Anda di halaman 1dari 66

MONITORING EFEK SAMPING OBAT

(MESO)

Dra. Al fina Ria’nti, M Pharm., Apt.


Clinical Pharmacist
CURRICULUM VITAE
• Nama : Dra. Alfina Rianti, Apt., M Pharm.
• Jabatan : - Koordinator Pelayanan Kefarmasian (Farmasi Klinik)
Instalasi Farmasi, RSUP Fatmawati
- Koordinator Pembinaan & Optimalisasi Praktik Profesi
PC IAI Jakarta Selatan
• Pendidikan :
- S1, Apoteker – Universitas Indonesia
- S2 Clinical Pharmacy – Universiti Sains Malaysia
• Dosen :
- Farmasi Klinik ; Komunikasi, Informasi dan Edukasi di ISTN
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Universitas Pancasila
- Komunikasi, Informasi dan Edukasi di Uhamka
- Interaksi Obat di UIN
- Farmasi Klinik di Akademi Farmasi Bhumi Husada
- Farmasi Rumah Sakit di Poltekkes
Farmakovigilans

• Kompetensi Inti : (Unit Kompetensi 2.4)


Mampu mengelola efek samping untuk memastikan keamanan penggunaan obat
dan sediaan farmasi lainnya.
• Lulusan Apoteker mampu :
- Mengidentifikasi terjadinya efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya.
- Melakukan tindakan koreksi terhadap efek samping yang terjadi atau merujuk
pasien ke dokter / fasilitas pelayanan kesehatan.
- Melakukan tindakan pencegahan terhadap potensi berulangnya efek samping
obat atau sediaan farmasi lainnya.
- Mengedukasi pasien mengenai efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya
yang dialami pasien.
- Mendokumentasikan setiap temuan, tindakan koreksi, dan upaya pencegahan
yang dilakukan.
- Membuat laporan kejadian efek samping obat atau sediaan farmasi lainnya
untuk institusi maupun regulator
Monitoring Efek Samping Obat (MESO)
No. Ketrampilan Tingkat
Kemampuan
1 Identifikasi adanya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki 4A
2 Identifikasi obat-obat dan pasien yang mempunyai resiko tinggi 4A
mengalami ESO
3 Evaluasi laporan ESO : analisis kausalitas menggunakan 4A
algoritma (Naranjo, New Genetic Algorithm, WHO)
4 Dokumentasi ESO 4A
5 Pelaporan ke pusat MESO (BPOM) 4A

4 A = Mampu melakukan secara mandiri (Does)


Ketrampilan yang dicapai saat lulus Apoteker
PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGGUNAAN OBAT (PKPO)

PKPO 1 PKPO 5
Pengorganisasian Persiapan dan • PKPO 5.1
Penyerahan

PKPO 2 • PKPO 2.1 PKPO 6


Seleksi dan
Pengadaan • PKPO 2.1.1 Pemberian • PKPO 6.1
(Administration)
Obat • PKPO 6.2
• PKPO 3.1
PKPO 3 • PKPO 3.2
• PKPO 3.3
Penyimpanan • PKPO 3.4
• PKPO 3.5

PKPO 7
• PKPO 7.1
PKPO 4 Pemantauan
• PKPO 4.1
Peresepan • PKPO 4.2 (Monitor)
dan
Penyalinan • PKPO 4.3

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATI


Jl. RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta 12430 Phone : (021) 7660552 Fax : (021) 7690123
Standar PKPO 7
Efek obat dan efek samping obat terhadap pasien dipantau

