Anda di halaman 1dari 42

Keseimbangan cairan, elektrolit dan asam

basa (peran sistem kemih dan respirasi)

Dhaifina Dini Ghassani Rizki


IBD 27
1506729576

1
Distribusi cairan tubuh serta
komposisinya pada berbagai
kompartemen cairan tubuh

Martini, F.H., Nath, J.L., and Bartholomew, E.F.


Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed. San

Komponen terbesar
tunggal dari tubuh adalah
air.
Air atau cairan tubuh
didistribusikan antara dua
kompartemen utama yang
dipisahkan oleh
membran
semipermiable.

Sherwood, L. Human Physiology : FromCells to


Systems. 7th ed.Belmont, California: Brooks/Cole
Cengage Learning. 2010. p.588

CIS

CES

1. Cairan Intrasel
(CIS/ICF) = menyusun
2/3 dari total cairan
tubuh.
2. Ion K berkonsentrasi
tinggi.
3. Ion Na berkonsentrasi
rendah.
4. Konsentrasu protein
dalam sel : tinggi,
sekitar 4 x
konsentrasi dalam
plasma

1. Cairan Ekstrasel (CES/ECF)


= menyusun 1/3 dari total
cairan tubuh.
2. CES terdiri dari plasma
dan interstitial fluid.
Dan terdiri dari dua
kategori kecil lainnya,
yaitu lymph dan
transcellular fluid.
3. Cairan interstisial-> cairan
disekitar tubuh,
4. Limfe-> cairan dalam
pembuluh limfatik,
5. Plasma darah terdiri dari
ion Na, Ca, Mg, H2PO4,
SO4, dan asam organik

Martini, F.H., Nath, J.L., and Bartholomew, E.F.


Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed. San
Fransisco: Pearson Education. 2012. p. 999

2
Mengapa homeostasis CES perlu dipertahankan?

Terdapat dua faktor yang diatur untuk


mempertahankan keseimbangan cairan di tubuh.
1. Volume CES harus dipertahankan untuk membantu
mempertahankan tekanan darah. Penurunan
volume CES menyebabkan penurunan tekanan
darah arteri karena berkurangnya volume plasma.
2. Osmolaritas CES harus dipertahankan untuk
mecegah membengkak atau menciutnya sel.
Pemeliharaan keseimbangan cairan sangat penting
dalam mengatur osmolaritas CES.

3
Kompartemen CES pada tubuh kita
Cairan Ekstrasel (CES/ECF) = menyusun 1/3 dari total
cairan tubuh. CES terdiri dari plasma dan interstitial
fluid. Dan terdiri dari dua kategori kecil lainnya, yaitu
lymph dan transcellular fluid.
Plasma adalah bagian cair dari darah.
Intertitial fluid adalah cairan di ruang antarsel, berfungsi
untuk merendam dan melakukan pertukaran dg sel.
Limfe adalah cairan yang dikembalikan dari intertitial
fluid ke plasma melalui sistem pembuluh limfe.
Trancellular fluid terdiri dari sejumlah volume cairan
khusus kecil, yg semuanya disekresikan oleh sel spesifik
ke dalam rongga tubuh tertentu untuk melakukan fungsi
tertentu ; cairan serebrospinal, cairan perikardium, dll.

Komponen Ion pada Cairan Tubuh

Sherwood, L. Human Physiology : FromCells to


Systems. 7th ed.Belmont, California: Brooks/Cole
Cengage Learning. 2010. p.589

PERGERAKAN CAIRAN ANTAR


KOMPARTEMEN

a.Antar sel dan CES


. Distribusi air didalam dan diluar sel bergantung pada
tekanan osmotik
. Tekanan osmotik berkaitan dengan Konsentrasi zat
terlarut total (Osmolalitas) didalam dan diuar sel
Air akan bergerak regia berosmolalitas rendah ke regia
berosmolalitas tinggi.
. Normal osmolalitas didalam dan diluar sel adalah
sama dan tidak ada penarikan atau pengeluaran air
menuju dan keluar sel
. Jika zat terlarut atau air tidak bertambah maupun
hilang, ekuilibrium osmotik sementara akan terganggu
Air akan bergerak masuk atau keluar sel sampai
ekuilibrium baru tercapai.

b. Antar plasma
dan
cairan
2.Untuk
perpindahan
cairan
1.PergerakanInterstisium
diantara
kapiler
dan
cairan
air menembus
interstitial. Pada ujung arteri
membran sel
kapiler tekanan hidrostatik
kapilar diatur
darah
mendorong
cairan
oleh tekanan
keluar
melebihi
tekanan
osmotik koloid ( menahan cairan
Hidrostatik
tetap
di
dalam)
sehingga
dan
mengakibatkan perpindahan dari
Osmotik.
Kapilerinterstitial. Pada ujung
Cairan dan
vena kapiler, cairan berpindah dari
protein
ruang interstitial Kapiler karena
berlebih
tekanan osmotik koloid melebihi
tekanan hidrostatik. Proses ini
dikeluarkan
mengeluarkan O2 dan nutrisi ke
melalui sistem
sel, mengangkut CO2 dan produk
limfatik
sisa.

*Di kapiler, tekanan hidrostatik = tekanan darah kapiler.


Tekanan hidrostatik kapiler cenderung mendorong cairan
keluar dari dinding kapiler. Tekanan hidrostatik lebih tinggi di
ujung kapiler arteri dibandingkan diujung vena kapiler. Tekanan

5Masukan dan Pengeluaran Air Tubuh

*Air metabolik yang dihasilkan melalui katabolisme


mencapao 300 ml. Katabolisme 1 g lemak menghasilkan 1,07
ml air; 1g karbohidrat . 0,55 ml air; dan protein 0,41 mil air.

6. Respon homeostasis saat volume


air tubuh rendah

7. Bagian Nefron dan


Fungsinya

fungsi dari bagianbagiannya


Nefron: fungsinya membersihkan produk sampah
dari darah, membantu mengatur volume dan
tekanan darah. Terdiri dari:
a.Renal corpuscle (Badan Malphigi); fungsi
utamanya adl filtrasi plasma. Terdiri dari Bowmans
capsule dan Glomerulus.
b. Renal tubule; terdiri dari:
1. Proximal convoluted tubule (PCT)/ Tubulus
Kontortus Proksimal

Fungsinya mereabsorpsi air, ion, bahan


organik, vitamin & sekresi obat-obatan, asam, toksin.

2. Distal convoluted
tubule (DCT)/ Tubulus
Kontortus Distal
(1) Sekresi aktif ion, asam,
obat-obatan, toksin, amonia
(2) Reabsorpsi selektif ion
sodium & kasium.
(3) Reabsorpsi selektif air.
Epitel DCT (macula densa)
dan juxtaglomerular cells
membentuk
juxtaglomerular complex
(JGC), struktur endokrin
yang mensekresi
1. Hormon erythropoietin
yang merangsang
pembentukan eritrosit
2. Enzim renin yang
mengatur tekanan darah &

mereabsorpsi ion sodium &


klorida, membantu
pembentukan gradien
konsentrasi di medulla.
Collecting System:
fungsinya menyesuaikan
komposisi urine &
menentukan konsentrasi
osmotik dan volume urine.
Terdiri dari:
a. Tubulus kolektivus;
fungsinya mereabsorpsi air,
dan mereabsorpsi atau
sekresi ion sodium,
potassium, hidrogen, dan
bikarbonat.
b. Papillary duct; fungsinya
menyalurkan urine ke minor
calyx. Berperan dalam
gradien konsentrasi medulla.

Komponen dalam darah yang berperan


dalam membentuk tekanan osmotik?
Darah terdiri atas plasma darah dan sel-sel darah.
Plasma bagian darah yang berupa cairan.
Fungsinya mengangkut sari makanan ke seluruh
tubuh.
Dalam plasma darah terdapat protein-protein yang
mempunyai fungsi khusus:
Albumin untuk menjaga tekanan osmotik darah
Globulin membentuk antibodi
fibrinogen pembekuandarah
Bagian plasma darah yang berperan dalam sistem
kekebalan disebut serum
Serum inimengandung berbagai antibodiyang
penting dalam sistem kekebalan tubuh.

Pengaturan volume urin dilakukan melalui mekanisme hormonal dan


mekanisme pengkonsentrasian urin ginjal.
Mekanisme hormonal salah satunya dengan Antidiuretik hormon (ADH)
ADH mengatur reabsorbsi molekul yang berada pada ginjal dengan
memengaruhi permeabilitas jaringan dinding tubulus ginjal, sehingga
berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin.
Pengaruh hormon antidiuretik (ADH) pada pembentukan urine adalah
jika kadar hormon ADH meningkat maka tubuh akan mempertahankan
kadar air dalam darah dengan cara mengeluarkan air dari nefron
melalui tubulus kontortus proksimal. Di sana air akan diserap kembali
oleh tubuh dan keluar dari nefron sehingga urine berkurang.
Osmolaritas plasma naik (ex: saat dehidrasi)sekresi ADH meningkat air di
reabsorpsi sari tubulus ginjal urine kental
Osmolaritas plasma turun sekresi ADH menurun berkurang reabsorpsi air
urine encer.
Volume dan tekanan darah turun peningkatan sekresi ADH air di reabsorpsi
sari tubulus ginjal urine kental
Volume dan tekanan darah naik penurunan sekresi ADH berkurang
reabsorpsi air urine encer.

Tekanan Osmotik
Tekanan yang berfungsi untuk menghentikan osmosis
Distribusi air di dalam dan di luar sel bergantung pada
tekanan osmotik
Tekanan osmotik berkaitan dengan konsentrasi zat
terlarut total (osmolalitas) di dalam dan luar sel. Air akan
bergerak dari regia berosmolitas rendah ke tinggi
Normalnya, osmolalitas di dalam dan luar sel adalah
sama
Jika zat terlarut atau air tidak bertambah ataupun hilang,
ekuilibrium osmotik sementara akan terganggu. Air akan
masuk atau keluar sel sampai ekuilibrium tercapai

Turunnya tekanan osmotik darah


dapat disebabkan karena penurunan
albumin
Albumin merupakan protein terbesar
dalam plasma darah
Bila kadar albumin menurun maka
tekanan osmotik plasma turun
sehingga cairan keluar dari
pembuluh darah akibatnya timbul
pembengkakan.

EDEMA DAN PROSES


TERJADINYA

EDEMA
adalah
meningkatnya
volume
cairanekstraseluler
dan
ekstravaskuler
(cairan
interstitium) yang disertai denganpenimbunan cairan
abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga
serosa(jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan

PROSES TERJADINYA EDEMA


Adanya kongesti
Pada kondisi vena yang
terbendung (kongesti), terjadi
peningkatantekanan
hidrostatik intra vaskula
(tekanan yang mendorong
darah mengalir di dalam
vaskula oleh kerja pompa
jantung) menimbulkan
perembesan cairan plasma ke
dalam ruang interstitium.
Cairan plasma ini akan
mengisipada sela-sela jaringan
ikat longgar dan rongga badan
(terjadi edema)

Retensi natrium dan air


Retensi natrium terjadi bila
eksresi natrium dalam
kemih lebih kecil daripada
yang masuk (intake).
Karena konsentrasi natrium
meninggi maka akan
terjadi hipertoni. Hipertoni
menyebabkan air ditahan,
sehingga jumlah cairan
ekstraseluler dan
ekstravaskuler (cairan
interstitium) bertambah.

PROSES TERJADI EDEMA


Tekanan osmotic koloid
Tekanan osmotic koloid dalam
jaringan biasanya hanya kecil
sekali,sehingga tidak dapat
melawan tekanan osmotic yang
terdapat dalam darah. Tetapi pada
keadaan tertentu jumlah protein
dalam jaringan dapat
meninggi.Filtrasi cairan plasma juga
mendapat perlawanan dari tekanan
jaringan(tissue tension). Tekanan ini
berbeda-beda pada berbagai
jaringan. Padajaringan subcutis
yang renggang seperti kelopak
mata, tekanansangat rendah, oleh
karena itu pada tempat tersebut
mudah timbul edema

Hipoproteinemia
Menurunnya jumlah
protein darah)
menimbulkan rendahnya
daya ikat air protein
plasma yang tersisa,
sehingga cairanplasma
merembes keluar vaskula
sebagai cairan edema.
Hipoproteinemia ini
biasanyamengakibatkan
edema umum.

KELEBIHAN
NaCl DALAM
TUBUH

HORMON YANG BERPERAN DALAM


MASUKAN GARAM
ADH

ALDOSTERON

Di sekresikan oleh
kelenjar hipofisis
Fungsi : menurunkan
produksi urin

Mineral kortikoid yang


di produksi oleh
korteks adrenal
Fungsi : mengatur
keseimbangan
natrium dan kalium

SISTEM BUFFER
Merupakan larutan yang terbentuk dari
hasil pencampuran asam lemah atau basa
lemah dengan garamnya.
Kapasitas buffer menyatakan kemampuan
maksimum sistem buffer untuk
mempertahankan pH.
Fungsi sistem buffer merupakan bagian
dari mekanisme homeostastis tubuh untuk
menjaga pH

Darah dan jaringan mengandung sistem


buffer untuk memperkecil perubahan pada
kadar H
Buffer utama yang menetralkan H+ yang
dilepas dari sel adalah bikarbonat
Hb berperan penting untuk buffer H yang
dilepas oleh karbonik anhidrase pada
Eritrosit
H juga dibuffer oleh buffer intrasel
terutama buffer protein dan buffer fosfat

Tubuh menggunakan penyangga PH


[buffer] dalam darah sebagai
pelindung terhadap perubahan yang
terjadi secara tiba-tiba dalam PH darah
Suatu penyangga PH bekerja secara
kimiawi untuk meminimalkan
perubahan PH suatu larutan,
penyangga PH yang paling penting
dalam darah menggunakan
bikarbonat.

eran Pernapasan dalam Mempertaha


Keseimbangan Asam Basa
Sistem pernapasan memiliki kemampuan mengubah ventilasi paru
yang akan mengubah ekskresi CO2 penghasil H+.
Tingkat aktivitasnya sebagian diatur oleh [H+] arteri

Reaksi kimia pada mekanisme kerja buffer


bikarbonat

Saat terjadi penambahan H+ pada


plasma darah

Saat terjadi penambahan OH- pada


plasma darah

keadaan cairan
tubuh yang sangat
basa.
keadaan cairan
tubuh yang sangat
asam.

Asido
sis
Alkal
osis

Gangguan Keseimbangan Asam B


Metabolik dan Respiratorik

Martini, F.H., Nath, J.L., and Bartholomew, E.F. Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed.

Asidosis Metabolik
Terjadi saat asam metabolik yang diproduksi
secara normal tidak dikeluarkan pada kecepatan
yang normal, atau ada basa bikarbonat yang
hilang dalam tubuh. Gejala ini ditandai dengan
penurunan ion bikarbonat yang bereaksi dengan
ion H+ yang meningkat. Penyebabnya adalah
diabetes melitus, kelaparan, akumulasi asam
laktat karena peningkatan aktivitas otot rangka,
penyakit ginjal, diare berat yang menghilangkan
asam
bikarbonat.
Alkalosis

Metabolik

Gejala alkalosis ini ditandai dengan peningkatan ion


bikarbonat. Penyebabnya adalah muntah berkepanjangan
yang menyebabkan asam lambung keluar dari tubuh.

Asidosis
Respiratorik

Terjadi akibat hipoventilasi sehingga konsentrasi


CO2 meningkat dan bereaksi dengan air
menghasilkan asam karbonat. Kemudian terjadi
peningkatan [H+] (secara signifikan) dan [HCO3-].
Penyebab asidosis respiratorik adalah
Kondisi klinis (pneumonia, emfisema, stroke,
trauma)
Obat-obatan (narkotika)
Penyalahgunaan obat yang menekan frekuensi
Alkalosis
pernapasan

Respiratorik

Terjadi ketika seseorang mengalami hiperventilasi


sehingga kadar karbondioksida sangat rendah dan
tubuh menjadi basa. Penyebabnya karena
kecemasan, demam, pengaruh overdosis aspirin
pada pusat pernapasan, dan anemia berat.

a Ginjal Mempertahankan Keseimban


Ginjal berperan dalam keseimbangan asam basa dengan cara:
menyekresikan H+, HCO3-, dan amoniak ( NH3 ).

Pengaturan pH di
Proximal Tubule
Di proximal tubule, terjadi sekresi H+ dengan
2 cara :
Sekresi dengan pompa H+ ATP ase
Sekresi dengan secondary active transport.
Terdapat Na+/ K+ ATP ase yang memompa
Na+ ke dalam darah. Dengan demikian
terdapat gradien konsentrasi Natrium dari
luar sel menuju sel tubulus. Hal ini digunakan
oleh antiport H+/Na ATPase yang
mendifusikan Na+ menuju sel dan di saat

Silverthorn, D.U., Human Physiology: An Integrated

Pengaturan pH di Distal Tubule


dan Collecting Tubule
Sel intercalated di tubulus ini berperan dalam
acid base balance. Terdapat 2 tipe sel
intercalated:
Alfa- intercalated cell adalah sel yang
berfungsi untuk sekresi H+, reabsorbsi K+
dan HCO3-. Sel ini memiliki 2 pompa dalam
proses sekresi H+ yaitu pompa H+ ATPase
dan antiport H+ / K+ATPase.
Beta-intercalated cell adalah sel yang
berfungsi untuk reabsorbsi H+, sekresi K+
dan HCO3-. Sel ini memiliki pompa yang sama
dengan alfa- intercalated cell, Namun

Silverthorn, D.U., Human Physiology: An Integrated

Rearbsorbsi HCO3- sebagai Komponen Penting


Buffering

Reabsorbsi ion bikarbonat meliputi 2


mekanisme :
H+ dan HCO3- hasil filtrasi bereaksi
menjadi asam karbonat, kemudian dengan
bantuan enzim karbonat anhidrase di lumen
tubulus terurai menjadi air dan
karbondioksida. Karbondioksida berdifusi
menuju sel tubulus berekasi dengan air
menjadi asam karbonat, menjadi ion
bikarbonat dan H+. H+ disekresikan dan
bereaksi dengan HPO4- sebagai komponen
buffer di lumen. Asam bikarbonatpun
direabsorpsi ke darah.

Referensi
Martini, F.H., Nath, J.L., and Bartholomew, E.F. Fundamentals of
Anatomy & Physiology. 9th ed. San Fransisco: Pearson Education.
2012.
Sherwood, L. Human Physiology : FromCells to Systems. 7th
ed.Belmont, California: Brooks/Cole Cengage Learning. 2010.
SherwoodL. Fisiologi Manusia: dari selke Sistem. Pendit, B.U.,
Translator. Edisi 6. Jakarta: EGC. 2009.
Silverthorn, D.U., Human Physiology: An Integrated Appoarch. 5th ed.
San Francisco: Pearson Education. 2010.
Tortora, G.J., Derrickson, B. Principles of Anatomy & Physiology. 14th
ed. United States of America: John Wiley & Sons, Inc. 2014.

Daftar Pustaka
Martini, F.H., Nath, J.L., and Bartholomew, E.F.
Fundamentals of Anatomy & Physiology. 9th ed. San
Fransisco: Pearson Education. 2012.
Sherwood, L. Human Physiology : FromCells to
Systems. 7th ed.Belmont, California: Brooks/Cole
Cengage Learning. 2010.
Tortora GJ, Derrickson B. Principles of anatomy and
physiology. 14th ed. USA: John Wiley & Sons Inc; 2014.
Silverthorn DE. Human physiology: an integrated
approach. 5th ed. San Fransisco, CA: Pearson Education;
2010

Anda mungkin juga menyukai