Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM

SEROLOGI

NAMA : JINANI FIRDAUSI PUTRI

NIM : 10119091

TK/ SMT : 3/5

PRODI : S1 FARMASI

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2021
LAPORAN PRAKTEK SEROLOGI

NILAI KOREKTOR

Tanggal : 12 Oktober 2021

Metode : Uji Kehamilan Imunologi Metode Aglutinasi dan metode strip

Tujuan : Untuk mengetahui kesesuaian hasil tes kehamilan metode strip


test dengan metode aglutinasi
Prinsip : Aglutinasi direct

- Urine (HCG +) + anti HCG latex → aglutinasi positif


sehingga test positif.
- Urine (HCG -) + anti HCG latex → aglutinasi negatif
sehingga test negatif.

Alat & Bahan : ALAT :

1. objek glass
2. Pipet tetes
3. Timer,
4. Test strip
5. Lateks.

BAHAN :

1. Urine

Probandus : Pasien yang didiagnosis hamil oleh klinisi di Puskesmas


Sungai Dareh.

Prosedur :
 Metode Strip Test :
1. Dipersiapkan alat dan bahan serta dikondisikan pada suhu ruang (15-
30oC).
2. Strip test dibuka dan diharapkan untuk sesegera mungkin digunakan
3. Setelah itu strip test dicelupkan secara vertikal ke dalam urin dengan
tanda panah mengarah ke bawah dan saat pencelupan urin tidak
boleh melewati garis maksimal dari strip.
4. Setelah itu dicelupkan selama 10-15 detik, kemudian diangkat dan
diletakkan pada tempat datar dan kering untuk menghindari
kontaminasi.
5. Hasil test diinterpretasikan dalam waktu 3 menit. Hasil yang dibaca
lebih dari 3 menit dapat menimbulkan negatif palsu.

 Metode Aglutinasi :
1. Spesimen dan reagen dipersiapkan dan dibiarkan pada suhu
ruangaan 15-30 oC sebelum digunakan.
2. Setelah itu dicampurkan keduanya pada lateks reagen untuk
membuat suspense pada partikel lateks.
3. Dikocok dan disuspensikan pada pregnancy lateks reagen.
4. Tambahkan 1 tetes menggunakan vial dropper (40ul) untuk setiap
lingkaran pada aglutinasi slide.
5. Diteteskan 1 tetes kontrol negative ke dalam lingkaran agglutinasi
slide.
6. Diteteskan 1 tetes kontrol positif ke dalam lingkaran agglutinasi
slide dengan memakai pipet tetes
7. Diteteskan spesimen urin pada lingkaran tersebut.
8. Selanjutnya diaduk secara merata pada area lingkaran tersebut

Intepretasi Hasil :
 Positif : dua garis merah muncul. Satu garis di zona kontrol (C) dan satu garis di zona
tes (T)
 Negatif: satu garis merah muncul di zona kontrol (C).
 Invalid : garis tidak muncul di zona Kontrol (C), atau garis hanya muncul di zona tes
(T).

Hasil :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separoh
sampel (65,4%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan metoda strip test mendapatkan hasil yang positif
hamil

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian


besar sampel (61,5 %) yang di periksa kehamilannya dengan
metode aglutinasi menunjukkan hasil positif hamil.

Tabel 3.3 Kesesuaian Hasil Pemeriksaan Kehamilan


dengan Metode Strip Test dan Aglutinasi

Metode Strip Test Jumlah


Positif Negatif
Metode Positif 16 0 16
Aglutinasi
Negatif 1 9 16
Jumlah 17 9
Dari nilai sensitifitas 94,1% pada pemeriksaan dengan
metode aglutinasi dapat diartikan bahwa metoda aglutinasi
ini memiliki kemampuan mendeteksi 94,1% dengan benar
sampel yang positif hamil. Sementara itu nilai Spesifisitas
100% berarti dengan menggunakan aglutinasi dapat
mengidentifikasi dengan benar persentase yang tidak positif
hamil dan terbukti tidak positif hamil sebanyak 100%. Untuk
nilai kesesuaian dihitung dengan Kappa cohen yaitu 0,917
yang berarti pemeriksaan kehamilan dengan metoda
aglutinasi dibandingkan strip test memiliki tingkat
kesesuaian baik sekali

Kesimpulan : Kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil pemeriksaan positif hamil pada metode strip tes


65,4% dan metode aglutinasi 61,5%
2. Metode aglutinasi dibandingkan metode strip memiliki
tingkat sensitifitas 94,1% dan 100%
3. Pemeriksaan kehamilan dengan metode aglutinasi
dibandingkan strip test memiliki tingkat kesesuaian baik
sekali.

