Anda di halaman 1dari 18

OSMOLALITAS

 OSMOLALITAS ADALAH

Proses perpindahan zat ke larutan lain melalui memb


ran semipermeabel biasanya terjadi dari larutan de
ngan konsentrasi yang kurang pekat ke larutan den
gankonsentrasi lebih pekat.
Solut adalah zat pelarut, sedang solven adalah larutannya.
 Air merupakan solven
 garam adalah solut.

Proses osmosis penting dalammengatur keseimbangan cair


an ekstra dan intra sel.Sistem Reverse Osmosis menggun
akan pompa untuk menghasilkan tekananyang lebih tinggi
dari tekanan osmosis untuk "mendorong" air dari tekanan
tinggimelalui membran semipermeabel menuju ke daerah
yang mempunyai tekanan yanglebih rendah.Semakin ting
gi konsentrasi zat terlarut dalam larutan, semakin rendah
konsentrasi air dalam larutan itu.

Membran sel relatif inpermeabel terhadap zat


terlarut tapi sangat permeabel terhadap air, maka air
berdifusi melintasi membran sel
menuju daerah dengan kensentrasi zat terlarut tinggi.
PENGERTIAN
HIPOTONIK, ISOTONIK
DAN HIPERTONIK
HIPOTONIK
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan
osmotik lebih rendah) dari pada yang lain
sehingga air bergerak ke dalam sel.
ISOTONIK
 Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai
konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama)
seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.

 Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan


pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis
tidak sempurna. Larutan – larutan yang tersisa dalam
kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran
biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan –
larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan
molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel.

 Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama


contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga
berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik.
Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida
dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
HIPERTONIK
 Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan
konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan
osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain
sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam
lingkungan hipertonik, tekanan osmotik
menyebabkan air mengalir keluar sel.

 Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini,


sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air
yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
CONTOH LARUTAN
 Larutan isotonic: Infus dengan tekanan sama seperti cairan
tubuh normal.
 Contoh : Normal Saline (Na Cl 0,9%), larutan
Ringer Laktat.

 Larutan hipotonik: Infus dengan ekanan osmotik lebih


rendah dari cairan tubuh.
 Contoh : Dekstrosa 5% dan cairan rumatan
(Seri KAEN) disebut hipotonis
 Larutan hipertonik : infus dengan tekanan
osmotik lebih tiggi dari plasma darah.
PERBEDAAN SECARA PH
 Hipotonik
Jika phi cairan < phi plasma darah, maka cairan bersifat
hipotonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran
pelarut air dari cairan ke plasma darah. Akibatnya sel darah merah akan
menggembung dan dapat pecah.

 Isotonik
Jika phi cairan = phi plasma darah, maka cairan bersifat isotonic terhadap
plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran keluar masuk sel sama
dengan nol. Akibatnya, sel darah merah tidak menggembung atau
mengerut.

 Hipertonik
Jika phi cairan > phi plasma darah, maka cairan bersifat
hipertonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran air
dari dalam ke luar plasma. Akibatnya, sel darah merah akan mengerut
karena kehilangan air.
PENGATURAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam
tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan
gastrointestinal. Selain itu, pengaturan
keseimbangan cairan dapat meialui sistem atau
mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh
sistem hormonal, yakni ADH (anti diuretik
hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan
glukokortikoid.
GINJAL
 Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini
terlihat pada fungsi ginjal, yakni sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah. pengatur
keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan
atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini, diawali
oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai
penyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 c-c plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang
tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui
tubuli renalis yang sel-selnva menyerap semua bahan yang
dibutuhkan. Keluaran urine yang diproduksi ginjal dapat
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1
ml/kg/ bb/jam.8
KULIT
 Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang
terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat
pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemanpuan
mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasouonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara
penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam
kulit. Proses pelepasan panas lainya dilakukan melalui cara
pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya.
Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu pengalihan panas ke
benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan mengalirkan
udara yang telah panas ke permukaan yang lebih dingin.
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu
dapat diturunkan dengan cara pelepasa.n air yang jumlahnya kurang
lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang
dihasilkan dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan,
melalui kondisi tubuh yang panas.
Paru
Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan
dengan menghasilkan insensible water loss kurang
lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan terhadap upaya
kemampuan bernapas.

Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran
pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran
air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml/ hari.
SISTEM ENDOKRIN
 ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.

 Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.

 Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.

 Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.

 Mekanisme Rasa Haus


Mekanisrne rasa haus diatur dalam rangka memenuhi kebutuhan cairan dengan cara
merangsang pelepasan renin yang dapat menimbulkan produksi angiotensin II, sehingga
merangsang hipotalamus sehingga menimbulkan rasa haus.

Anda mungkin juga menyukai