Anda di halaman 1dari 44

INTERVIEW RIWAYAT PENGOBATAN

PASIEN (HISTORY TAKING)

Liza Pristianty

1
Tujuan Memahami History-taking
Agar Farmasis mampu:
Memilih pasien yang paling memerlukan interview
riwayat pengobatan.
Mengetahui perlunya dilakukan interview riwayat
pengobatan.
Mengetahui pertanyaan yang tepat untuk melakukan
interview riwayat pengobatan.
Mengetahui tipe-tipe respon verbal yang tepat dan
yang tidak tepat bagi pernyataan pasien.
Memilih teknik yang tepat untuk memotivasi pasien
berkomunikasi.
Mengetahui hal-hal yang sebaiknya dikomunikasikan
kepada dokter, perawat, dan pasien

2
Pengertian History Taking
Mengumpulkan seluruh informasi yang diperlukan
guna membuat keputusan (informasi, saran,
nasihat) yang tepat dan mendukung pengobatan
pasien.

3
Standart
Selama berlangsungnya sesi history-taking, farmasis
menggunakan ketrampilan menginterview untuk
menggali secara efektif informasi yang diperlukan
guna membuat penilaian yang akurat.

4
Pedoman
Pedoman yang perlu diperhatikan dalam melakukan history -
taking adalah :
Mendengarkan efektif:
Farmasis menunjukkan perhatian dan minatnya saat
pasien berbicara
Farmasis menunjukkan pemahamannya dengan
mengungkapkan kembali pernyataan-pernyataan pasien
Tidak menyela pasien jika tidak perlu

Dialog : Komunikasi yang baik berarti bahwa klien


mempunyai kesempatan untuk memberikan informasi dan
mengajukan pertanyaan.

5
Menelusuri: Farmasis menggali masukan-masukan
dari pasien dan mendorong pasien untuk
menceritakan lebih banyak tentang kondisi
mereka.

Kelayakan: Pertanyaan yang efektif


memperhitungkan faktor-faktor sosial dan kultural,
kondisi kesehatan, tingkat pendidikan pasien.

Kelengkapan: Interview yang lengkap mencakup


pertanyaan tentang semua gejala dan sejarah
pengobatan yang relevan.

6
MENGINTERVIEW DAN MENILAI
Yaitu memastikan apakah pasien paham tentang
pengobatannya, bagaimana pasien
menggunakan obatnya, dan masalah yang
dihadapi dengan terapinya merupakan elemen
kunci untuk memastikan out come sehat yang
positif.
Menginterview merupakan salah satu metode yang
paling umum digunakan dalam penilaian pasien
tetapi masih sangat sedikit mendapat perhatian
dari farmasis.

7
Interview dilakukan untuk mendapatkan informasi
tertentu dari pasien (merupakan bagian proses
penilaian pasien.)
Tingkat kepentingannya beragam mulai
pertanyaan yang sederhana, seperti
menanyakan apakah pasien punya riwayat
alergi, sampai masalah yang lebih kompleks
seperti mengetahui penggunaan obat yang
benar oleh pasien.
Ketepatan, kedalaman, dan keluasan informasi
yang tersedia dipengaruhi berbagai faktor :
1. Persepsi pasien tentang interview
2. Lingkungan fisik tempat berlangsungnya
interview
3. Proses interview yang digunakan dan cara
farmasis mengajukan pertanyaan.

8
PENTINGNYA INTERVIEW RIWAYAT
PENGOBATAN

Dapat membantu menyediakan data untuk


mendokumentasi fakta tentang adanya drug-
related problem (mis. reaksi samping obat, interaksi
obat, penggunaan obat yang salah, terapi yang
tidak tepat atau tidak mencukupi, kurangnya
kepatuhan, dsb.)

9
KOMPONEN INTERVIEW YANG EFEKTIF
1. Mendengarkan
Pada umumnya, orang merupakan pengirim
informasi yang lebih baik dibanding sebagai
penerima informasi.