Diskusi :

Aglutinasi adalah Teknik yang dapat menentukan antigen atau antibodi


secara semikuantitatif, aglutinasi dapat dilihat dengan mata atau dengan
mikroskop. Metode aglutinasi yang sering dipakai adalah aglutinasi lateks yang
menggunakan partikel lateks. Prinsip tes imunologik ini adalah berdasarkan
terjadinya reaksi imunologis kimiawi antara hormon HCG dalam urine dengan
antobodi (anti HCG). Suspensi lateks mengandung antibody monoclonal anti
HCG dengan natrium azida sebagai pengawet sebagai anti HCG dan hormon
HCG yang terkandung dalam urin sebagai antigen. Ketika anti HCG (antibodi)
bertemu dengan antigen (hormon HCG) maka terbentuklah kompleks imun
(Maryunani, 2010).

Pengujian berdasarkan aglutinasi merupakan metode klasik untuk


penetapan antibodi. Reaksi aglutinasi berlangsung dalam 2 tahap, yaitu pertama-
tama antibodi dengan salah satu reseptornya bereaksi dengan antigen. Hal ini
dikarenakan antibodi pada umumnya mempunyai lebih dari satu reseptor, maka
tahap kedua dengan perantaraan reseptornya yang lain, antibodi
bereaksi dengan molekul antigen lain yang mungkin sudah berikatan dengan
antibodi sehingga dengan demikian terbentuk gumpalan kompleks antigen-
antibodi ( Gambar 45). Reaksi aglutinasi lebih mudah terjadi dengan antibodi
kelas IgM yang berbentuk pentamer daripada dengan IgG atau IgA yang
mempunyai reseptor lebih sedikit (Marliana, 2018).

Human Chorionic Gonadotropin (HCG) adalah substansi protein


(hormon) glycoprotrein yang disekresikan plasenta yang berkembang tak lama
setelah proses fertilisasi/pembuahan. Pada kehamilan normal, HCG dapat
dideteksi dalam serum 7 hari setelah pembuahan, bertambah dua kali lipat setiap
1,3-2 hari. Fungsi HCG salah satunya untuk menjaga rahim selama masa
kehamilan dengan merangsang produksi progesteron. Progesteron menyiapkan
rahim untuk kehamilan. Kadar hcg yang lebih tinggi pada ibu hamil biasanya
terjadi pada hamil kembar atau hamil anggur ( mola) (Marliana, 2018).

Pada saat periode menstruasi pertama , konsentrasi HCG sekitar 100


mlU/mL dan mencapai puncak 100.000-200.000 mlU/mL yang terlihat di
trimester pertama. HCG muncul segera setelah pembuahan dan kenaikan
konsentrasi selama awal pertumbuhan kehamilan menjadikannya sebuah
penanda yang sangat baik untuk deteksi awal kehamilan. Tingkat HCG serum
sebanding dengan yang diamati pada awal kehamilan juga dapat dikaitkan
dengan trofoblas atau neoplasma nontrophoblastic seperti mola hidatidosa,
koriokarsinoma; untuk itu, kemungkinan penyakit tersebut harus disingkirkan
sebelum dianggap hasil diagnostik HCG positif untuk kehamilan. Tes
kehamilan dengan metode direk aglutinasi lateks yang cepat untuk mendeteksi
HCG pada tingkat 0.3 IU/mL atau lebih tinggi. Tes ini menggunakan antibodi
monoklonal terhadap HCG. Adanya HCG dalam urin akan menghasilkan
aglutinasi dari reagen lateks dalam waktu 2 menit (Marliana, 2018)

Hal-hal yang dapat mengganggu pemeriksaan :

1. Proteinuria yang menyebabkan inaktivasi aglutinasi anti-hCG.


2. Penyakit imunologi yang menyebabkan reaksi positif palsu akibat adanya
interaksi antara IgM dengan reagen.
3. Kadar LH tinggi ( rangsangan pada hipofise anterior atau penggunaan
obat penenang) menyebabkan reaksi positif palsu.
4. Pasca ooforectomi, menopause, hipotiroidisme atau gagal ginjal dapat
menunjukkan hasil positif palsu.

Hal yang harus diperhatikan


1. Hanya untuk deteksi diagnostik di luar tubuh
2. Reagen tidak direkomendasikan digunakan melewati tanggal kedaluwarsa
3. Penyimpanan reagen pada suhu 2-8⁰ C bila tidak digunakan dan tidak
boleh dibekukan.
4. Sampel pasien harus ditangani dengan cara yang sama seperti bahan
biologis berpotensi infeksius.

Prosedur uji kualitatif, menurut Marliana, 2018

1. Menggunakan dropstirer, tempatkan masing-masing satu tetes kontrol


positif, kontrol negatif dan sampel urin ke lingkaran slide
2. Kocok reagen suspensi lateks. Tambahkan masing-masing satu tetes
suspensi ke kontrol positif, kontrol negatif dan sampel urin.
3. Aduk dengan pengaduk sampai campuran benar-benar tersebar di seluruh
lingkaran selama 30 detik.
4. Goyangkan slide secara lembut selama dua menit dan amati adanya
aglutinasi. Pengamatan dengan sumber cahaya yang dinyalakan langsung
di atas slide untukakan memudahkan pengamatan aglutinasi. Bila
dibiarkan terlalu lama akan terjadi pengeringan campuran sehingga dapat
menyebabkan hasil yang salah. Tidak direkomendasikan menafsirkan
hasil tes setelah tiga menit.

Interpretasi hasil

1. Positif: aglutinasi terjadi dalam dua menit


2. Negatif: tidak ada aglutinasi terjadi dalam waktu dua

menit Keterbatasan prosedur

1. Reagen ini hanya dapat digunakan menggunakan sampel urin saja dan
tidak bisa digunakan untuk sampel serum.
2. Konsentrasi HCG ≥ 0,3 IU/mL akan memberikan hasil tes positif (terlihat
adanya aglutinasi). Konsentrasi HCG ≤ 0,3 IU/mL akan menghasilkan tes
negatif
3. Sejumlah kondisi selain kehamilan termasuk penyakit trofoblas dan
neoplasma nontrophoblastic tertentu menyebabkan peningkatan kadar
HCG. Diagnosis ini harus dipertimbangkan jika sesuai dengan bukti
klinis.
4. Seperti semua tes diagnostik, diagnosis klinis definitif tidak harus
didasarkan pada hasil tes tunggal, tetapi harus dilakukan oleh dokter
setelah semua temuan klinis dan laboratorium telah dievaluasi.
5. Ekskresi HCG sering menurun pada kasus kehamilan ekstrauterin,
toxemia. Keadaan seperti itu dapat menghasilkan hasil negatif palsu.
6. Uji tidak dipengaruhi oleh hormon digunakan untuk diagnostik atau
tujuan terapi.

Pada penelitian ini telah dilakukan perbandingan antara penggunaan


metode strip tes dan metode aglutinasi untuk pemeriksaan kehamilan dilakukan
metode penelitian cross sectional study dengan sampel seluruh pasien yang
didiagnosis hamil oleh klinisi di Puskesmas Sungai Dareh. Berdasarkan hasil
penelitian tersebut didapatkan hasil bahwa hasil pemeriksaan metode aglutinasi
lebih baik sekali dibandingkan dengan metode strip, pada uji positif hamil
didapatkan nilai pada metode strip adalah 65,4% sedangkan pada metode
aglutinasi sebanyak 61,5%. Pada uji sensitifitas metode aglutinasi memiliki nilai
94,1% dibandingkan metode strip sebesar 100%.
DAFTAR PUSTAKA
Amroni. (2016). Penerapan Rule Base Expert System Untuk Mengetahui Hasil Perkawinan
Antar Golongan Darah. Jurnal Ilmiah Media SISFO. Vol. 10. No. 2. Hal. 319–328.

Anonim. 2011. Salah Satu Metode Tes Kehamilan.Online. Available : 2011

Anwar, Ruswana. Endokrinologi Kehamilan dan Persalinan, Bandung, Mei 2005,

Cunningham M, More Than Just A Kappa Efiicient: A Program To. Fully Characterized Inter
Rater Reliability Between Two Raters, SAS Global Forum 2009, p: 1-7.

Dijar. 2012. Tes Kehamilan Dengan Deteksi Hormon.

George Adriaans. Asuhan Antenatal, Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan


Reproduksi, hal: 1-2, 2008.

Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.

Harti, Agnes Sri, Estuningsih dan Heni Nurkusumawati. 2013. Pemeriksaan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini secara
Immunokromatografi. Jurnal KesMaDaSka. Vol. 4. No. 1. Hal. 1-4.

Hefta,R.M. Sardina.Amiruddin,T.Buku ajar Biologi Reproduksi.2009.Hefta,R.M.Sardin


a.Buku ajar dan Penuntun Praktikum Fisiologi. 2010.

Indriyani. 2011. Buku Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media

Kumalasari I. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan
Konsepsi. Salemba Medika. Jakarta Selatan

Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC

Marie, Tsampalas. Human Chorionic Gonadotropin: A Hormon With Immunological and


Angiogenic Properties, November 2009

Marliana, Nina dan Retno Martini Widhyasih. 2018. Bahan Ajar TLM: Imunoserologi.
Jakarta: Kemenkes RI.

Maryunani A. 2016. Manajemen Kebidanan Terlengkap. Jakarta: Trans info Media

Muhayat, Ali. 2008. Pengaruh Hormon Terhadap Fase Kehamilan. Bandung: Surya Aditama
Media.

Panca. 2012.Laporan Imunoserologi. Online. Available: 2012 / contohlaporan-imunoserologi,

Rose. W. 2006. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta, Dian Rakyat.

Siahaan, Debora. 2014. Laporan Praktikum. Jakarta.


Tim Lab Imunoserologi. 2020. Prosedur Praktikum Patologi Klinik Imunoserologi. Kediri:
Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata

Will. 2007. Embriologi Untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. Bandung, Taksito.

Yoga. 2012. HCG (Human Chorionic Gonadothropin)Online. Available :

Anda mungkin juga menyukai