OSMOLALITAS ADALAH
Isotonik
Jika phi cairan = phi plasma darah, maka cairan bersifat isotonic terhadap
plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran keluar masuk sel sama
dengan nol. Akibatnya, sel darah merah tidak menggembung atau
mengerut.
Hipertonik
Jika phi cairan > phi plasma darah, maka cairan bersifat
hipertonik terhadap plasma darah. Hal ini menyebabkan net aliran air
dari dalam ke luar plasma. Akibatnya, sel darah merah akan mengerut
karena kehilangan air.
PENGATURAN
KESEIMBANGAN
ELEKTROLIT
Pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam
tubuh diatur oleh ginjal, kulit, paru, dan
gastrointestinal. Selain itu, pengaturan
keseimbangan cairan dapat meialui sistem atau
mekanisme rasa haus yang harus dikontrol oleh
sistem hormonal, yakni ADH (anti diuretik
hormon), sistem aldosteron, prostaglandin, dan
glukokortikoid.
GINJAL
Ginjal merupakan organ yang memiliki peran cukup besar
dalam pengaturan kebutuhan cairan dan elektrolit. Hal ini
terlihat pada fungsi ginjal, yakni sebagai pengatur air,
pengatur konsentrasi garam dalam darah. pengatur
keseimbangan asam-basa darah, dan ekskresi bahan buangan
atau kelebihan garam.
Proses pengaturan kebutuhan keseimbangan air ini, diawali
oleh kemampuan bagian ginjal seperti glomerulus sebagai
penyaring cairan. Rata-rata setiap satu liter darah
mengandung 500 c-c plasma yang mengalir melalui
glomerulus, 10 persennya disaring keluar. Cairan yang
tersaring (filtrat glomerulus), kemudian mengalir melalui
tubuli renalis yang sel-selnva menyerap semua bahan yang
dibutuhkan. Keluaran urine yang diproduksi ginjal dapat
dipengaruhi oleh ADH dan aldosteron dengan rata-rata 1
ml/kg/ bb/jam.8
KULIT
Kulit merupakan bagian penting dalam pengaturan cairan yang
terkait dengan proses pengaturan panas. Proses ini diatur oleh pusat
pengatur panas yang disarafi oleh vasomotorik dengan kemanpuan
mengendalikan arteriol kutan dengan cara vasodilatasi dan
vasouonstriksi. Proses pelepasan panas dapat dilakukan dengan cara
penguapan. Jumlah keringat yang dikeluarkan tergantung pada
banyaknya darah yang mengalir melalui pembuluh darah dalam
kulit. Proses pelepasan panas lainya dilakukan melalui cara
pemancaran yaitu dengan melepaskan panas ke udara sekitarnya.
Cara tersebut berupa cara konduksi, yaitu pengalihan panas ke
benda yang disentuh dan cara konveksi, yaitu dengan mengalirkan
udara yang telah panas ke permukaan yang lebih dingin.
Keringat merupakan sekresi aktif dari kelenjar keringat di bawah
pengendalian saraf simpatis. Melalui kelenjar keringat ini, suhu
dapat diturunkan dengan cara pelepasa.n air yang jumlahnya kurang
lebih setengah liter sehari. Perangsangan kelenjar keringat yang
dihasilkan dapat diperoleh dari aktivitas otot, suhu lingkungan,
melalui kondisi tubuh yang panas.
Paru
Organ paru berperan dalam pengeluaran cairan
dengan menghasilkan insensible water loss kurang
lebih 400 ml/hari. Proses pengeluaran cairan terkait
dengan respons akibat perubahan terhadap upaya
kemampuan bernapas.
Gastrointestinal
Gastrointestinal merupakan organ saluran
pencernaan yang berperan dalam mengeluarkan
cairan melalui proses penyerapan dan pengeluaran
air. Dalam kondisi normal, cairan yang hilang dalam
sistem ini sekitar 100-200 ml/ hari.
SISTEM ENDOKRIN
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh hipotalamus yang
ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan meningkatkan osmolaritas dan
menurunkan cairan ekstrasel.
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal di tubulus
ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya perubahan konsentrasi kalium,
natrium, dan sistem angiotensin renin.
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi merespons
radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan pergerakan
gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam mengatur sirkulasi ginjal.
Gukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang menyebabkan
volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium.