Anda di halaman 1dari 142

Keseimbangan Cairan Tubuh, Sistem

Urogenital dan Sistem Perncernaan

Riki Reyhan Pendrian


1806203396
IBD B-11
Keseimbangan Cairan Tubuh
SOAL
1. Jelaskan distribusi cairan tubuh serta komposisinya
pada berbagai kompartemen cairan tubuh!
2. Jelaskan mekanisme proses perpindahan zat antar
berbagai kompartemen cairan tubuh!
3. Apakah yang dimaksud dengan edema, dan
bagaimana proses terjadinya?
4. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan
air, dan bagaimana mekanisme tubuh dalam menjaga
keseimbangan air. (Vasopresin)
5. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan
garam, dan bagaimana mekanisme tubuh dalam
menjaga keseimbangan garam. (Renin, angiotensin,
aldosteron)
distribusi cairan
tubuh serta
komposisinya pada
berbagai
kompartemen
cairan tubuh
Kompartemen Cairan Tubuh
Cairan tubuh merupakan antara 55% dan 60%
dari total massa tubuh pada wanita dan pria,
masing-masing. Terdapat 2 kompartemen cairan
tubuh, yaitu cairan intrasel (CIS) dan cairan
ekstrasel (CES) yang terpisah oleh membran plasma
sel.
– 2/3 cairan di tubuh terdiri dari Cairan Intrasel (CIS)
yang merupakan cairan yang terdapat di dalam sel
(sitosol).
– 1/3 cairan di tubuh terdiri dari Cairan Ekstrasel (CES)
yang merupakan cairan yang terdapat di luar sel.
Komposisi pada Kompertemen Cairan
Tubuh
Sekitar 20% dari CES adalah plasma, yang terdapat pada
pembuluh darah, dan 80% dari CES adalah cairan interstitial, yang
menempati ruang mikroskopis antara sel-sel jaringan.
Cairan ekstraselular lainnya yang dikelompokkan dengan
cairan interstisial termasuk :
• Limfa, cairan yang dikembalikan dari cairan interstitial ke plasma
melalui sistem limfe untuk sistem imun.
• Cairan serebrospinal (mengelilingi, membantali, dan memberi
nutrisi otak)
• Cairan synovial (pelumas pada persendian)
• Cairan Intraokular (Aqueous humor dan body vitreous di mata)
• Cairan pleura, Perikardial, dan Peritoneal antara Membran
Serosa.
mekanisme proses
perpindahan zat antar
berbagai kompartemen
cairan tubuh
DIFUSI OSMOSIS

Partikel (ion atau molekul) substansi • Perpindahan air atau zat pelarut
yang terlarut selalu bergerak dan dari larutan berkonsentrasi
pergerakannya cenderung rendah ke tinggi dan larutan
menyebar dari daerah konsentrasi tersebut dipisahkan oleh
tinggi ke rendah sehingga membrane semipermiabel
konsentrasi substansi dapat merata. dengan larutan yang volumenya
• Beberapa faktor yang sama hanya berbeda konsentrasi
mempengaruhi laju difusi zat terlarut
ditentukan sesuai dengan • Jika substansi larut dalam air,
hukum Fick (Fick’s law of konsentrasi air dalam larutan
diffusion). Faktor-faktor tersebut lebih rendah dibanding
adalah: konsentrasi air dalam larutan air
1. Peningkatan perbedaan murni dalam volume yang sama.
konsentrasi substansi. • Hal tersebut dikarenakan tempat
2. Peningkatan permeabilitas. molekul air telah ditempati
3. Peningkatan luas permukaan molekul substansi sehingga jika
difusi. konsentrasi zat yang terlarut
meningkat maka konsentrasi air
4. Berat molekul substansi. menurun.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi
FILTRASI TRANSPOR AKTIF

• Adanya perbedaan • Transpor aktif berguna


tekanan antara dua ruang untuk mengembalikan
yang dibatasi membrane partikel yang telah berdifusi
mengakibatkan filtrasi. pasif dari daerah
• Cairan bergerak keluar berkonsentrasi rendah ke
dari daerah tinggi.
berkonsentrasi tinggi ke
rendah. • Perpindahan ini
• Jumlah cairan yang keluar membutuhkan ATP (energi)
sebanding dengan luas karena melawan gradien
permukaan membrane, konsentrasi. Misalnya
permeabilitas membrane, Pompa Na-K.
dan perbedaan tekanan
hidrostatik.
Edema dan proses
terjadinya
Edema

• Edema adalah istilah yang digunakan untuk


merujuk pada kondisi bengkak pada jaringan
lunak seperti kulit.
• edema merupakan akumulasi cairan yang
berlebih dalam jaringan tubuh.
• Edema berdasarkan tempat terakumulasinya
cairan dibagi menjadi dua yaitu edema
intraseluler dan edema ekstraseluler.
Proses terjadinya edema
1. Penurunan konsentrasi protein plasma menyebabkan penurunan
tekanan osmotic plasma. Penurunan ini menyebabkan filtrasi cairan yang
keluar dari pembuluh lebih tinggi, sementara jumlah cairan yang
direabsorpsi kurang dari normal; dengan demikian terdapat cairan
tambahan yang tertinggal diruang–ruang interstisium.
2. Peningkatan permeabilitas dinding kapiler menyebabkan protein plasma
yang keluar dari kapiler ke cairan interstisium disekitarnya lebih banyak.
3. Peningkatan tekanan vena, misalnya darah terbendung di vena, akan
disertai peningkatan tekanan darah kapiler, kerena kapiler mengalirkan
isinya kedalam vena.
4. Penyumbatan pembuluh limfe, karena kelebihan cairan yang difiltrasi
keluar tertahan di cairan interstisium dan tidak dapat dikembalikan ke
darah melalui sistem limfe. Akumulasi protein di cairan interstisium
memperberat masalah melalui efek osmotiknya.
Keseimbangan air dan
mekanisme tubuh dalam
menjaga keseimbangan
air. (Vasopresin)
• Konsep keseimbangan :
Pemasukannya melalui ingesti atau produksi
metabolik harus seimbang dengan pengeluaran melalui
ekskresi atau konsumsi metabolik.
• Tercapainya suatu keseimbangan air ketika jumlah air
masuk = keluar. Hal ini ditentukan oleh dua faktor,
yaitu:
1. Volume CES, yang dapat membantu dalam
mempertahankan tekanan darah. Volume CES
berhubungan tekanan darah arteri, yang dimana jika
volume CES  Tekanan darah arteri dengan
volume plasma , dan sebaliknya volume CES 
Tekanan darah arteri dengan volume plasma.
Volume CES dipengaruhi oleh keseimbangan garam.
2. Osmolaritas CES, merupakan konsentrasi
solut atau zat terlarut per liter.
Osmolaritas CES > CIS menyebabkan
terjadinya krenasi, sedangkan.
Osmolaritas CES < CIS menyebabkan
terjadinya hemolisis. Osmolaritas CES
dipengaruhi oleh keseimbangan cairan
dan dicapai dengan cara minum, serta
menyesuaikan eksresi H2O melalui urin
dengan kontrol vasopresin. Vasopresin
(ADH) berfungsi dalam meningkatkan
reabsorpsi air pada tubulus ginjal dengan
cara menyisipkan aquaporin-2 (tersimpan
dalam vesikel) pada membran luminal.
Keinginan minum juga dipicu dengan
adanya rasa haus yang disebabkan oleh
neuron di hypothalamus (pusat haus).
Keseimbangan garam
dan mekanisme tubuh
dalam menjaga
keseimbangan garam.
(Renin, angiotensin,
aldosteron)
• Seperti halnya keseimbangan air, keseimbangan garam juga perlu
dipertahankan sehingga asupan garam sama dengan keluarannya.
• Kelebihan garam yang dikonsumsi harus diekskresikan dalam urin
untuk mempertahankan keseimbangan garam. Ginjal mengontrol
jumlah garam yang diekskresi dengan cara:
1. Mengontrol jumlah garam (natrium) yang difiltrasi dengan
pengaturan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG)/ Glomerulus Filtration
Rate(GFR).
2. Mengontrol jumlah yang direabsorbsi di tubulus ginjal 6

• Jumlah Na+ yang direabsorbsi juga bergantung pada sistem yang


berperan mengontrol tekanan darah. Sistem Renin-Angiotensin-
Aldosteron mengatur reabsorbsi Na+ dan retensi Na+ di tubulus
distal dan collecting. Retensi Na+ meningkatkan retensi air
sehingga meningkatkan volume plasma dan menyebabkan
peningkatan tekanan darah arteri .
Renin Angiotensin Aldosteron System
(RAAS)
• Renin Angiotensin Aldosteron System atau disebut juga RAAS adalah suatu sistem/mekanisme
hormon yang mengatur keseimbangan tekanan darah dan cairan dalam tubuh.
• Dalam mekanisme ini ada beberapa hormon yang mempunyai peran penting, diantaranya adalah :
 Renin : suatu enzim protein yang dilepaskan oleh ginjal bila tekanan arteri turun.
 Angiotensin : merupakan enzim yang dibagi menjadi; angiotensin 1( enzim yang mempunyai
sifat vasokonstriktor ringan tapi dapat bertahan lama dalam darah); angiotensin II (enzim yang
mempunyai sifat vasokonstriktor kuat tapi hanya 1-2menit dalam darah karena diinaktivasi
angiotensinase)
 Angiotensinogen : pengubah renin menjadi angiotensin 1
 angiotensin converting enzim(ACE): enzim pengubah angiotensin 1 menjadi 2
 Aldosteron : hormon steroid golongan mineralkortikoid yang dihasilkan oleh korteks adrenal
yang mempunyai fungsi untuk meningkatkan absorpsi natrium dan meningkatkan sekresi kalium
oleh sel epitel ginjal terutama sel prinsipal di sel tubulus kolektivus .
• Mekanisme kerja dari RAAS dapat dimulai dari 3 proses:
 Penurunan volume darah yang menyebabkan terjadi
penurunan tekanan darah di
glomerulus.(hipotensi/renal artery stenosis)
 Stimulasi sel juxtaglomerular oleh saraf simpatis
 penurunan konsentrasi osmotic cairan tubular di macula
densa.(penurunan kadar sodium)

• 3 proses diatas dapat merangsang sel-sel jukstaglomerular


di ginjal untuk melepaskan enzim renin, kemudian renin ini
akan bersirkulasi ke seluruh tubuh yang kemudian akan
bertemu dengan angiotensinogen yang diproduksi di hati
untuk melepaskan enzim angiotensin I. Angiotensin I akan
berubah menjadi Angiotensin II setelah diubah oleh
Angiotensin Converting Enzim (ACE) yang dihasilkan oleh
endotelium pembuluh paru.
• Angiotensin II akan menyebabkan beberapa efek, yaitu :
 Vasokontriksi di seluruh tubuh terutama di arteriol yang
akan meningkatkan tahanan perifer total sehingga
terjadi peningkatan tekanan arteri.
 Menurunkan eksresi garam dan air sehingga
meningkatkan volume ekstra sel yang menyebabkan
peningkatan tekanan arteri juga.
 Merangsang sekresi aldosteron di kalenjar adrenal yang
kemudian meningkatkan reabsorpsi garam dan air oleh
tubulus ginjal.
 Merangsang central nervous system untuk menjadi haus
sehingga kelenjar pituitary posterior mengeluarkan
hormon vasopresin (adh) yang akan menstimulasi
reabsorpsi air di ductus collectivus dan peningkatan
tonus simpatis, meningkatkan cardiac output.
Sistem Urogenital
SOAL
1. Sebutkan dan jelaskan fungsi organ urinaria!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi organ genitalia
perempuan!
3. Sebutkan dan jelaskan fungsi organ genitalia
laki-laki!
4. Bagaimanakah persarafan sistem urinaria dan
sistem genitalia (reproduksi)?
5. Jelaskan organ-organ pada sistem
perkemihan dan fungsinya!
6. Jelaskan proses yang terlibat dalam
pembentukan urin!
Sebutkan dan
jelaskan fungsi organ
urinaria
Organ:
1. Ginjal
2. Ureter
3. Vesika
urinaria
4. Uretra

Fungsi:
1. Pembentukan
Urin (Ginjal)
2. Penyimpanan
Urin (Vesika
Urinaria)
3. Pengekskresian
Urin (Uretra)
Ginjal
Fungsi:
1. Mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh
2. Mempertahankan osmolaritas cairan tubuh yang sesuai, terutama
melalui regulasi keseimbangan air
3. Mengatur jumlah dan konsentrasi sebagian besar ion CES seperti
natrium, klorida, kalium, kalsium, hydrogen, bikarbonat, fosfat, sulfat
dan magnesium
4. Mempertahankan volume plasma yang tepat
5. Membantu mempertahankan keseimbangan asam-basa tubuh
6. Mengekskresikan produk-produk sisa metabolisme tubuh, seperti
urea, asam urat dan kreatinin.
7. Mengeluarkan senyawa asing
8. Menghasilkan eritroprotein (merangsang produksi sel darah merah)
9. Menghasilkan Renin
10. Mengubah vitamin D menjadi bentuk aktifnya
Bagian-Bagian Ginjal
1.Korteks
Renalis
2.Medula
Renalis
3.Pelvis
Renalis
4.Arteri
Renalis
5.Vena
Renalis
6.Nefron
Nefron
Klasifikasi:
1. Nefron Korteks
2. Nefron
Jukstamedula
Bagian:
1. Glomerulus
2. Kapsula Bowman
3. Tubulus Proksimal
4. Lenkung Henle
5. Tubulus Distal
6. Duktus Kolektivus
7. Arteriol Aferen
8. Arteriol Eferen
9. Kapiler Peritubulus
Fungsi:
1. Filtrasi Glomerulus
2. Reabsorpsi Tubulus
3. Sekresi Tubulus
Ureter
Fungsi:
1. Menghubungkan
antara ginjal dan
vesika urinaria
2. Mempercepat
pergerakan urin
dengan bantuan
kontraksi (gerak
peristaltik) dari otot
polos
3. Mencegah kembalinya
urin dari vesika
urinaria dengan
bantuan katup
(valvula)
Vesika Urinaria
Fungsi:
1. Menyimpan urin sebelum
dikeluarkan melalui proses
berkemih (Miksi)
2. Memberikan sinyal kepada
tubuh apabila urin yang
ditampung sudah cukup
banyak sehingga dapat
dikeluarkan
3. Membantu proses buang
air kecil dengan
mengkontrasikan otot –
otot detrusornya
Uretra
Uretra adalah tabung yang
bertanggung jawab untuk
memungkinkan urin dapat
meninggalkan tubuh dengan
mengosongkan dari kandung
kemih.
1. Fungsi utama dari uretra pada
wanita adalah untuk
membawa urin dari tubuh.
2. Fungsi uretra pada pria adalah
untuk mengangkut semen dan
urin dari tubuh. Ketika penis
ereksi, aliran urin diblokir dari
uretra sehingga membiarkan
hanya semen yang akan
ejakulasi saat orgasme.
Sebutkan dan
jelaskan fungsi organ
genitalia perempuan
Organ Genitalia Perempuan
– Internal: ovarium, tuba fallopii, uterus (rahim), dan vagina.
– External: Mons pubis, Labia mayora, Labia minora, Klitoris,
dan kelenjar bartholin.

