SEROLOGI
NIM : 10119091
PRODI : S1 FARMASI
NILAI KOREKTOR
1. objek glass
2. Pipet tetes
3. Timer,
4. Test strip
5. Lateks.
BAHAN :
1. Urine
Prosedur :
Metode Strip Test :
1. Dipersiapkan alat dan bahan serta dikondisikan pada suhu ruang (15-
30oC).
2. Strip test dibuka dan diharapkan untuk sesegera mungkin digunakan
3. Setelah itu strip test dicelupkan secara vertikal ke dalam urin dengan
tanda panah mengarah ke bawah dan saat pencelupan urin tidak
boleh melewati garis maksimal dari strip.
4. Setelah itu dicelupkan selama 10-15 detik, kemudian diangkat dan
diletakkan pada tempat datar dan kering untuk menghindari
kontaminasi.
5. Hasil test diinterpretasikan dalam waktu 3 menit. Hasil yang dibaca
lebih dari 3 menit dapat menimbulkan negatif palsu.
Metode Aglutinasi :
1. Spesimen dan reagen dipersiapkan dan dibiarkan pada suhu
ruangaan 15-30 oC sebelum digunakan.
2. Setelah itu dicampurkan keduanya pada lateks reagen untuk
membuat suspense pada partikel lateks.
3. Dikocok dan disuspensikan pada pregnancy lateks reagen.
4. Tambahkan 1 tetes menggunakan vial dropper (40ul) untuk setiap
lingkaran pada aglutinasi slide.
5. Diteteskan 1 tetes kontrol negative ke dalam lingkaran agglutinasi
slide.
6. Diteteskan 1 tetes kontrol positif ke dalam lingkaran agglutinasi
slide dengan memakai pipet tetes
7. Diteteskan spesimen urin pada lingkaran tersebut.
8. Selanjutnya diaduk secara merata pada area lingkaran tersebut
Intepretasi Hasil :
Positif : dua garis merah muncul. Satu garis di zona kontrol (C) dan satu garis di zona
tes (T)
Negatif: satu garis merah muncul di zona kontrol (C).
Invalid : garis tidak muncul di zona Kontrol (C), atau garis hanya muncul di zona tes
(T).
Hasil :
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separoh
sampel (65,4%) yang melakukan pemeriksaan kehamilan
dengan metoda strip test mendapatkan hasil yang positif
hamil
Diskusi :
Interpretasi hasil
1. Reagen ini hanya dapat digunakan menggunakan sampel urin saja dan
tidak bisa digunakan untuk sampel serum.
2. Konsentrasi HCG ≥ 0,3 IU/mL akan memberikan hasil tes positif (terlihat
adanya aglutinasi). Konsentrasi HCG ≤ 0,3 IU/mL akan menghasilkan tes
negatif
3. Sejumlah kondisi selain kehamilan termasuk penyakit trofoblas dan
neoplasma nontrophoblastic tertentu menyebabkan peningkatan kadar
HCG. Diagnosis ini harus dipertimbangkan jika sesuai dengan bukti
klinis.
4. Seperti semua tes diagnostik, diagnosis klinis definitif tidak harus
didasarkan pada hasil tes tunggal, tetapi harus dilakukan oleh dokter
setelah semua temuan klinis dan laboratorium telah dievaluasi.
5. Ekskresi HCG sering menurun pada kasus kehamilan ekstrauterin,
toxemia. Keadaan seperti itu dapat menghasilkan hasil negatif palsu.
6. Uji tidak dipengaruhi oleh hormon digunakan untuk diagnostik atau
tujuan terapi.
Cunningham M, More Than Just A Kappa Efiicient: A Program To. Fully Characterized Inter
Rater Reliability Between Two Raters, SAS Global Forum 2009, p: 1-7.
Hanifa,W dan Saifuddin,A.B. 2005. Ilmu Kebidanan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo.
Harti, Agnes Sri, Estuningsih dan Heni Nurkusumawati. 2013. Pemeriksaan HCG (Human
Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini secara
Immunokromatografi. Jurnal KesMaDaSka. Vol. 4. No. 1. Hal. 1-4.
Indriyani. 2011. Buku Asuhan Kehamilan. Jakarta: CV. Trans Info Media
Kumalasari I. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Postnatal Bayi Baru Lahir dan
Konsepsi. Salemba Medika. Jakarta Selatan
Manuaba I. 2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB, Jakarta: EGC
Marliana, Nina dan Retno Martini Widhyasih. 2018. Bahan Ajar TLM: Imunoserologi.
Jakarta: Kemenkes RI.
Muhayat, Ali. 2008. Pengaruh Hormon Terhadap Fase Kehamilan. Bandung: Surya Aditama
Media.
Will. 2007. Embriologi Untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran. Bandung, Taksito.