• Maksud dan Tujuan PKPO 7


Standar ini bertujuan agar apabila timbul efek samping
obat dapat dilaporkan oleh Profesional Pemberi Asuhan
(PPA) kepada Komite Farmasi dan Terapi yang selanjutnya
dilaporkan pada Pusat MESO Nasional. Apoteker
mengevaluasi efek obat untuk memantau secara ketat
respons pasien dengan melakukan Pemantauan Terapi Obat
(PTO). Apoteker bekerja sama dengan pasien, dokter,
perawat, dan tenaga kesehatan lainnya untuk memantau
pasien yang diberi obat. Rumah sakit menetapkan regulasi
untuk efek samping obat yang harus dicatat dan dilaporkan.
Elemen Penilaian PKPO 7 Telusur Skor
1. Ada regulasi pemantauan efek obat R Regulasi tentang pemantauan 10 TL
dan efek samping obat serta dicatat dan pencatatan efek obat - -
dalam status pasien. (lihat juga AP 2 dan efek samping obat 0 TT
EP 1). (R)
2. Ada bukti pelaksanaan Pemantauan D Bukti pelaksanaan Pemantauan Terapi 10 TL
Terapi Obat. (D, W) Obat (PTO) - -
0 TT
W • Perawat
• Farmasi klinis
3. Ada bukti pemantauan efek samping D Bukti Monitoring Efek Samping Obat 10 TL
obat dan pelaporannya sesuai dengan dan laporannya 5 TS
peraturan perundang-undangan. 0 TT
(D, W) W • Komite Farmasi dan Terapi
• Kepala Instalasi Farmasi
• Apoteker
• Staf Farmasi
STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 72 Tahun 2016

PENGELOLAAN SEDIAAN FARMASI, PELAYANAN FARMASI KLINIK


ALAT KESEHATAN DAN
BAHAN MEDIS HABIS PAKAI • Pengkajian dan pelayanan resep
• Penelusuran riwayat penggunaan
• Pemilihan obat
• Perencanaan kebutuhan • Rekonsiliasi obat
• Pelayanan Informasi Obat (PIO)
• Pengadaan
• Konseling
• Penerimaan • Visite
• Penyimpanan • Pemantauan Terapi Obat (PTO)
• Monitoring Efek Samping Obat
• Pendistribusian (MESO)
• Pemusnahan dan penarikan • Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
• Pengendalian • Dispensing sediaan steril
• Pemantauan Kadar Obat dalam Darah
• Administrasi (PKOD)
TUGAS TIM FARMASI DAN TERAPI (TFT)
• Mengembangkan kebijakan tentang penggunaan obat
di rumah sakit
• Melakukan seleksi dan evaluasi obat yang akan masuk
dalam formularium Rumah Sakit
• Mengembangkan standar terapi
• Mengidentifikasi permasalahan dalam penggunaan obat
• Melakukan intervensi dalam meningkatkan penggunaan obat
yang rasional
• Mengkoordinir penatalaksanaan
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
• Mengkoordinir penatalaksanaan medication error
• Menyebarluaskan informasi terkait kebijakan penggunaan obat
di rumah sakit.
TERMINOLOGI KESELAMATAN PASIEN
DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN
1. Kejadian tidak diharapkan / KTD (Adverse Event),
pada pemberian obat  Adverse Drug Event),
contoh : Pemberian obat pada orang yang salah 
IKP (Insiden Keselamatan Pasien)

2. Reaksi obat yang tidak diharapkan


(ROTD / Adverse Drug Reaction),
contoh: Steven Johnson Syndrome

3. Efek obat yang tidak diharapkan (Adverse Drug Effect) ,


contoh: Mengantuk pada penggunaan CTM 
meningkatkan risiko jatuh
KEJADIAN YANG TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
/ ADVERSE EVENT
• Kejadian cedera pada pasien selama proses terapi /
penatalaksanaan medis.
• Penatalaksanaan medis
mencakup seluruh aspek pelayanan,
termasuk diagnosa, terapi, kegagalan diagnosa / terapi,
sistem, peralatan untuk pelayanan.
• Adverse event dapat dicegah atau tidak dapat dicegah.
• Contoh : Iritasi pada kulit karena penggunaan perban.
Jatuh dari tempat tidur
Multi-Causal Theory “Swiss Cheese” diagram (Reason, 1991)

12
KEJADIAN TENTANG OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN
(ADVERSE DRUG EVENT)
• Respons yang tidak diharapkan terhadap terapi obat
dan mengganggu atau menimbulkan cedera
pada penggunaan obat dosis normal.
• Reaksi Obat yang Tidak Diharapkan (ROTD)
ada yang berkaitan dengan efek farmakologi /
mekanisme kerja (efek samping)
ada yang tidak berkaitan dengan efek farmakologi
(reaksi hipersensitivitas).
• Contoh : Syok anafilaksis
pada penggunaan antibiotik golongan Penisilin.
Mengantuk pada penggunaan CTM
As Published in Computerized Physician Order Entry: Costs, Benefits and Challenges, Feb 2003, AHA
REAKSI OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN
(ADVERSE DRUG REACTION)