Internal
External

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principles of anatomy & physiology (13th ed.). United States of America: John Wiley & Sons, Inc.
FUNGSI BAGIAN INTERNAL

• Ovarium : penghasil ovum dan


hormon estrogen serta
progesteron.
• Tuba Pallofi : menangkap ovum
yang telah dilepaskan ovarium
serta sebagai penghubung
ovarium dengan uterus.
• Uterus : tempat tumbuh dan
berkembangnya embrio
Struktur uterus (fundus, corpus,
dan serviks).
• Vagina : alat kopulasi wanita dan
merupakan saluran kelahiran.
Vagina memiliki PH asam dan juga
terdapat lendir.
FUNGSI BAGIAN EKSTERNAL

• Mons pubis : bagian tempat


bertemunya dua bibir vagina.
• Labia mayora : bagian luar bibir
vagina yang tebal dan dilapisi
lemak.
• Labia minora : sepasang lipatan
kulit pada vagina yang halus dan
tipis, tidak mengandung lapisan
lemak.
• Klitoris : disebut juga klentit,
bagian vagina yang berupa tonjolan
kecil.
• Kelenjar bartholin (kelejar
vestibular) terletak di dua bibir
vagina.
Sebutkan dan jelaskan
fungsi organ genitalia
laki-laki
Penis

• terdiri dari jaringan-jaringan


otot, jaringan spons yang
lembut, pembuluh darah dan
jaringan saraf.

• Fungsinya yaitu untuk


kopulasi (hubungan antara
alat kelamin jantan dan
betina untuk memudahkan
semen ke dalam organ
reproduksi betina).
Skrotum
• Merupakan kantung yang
didalamnya berisi testis. Skrotum
berjumlah sepasang, yaitu skrotum
kanan dan skrotum kiri. Diantara
skrotum kanan dan skrotum kiri
dibatasi oleh sekat yang berupa
jaringan ikat dan otot polos (otot
dartos).
• Didalam skrotum juga tedapat
serat-serat otot yang berasal dari
penerusan otot lurik dinding perut
yang disebut otot kremaster. Otot
ini bertindak sebagai pengatur
suhu lingkungan testis agar
kondisinya stabil.
• Skrotum berfungsi melindungi
testis serta mengatur suhu yang
sesuai untuk spermatozoa (sel
sperma).
Testis
• Testis pada pria berjumlah
sepasang, berbentuk oval, dan
terletak di skrotum. Didalam testis
terjadi proses pembuatan sel
kelamin jantan dan hormon kelamin.
• Pada testis terdapat pembuluh halus
(vas seminiferus) yang mengandung
calon sperma pada bagian
dindingnya.
• Diantara vas seminiferus terdapat
sel bernama sel interstitial yang
berfungsi menghasilkan hormon
kelamin, misalnya testosteron.
• Selain itu, terdapat sel besar, sel
Sertoli yang berguna untuk
memberikan makanan bagi sperma.
Tubulus seminiferus

• Didalam testis terdapat


saluran-saluran halus yang
disebut saluran penghasil
sperma (tubulus seminiferus)
yang mengandung calon
sperma pada bagian
dindingnya.

• Dinding dalam saluran terdiri


dari jaringan epitel dan
jaringan ikat. Dijaringan
epithelium terdapat saluran
reproduksi, yaitu tempat
sperma keluar atau jalan
berupa lubang kecil yang
menghubungkan organ dalam.
Epididimis
• Berupa saluran panjang yang
berkelok yang keluar dari testis.
• Epididimis berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara sperma
sampai sperma menjadi matang dan
bergerak menuju vas deferens.

Vas Defererens
• Saluran panjang dan lurus
• Mengangkut sperma ke vesika seminalis.
Vas deferens atau saluran sperma (duktus
deferens) merupakan saluran lurus yang
mengarah ke atas dan merupakan lanjutan
dari epididimis.
• Vas deferens berfungsi sebagai saluran
tempat jalannya sperma dari epididimis
menuju kantung semen atau kantung mani
(vesikula seminalis).
SaluranEjakulasi
• Merupakan saluran yang pendek
dan menghubungkan vesikula
seminalis dengan urethra.
• Saluran ini berfungsi untuk
mengeluarkan sperma agar masuk
kedalam uretra.

Uretra
• Merupakan saluran panjang 18cm-
20cm (terusan dari saluran ejakulasi)
dari kandung kemih sampai ke ujung
penis.
• Uretra terbagi menjadi prostatic,
membranous, dan daerah spons.
Vesikula Seminalis

• Berjumlah sepasang, terletak


dibawah dan atas kantung
kemih.
• Merupakan tempat untuk
menampung sperma sehingga
disebut dengan kantung semen.
• Menghasilkan getah berwarna
kekuningan yang kaya akan
nutrisi bagi sperma dan bersifat
alkali.
• Berfungsi untuk menetralkan
suasan asam dalam saluran
reproduksi wanita.
Kelenjar prostat

• Melingkari bagian atas uretra


dan terletak dibagian bawah
kantung kemih.
• Kelenjar prostat menghasilkan
getah yang mengandung
kolesterol, garam dan
fosfolipid yang berperan untuk
kelangsungan hidup sperma.
Kelenjar Cowper

• (kelenjar
bulbouretra)
merupakan kelenjar
yang salurannya
langsung menuju
uretra.

• Kelenjar Cowper
menghasilkan getah
yang bersifat alkali
(basa).
Bagaimanakah
persarafan sistem
urinaria dan sistem
genitalia (reproduksi)?
URINARIA
• Ginjal
Ginjal mendapatkan persarafan dari fleksus
renalis(vasomotor). Saraf ini berfungsi untuk mengatur jumlah
darah yang masuk ke dalam ginjal, saraf ini berjalan bersamaan
dengan pembuluh darah yang masuk ke ginjal.

• Vesica Urinaria
Persarafan simpatis melalui n.splanchnicus minor,
n.splanchnicus imus, dan n.splanchnicus lumbalis L1-L2. Adapun
persarafan parasimpatis melalui n.splanchnicus pelvicus S2-S4, yang
berperan sebagai sensorik dan motorik .

• Pada ureter
merupakan cabang dari pleksus mesenterikus inferior, pleksus
spermatikus, dan pleksus pelvis
Genitalia Laki-Laki
1. Saraf simpatik :
• Serabut simpatik preganglionik (T10-L2) dari pleksus aorticus abdominalis
berkoordinasi dengan serabut posganglionik menuju ke viscera pelvis
(kelenjar aksesori).
• Saraf simpatik yang menuju vas deferen (plexus deferentialis) :
mengaktifkan kontraksi otot polos untuk emisi spermatozoa ke uretra.
• Serabut simpatik yang berkoordinasi dengan pleksus hipogastrikus
superior mempersarafi corpora cavernosa penis, testis, dan epididymis.
• Saraf simpatik berfungsi dalam menginisiasi terjadinya emisi.

2. Saraf parasimpatik :
• Saraf parasimpatik sakral (S2-S4) melalui Nn. Splanchnici pelvici menuju
pleksus hipogastrikus inferior disinkronkan di pelvis (ganglia pelvica)
saraf posganglionik kelenjar aksesori.
• Saraf parasimpatik berfungsi untuk merangsang terjadinya ereksi.

3. Saraf somatis :
• Inervasi saraf somatis melalui N.pudendus mempersarafi penis.
• Saraf somatis N. Pudendus berfungsi untuk membantu proses ejakulasi.
Genitalia Perempuan
1. Saraf Simpatik :
• Serabut simpatik preganglionik (T10-L2) dari pleksus aorticus
abdominalis melalui pleksus hypogastricus superior berkoordinasi
dengan posganglionik di pleksus hypogastricus inferior menuju
rahim, tuba uterina, dan vagina.
• Serabut simpatik posganglionik yang telah disinkronisasi di ganglia
aorticorenalia menuju ke ovarium kemudian turun ke pleksus
ovaricus.

2. Saraf Parasimpatetik:
• Saraf parasimpatik preganglionik berasal dari saraf sakral (S2-S4)
menuju pleksus hypogastricus inferior melalui Nn. Spanchnici pelvici
kemudian menginervasi rahim, tuba uterina, dan vagina.

3. Saraf Somatis :
• Inervasi somatis melalui N. Pudendus yang menyampaikan inervasi
sensorik ke bagian bawah vagina, labium minora, dan labium
mayora melalui Rr. Labiales Posteriores dan menuju klitoris melalui
N. Dorsalis clitoridis.
Jelaskan organ-
organ pada sistem
perkemihan dan
fungsinya
Ginjal
Jaringan Ikat Pembungkus Ginjal :

1. Kapsul Fibrosa, serat kolagen yang


melapisi bagian terluar ginjal.
2. Kapsul Lemak Perirenal, lapisan
tebal yang melapisi kapsul fibrosa,
merupakan jaringan adipose.
Berfungsi menjaga ginjal dari
benturan keras.
3. Fascia Renal, serat kolagen yang
melapisi kapsul lemak perirenal,
merupakan lapisan terluar yang
melapisi organ ginjal. Berfungsi
menyangga ginjal dengan struktur
sekitarnya agar tetap berada pada
posisi normal.
Struktur ginjal
1. Hilum adalah bagian cekung dari
medial renal (bagian tengah renal).
2. Sinus Ginjal adalah rongga ginjal
yang tersusun atas jaringan lemak.
Fungsi dari jaringan adipose
tersebut untuk men stabilisasi
posisi ureter, pembuluh darah dan Sinus
saraf. Pelvis
3. Pelvis ginjal adalah rongga Hilum
percabangan kaliks minor dan
mayor pada ginjal yang berfungsi
mengumpulkan urin serta
menyalurkannya ke ureter.
4. Parenkim ginjal adalah jaringan
ginjal yang menyelubungi struktur
sinus ginjal. Jaringan ini terbagi
menjadi medulla dalam dan korteks
luar.
• Korteks merupakan bagian
terluar ginjal, tempat terjadinya
filtrasi. Korteks terletak diantara
piramida-piramida medulla yang
bersebelahan membentuk
kolumna ginjal yang Tersusun dari
pembuluh darah nefron dan
tubulus kontortus proksimal.

• Medula/piramida ginjal. bagian


dalam dari renal yang terdiri dari
piramida-piramida renal tempat
terjadinya reabsorpsi dan sekresi.
Terdapat lengkung henle dan
tubulus kolektivus. Ujung sempit
dari medulla renal disebut papilla
renal yang merupakan penyatuan
dari beberapa tubulus kolektivus.
Struktur Nefron
Komponen tubular
• Glomerulus, yang dikelilingi kapsul epitel berdinding ganda
disebut kapsula bowman. Terdiri dari lapisan viseral dan lapisan
parietal.
• Tubulus Kontortus Proksimal, 15 mm, sangat berliku. Pada
permukaan yang menghadap lumen tubulus ini terdapat sel-sel
epitel kuboid yang kaya akan mikrovilus dan memperluas area
permukaan lumen.
• Lengkung Henle
• Tubulus Kontortus Distal, Sangat berliku, sekitar 5 mm dan
membentuk segmen terakhir nefron. Di sepanjang jalurnya
tubulus ini bersentuhan dengan dinding arteriol aferen.
• Duktus koligentes, Setiap tubulus pengumpul berdesenden di
korteks. Tubulus pengumpul membentuk duktus pengumpul
besar yang lurus. Duktus pengumpul membentuk tuba yang
lebih besar yang mengalirkan urin ke dalam kaliks minor.
Komponen vascular

• Arteriol aferen, membawa darah ke


glomerulus
• Glomerulus, berkas kapiler yang terkumpul
dalam kapsula bowman
• Arteriol eferen, membawa darah dari
glomerulus
• Kapiler peritubulus, vaskularisasi pada
jaraingan ginjal
Ureter
1. Saluran muscular yang menjalar dari ginjal hingga ke bagian
posterior vesika urinaria.

2. Setiap ureter melewati otot polos major.

3. Pada jalan masuknya ureter ke vesika urinaria terdapat katup


vesikoureterik untuk mencegah urin kembali ke renal ketika
vesika urinaria berkontraksi.
Terdiri dari tiga lapisan :
• Mukosa: mempunyai epitel transisional dan menghasilkan
mukus
• Muskularis: tersusun atas otot polos yang dapat
mengakibatkan gerak peristaltik
• Adventitia
Vesika Urinaria (Kantung Kemih)
• Organ berongga yang dibentuk oleh
otot dan dapat meregang serta
berlipat-lipat.
• Mempunyai tiga lapisan yaitu mukosa,
muskularis, dan adventitia.
• Berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara, ketika
volume urin telah mencapai 200-400
mL, tekanan dalam kandung kemih
akan memicu refleks mikturisi
(urinasi).
 Pada laki-laki, vesika urinaria
terletak anterior terhadap
rectum,
 Pada perempuan vesika urinaria
terletak anterior terhadap vagina
dan inferior terhadap uterus.
Uretra
• Uretra adalah tubulus kecil yang menjalar dari vesika
urinaria hingga ke bagian luar (eksterna) tubuh.
• Mempunyai tiga lapisan yaitu mukosa, muskularis, dan
adventitia
• Berfungsi mentranspor urin keluar dari tubuh.
a. Pada laki-laki uretra dapat dibagi menjadi tiga bagian:
uretra pars prostatic, uretra pars membranosa, dan
uretra pars spongiosa. Fungsi uretra pada pria adalah
untuk mengangkut semen dan urin dari tubuh. Ketika
penis ereksi, aliran urin diblokir dari uretra sehingga
membiarkan hanya semen yang akan ejakulasi saat
orgasme.
b. Fungsi utama uretra pada wanita sabagai saluran keluar
urin.
Jelaskan proses yang
terlibat dalam
pembentukan urin!
Proses Pembentukan Urin
1. Filtrasi glomerulus
• proses penyaringan besar-besaran plasma (hampir
bebas protein) dari kapiler glomerulus ke dalam
kapsula bowman
2. Reabsorpsi tubulus
• perpindahan zat dari lumen tubulus menuju plasma
kapiler peritubulus
3. Sekresi tubulus
• perpindahan zat dari plasma kapiler menuju lumen
tubulus
Membran Filtrasi
Membran filtrasi

• Membran glomerulus: fenestra lapisan


endotel kapiler, membran/lamina basalis,
diafragma & celah lapisan epitel kapsula
bowman.
• Membran: sangat permeabel terhadap air &
kristaloid (solut bermolekul kecil), tidak
permeabel terhadap molekul besar, yaitu
koloid (protein plasma)
Filtrat Glomerulus
• Filtrat glomerulus (ultrafiltrat): cairan bebas protein
& mengandung kristaloid dengan kadar = plasma;
kristaloid yang terikat dengan protein sulit melewati
membran, sehingga kadar kristaloid ≠ plasma
• Masih mengandung sedikit protein (albumin)
≤10mg/L; melewati membran dengan difusi
• Kerja membran glomerulus: all or none untuk
kristaloid & molekul besar (BM ≥ 7000)
• Hanya 20% plasma yang difiltrasi oleh glomerulus
19% direabsorpsi, 1% diekskresi
Reabsorpsi
• 99% cairan yang difiltrasi glomerulus diserap
kembali oleh tubulus (sebagian besar di tubulus
proksimal), 1% diekskresi, karena;
– Beberapa senyawa asing yang difiltrasi tidak akan
direabsorpsi, LFG yang tinggi per hari membantu
membersihkan plasma dari senyawa asing tersebut.
– LFG yang tinggi menyebabkan air & ion terfiltrasi
dengan cepat. Ketika filtrat melalui tubulus ginjal
memerlukan air & ion yg terfiltrasi tersebut, maka
akan diserap kembali.
Reabsorpsi
Na+
• Terjadi di tubulus
proksimal melalui :
– kanal ion karena
adanya gradien
elektrokimia di
membran apikal,&
– transport aktif
pompa
Na+,K+,ATPase di
membran
basolateral
Reabsorpsi
Glukosa
• Terjadi di tubulus
proksimal melalui
– transport aktif
sekunder dengan
simport natrium,
yaitu:
• kotransporter Na+-
• glukosa di membran
apikal
– Difusi terfasilitasi
dengan pompa Na+-
K+-ATPase di
membran basolateral
Reabsorpsi Urea
• Terjadi di tubulus
proksimal dengan
cara difusi pasif
karena gradien
konsentrasi urea
yang disebabkan
oleh reabsorpsi
natrium dan solut
lain.
Sekresi
• Sekresi ialah perpindahan molekul dari CES ke lumen tubulus
nefron.
• Sekresi bergantung pada sistem transport membran;
merupakan transport aktif karena melawan gradien
konsentrasi sebagian besar melalui transport aktif sekunder.
• Proses sekresi: difusi zat dari kapiler peritubulus ke
interstisium zat menuju lumen tubulus dengan menyebrangi
tight junction antar sel (jalur paraselular) atau melewati
membran basolateral & membran apikal (jalur transelular).
• Sekresi K+ & H+ oleh nefron penting dalam homeostasis ion-
ion tersebut.
• Sekresi membantu nefron meningkatkan ekskresi sebagian
molekul.
Sekresi
Na+
• Pompa
basolateral
secara simultas
mentraspor
NA+ ke ruang
lateral dan K+
ke sel tubular
Sistem Perncernaan
SOAL
1. Jelaskan organ-organ pada sistem pencernaan dan
fungsinya!
2. Sebutkan dan jelaskan fungsi kelenjar-kelenjar
pencernaan!
3. Pembuluh darah apakah yang memberikan vaskularisasi
sistem pencernaan?
4. Bagaimanakah persarafan sistem pencernaan?
5. Jelaskan 4 proses dasar pencernaan!
6. Jelaskan fase-fase pada proses pencernaan!
7. Jelaskan mengenai refleksi defeksasi!
8. Jelaskan apa yang dimaksud dengan keseimbangan energi,
bagaimana cara tubuh mempertahankan keseimbangan
energi tersebut!
9. Jelaskan hubungan antara keseimbangan energi dengan
pengaturan suhu tubuh dan jelaskan refleks pengaturan
suhu tubuh!
Organ-organ
pada sistem
pencernaan dan
fungsinya
Rongga mulut

• Gigi : Memecah
makanan menjadi
potongan lebih kecil
• Lidah : Membantu
mencampur dan
menelan makanan,
mempertahankan agar
makanan berada di
antara gigi atas dan
bawah saat dikunyah
• Kelenjar Ludah :
Melumasi rongga mulut
serta mencerna
karbohidrat menjadi
disakarida
Faring
sebagai saluran alat pencernaan yang membawa
makanan dari rongga mulut hingga ke esofagus.

Esofagus
menghantarkan makanan dan minuman dari
faring ke lambung.
Lambung
• Tunika Mucosa : Mengeluarkan
berbagai jenis cairan seperti
enzim,asam lambung,dan hormon
• Tunika Submucosa : Menyalurkan
nutrisi dan oksigen ke sel perut
sekaligus membawa nutrisi yang
diserap,ure,dan CO2 dari sel
tersebut
• Tunika Muscularis : Membantu
perut dalam pencernaan mekanis
melalui gerakan peristaltik
• Tunika Serosa : Lapisan pelindung
perut yang mengeluarkan cairan
untuk mengurangi gesekan perut
dengan angota tubuh lain
Usus Halus

• Tunika Mucosa : Terdapat vili dan mikrovili


untuk memperluas permukaan usus halus
agar penyerapan lebih efisien
• Tunika Submucosa
• Tunika Muskularis : Memberi pasokan darah
untuk usus halus
• Tunika Serosa
1. Duodenum  Bagian
pertama dari usus kecil
dengan wilayah terpendek.
Dinamakan 12 karena
memiliki panjang sekitar 12
jari.
2. Jejenum  Jejunum
berarti "kosong," yang
ditemukan pada saat
kematian.
3. Ileum  Wilayah terakhir
dan terpanjang dari usus
kecil berukuran sekitar 2 m
dan bergabung dengan
usus besar pada sphincter
otot polos yang disebut
sfingter ileocecal (katup)
Usus Besar

• Caecus/usus buntu :
Organ imunologik
yang aktif berperan
dalam sekresi
immunoglobulin
• Colon/Usus Besar
• Rectum/Usus Akhir
• Anus : proses
defekasi yaitu
pembuangan sisa
pencernaan dalam
bentuk feses
Kelenjar
pencernaan
1. Hati
• Menghasilkan enzim arginase yang mengubah
arginia menjadi ornitina dan urea
• Mendegradasi sel darah merah
• Mendegradasi insulin
• Mendegradasi amonia menjadi urea
• Mendegradasi zat toksin
• Mensekresi getah empedu
2. Empedu
3. Pankreas
Sebutkan dan
jelaskan fungsi
kelenjar-kelenjar
pencernaan
Kelenjar Ludah

• Air
• Lendir
• Garam-garam mineral
• Enzim Penghancur Bakteri (lisosom)
• Enzim Pencernaan
terdapat enzim ptyalin (amilase) yang berfungsi
mengubah zat makanan yang mengandung
karbohidrat menjadi gula sederhana (maltose)
Kelenjar ludah terbagi 3, yaitu:

: kelenjar terbesar yang terletak di


sebelah kiri dan disebelah kanan depan agak ke
bawah telinga.
: kelenjar kedua terbesar
yang terletak di bawah kedua sisi tulang rahang,
dan berukuran sebesar buah kenari.
: kelenjar terkecil. Terletak
dibawah lidah di kanan dan kiri frenulum linguae
dan mengeluarkan sekretnya ke dalam dasar mulut
melalui beberapa muara kecil.
Kelenjar Lambung

Enzim di Lambung terdiri dari :


• Pepsinogen (memecah protein)
• Renin (menggumpalkan protein susu
(kasein) yang berasal dari air susu)
• HCl (sebagai antiseptic dan desinfektan)
Kelenjar di lambung terbagi menjadi 3, yaitu:

: Terletak dekat lubang di


sebelah esofagus. Bentuknya tubuler baik
sederhana maupun bercabang, mengeluarkan
sekret mukus alkali.
: Kelenjar yang terdahulu bekerja,
kelenjarnya tubuler dan berisi berbagai jenis sel. Ada
beberapa sel, yaitu: sel asam atau sel oksintik,
menghasilkan asam yang terdapat dalam getah
lambung. Dan yang lainnya lagi menghasilkan musin.
: kelenjar yang berbentuk tubuler dan
menghasilkan mukus alkali
Pankreas
Pankreas mengeluarkan getah prankreas yang disalurkan ke usus
halus
Getah Pankreas terdiri dari :
• Enzim amilase pankreas (amylopsin), mengubah karbohidrat
menjadi gula sederhana
• Enzim lipase pankreas (steapsin), mengubah lemak menjadi
asam lemak dan gliserol
• Tripsinogen – tripsin, mengubah protein menjadi pepton dan
asam amino
• Natrium karbonat, menciptakan suasana basa yang
mengaktifkan enzim-enzim
Hati
• Produksi protein dalam plasma darah, heparin,
dan cairan empedu. Cairan empedu mengandung
bilirubin (zat warna empedu) yang menyebabkan
warna pada feses dan air seni dan garam-garam
empedu yang berfungsi untuk mengemulsikan
lemak sehingga mudah dicerna.
• Mengubah protamine A menjadi vitamin A
• pusat detoksifikasi zat beracun dalam tubuh
• Sebagai gudang penyimpanan berbagai mineral,
vitamin, karbohidrat, dan racun yang tidak dapat
dikeluarkan dari dalam tubuh seperti pestisida
DDT.
Kelenjar Usus
Enzim pencernaan di usus :
1. Enterokinase ; mengaktifkan trypsinogen (enzim
yg dihasilkan pankreas) menjadi tripin
2. Maltase : mengubah maltose (disakarida)
menjadi dua glukosa (monosakarida)
3. Laktase : mengubah laktosa (disakarida) menjadi
glukosa dan galaktosa (monosakarida)
4. Sukrase : mengubah sukrosa (disakarida)
menjadi glukosa dan fruktosa (monosakarida)
Pembukuh darah apakah
yang memberikan
vaskularisasi sistem
pencernaan?
Vaskularisasi pada organ Mulut
• Vaskularisasi gigi
Arteri alveolaris superior dan arteri alveolaris
inferior cabang arteria maxillaries Vena
• Vaskularisasi palatum
Arteria palatine major ,cabang arteria
palatine descendens dan Arteria palatina
minor
• Vaskularisasi lingua
cabang arteria carotisexterna profunda lingua
Vaskularisasi palatum
Vaskularisasi pada faring

• Pasokan arteri ke faring berasal dari 4 cabang dari


arteri karotis eksternal.Kontribusi utama dari
arteri faring asenden.
• Cabang arteri palatina memasuki faring tepat
diatas dari muskuluskonstriktor faring
superior,yang membantu pasokan untuk
muskulus konstriktor faring superior dan
palatum.
Vaskularisasi Esofagus
• Dari bagian atas disuplai oleh cabang-cabang
arteria tiroidea inferior dan subclavia
• Dari bagian tengah disuplai oleh cabang-
cabang segmental aorta dan arteri bronkialis
• Dari bagian subdiafragmatika disuplai oleh
arteria gastrika sinistra dan frenika inferior
Vaskularisasi usus halus
• Usus halus divaskularisasi oleh arteria
mesentrika superior dicabangkan dari aorta
tepat dibawah arteri seliaka kecuali
duodenum .
• Duodenum divaskularisasi oleh arteria
gastroduodenalis dan cabangnya arteria
pankreatikoduodenalis superior
Vaskularisasi usus besar
• Usus besar bagian kanan divaskularisasi oleh
arteria mesentrika superior
• Usus besar bagian kiri divaskularisasi oleh
arteria mesentrika inferior
Vaskularisasi Rektum dan Anus
• Rektum dan anus divaskularisasi oleh arteri
dan vena hemoroidalis externa dan interna
Bagaimanakah
persarafan sistem
pencernaan?
• Persarafan yang terdapat pada sistem pencernaan yaitu sistem
saraf intrinsik dan saraf otonom ekstrinsik.
• Terdapat 3 jenis reseptor sensorik terhadap perubahan di
saluran cerna yaitu:
1. Kemoreseptor: peka terhadap komponen kimiawi
2. Mekanoreseptor: peka terhadap peregangan/tekanan
3. Osmoreseptor: peka terhadap osmolaritas isi lumen
• Jika ada perubahan di saluran cerna akan memicu refleks saraf
untuk meningkatkan aktivitas sel efektor yaitu sel otot polos
dan sel kelenjar.
• Refleks saraf terbagi dua, yaitu:
1. Refleks pendek yaitu elemen saraf intrinsik berada di
dalam dinding saluran cerna.
2. Refleks panjang yaitu saraf otonom ekstrinsik
mencakup jalur panjang antar susunan saraf pusat dan
sistem pencernaan
• Kompleksitas ENS terdiri dari :
Sistem Saraf a) Neuron motor dari pleksus myenterik memasok
Enterik lapisan otot polos longitudinal dan melingkar
dari muscularis, pleksus ini kebanyakan
mengendalikan motilitas saluran GI (gerakan),
• Sistem saraf enterik (Enteric terutama frekuensi dan kekuatan kontraksi
Nervous System) adalah sistem muscularis. Sedangkan, neuron motor dari
saraf intrinsik saluran
pencernaan. Sistem ini disebut pleksus submukosa menyediakan sel sekretori
sebagai otak usus karena epitel mukosa, mengendalikan sekresi organ
keluasan dan derajat saluran GI.
otonominya.
b) Interneurons ENS menghubungkan neuron dari
• ENS terdiri atas sekitar 100 juta pleksus myenterik dan submukosa.
neuron dari kerongkongan ke
anus. c) Neuron sensorik ENS memasok epitel mukosa
dan mengandung reseptor yang mendeteksi
• Neuron ENS disusun menjadi
dua pleksus, yaitu: rangsangan di lumen saluran GI. Dinding saluran
1. Pleksus myenterik, terletak di
GI berisi dua jenis reseptor sensorik utama:
antara lapisan otot polos a) Kemoreseptor, yang merespons bahan kimia
longitudinal dan melingkar otot. tertentu dalam makanan yang ada di lumen,
2. Pleksus submukosa, dapat b) Mekanoreseptor seperti reseptor
ditemukan di dalam submukosa. peregangan, yang diaktifkan saat makanan
membesar ( membentang) dinding organ GI
1. Saraf parasimpatis
• Memasok saluran GI membentuk hubungan saraf dengan
ENS, yaitu Neuron preganglionik parasimpatik
Sistem Sarah nervus splanchnic vagus dengan neuron
postganglionik parasimpatis yang terletak di pleksus
Otonom myenterika dan submukosa.
• Secara umum, stimulasi saraf parasimpatis yang
• Sistem saraf Otonom adalah menginervasi saluran GI menyebabkan peningkatan
sistem saraf ekstrinsik saluran sekresi dan motilitas GI dengan meningkatkan
pencernaan. aktivitas neuron ENS.

• Sistem saraf otonom terdiri dari 2. Saraf simpatik


Saraf simpatik dan parasimpatik • Memasok saluran GI yang berasal dari daerah lumbalis
toraks dan bagian atas sumsum tulang belakang dan
• Terdapat beberapa jalur yang
membentuk hubungan saraf dengan ENS, yaitu simpatis
membentuk ganglion.
neuron postganglionik sinaps dengan neuron yang
1. Urat saraf yang terdapat pada terletak di pleksus myenterik dan pleksus submukosa.
pangkal ganglion disebut • Secara umum, saraf simpatis yang memasok saluran GI
urat saraf pra ganglion. menyebabkan penurunan sekresi dan motilitas GI
dengan menghambat neuron ENS. Emosi seperti
2. Urat saraf yang berada pada
kemarahan, ketakutan, dan kecemasan bisa
ujung ganglion disebut urat
memperlambat pencernaan karena merangsang saraf
saraf post ganglion.
simpatik yang memasok saluran GI.
4 proses dasar
pencernaan
Motilitas
Pergerakan secara peristaltic atau segmental karena kontraksi otot pada lumen
a. Kontraksi otot untuk mendorong dan mencampur makanan
b. Kontraksi berupa tonus (kontraksi pelan namun konstan), tujuan
kontraksi berupa tonus:
 Mempertahankan tekanan saluran pencernaan
 Mencegah ketegangan permanen setelah dinding saluran melebar
c. Motilitas memiliki 2 gerakan, yaitu:
 Propulsif: Mendorong isi maju melalui saluran cerna (contoh: Peristalsis)
 Mencampur: Mencampur makanan dengan getah pencernaan (contoh:
Segmentasi)
1) Mempermudah penyerapan makanan

Sekresi
Masuknya zat (seperti enzim atau hormone) dari cairan ekstra seluler ke dalam
lumen
a. Sekresi air, enzim, elektrolit, garam empedu, dll.
b. Oleh kelenjar eksokrin (contoh: sel epitel khusus, sel eksokrin pancreas,
hati) dan endokrin (contoh: hormon-hormon pencernaan)
Digesti
Pemecahan makanan secara kimiawi atau mekanik agar dapat diserap
a. Penguraian struktur makanan dari kompleks ke sederhana sehingga
dapat diserap
b. Cara: fisik & kimiawi (dijelaskan lebih lanjut dibawah)

Absorpsi
Penyerapan nutrisi seperti karbohidrat,
protein, lemak dari saluran pencernaan
(lumen) ke cairan ekstra seluler
a. Penyerapan zat yang sudah tercerna
b. Sebagian besar di usus halus
c. Zat makanan diserap bersama air,
vitamin, dan elektrolit
d. Transpor ke darah / limfe tergantung
z
Jelaskan fase-fase
pada proses
pencernaan
Cephalic Phase

• Cephalic Phase adalah fase dimana makanan belum mencapai


lambung, terjadi di mulut. Tujuannya adalah mempersiapkan
mulut dan perut untuk makanan yang akan datang.

• Pada fase ini penglihatan, penciuman bau, dan pengecapan rasa


awal makanan akan mengaktifkan sistem saraf pusat korteks
serebral, hipotalamus, dan batang otak. Kemudian batang otak
mengaktifkan saraf wajah(VII), glossopharyngeal(IX), dan
Vagus(X). Kemudian saraf wajah dan glossopharyngeal akan
menstimulasi kelenjar saliva untuk mengeluarkan air liur,
sedangkan saraf Vagus akan menstimulasi sekresi cairan
lambung.
Gastric Phase
• Gastric Phase atau Fase Lambung merupakan fase
pencernaan ketika makanan telah mencapai lambung.
Terdapat 2 pengaturan dalam fase lambung, yaitu
pengaturan saraf dan pengaturan hormon.
• Pada pengaturan saraf • Pada pengaturan hormonal
sekresi lambung selama fase lambung
makanan akan mengembungkan
diatur oleh hormon Gastrin. Gastrin
lambung dan menstimulasi reseptor
akan dilepaskan dari Sel G kelenjar
pada dinding lambung. Kemoreseptor
lambung dan akan bereaksi dengan
di lambung memonitor pH lambung
beberapa rangsangan, seperti
perut. Ketika dinding perut membesar
distensi(penggembungan) lambung
atau pH meningkat karena protein
oleh chyme, pencernaan sebagian
telah memasuki perut dan menyangga
protein dalam chyme, pelepasan
sebagian asam lambung, reseptor
asetilkolin dari neuron parasimpatik.
peregangan dan kemoreseptor
diaktifkan.
Pada fase ini, makanan akan mengembungkan lambung
dan menstimulasi reseptor pada dindingnya.
Kemoreseptor di lambung memonitor pH lambung
perut. Ketika dinding perut membesar atau pH
meningkat karena protein telah memasuki perut dan
menyangga sebagian asam lambung, reseptor
peregangan dan kemoreseptor diaktifkan.
Intestinal Phase

Intestinal Phase dimulai ketika makanan mencapai


usus halus. Fase ini bersifat inhibitorik yaitu
menghambat getah lambung untuk masuk kedalam
duodenum dan mencegah kelebihan muatan didalam
duodenum. Fase ini juga diatur dalam pengaturan saraf
dan hormonal.
• Pada pengaturan saraf
Distensi duodenum oleh kim(chyme) menyebabkan refleks enterograstik.
Yaitu Regangan peregangan di dinding duodenum mengirimkan saraf impuls
ke medulla oblongata, di mana mereka menghambat parasimpatik stimulasi
dan merangsang saraf simpatetik perut. Akibatnya, motilitas lambung
terhambat dan terjadi peningkatan kontraksi sphincter pilorus, yang
menurunkan pengosongan lambung.

• Pada pengaturan hormonal


Terdapat 2 hormon utama yang disekresi oleh usus kecil yaitu Sekretin dan
Cholecystokinin(CCK). CCK menstimulasi sekresi cairan pankreas yang kaya
akan enzim pencernaan, menyebabkan kontraksi dinding empedu, dan
menyebabkan relaksasi sfingter ampulla hepatopancreatic yang
memungkinkan cairan pancreas dan empedu keluar menuju
duodenum.Sedangkan sekretin menstimulasi aliran dari cairan pankreas
yang kaya ion bikarbonat sebagai buffer kim asam, dan memperlambat
produksi asam lambung.
Jelaskan
mengenai refleksi
defeksasi!
Defekasi

Defekasi adalah proses terjadinya peristiwa


keluarnya feses dari anus. Saat gelombang
peristaltik mendorong feses ke kolon sigmoid
dan rektum, saraf sensoris dalam rektum
dirangsang dan indinvidu tersebut sadar untuk
melakukan defekasi
Jelaskan apa yang dimaksud
dengan keseimbangan
energi, bagaimana cara
tubuh mempertahankan
keseimbangan energi
tersebut
Keseimbangan Energi
Keseimbangan Energi
• Keseimbangan energi adalah kondisi dimana energi yang masuk sesuai
dengan proporsi yang keluar.
• Menurut hukum pertama termodinamika energi tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan.
• Masukan energi berasal dari makanan yang dimakan.
• Pengeluaran energi dibagi menjadi 2, yaitu :
a) Kerja eksternal yaitu energi yang dikeluarkan ketika otot
rangka sedang berkontraksi memindahkan benda.
b) Kerja internal bentuk pengeluaran energi yang tidak melakukan
kerja mekanis diluar tubuh.
• Energi dalam nutrien 50 % ke ATP dan 50 % lenyap menjadi panas
Pengeluaran ATP oleh sel 25 % energi dari makanan berubah menjadi
panas.
STATUS KESEIMBANGAN ENERGI

1. Keseimbangan netral
Yakni ketika energi yang dimiliki tubuh sama dengan energi yang
dikeluarkan tubuh pada proses eksternal maupun internalnya.

2. Keseimbangan positif
Yakni keadaan ketika asupan energi lebih banyak daripada yang
dikeluarkan sehingga menyebabkan energi yang berlebih itu tersimpan
dalam tubuh dan biasanya berada pada jaringan adiposa atau lemak.

3. Keseimbangan negatif
Yakni keadaan asupan energi tubuh lebih sedikit jika dibandingkan
dengan energi yang harus dikeluarkan sehingga akibatnya adalah
digunakannya energi cadangan atau simpanan energi.
Cara Tubuh Mengatur Keseimbangan Energi
• Kontrol utama keseimbangan energi dan asupan makanan terletak pada
hipotalamus.
• Nukleus arkuatus berperan dalam control jangka panjang keseimbangan
energy dan berat tubuh serta jangka pendek asupan sehari-hari.
• Adanya sinyal makan dan sinyal kenyang.
• Neuropeptida Y (NPY) merupakan salah satu perangsang nafsu makan
paling kuat.
• Melanokortin menentukan penekanan nafsu makan sehingga terjadi
penurunan nafsu dan berat badan.
• Leptin merupakan hormon indikator baik jumlah total lemak trigelisrida
dan sinyal penanda kenyang.
• Gheriln dikenal sebagai hormon lapar, perangsang nafsu makan yang
dihasilkan oleh lambung.
• PYY 3-36 dan Koleksitokinin dihasilkan oleh usus halus dan besar, sinyal
rasa kenyang.
• Faktor psikologis dan sosial juga menentukan asupan.
Cara Menyeimbangkannya
Jelaskan hubungan antara
keseimbangan energi
dengan pengaturan suhu
tubuh dan jelaskan refleks
pengaturan suhu tubuh.
hubungan antara keseimbangan energi dengan
pengaturan suhu tubuh
Pembentukan panas (heat production) pada
tubuh manusia bergantung pada tingkat proses
metabolisme yang terjadi dalam jaringan tubuh. Hal
ini dapat dipengaruhi oleh :
1. BMR, terutama terkait pada sekresi hormon tiroid.
2. Aktivitas otot, terjadi penggunaan energi dalam
kerja serta menghasilkan panas.
3. Termogenesis menggigil (shivering thermogenesis);
aktivitas otot yang merupakan bentuk upaya tubuh
dalam mempertahankan suhu tubuh ketika
terpapar dingin.
4. Termogenesis tak-menggigil (non-shivering thermogenesis)
• Sumber energi pembentukan panas ini adalah brown fat.
Pada bayi baru lahir, brown fat terdapat pada skapula, aksila,
serta area ginjal.
• Brown fat tidak seperti lemak biasa, ukurannya lebih kecil,
mengandung lebih banyak mitokondria dan suplai darah,
serta dominan dipersarafi oleh saraf simpatis.
• Stimulasi saraf simpatis oleh suhu dingin dapat meningkatkan
konsentrasi cAMP pada sel brown fat dan akan mengaktivasi
fosforilasi oksidatif di mitokondria melalui proses lipolisis.
• Panas yang terbentuk dari hasil fosforilasi oksidatif akan
segera dibawa oleh vena yang juga banyak terdapat pada sel
brown fat. Brown fat merupakan sumber utama dari diet-
induced thermogenesis.
(Source : Silverthorn, 2004)
Refleks Pengaturan Suhu Tubuh

(Source : Silverthorn,
• Suhu lingkungan yang lebih tinggi dari suhu
tubuh dapat dipertahankan dengan mekanisme
vasokonstriksi atau vasodilatasi. Saat suhu
lingkungan di bawah atau di atas thermoneutral
zone, tubuh harus meningkatkan pembentukan
dan pengeluaran panas.
• Aklimatisasi suhu, perubahan awal saat
berkeringat, volume serta komposisi keringat
akan menentukan adaptasi terhadap suhu yang
tinggi. Kehilangan natrium melalui keringat
diturunkan oleh sekresi aldosteron dalam bentuk
meningkatkan reabsorpsi natrium.
Refleks Pengaturan Suhu
Tubuh
• Demam
Demam merupakan peningkatan suhu tubuh karena proses
‘resetting’ termostat di hipothalamus. Suhu tubuh selalu
dipertahankan selama demam. Peningkatan termostat tubuh akan
menimbulkan sensasi kedinginan. Vasokonstriksi dan menggigil
terjadi agar mengimbangi peningkatan suhu tubuh. Apabila
termostat dihapus dan demam hilang akan terjadi vasodilatasi dan
berkeringat.
• Hipertemia
Hipertermia terjadi karena ketidakseimbangan antara
pembentukan panas dengan pengeluaran panas, seperti latihan
fisik. Pada saat awal latihan fisik, suhu tubuh akan meningkat
karena lebih banyak panas yang dibentuk dibandngkan dengani
panas yang dilepaskan. Hal ini mengakibatkan suhu inti tubuh
meningkat sehingga terjadi mekanisme heat-lost.
Sumber
Tortora, Gerald, J., & Bryan, Derrickson. (2014). Principles of anatomy
physiology (14th ed). USA: John Wiley & Sons, Inc. hh.925.
Guyton & Hall. (2007). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Alih bahasa: Irawati.
Jakarta: EGC
Sherwood, L. (2016). Human Physiology from Cells to Systems 9th Edition.
Australia:Cengage Learning.
Martini, F. (2012). Fundamental of Anatomy and Physiologi, 9th ed. New
Jersey: Prentice Hall
Universitas Indonesia.(n.d).Fluid Balance. Diambil dari
http://staff.ui.ac.id/system/files/users/kuntarti/publication/fluidbalan
ce.pdf
Sherwood, Lauralee. (2009). Human Physiology: From Cells to System 6th
Edition (Terj. oleh dr. Brahm U). Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai