Oleh :
Kelompok 9
Farmasi 3B
B. Tujuan
Mengetahui kadar sampel Tetrasiklin secara kuantitatif dengan
menggunakan metode titrasi argentometri metode volhard.
C. Prinsip Dasar
Tetrasiklin Hcl mengikat 1 Hcl bebas sehingga ion cl- (klorida)
akan membentuk endapan Agcl dengan AgNO3. kelebihan AgNo3
dititrasi kembali dengan KSCN (kalium tiosianat) membentuk endapan
AgSCN yang berwarna merah setelah penambahan indikator Feriaulin.
D. Dasar Teori
Titrasi argentometri dengan cara Volhard didasarkan atas
pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat dengan
menggunakan ion besi (III) untuk mengetahui adanya ion tiosianat
berlebih. Cara ini digunakan untuk titrasi langsung atau tidak langsung.
Cara titrasi langsung digunakan untuk menentukan kadar perak dan cara
titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar klorida.
Cuplikan yang mengandung klorida direaksikan dengan perak nitrat
berlebih, selanjutnya kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan
tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya.Titik akhir titrasi dapat
diketahui dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi (III)
tiosianat.
Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard,
ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874.Dengan metode ini, larutan
standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung
ion halogen (misalnya Cl-).Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam
dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN)
menggunakan indikator larutan Fe3+.Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi
antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih.Kelebihan titran
menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks
tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah.
Konsentrasi ion klorida, iodide, bromide dan yang lainnya dapat
ditentukan dengan menggunakan larutan standar perak nitrat. Larutan
perak nitrat ditambahkan secara berlebih kepada larutan analit dan
kemudian kelebihan konsentrasi larutan Ag+ dititrasi dengan
menggunakan larutan standar tiosianida (SCN-) dengan menggunakan
indikator ion Fe3+. Ion besi (III) ini akan bereaksi dengan ion tiosianat
membentuk kompleks yang berwarna merah.
Metode volhard didasari oleh pengendapan dari perak tiosianat dalam
larutan asam nitrit, dengan ion besi(III) dipeergunakan untuk mendeteksi
kelebihan tiosianat:
Identifikasi secara kualitatif dengan Lalu ambil fase air dan tampung
preaksi benedict jika positif akan
menghasilkan warna merah
Di uji dengan HCL untuk mengeahui hasil filtrat masih terdapat endapan
atau tidak
Masih terdapat endapan cuci kembali dengan air panas sampai tidak
terdapat endapan
1 10 mL 10 mL
2 10 mL 10,2 mL
3 10 mL 10 mL
Rata-rata 10,06 mL
0,5
N AgNO3=10,06
N AgNO3= 0,0497 N
10 × 0,05 = 5,03 × 𝑁
0,5
N KSCN = 5,03
N KSCN = 0,0994 N
3. Penetapan Kadar Sampel
No Volume Sampel Volume KSCN
1 10 mL 10 mL
2 10 mL 10,1 mL
3 10 mL 10 mL
Rata-rata 10 mL
Perhitungan
= 24,83 %
Jadi kadar analit pada sampel no sebesar 24,83 %.
H. Pembahasan
Tetrasiklin HCl merupakan suatu senyawa berwarna kuning, larut di
dalam air. Tetrasikli HCl dapat ditentukan kadarnya dengan metode titrasi
Argentometri secara Volhard. Dasar dari pemilihan metode ini karena
senyawa tetrasiklin HCl dapat membentuk endapan yang tidak larut dalam
air ketika bereaksi dengan perak nitrat (AgNO3), hal ini diakibatkan karena
terjadinya reaksi substitusi dari lepasnya atom H yang digantikan dengan
atom Ag dari perak nitrat. Dalam pelaksanaan metode volhard harus
dilakukan dalam suasana asam. Maka dari itu dilakukan penambahan asam
nitrat encer (HNO3) hingga pH larutan kurang dari 3. Karena apabila
suasana dalam larutan basa, ion Fe3+ dari indikator ferialuin akan
diendapkan menjadi endapan Fe(OH)3.
Dalam proses pelarutan digunakan aqua bebas Cl- (aquabidest) alasan
penggunaan pelarut ini adalah karena tetrasiklin HCl merupakan suatu
garam, maka ia dapat dikatakan larut dalam air tapi berhubungan dengan
metode yang digunakan adalah argentometri dimana komponen dalam
proses titrasi adalah Ag maka aquadest yang digunakan dipersyaratkan
bebas Cl-, dikarenakan jika digunakan aquadest yang tidak bebas Cl- maka
akan terjadi proses pengendapan saat isolasi karena Ag+ akan bereaksi
dengan Cl- membentuk endapan putih AgCl . Proses isolasi dilakukan
dengan cara ekstraksi cair – cair karena sampelnya dalam bentuk salep.
Sampel dalam salep di pecah terlebih dahulu dengan larutan eter kemudian
ditambahkan air sebagai pelarut tetrasiklin HCl, lalu di kocok hingga
membentuk dua lapisan, diambil lapisan fase airnya pindahkan ke dalam
labu ukur 50 mL. Dilakukan ekstraksi sampai tidak terdapat kandungan
tetrasiklin HCl lagi di dalam sampel salep, kemudian di add sampai 50 ml.
Pada penetapan kadar dengan metode titrasi argentometri volhard,
dilakukan dahulu pembakuan AgNO3 dan KSCN. Pembakuan AgNO3
dilakukan dengan garam NaCl anhidrat bebas air dengan teknik
pengovenan. Natrium klorida (NaCl) digunakan sebagai larutan baku
primer, memakai NaCl karena garam ini telah memenuhi standar untuk
digunakan sebagai larutan baku primer dengan dihilangkannya kadar air
terlebih dahulu sehingga lebih stabil. NaCl sebenarnya bersifat higroskopis,
namun dapat dijadikan baku primer setelah melalui proses pemanasan untuk
menghilangkan kelembaban. AgNO3 harus dibakukan karena larutan ini
tidak stabil sehingga konsentrasinya akan berubah, selain bersifat korosif
dan mudah teroksidasi oleh udara, AgNO3 tidak stabil terhadap cahaya
karena akan membentuk Ag2O serta tidak stabil terhadap basa akan
membentuk Ag(OH)2 .Dalam pembakuan AgNO3 reaksi yang terjadi adalah
sebagai berikut :
AgNO3 (aq) + NaCl (aq) → AgCl (s) (putih) + NaNO3
Pada reaksi tersebut Ag+ akan bereaksi dengan ion Cl- membentuk
endapan berupa garam yang tidak mudah larut AgCl. Indikator yang
digunakan adalah kalium kromat (K2CrO4). Keadaan tersebut dinamakan
titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3 sama dengan jumlah mol
grek NaCl. Titik akhir titrasi menghasilkan warna merah dengan adanya
kelebihan Ag+ dengan reaksi sebagai berikut :
2 AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 (merah coklat) +2 KNO3
I. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa metode titrasi argentometri metode volhard dapat digunakan sebagai
metode analisis secara kuantitatif tetrasiklin HCl dan kadar analit pada
sampel nomor sebesar 24,83 %.
J. Daftar Pustaka
Abdul R., Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar
Jakarta : Erlangga.