• Kejadian cedera pada pasien


selama proses terapi akibat penggunaan obat.
• Contoh : Steven-Johnson Syndrome :
Sulfa, obat epilepsi, dan lain-lain
EFEK OBAT YANG TIDAK DIHARAPKAN
(ADVERSE DRUG EFFECT)
• Respons yang tidak diharapkan terhadap terapi obat
dan mengganggu atau menimbulkan cedera
pada penggunaan obat dosis lazim.
• Sama dengan ROTD tapi dilihat dari sudut pandang
obat. ROTD dilihat dari sudut pandang pasien.
• Cedera dapat terjadi atau tidak terjadi
• Contoh : Syok anafilaksis
pada penggunaan antibiotik golongan Penisilin.
Mengantuk pada penggunaan CTM
EFEK SAMPING OBAT
• Efek Samping Obat adalah
Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
yang terkait dengan kerja farmakologi
• Efek yang dapat diprediksi, tergantung pada
dosis, yang bukan efek tujuan obat.
Efek samping dapat dikehendaki, tidak
dikehendaki, atau tidak ada kaitannya

• Sebaiknya istilah ini dihindarkan


PENGERTIAN EFEK SAMPING
• Setiap efek yang tidak dikehendaki
yang merugikan atau membahayakan pasien
(adverse reactions) dari suatu pengobatan.
• Efek samping tidak mungkin dihindari /
dihilangkan sama sekali, tetapi dapat
ditekan atau dicegah seminimal mungkin
dengan menghindari faktor-faktor risiko
yang sebagian besar sudah diketahui.
CONTOH EFEK SAMPING OBAT
- reaksi alergi akut karena penisilin (reaksi imunologik)
- hipoglikemia berat, karena pemberian insulin
(efek farmakologik yang berlebihan),

- osteoporosis karena pengobatan kortikosteroid


jangka lama (efek samping karena penggunaan jangka lama)

- hipertensi karena penghentian pemberian klonidin


(gejala penghentian obat - withdrawal syndrome)
Jenis Efek Samping Obat (ESO)

Ringan Sedang Berat


• hilang dengan • hilang dengan • tidak dapat hilang
sendirinya (self limiting) sendirinya (self limiting) dengan sendirinya
• waktu kurang dari • waktu lebih dari (self limiting )
1 (satu) jam 1 (satu) jam • menimbulkan
• tidak menimbulkan • tidak menimbulkan kegawatan klinik
kegawatan klinis kegawatan klinis • menimbulkan
• tidak memerlukan • menimbulkan keluhan baru
terapi / pengobatan. keluhan baru • memerlukan terapi /
• memerlukan terapi / pengobatan tambahan.
pengobatan tambahan.
REKOMENDASI TERKAIT ESO
– Menghentikan pengobatan
– Atau Mengganti dengan obat yang lebih aman.
– Atau Mengatur jadwal penggunaan.
– Atau Menurunkan dosis obat.

• Atau Memberikan antidot / pramedikasi


sebelum penggunaan obat
AKIBAT EFEK SAMPING

 Kegagalan pengobatan,
 Keluhan atau penyakit baru
 Biaya
 Psikologik
MONITORING EFEK SAMPING OBAT
(MESO)
Merupakan kegiatan pemantauan setiap respon
terhadap obat yang tidak dikehendaki,
yang terjadi pada dosis lazim yang digunakan
pada manusia untuk tujuan
profilaksis, diagnosa, dan terapi
TUJUAN MESO
• Menemukan Efek Samping Obat (ESO) sedini mungkin
terutama yang berat, tidak dikenal, frekuensinya jarang
• Menentukan frekuensi dan insidensi ESO
yang sudah dikenal dan yang baru saja ditemukan
• Mengenal semua faktor yang mungkin dapat menimbulkan
/ mempengaruhi angka kejadian dan hebatnya ESO
• Meminimalkan risiko kejadian Reaksi Obat
yang Tidak Dikehendaki
• Mencegah terulangnya kejadian Reaksi Obat
yang Tidak Dikehendaki yang Tidak
TUJUAN PELAKSANAAN MESO
• Memahami bentuk-bentuk efek samping obat
yang sering terjadi.
• Memahami faktor-faktor yang mendukung
terjadinya efek samping obat.
• Memahami upaya pencegahan dan penanganan
efek samping obat dan efek toksik obat.
• Memahami tindak lanjut yang diperlukan
bila menjumpai efek samping
KEGIATAN MESO
• MESO merupakan kegiatan kolaboratif
yang melibatkan semua tenaga kesehatan baik :
Dokter
Perawat
Apoteker
Tenaga kesehatan yang ada di rumah sakit
Pasien dan keluarga pasien.
• Keterlibatan tersebut diwujudkan dalam bentuk monitoring
terhadap kejadian timbulnya ESO pada pasien
• Seluruh kejadian ESO tercatat dalam rekam medik pasien
Laporan Monitoring Efek Samping Obat
(MESO)

Seluruh kronologis kejadian efek samping obat


dan tindakan penanggulangan di Rumah Sakit
harus tercatat di rekam medik pasien serta dilaporkan
kepada Komite Mutu dan Manajemen Risiko (KMMR)
dalam waktu maksimal 48 jam dalam bentuk laporan.
Kemudian dilaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat
Nasional.
KEGIATAN PEMANTAUAN
DAN PELAPORAN ESO
• Mendeteksi adanya kejadian reaksi obat yang tidak dikehendaki (ESO)
• Mengidentifikasi obat-obatan dan
pasien yang mempunyai resiko tinggi mengalami efek samping obat
• Mengevaluasi laporan ESO dengan algoritme Naranjo
• Mendiskusikan dan mendokumentasikan ESO
di Tim Farmasi dan Terapi
• Melaporkan ke Pusat Monitoring Efek Samping Obat Nasional
ALUR PELAPORAN MESO
Mulai

Dokter / Apoteker /
Perawat/ Pasien / Keluarga

IdentifikasiPasien.
dan melaporkan
kejadian ESO

Tim Monitoring ESO


(Dokter / Apoteker / Perawat) DPJP

1.Menerima laporan ESO


2.Assessment kejadian ESO Pencatatan dan
pada pasien terkait dengan pendokumentasian ESO
Algoritme Naranjo dalam Rekam Medik
pasien.
Tidak

Ok ?
Ya
LAMPIRAN SPO MESO RSUP FATMAWATI
LANJUTAN Ok ?
Ya

Tim Monitoring ESO


Tim Monitoring ESO
(Dokter / Apoteker / Perawat)
(Dokter / Apoteker / Perawat)
1.Penyusunan saran dan rekomendasi (secara tertulis)
formulir Integrasi Penyampaian Laporan kejadian ESO
2.Penyampaian rekomendasi kepada DPJP Pasien kategori sedang dan berat
a.Menghentikan pengobatan
b.Atau mengganti dengan obat yang lebih aman
c.Atau mengatur jadwal penggunaan
d.Atau menurunkan dosis obat
e.Atau memberikan antidot / pramedikasi Klarifikasi
sebelum penggunaan obat

Ka. Satker (Tinjauan Manajemen)


Dokter DPJP
Menerima Laporan ESO dan
1.Menerima saran / rekomendasi penyusunan tindak lanjut
2.Memberikan respon umpan balik dalam 1 minggu, maksimal 1 bulan
atas saran & rekomendasi

Tidak Klarifikasi
Ok ? KFT dan KMMR (Tinjauan Manajemen)

Ya
Menerima Laporan ESO
Selesai kategori sedang dan berat.

LAMPIRAN SPO MESO RSUP FATMAWATI


TAHAPAN KEGIATAN PELAPORAN
• Pelaksanaan Penerimaan laporan kejadian ESO
dari: dokter, perawat, Apoteker, pasien,
keluarga pasien atau dari petugas lainnya.
• Pelaksanaan kegiatan asessment oleh Tim
yang terdiri dari Dokter, DPJP, perawat
ruangan, Apoteker ruangan.
• Untuk pendalaman observasi data temuan
ESO dilakukan dengan Algoritme Naranjo.
ALGORITME NARANJO (1)
No. Pertanyaan Ya Tidak Tidak
Tahu
1 Apakah terdapat laporan lengkap tentang reaksi tersebut +1 0 0
sebelumnya ?
2 Apakah kejadian yang tidak dikehendaki muncul +2 -1 0
setelah obat yang dicurigai digunakan ?
3 Apakah ROTD membaik ketika obat diberhentikan +1 -1 0
atau setelah pemberian suatu antagonis yang spesifik ?
4 Apakah ROTD muncul kembali +2 -1 0
setelah obatnya digunakan kembali ?
5 Adakah penyebab lain yang dapat menyebabkan reaksi -1 +2 0
dengan sendirinya ?
6 Apakah reaksi muncul kembali setelah pemberian plasebo -1 0 0
7 Apakah kadar obat dalam darah berada dalam rentang +1 0 0
yang dianggap toksik ?
8 Apakah reaksi menjadi lebih parah ketika dosis obat ditingkatkan +1 0 0
atau menjadi kurang parah ketika dosis obat diturunkan ?

9 Apakah pasien memiliki reaksi serupa terhadap obat-obatan +1 0 0


ALGORITME NARANJO (2)
• Algoritma Naranjo (Oberg, 1999)
(Garcia-Cortes, Lucena, Pachkoria, Borraz, Hidalgo, &
Andrade, 2008)

• Hasil akhir penjumlahan dinilai berdasarkan kategori


berikut : suatu reaksi dikatakan
‘pasti’ ROTD jika dari hasil penilaian
didapatkan skor >= 9,
‘lebih mungkin’ jika didapatkan skor 5 - 8,
‘mungkin’ jika memiliki skor 1 - 4,
‘meragukan’ jika didapatkan skor<= 0.
Pelaksanaan Assesment Naranjo:
– Tuliskan 6 (enam ) item obat yang paling diduga
sebagai penyebab ESO dalam formulir
– Jika item obat lebih dari 6 (enam)
maka lakukan penilaian dengan formulir baru
– Lakukan penilaian sesuai dengan pertanyaan
yang terdapat dalam formulir Naranjo
– Berikan penilaian sesuai dengan skoring yang ada
– Hitung total skoring
– Buat kesimpulan hasil obat yang paling dicurigai
sebagai penyebab ESO
Bagaimana laporan MESO diperoleh?
1. Laporan menggunakan formulir (paper-based),
elektronik / online
2. Laporan melalui telepon
3. Medical record review
4. Catatan Pemberian Obat
5. Catatan Perawatan
6. Medication Review oleh apoteker
7. Laporan Tim Klinik (contoh: KFT, PPRA)
8. Keluhan pasien
9. Hasil telusur (tracer)
APA YANG HARUS DILAPORKAN

• Setiap kejadian yang dicurigai sebagai


efek samping obat perlu dilaporkan,
baik efek samping yang belum
diketahui hubungan kausalnya
(KTD / AE) maupun yang sudah pasti
merupakan suatu ESO (ADR).
(Buku Pedoman MESO, BPOM,2012)

42
Meningkatkan Kuantitas Laporan
• Telusuri penyebab
• Dukungan
• Cara melaporkan
• Reward
• Feedback
• Manfaat dari laporan
• Tindak lanjut yang dilakukan
PELAPORAN MESO
• Merupakan salah satu upaya pencegahan
efek samping obat
• Bahaya dari penggunaan obat
dapat dilihat dari efek samping
• Pelaporan mandiri / sukarela
• Pelaporan wajib
• Penelitian kesehatan menyatakan
10 – 20 % yang memberi pelaporan terhadap
kejadian yang beresiko menimbulkan efek samping
LAPORAN MESO SAAT INI
KENDALA DALAM PELAPORAN
• Tidak semua efek samping
dapat dideteksi secara mudah
dalam tahap awal,
kecuali kalau yang terjadi adalah
bentuk-bentuk yang berat, spesifik
dan jelas sekali secara klinis.
Upaya Pencegahan (1)
• Penelusuran riwayat pemakaian obat
• Pemeriksaan
- Obat dari dokter
- Obat sendiri
• Indikasi jelas
• Hindari kombinasi jenis obat
Upaya Pencegahan (2)
• Perhatian >>
- Anak, bayi, usia lanjut, gangguan ginjal, hati
dan jantung
- Obat yang diteruskan
- Obat yang dihentikan
• Apakah efek samping obat / komplikasi /
kondisi pasien ?
- Keluhan atau gejala penyakit baru
- Penyakitnya memberat
• Trigger Tool
TRIGGER TOOL

Suatu metode untuk mendeteksi potensi


kejadian tidak diharapkan (KTD)
melalui “trigger” (= pemicu).
Trigger
• Penggunaan antidote, obat antagonis (trigger drugs)
• Nilai uji laboratorium diluar rentang normal
• Gejala / tanda klinis yang dialami pasien
yang tidak berkaitan dengan perjalanan penyakitnya
• Penghentian obat secara tiba-tiba
• Permintaan pemeriksaan laboratorium, diagnostik cito
• Transfer pasien ke ICU
Trigger : Penggunaan antidote, antagonis

Trigger Potensi KTD


Vitamin K Over antikoagulasi Warfarin

Flumazenil Oversedasi Benzodiazepin

Nalokson Oversedasi Opioid


Protamin Sulfat Overantikoagulasi Heparin

Kalsium glukonat Hiperkalemia karena ESO

Dextrose 40% Hipoglikemia karena insulin


Difenhidramin Reaksi alergi

Attapulgit Diare karena ESO

Laktulosa Konstipasi karena opioid


Trigger : Nilai uji laboratorium di luar rentang normal

Trigger Potensi KTD

INR > 6 Over antikoagulasi Warfarin

Kadar Glukosa Darah < 50 mg/dl Hipoglikemia karena insulin

Peningkatan serum creatinine Gangguan fungsi ginjal


karena obat nefrotoksik

Kadar Digoxin > 2 ng/ml Toksisitas Digoxin

Peningkatan kadar enzim hati (AST, ALT) DILI (Drug Induced Liver Injury)
Trigger : Gejala / tanda klinis yang dialami pasien
yang tidak berkaitan dengan perjalanan penyakitnya

Trigger Potensi KTD

Oversedasi Over sedasi narkotik, benzodiazepin

Diare ESO antibiotik, laktulosa

Tremor ESO metoklopramid, antipsikotik

Jatuh ESO antihipertensi

Perdarahan Over antikoagulasi warfarin, heparin

Melena ESO NSAID


Trigger : Penghentian obat secara tiba-tiba

Trigger Potensi KTD

Obat anti TB dihentikan tiba-tiba Toksisitas di hati karena DILI


(Drug-Induced Liver Injury)

Insulin dihentikan tiba-tiba Hipoglikemia

Antibiotika dihentikan tiba-tiba Drug-Induced Nephrotoxicity

Warfarin dihentikan tiba-tiba Perdarahan/ INR memanjang (> 6)

Parasetamol dihentikan tiba-tiba Toksisitas di hati karena DILI


(Drug-Induced Liver Injury)
Trigger : Permintaan pemeriksaan laboratorium / diagnostik cito

Trigger Potensi KTD

Uji Fungsi Hati Toksisitas di hati karena DILI


(Drug-Induced Liver Injury)

Uji Fungsi Ginjal Drug-Induced Nephrotoxicity

Cek lab : PT / INR Perdarahan


karena over antikoagulasi warfarin

Cek kadar glukosa darah Hipoglikemia karena insulin / ADO

Cek chest x-ray Pulmonary Emboli selama penggunaan


antikoagulan (tidak adekuat)
Tujuan menggunakan trigger tool :

1. Mengidentifikasi kejadian tidak diharapkan


akibat penggunaan obat.
2. Mengidentifikasi risiko berulang karena penggunaan obat.
3. Menetapkan strategi (kebijakan dan prosedur)
untuk mencegah berulangnya KTD yang dapat dicegah
atau menurunkan risiko KTD
4. Edukasi  Pembelajaran (lesson learned)
1. Tidak semua trigger drugs menunjukkan adanya KTD
di setiap kasus (contoh: omeprazol IV mungkin digunakan
bukan untuk mengatasi GIT bleeding akut yang disebabkan
adanya KTD, tetapi dapat juga untuk mencegah
terjadinya stress ulcer
2. Trigger drugs diresepkan bersamaan dengan obat
yang berisiko tinggi menimbulkan efek samping serius
agar dapat segera digunakan jika diperlukan
(contoh: nalokson diresepkan bersamaan dengan resep opioid)
 cek apakah trigger drug digunakan
CONTOH IDENTIFIKASI ADVERSE DRUG EVENT MENGGUNAKAN TRIGGER DRUG
CONTOH INVESTIGASI SETELAH TERJADINYA ADVERSE DRUG EVENT

ADE Faktor Risiko Trigger : Gejala dan Trigger : Investigasi


Tanda Klinis Intervensi
Hipoglikemia - Penggunaan - Hipoglikemia -Pemberian -Apakah pasien dimonitor :
terkait insulin, sliding scale (< 50 mg/dl) Dextrose 40% gejala / tanda hipoglikemia, dan
penggunaan insulin - Jatuh - Pemberian jika ada perubahan oral intake ?
insulin / ADO - Penggunaan - Sakit kepala jus, gula - Apakah pemeriksaan glukosa
Anti Diabetes Oral - Gemetar, cemas darah dan pemberian insulin
(ADO) - Berkeringat, disesuaikan dengan waktu makan ?
- Menurunnya menggigil, dingin - Ada prosedur sliding scale?
intake oral - Gelisah, - Apakah pasien /care giver
perubahan status diedukasi dalam mengenali
mental dan emosi hipoglikemia dan
- Pusing tatalaksana daruratnya
- Lapar - Apakah hasil pemeriksaan glukosa
- Mual darah dikomunikasikan ke dokter ?
- Gangguan - Apakah peralatan monitoring
penglihatan (blurred) kadar glukosa darah
- Bibir / lidah kebas / dilakukan perawatan
kesemutan untuk memastikan fungsinya baik ?
- Lemah dan lesu
- Kejang
- Tidak sadar
- Takikardia
CONTOH MESO - NARANJO
• Penderita (6/8/15)
– Pasien : SK , 59 th, Sumatra, 60 kg,
– Ibu RT , tidak hamil
– Penyakit Utama : ACS NSTEMI,
– Syok Kardiogenik, Arterial Takikardia, AKI
• Manifestasi ESO (10/8/15)
– Pendarahan saluran cerna ditandai BAB hitam
– Pemeriksaan feses :
• darah samar
• Eritrosit : 0 – 2
• Tindakan Pengentasan ESO: (10/8/15)
– Lovenox dihentikan
– Miniaspi dan Platogrix dihentikan

• Pemeriksaan Kembali : (12/8/15)


– Darah samar pada feses

• EVALUASI NARANJO
ALGORITME NARANJO
No. SKALA PENILAIAN
Pertanyaan / Questions Ya/Yes Tidak/No Tidak SKOR
Diketahui/
Unknown

1 Apakah ada laporan reaksi samping obat yang serupa? (Are 1 0 0 1


the previous conclusive reports on this reaction?)

2 Apakah reaksi samping obat terjadi setelah pemberian obat 2 -1 0 2


yang dicurigai? (Did the ADR appear after the suspected
drug was administered?)
3 Apakah reaksi samping obat membaik setelah obat 1 0 0 1
dihentikan atau obat antagonis khusus diberikan? (Did the
ADR improve when the drug was discontinued or a specific
antagonist was administered?)

4 Apakah Reaksi sampang Obat terjadi berulang setelah obat 2 -1 0 0


diberikan kembali? (Did the ADR recure when the drug was
readministered?)
5 Apakah ada alternative penyebab yang dapat menjelaskan -1 2 0 0
yang kemungkinan terjadinya reaksi samping obat? (Are
there alternative causes that could on their own have cause
the reaction?)
No. SKALA PENILAIAN
Pertanyaan / Questions
Ya/Yes Tidak/No Tidak SKOR
Diketahui/Unkno
wn

6 Apakah reaksi samping obat muncul kembali ketika placebo -1 1 0 0


diberikan? (Did the ADR reapper when a placebo was given?)

7 Apakah obat yang dicurigai terdeteksi di dalam darah atau cairan 1 0 0 0


tubuh lainnya dengan konsentrasi yang toksik? (Was the drug
detected in the blood (or the fluids) in concentrations know to be
toxic?)

8 Apakah reaksi samping obat bertambah parah ketika dosis obat 1 0 0 0


ditingkatkan atau bertambah ringan ketika obat diturunkan dosisnya?
(Was the ADR more severe when the dose was increased or less
severe when the dose was decreased?)

9 Apakah pasien pernah mengalami reaksi samping obat yang sama 1 0 0 0


atau dengan obat yang mirip sebelumnya? (Did the patient have a
similar ADR to the same or similar drugs in any previous exposure?)

10 Apakah reaksi samping obat dapat dikonfirmasi dengan bukti yang 1 0 0 1


obyektif? (was the ADR confirmed by objective evidence?)

Total Score 5
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai