran panjang 18cm-
20cm (terusan dari saluran ejakulasi)
dari kandung kemih sampai ke ujung
penis.
• Uretra terbagi menjadi prostatic,
membranous, dan daerah spons.
Vesikula Seminalis
• (kelenjar
bulbouretra)
merupakan kelenjar
yang salurannya
langsung menuju
uretra.
• Kelenjar Cowper
menghasilkan getah
yang bersifat alkali
(basa).
Bagaimanakah
persarafan sistem
urinaria dan sistem
genitalia (reproduksi)?
URINARIA
• Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus
renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.
• Vesica Urinaria
Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor,
n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun
persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang
berperan sebagai sensorik dan motorik .
• Pada ureter
merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksus pelvis
Genitalia Laki-Laki
1. Saraf simpatik :
• Serabut simpatik preganglionik (T10-L2) dari pleksus aorticus abdominalis
berkoordinasi dengan serabut posganglionik menuju ke viscera pelvis
(kelenjar aksesori).
• Saraf simpatik yang menuju vas deferen (plexus deferentialis) :
mengaktifkan kontraksi otot polos untuk emisi spermatozoa ke uretra.
• Serabut simpatik yang berkoordinasi dengan pleksus hipogastrikus
superior mempersarafi corpora cavernosa penis, testis, dan epididymis.
• Saraf simpatik berfungsi dalam menginisiasi terjadinya emisi.
2. Saraf parasimpatik :
• Saraf parasimpatik sakral (S2-S4) melalui Nn. Splanchnici pelvici menuju
pleksus hipogastrikus inferior disinkronkan di pelvis (ganglia pelvica)
saraf posganglionik kelenjar aksesori.
• Saraf parasimpatik berfungsi untuk merangsang terjadinya ereksi.
3. Saraf somatis :
• Inervasi saraf somatis melalui N.pudendus mempersarafi penis.
• Saraf somatis N. Pudendus berfungsi untuk membantu proses ejakulasi.
Genitalia Perempuan
1. Saraf Simpatik :
• Serabut simpatik preganglionik (T10-L2) dari pleksus aorticus
abdominalis melalui pleksus hypogastricus superior berkoordinasi
dengan posganglionik di pleksus hypogastricus inferior menuju
rahim, tuba uterina, dan vagina.
• Serabut simpatik posganglionik yang telah disinkronisasi di ganglia
aorticorenalia menuju ke ovarium kemudian turun ke pleksus
ovaricus.
2. Saraf Parasimpatetik:
• Saraf parasimpatik preganglionik berasal dari saraf sakral (S2-S4)
menuju pleksus hypogastricus inferior melalui Nn. Spanchnici pelvici
kemudian menginervasi rahim, tuba uterina, dan vagina.
3. Saraf Somatis :
• Inervasi somatis melalui N. Pudendus yang menyampaikan inervasi
sensorik ke bagian bawah vagina, labium minora, dan labium
mayora melalui Rr. Labiales Posteriores dan menuju klitoris melalui
N. Dorsalis clitoridis.
Jelaskan organ-
organ pada sistem
perkemihan dan
fungsinya
Ginjal
Jaringan Ikat Pembungkus Ginjal :
• Gigi : Memecah
makanan menjadi
potongan lebih kecil
• Lidah : Membantu
mencampur dan
menelan makanan,
mempertahankan agar
makanan berada di
antara gigi atas dan
bawah saat dikunyah
• Kelenjar Ludah :
Melumasi rongga mulut
serta mencerna
karbohidrat menjadi
disakarida
Faring
sebagai saluran alat pencernaan yang membawa
makanan dari rongga mulut hingga ke esofagus.
Esofagus
menghantarkan makanan dan minuman dari
faring ke lambung.
Lambung
• Tunika Mucosa : Mengeluarkan
berbagai jenis cairan seperti
enzim,asam lambung,dan hormon
• Tunika Submucosa : Menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel perut
sekaligus membawa nutrisi yang
diserap,ure,dan CO2 dari sel
tersebut
• Tunika Muscularis : Membantu
perut dalam pencernaan mekanis
melalui gerakan peristaltik
• Tunika Serosa : Lapisan pelindung
perut yang mengeluarkan cairan
untuk mengurangi gesekan perut
dengan angota tubuh lain
Usus Halus
• Caecus/usus buntu :
Organ imunologik
yang aktif berperan
dalam sekresi
immunoglobulin
• Colon/Usus Besar
• Rectum/Usus Akhir
• Anus : proses
defekasi yaitu
pembuangan sisa
pencernaan dalam
bentuk feses
Kelenjar
pencernaan
1. Hati
• Menghasilkan enzim arginase yang mengubah
arginia menjadi ornitina dan urea
• Mendegradasi sel darah merah
• Mendegradasi insulin
• Mendegradasi amonia menjadi urea
• Mendegradasi zat toksin
• Mensekresi getah empedu
2. Empedu
3. Pankreas
Sebutkan dan
jelaskan fungsi
kelenjar-kelenjar
pencernaan
Kelenjar Ludah
• Air
• Lendir
• Garam-garam mineral
• Enzim Penghancur Bakteri (lisosom)
• Enzim Pencernaan
terdapat enzim ptyalin (amilase) yang berfungsi
mengubah zat makanan yang mengandung
karbohidrat menjadi gula sederhana (maltose)
Kelenjar ludah terbagi 3, yaitu:
Sekresi
Masuknya zat (seperti enzim atau hormone) dari cairan ekstra seluler ke dalam
lumen
a. Sekresi air, enzim, elektrolit, garam empedu, dll.
b. Oleh kelenjar eksokrin (contoh: sel epitel khusus, sel eksokrin pancreas,
hati) dan endokrin (contoh: hormon-hormon pencernaan)
Digesti
Pemecahan makanan secara kimiawi atau mekanik agar dapat diserap
a. Penguraian struktur makanan dari kompleks ke sederhana sehingga
dapat diserap
b. Cara: fisik & kimiawi (dijelaskan lebih lanjut dibawah)
Absorpsi
Penyerapan nutrisi seperti karbohidrat,
protein, lemak dari saluran pencernaan
(lumen) ke cairan ekstra seluler
a. Penyerapan zat yang sudah tercerna
b. Sebagian besar di usus halus
c. Zat makanan diserap bersama air,
vitamin, dan elektrolit
d. Transpor ke darah / limfe tergantung
z
Jelaskan fase-fase
pada proses
pencernaan
Cephalic Phase
1. Keseimbangan netral
Yakni ketika energi yang dimiliki tubuh sama dengan energi yang
dikeluarkan tubuh pada proses eksternal maupun internalnya.
2. Keseimbangan positif
Yakni keadaan ketika asupan energi lebih banyak daripada yang
dikeluarkan sehingga menyebabkan energi yang berlebih itu tersimpan
dalam tubuh dan biasanya berada pada jaringan adiposa atau lemak.
3. Keseimbangan negatif
Yakni keadaan asupan energi tubuh lebih sedikit jika dibandingkan
dengan energi yang harus dikeluarkan sehingga akibatnya adalah
digunakannya energi cadangan atau simpanan energi.
Cara Tubuh Mengatur Keseimbangan Energi
• Kontrol utama keseimbangan energi dan asupan makanan terletak pada
hipotalamus.
• Nukleus arkuatus berperan dalam control jangka panjang keseimbangan
energy dan berat tubuh serta jangka pendek asupan sehari-hari.
• Adanya sinyal makan dan sinyal kenyang.
• Neuropeptida Y (NPY) merupakan salah satu perangsang nafsu makan
paling kuat.
• Melanokortin menentukan penekanan nafsu makan sehingga terjadi
penurunan nafsu dan berat badan.
• Leptin merupakan hormon indikator baik jumlah total lemak trigelisrida
dan sinyal penanda kenyang.
• Gheriln dikenal sebagai hormon lapar, perangsang nafsu makan yang
dihasilkan oleh lambung.
• PYY 3-36 dan Koleksitokinin dihasilkan oleh usus halus dan besar, sinyal
rasa kenyang.
• Faktor psikologis dan sosial juga menentukan asupan.
Cara Menyeimbangkannya
Jelaskan hubungan antara
keseimbangan energi
dengan pengaturan suhu
tubuh dan jelaskan refleks
pengaturan suhu tubuh.
hubungan antara keseimbangan energi dengan
pengaturan suhu tubuh
Pembentukan panas (heat production) pada
tubuh manusia bergantung pada tingkat proses
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh :
1. BMR, terutama terkait pada sekresi hormon tiroid.
2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi dalam
kerja serta menghasilkan panas.
3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis);
aktivitas otot yang merupakan bentuk upaya tubuh
dalam mempertahankan suhu tubuh ketika
terpapar dingin.
4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis)
• Sumber energi pembentukan panas ini adalah brown fat.
Pada bayi baru lahir, brown fat terdapat pada skapula, aksila,
serta area ginjal.
• Brown fat tidak seperti lemak biasa, ukurannya lebih kecil,
mengandung lebih banyak mitokondria dan suplai darah,
serta dominan dipersarafi oleh saraf simpatis.
• Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin dapat meningkatkan
konsentrasi cAMP pada sel brown fat dan akan mengaktivasi
fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui proses lipolisis.
• Panas yang terbentuk dari hasil fosforilasi oksidatif akan
segera dibawa oleh vena yang juga banyak terdapat pada sel
brown fat. Brown fat merupakan sumber utama dari diet-
induced thermogenesis.
(Source : Silverthorn, 2004)
Refleks Pengaturan Suhu Tubuh
(Source : Silverthorn,
• Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu
tubuh dapat dipertahankan dengan mekanisme
vasokonstriksi atau vasodilatasi. Saat suhu
lingkungan di bawah atau di atas thermoneutral
zone, tubuh harus meningkatkan pembentukan
dan pengeluaran panas.
• Aklimatisasi suhu, perubahan awal saat
berkeringat, volume serta komposisi keringat
akan menentukan adaptasi terhadap suhu yang
tinggi. Kehilangan natrium melalui keringat
diturunkan oleh sekresi aldosteron dalam bentuk
meningkatkan reabsorpsi natrium.
Refleks Pengaturan Suhu
Tubuh
• Demam
Demam merupakan peningkatan suhu tubuh karena proses
‘resetting’ termostat di hipothalamus. Suhu tubuh selalu
dipertahankan selama demam. Peningkatan termostat tubuh akan
menimbulkan sensasi kedinginan. Vasokonstriksi dan menggigil
terjadi agar mengimbangi peningkatan suhu tubuh. Apabila
termostat dihapus dan demam hilang akan terjadi vasodilatasi dan
berkeringat.
• Hipertemia
Hipertermia terjadi karena ketidakseimbangan antara
pembentukan panas dengan pengeluaran panas, seperti latihan
fisik. Pada saat awal latihan fisik, suhu tubuh akan meningkat
karena lebih banyak panas yang dibentuk dibandngkan dengani
panas yang dilepaskan. Hal ini mengakibatkan suhu inti tubuh
meningkat sehingga terjadi mekanisme heat-lost.
Sumber
Tortora, Gerald, J., & Bryan, Derrickson. (2014). Principles of anatomy
physiology (14th ed). USA: John Wiley & Sons, Inc. hh.925.
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Irawati.
Jakarta: EGC
Sherwood, L. (2016). Human Physiology from Cells to Systems 9th Edition.
Australia:Cengage Learning.
Martini, F. (2012). Fundamental of Anatomy and Physiologi, 9th ed. New
Jersey: Prentice Hall
Universitas Indonesia.(n.d).Fluid Balance. Diambil dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalan
ce.pdf
Sherwood, Lauralee. (2009). Human Physiology: From Cells to System 6th
Edition (Terj. oleh dr. Brahm U). Jakarta: EGC.