Hal-hal yang sebaiknya dilakukan pada saat


interview:
Berhentilah berbicara. Kita tidak bisa
mendengarkan pada saat kita berbicara.
Hilangkan gangguan-gangguan. Hal ini bisa
memecah konsentrasi.

10
Gunakan tatapan mata yang baik (misalnya,
menatap mata orang yang kita interview). Ini
akan membantu kita berkonsentrasi dan
menunjukkan pada orang tersebut bahwa kita
benar-benar mendengarkan.
Bereaksilah terhadap ide, bukan terhadap
orangnya. Pusatkan perhatian terhadap apa
yang dikatakan dan bukan terhadap apakah kita
menyukai orangnya (empati).
Bacalah pesan-pesan nonverbal. Ini bisa
mengkomunikasikan pesan yang sama atau
berbeda dengan yang dikomunikasikan secara
verbal.

11
Dengarkan bagaimana sesuatu diucapkan. Nada
suara dan kecepatan berbicara merupakan
bagian dari pesan.
Berikan umpan balik untuk mengklarifikasi setiap
pesan. Hal ini juga menunjukkan bahwa kita
mendengarkan dan berusaha untuk memahami

12
2.Penelusuran

Ketrampilan berkomunikasi lain yang penting


adalah belajar untuk menanyakan pertanyaan
dengan cara tertentu yang bisa mendatangkan
informasi yang paling akurat. Teknik ini disebut
penelusuran.
Penelusuran adalah penggunaan pertanyaan-
pertanyaan untuk mendatangkan informasi yang
diperlukan untuk membantu mengklarifikasi
masalah mereka.

13
Jenis pertanyaan mengapa sebaiknya dihindari,
karena bisa membuat pasien merasa disalahkan
mengapa mereka melakukan sesuatu.
Lebih baik menggunakan pertanyaan dengan
apa atau bagaimana.
Contoh : banyak orang akan membela diri jika
ditanya Mengapa anda minum obat-obat ini?
dibanding dengan Untuk alasan apa anda
meminum obat ini?

14
Untuk melakukan interview yang efektif, penting
untuk mengetahui perbedaan antara pertanyaan
tertutup (close-ended question) dan pertanyaan
terbuka (open-ended question).
Pertanyaan tertutup bisa dijawab dengan ya
atau tidak atau dengan tak lebih dari beberapa
kata.
Pertanyaan terbuka tidak akan membatasi
jawaban pasien dan tidak merangsang
pembelaan diri.

15
Contoh pertanyaan tertutup : Apakah dokter
telah menjelaskan cara menggunakan obat ini?
Pasien mungkin hanya menjawab dengan ya
atau tidak dan tidak memberikan informasi
apapun yang bermanfaat bagi kita.
Contoh pertanyaan terbuka : Bagaimana dokter
menjelaskan pada anda tentang cara
menggunakan obat ini?

16
3. Penggunaan Keheningan/Diam
Ketrampilan lain adalah seni menggunakan
keheningan/diam dengan tepat.
Selama interview, ada saat-saat di mana baik kita
maupun pasien tidak berbicara, khususnya di
saat-saat awal. Kita harus belajar untuk menerima
jeda ini sebagai bagian yang penting dari proses
tersebut dan bukannya menjadi tak nyaman
karenanya.
Seringkali pasien butuh waktu untuk berpikir atau
bereaksi terhadap informasi yang diberikan
Dengan menginterupsi keheningan akan merusak
kesempatan pasien untuk memikirkan materi
tersebut.

17
4. Membina Hubungan
Interview yang berhasil ditandai dengan tingginya
tingkat hubungan antara kedua pihak.
Hubungan terbina terutama pada pertimbangan
dan penghargaan yang saling menguntungkan
dalam proses dua arah.
Farmasisi bisa membantu proses ini dengan cara
memberikan sambutan yang tulus dan ramah,
dengan berperilaku sopan selama pembicaraan

18
MERENCANAKAN INTERVIEW RIWAYAT
PENGOBATAN
A. Pemilihan pasien yang akan diinterview
Farmasis biasanya tidak sempat menginterview setiap
pasien yang masuk ke apotek /RS.
Proses seleksi awal bisa dilakukan dengan melihat
sepintas catatan pasien (resep).
Pasien-pasien dengan gejala atau tanda-tanda
yang mengarah pada adanya drug-related
problems sebaiknya diinterview paling dulu.
Pasien dengan penyakit akut dan parah bisa
didahulukan dari pasien yang dengan penyakit
kronis atau yang pengobatannya stabil.

19
Pasien yang memiliki riwayat kurang mematuhi
pengobatan, respon terapetik tidak mencukupi,
atau reaksi samping obat
Pasien yang menerima obat dengan index
terapetik sempit sehingga memerlukan monitoring
kadar obat dalam serum sebaiknya juga
diinterview.
Pasien yang mendapatkan multiple drug regimen
atau dengan multiple disease state harus
mendapat perhatian farmasis.
Pasien psikiatri dan manula memerlukan riwayat
pengobatan karena seringnya terjadi multiple
drug use dan drug-related problem.

20
B. Tujuan interview
Tujuan mendapatkan riwayat pengobatan adalah
untuk memproleh informasi tentang penggunaan obat
yang bisa membimbing pada pengobatan pasien.

Tujuan utama interview riwayat pengobatan adalah


untuk:
Mendokumentasi reaksi obat dan alergi yang lupa
atau keliru dicantumkan dalam catatan pasien
Memberikan penyaringan untuk kemungkinan interaksi
obat
Menentukan kepatuhan pengobatan pasien
Menentukan respon terapetik atau nonterapetik
pasien terhadap obat.

21
Interview riwayat pengobatan sebaiknya juga
mencakup informasi yang terkait sikap umum
pasien terhadap obat :
kecenderungan penyalahgunaan obat
pantangan diet
penggunaan kafein, alkohol, dan nikotin
Riwayat reaksi samping obat yang lalu.

Pertanyaan bisa juga diarahkan untuk


memperoleh informasi tentang teknik
pemberian obat yang sesuai ,
penyimpanan obat dan kesulitan
mendapatkan obat yang diresepkan (mis.
masalah keuangan, masalah transportasi).

22
Kedalaman pertanyaan tergantung pada data
klinis dan karakteristik pasiennya.
Misalnya, pasien dengan riwayat ketidakpatuhan
terhadap obat akan mendapat pertanyaan yang
lebih intensif di bagian penggunaan obat sebagai
tujuan interview.
Sebaliknya, pertanyaan tentang alkohol dan nikotin
tidak perlu diajukan pada saat menginterview
pasien anak berusia 5 tahun.

23
Persiapan interview
Perencanaan interview yang tepat penting untuk
melakukan penilaian pasien yang efektif.
Sebelum interview dimulai, harus dibuat rencana
terkait bagaimana interview tersebut akan
dilakukan.
Pendekatan tergantung pada jenis informasi yang
diinginkan dan lingkungan yang
menyediakannya.

24
Jenis Informasi

Sebelum memulai interview menentukan dulu


apa saja informasi yang kita butuhkan.
Jika kita hanya perlu informasi khusus maka kita
harus lebih mengontrol proses interview tersebut.
Tetapi jika hasilnya agak meragukan kita perlu
menggunakan pendekatan tidak terarah.
Pendekatan ini memungkinkan interview
berlangsung lebih lancar; point-point diskusi lebih
dimunculkan oleh pasien.
Dalam pendekatan tidak terarah, pertanyaan-
pertanyaan terbuka bisa lebih sering digunakan.

25
Jika interview dilakukan di rumah sakit sebelum
menemui pasien , perlu dilihat sepintas catatan pasien,
surat rujukan, riwayat pengobatan ,pemeriksaan
pasien yang dibuat dokter, data laboratorium,
catatan perkembangan/kemajuan kesehatannya,
dan laporan lainnya bisa memberikan informasi yang
membimbing farmasis dalam menyiapkan interview.
Tenaga kesehatan lain yang telah menemui pasien
bisa dimintai keterangan sebelum dilakukannya
interview.
Farmasis sebaiknya membuat catatan khusus tentang
data yang menunjukkan adanya riwayat
ketidakpatuhan, alergi yang dilaporkan, reaksi
samping obat yang pernah terjadi, respon terhadap
pengobatan yang lalu, atau data laboratoris ataupun
fisik yang abnormal.
Data-data ini bisa mengarahkan langsung
pertanyaan-pertanyaan dalam interview.

26
Farmasis dapat menggunakan suatu formulir yang
mencakup bagian-bagian penting dari setiap
interview:
1) pengobatan dengan resep dan nonresep
2) alergi dan manifestasinya
3) reaksi samping obat selain alergi
4) obat-obat yang dipakai di rumah
5) diet
6) asupan cairan
7) Social drug use

Formulir itu juga dapatberisi pernyataan yang


mengingatkan farmasis untuk mengajukan
pertanyaan untuk memastikan pemahaman
pasien tentang penggunaan obat, perilaku
kepatuhan, dan opininya tentang efektivitas obat.
27
Jenis Lingkungan

Merencanakan interview juga harus termasuk


pertimbangan terhadap jenis lingkungan yang ada.
Lingkungan penting, karena salah satu prinsip dasar
interview adalah menyediakan suasana seprivasi
mungkin.
Jika sudah dikembangkan privasi informasi yang
dikuasai pasien meningkat kemungkinan pasien
akan menggunakan obatnya dengan benar akan
meningkat.
Privasi juga memungkinkan timbul mengungkapkan
perhatian, untuk menanyakan pertanyaan yang sulit,
untuk mendengarkan dengan lebih efektif, dan untuk
berbagi pendapat yang jujur.

28
D. Pelaksanaan Interview Riwayat Pengobatan

1. Memulai interview
Memulai interview dengan memberi salam
dan memperkenalkan diri kepada pasien jika
kita tidak mengenalnya membantu
membina hubungan dengan pasien.
Perkenalan diri farmasis sebaiknya mencakup
nama penginterview, titel, posisinya, dan
pernyataan singkat tentang tujuan interview.
Farmasis sebaiknya menanyakan apakah
pasien merasa cukup kuat untuk berbicara
dan disampaikan juga perkiraan waktu yang
diperlukan untuk interview tersebut.

29
Penyampaian Tujuan Interview
Tujuan interview perlu disampaikan untuk memotivasi
pasien agar berpartisipasi aktif dalam interview riwayat
pengobatannya.
Pasien akan lebih mau bekerjasama jika merasa
bahwa informasi yang diberikannya dalam interview
akan membantu kesembuhannya.
Farmasis sebaiknya menekankan bahwa informasi
yang lengkap tentang pengobatan pasien akan
membantu dalam pengobatan
Farmasis juga menyampaikan garis besar tentang apa
saja yang akan terjadi selama interview, Waktu yang
diperlukan, subjek yang ingin diketahui, dan luaran
akhir sehingga pasien memahami prosesnya dengan
jelas.

30
Contoh :
Selamat siang, saya Tanti, farmasis di sini
(perkenalan diri), dan saya ingin menanyakan
kepada bapak/ibu pertanyaan singkat tentang
obat-obatan yang baru di peroleh (subjek yang
akan ditanyakan). Hanya butuh waktu beberapa
menit saja (waktu yang dibutuhkan) .Ini akan
membantu saya membuat profil obatnya
sehingga saya bisa mengikuti alur pengobatan
dan akan membantu mengenali masalah yang
mungkin timbul dari obat yang diterima
(tujuan/luaran).
Memulai dengan uraian di atas memungkinkan
kita untuk menetapkan batasan dan harapan dari
interview dengan demikian pasien tetap merasa
nyaman.

31
2. Teknik interview

Selama proses interview, perlu diingat beberapa hal


yang akan membantu kita melakukan interview
lebih efisien:
1. Pastikan interview berlangsung dalam suasana
yang memberikan privasi dan tanpa interupsi.
2. Waspadalah terhadap pesan-pesan nonverbal
pasien, karena tanda-tanda ini mempengaruhi
perkembangan interview.
3. Doronglah agar pasien berani berbicara.
4. Doronglah agar pasien berbicara spontan dan
dengarkanlah.
5. Buatlah pertanyaan yang spesifik.

32
6. Hindari membuat rekomendasi selama fase
pengumpulan informasi belum selesai.
Rekomendasi semacam itu mencegah pasien
memberikan semua informasi yang kita inginkan.
7. Jangan terburu-buru membuat kesimpulan atau
solusi cepat tanpa mendengarkan semua fakta-
fakta.
8. Jangan beralih dari satu subjek ke subjek lain
sebelum yang pertama selesai diikuti.
9. Arahkan interview menggunakan kombinasi
pertanyaan terbuka dan tertutup.
10. Tetaplah ingat dengan jelas tujuan intervew, atur
cara melakukan interview.

33
11. Jaga objektivitas dengan tidak membiarkan perilaku,
keyakinan, atau prasangka-prasangka pasien
mempengaruhi pikiran kita
12. Gunakan ketrampilan komunikasi yang baik,
khususnya komponen menelusuri, mendengarkan, dan
umpan balik.
13. Tergantung hubungan kita dengan pasien, lakukanlah
pendekatan dari topik/pertanyaan umum ke yang
lebih khusus. Misalnya topik penggunaan obat-obat
dengan resep bisa ditanyakan, Resep obat apa saja
yang sudah anda dapatkan sebulan terakhir?
Kemudian bisa dilanjutkan dengan pertanyaan :
berapa banyak, sesering apa dan berapa lama
untuk setiap obat yang disebutkan pasien.
14. Melakukan pencatatan sebaiknya seringkas mungkin,
karena catatan yang terlalu panjang cenderung
menimbulkan kecurigaan.

34
Contoh :Tehnik Interview Yang Tepat
1. Menggunakan keheningan

2. Menerima Ya.
Eh hemmmm.
Saya mendengar yang anda katakan.
Mengangguk

3. Memberi perhatian Selamat pagi, pak Danu.


Rambut anda baru dipotong ya.
Anda kelihatan segar hari ini.

4. Membuka pembicaraan Apakah ada sesuatu yang ingin anda sampaikan?


dengan pertanyaan luas Apa yang sedang anda pikirkan?

5. Menawarkan arahan Teruskan.


Lalu?
Ceritakan pada saya.

35
6. Menempatkan kejadiannya Kira-kira apa yang menyebabkan .?
pada waktu atau rangkaian Apa yang terjadi sebelum atau sesudah .?

7. Membuat pengamatan Anda nampaknya tegang.


Apakah anda tidak nyaman waktu .?
Nampaknya anda sedang menahan sakit.
Anda jadi sangat pendiam setelah ditinggal tamu-
tamu anda.

8. Menyatakan ulang Pasien : Saya tak bisa tidur. Saya terjaga sepanjang
malam.
Farmasis: Anda sulit tidur ya?

9. Merefleksikan Pasien : Saya nggak keberatan mata saya diperban


asalkan nanti bisa melihat lagi.
Farmasis: Anda khawatir nggak bisa melihat lagi ya?
Pasien :Apakah sebaiknya saya ceritakan pada
dokter?
Farmasis: Menurut anda perlu?
Pasien : Dokter kelihatannya buru-buru sih kalau ke
sini, cuma tanya gimana keadaan saya, terus pergi
sebelum saya sempat cerita apa-apa.
Farmasis: Anda merasa kecewa ya mereka nggak mau
nunggu anda bicara dulu.

36
10. Menelusuri Ceritakan pada saya.
Maukah anda menceritakannya lebih
lengkap?
Kerja yang bagaimana?

11. Memberi informasi Nama saya .


Waktu berkunjung jam .
Obatnya akan membuat anda merasa .

12. Meminta kejelasan Kayaknya saya nggak bisa memahami.


Saya belum mengerti tentang
Anda bilang anda merasa minum obat
yang salah?

13. Mengucapkan yang Pasien: Saya malas bicara dengan anda


tersirat atau siapapun. Hanya buang-buang
waktu.
Farmasis: Apakah anda merasa tak
seorangpun mau memahami anda?

37
1.Menenteramkan secara keliru Saya nggak akan kuatir .
Semuanya akan baik-baik saja.
Anda nampaknya ada kemajuan untuk sembuh.

Jangan membahas .
2. Menolak Saya nggak ingin mendengar .

3. Mencela Sayang sekali.


Saya lebih suka anda tidak .
Sebaiknya anda tidak .

4. Setuju Saya juga akan merasa seperti itu.

5. Tidak setuju Saya nggak percaya.

6. Menentang
Nggak mungkin dokter bilang seperti itu.
Nggak mungkin anda sembelit, setiap hari kan pencernaan
anda jalan.

38
7. Membela diri Rumah sakit ini punya reputasi baik.
Tak seorangpun di sini akan membohongi anda.
Saya yakin dia nggak bermaksud begitu.

8. Meremehkan perasaan yang Pasien : Saya sudah nggak punya apa-apa lagi.
diungkapkan Farmasis: Setiap orang pasti pernah sedih, atau Saya kadang
juga merasa begitu.
Anda membuat dokter jadi khawatir saja.

9. Membuat komentar stereotype


Pasien : Nggak seorangpun mempedulikan saya.
Farmasis: Tentu saja mereka peduli.

10. Menggunakan penolakan Pasien : Saya merasa belum cukup sehat untuk pulang ke
atau perasaan yang bertolak rumah.
belakang Farmasis: Dokter bilang anda sudah sehat.
Pasien: Saya kira suster-suster nggak peduli dengan keadaan
saya.
Farmasis: Tentu saja mereka peduli. Itu kan pekerjaan mereka.

39
3. Mengakhiri Interview

Mengakhiri interview seringkali lebih sulit daripada


memulainya. Hal ini merupakan bagian penting
dari proses interview karena evaluasi seseorang
tentang keseluruhan interview dan kinerja kita bisa
berpijak pada pernyataan-pernyataan terakhir.
Orang biasanya paling ingat dengan apa yang
terakhir diucapkannya. Oleh karenanya, harus hati-
hati untuk tidak mengakhiri interview dengan tiba-
tiba atau mengusir pasien ke luar.

40
Setelah semua topik penting interview telah
diperoleh merangkum data-data yang penting
dan menyampaikannya pada pasien.
Teknik ini membantu merangsang memori pasien
sehingga bisa didapatkan informasi lebih banyak,
juga sebagai cara bagi pasien untuk meralat
informasi yang mungkin salah disampaikan.
Sebuah rangkuman memungkinkan untuk
dilakukan peninjauan kembali hal-hal yang telah
didiskusikan dan membantu mengklarifikasi
kesalah fahaman

41
Rangkuman : meminta pasien mengulangi informasi kunci
(umpan balik) sehingga bisa menguatkan poin-poin penting
dan membetulkan kesalahan informasi.
Rangkuman mengatur acara untuk pertemuan dan
harapan-harapan pasien di masa mendatang yang telah
saling dimiliki.
Rangkuman juga mengisyaratkan dengan bijaksana
kepada pasien bahwa interview telah berakhir.
Misalnya, bangkit dari kursi atau mengubah posisi berdiri
mengisyaratkan kita akan meninggalkannya. Pertanyaan
tertutup yang sederhana seperti Apakah ada pertanyaan
lain? atau pernyataan seperti Senang sekali berbincang
dengan anda. Jika ada hal-hal yang sekiranya anda lupa
menyampaikan atau menanyakan setelah anda sampai di
rumah, silahkan menelpon saya juga bisa bermanfaat.

42
Akhir dari interview merupakan waktu yang baik
bagi kita untuk menenteramkan pasien terhadap
masalah tertentu.Misalnya :, Saya (kami) akan
berusaha membantu anda agar semuanya
menjadi lebik baik. Akhirnya, sebelum mengakhiri
hubungan, sebaiknya kita menyampaikan apakah
tujuan interview sudah tercapai/terselesaikan dan
apa yang sebaiknya dilakukan bila hal itu tidak
tercapai.

43
SEKIAN

44

Anda mungkin juga menyukai