Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA KLINIK

PENENTUAN KADAR SGPT

I. Tujuan Percobaan 4. Jangan berpuasa lebih dari


14 jam.
1. Melakukan pemeriksaan 5. Jangan melakukan aktivitas
fungsi hati melalui berat seperti berolahraga
pemeriksaan Glutamat sebelum pengambilan darah.
Piruvat Transaminase (GPT) 6. Pengambilan darah
2. Memahami prinsip dasar sebaiknya dilakukan pagi
penentuan aktivitas enzim hari, antara pukul 07.00 -
GPT. 09.00. Hal ini karena pagi
3. Menginterpretasikan hasil hari merupakan keadaan
laboratorium yang diperoleh. basal tubuh dimana pada
umumnya belum melakukan
II. Tahapan Analisis banyak aktivitas.
1. PRE-ANALITIK
a. Persiapan pasien Identitas Pasien
Persiapan pasien tergantung Identitas Volunteer
dari jenis pemeriksaan yang akan Volunter Nama Jenis Usia
dilakukan. Berikut ini, kami Kelamin
sampaikan beberapa persiapan 1 Hesti Wulandari Perempuan
pemeriksaan yang umum 2 Santi Mirnawati Perempuan
dianjurkan : 3 Siti Nurmeidah Perempuan 22 tahu
1. Pasien harus puasa minimal
selama 10 jam sebelum b. Persiapan pengambilan sample
pengambilan darah. Sample yang diambil yaitu
2. Selama puasa, pasien tidak darah :
diperbolehkan makan dan Serum segera dipisahkan dari
minum, kecuali air putih. sel darah tidak lebih dari 1 jam
3. Hindari merokok, makan setelah pengambilan sample.
permen karet, minum kopi Stabilitas pada serum (setelah
dan teh (tanpa gula), dipisahkan dari sel darah, bebas
alkohol, addictive drugs hemolisis) tanpa penambahan
(seperti amphetamine, inhibitor glikolitik (fluorida,
morphine, heroin, cannabis) monoiodoasetat, manosa).
karena akan mempengaruhi 8 jam pada 25˚C dan 72 jam pada
hasil pemeriksaan. 4˚C. Jangan menggunakan
spesimen beku ulang atau produk sesuai dengan cara
terkontaminasi. kerja laboratorium yang
c. Persiapan reagen biak.
Metode : 3. Pada kasus yang sangat
Tes UV optimal menurut jarang, sampel pasien
IFCC (International Federation of penderita gammopathy
Clinical Chemistry and dapat memberikan hasil
Laboratory Medicine) palsu.
[modifikasi] 4. Lihat MSDS untuk
komposisi reagen dan mengambil tindakan yang
Konsentarasi diperlukan dalam
R1 : TRIS pH penggunaan di
7,15 140 mmol/L laboratorium. MSDS
L-Alanine (Material Safety Data
700 mmol/L Sheets) tersedia sesuai
LDH (Lactate permintaan. Untuk keprluan
Dehydroginase) ≥ 2300 diagnosis, nilai hasil harus
U/L dievaluasi dengan riwayat
R2 : 2-Oxoglutarate medis pasien, hasil
85 mmol/L pemeriksaan klinis dan hal-
NADH hal terkait lainnya.
1 mmol/L 5. Pembuangan limbah
mengikuti aturan lokal yang
d. Penyimpanan dan stabilitas berlaku.
reagen 6. Hanya untuk penggunaan
Reagen stabil hingga akhir profesional.
bulan kadaluarsa jika disimpan
pada suhu 2-8˚C, terlindung dari f. Persiapan reagen
sinar matahari dan tidak Reagen siap untuk diguanakan.
terkontaminasi. Jangan Untuk pengukuran sampel,
membekukan reagen. campurkan 4 bagian R1 + 1
bagian R2 (misal 20 mL R1 +
e. Peringatan dan Tindakan 5 mL R2) = monoreagen.
Pencegahan Stabilitas : 4 minggu pada 2-
1. Reagen mengandung 8˚C, 5 hari pada 15-25˚C.
sodium azida (0,95 g/L) Monoreagen harus terlindung
sebagai pengawet. Jangan dari cahaya.
tertelan! Hindarai kontak
dengan kulit dan membran g. Pengambilan sample
mukosa. 1. Cara pengambilan
2. Reagen 1 : mengandung
bahan biologis. Penanganan
- Cara Manual: dilakukan darah akan mengalir
dengan menggunakan alat kedalam tabung.
suntik (syringe) - Lepas turniket dan minta
- Cara Vakum: dengan pasien membuka kepalan
menggunakan tabung tangannya, volume darah
vakum (vacum tainer) yang diambil kira-kira 3x
jumlah serum atau plasma
2. Cara pengambilan darah yang digunakan untuk
dengan vakum: pemeriksaan.
- Penyiapan alat diperlukan: - Letakkan kapas ditempat
jarum, kapas, alkohol, tali suntikan lalu segera
pembendung, plester dan lepaskan atau tarik jarum.
tabung vakum.
- Pasang jarum pada holder h. Jenis sample
pastikan terpasang erat. Sample yang diambil
- Lakukan pendekatan pasien disesuaikan dengan jumlah
dengan tenang dan pemeriksaan, sample yang
mengusahakan pasien digunakan pada pemeriksaan ini
senyaman mungkin. yaitu serum, heparin, atau
- Identifikasi pasien sesuai plasma EDTA.
dengan data dilembar
permintaan. i. Penanganan sample
- Verifikasi keadaan pasien. Sample yang digunakan yang
- Minta pasien meluruskan digunakan yaitu serum.
lengan, pilih lengan yang Satabilitas serum selama 3 hari
banyak melakukan aktivitas. pada suhu 20-25˚C, 7 hari pada
- Minta pasien mengepalkan suhu 4-8˚C atau pada suhu -
tangan, pasang tali 20˚C. jangan menggunaukan
pembendung 10cm diatas spesimen beku ulang atau
lipat siku. terkontaminasi.
- Pilih bagian vena, median,
cubital atau cephalic. j. Identitas sample
- Bersihkan kulit pada bagian Pemberian identitas meliputi
yang akan diambil dengan formulir peermintaan,
kapas alkohol 70%. pemeriksaan labolatorium dan
- Tusuk bagian vena dengan pemberian label. Pemeriksaan
posisi lubang jarum identitas ini memuat nama
menghadap ke atas, pasien, no ID, rekam medis,
masukan tabung kedalam serta tanggal pengambilan.
holder dan dorong sampai
jarum bagian posterior
tertancap pada tabung maka
k. Kualitas sample Beaker glass
Plasma dan serum dalam kondisi Spuit 3 ml.
normal berwarna jernih dan
berwarna kuning pucat. Bahan:
Serum
l. Kelengkapan alat Alkohol
Alat: Reagen 1
Spektrofotometer Reagen 2, Monoregaen (4
Pipet piston Bagian R1 + 1 bagian R2)
Tabung reaksi Kalibrator
Rak tabung Kontrol
Sentrifuga Aquadest.

m. Perhitungan
 Dengan Faktor
dari pembacaan absorbansi dapat dihitung ΔA/menit dan di kalikan dengan faktor
yang sesuai dari tabel dibawah ini :
ΔA/menit x faktor = aktivitas ALAT [U/L]
Pengukuran substrat Pengukuran sampel

340 nm 2143 1745


334 nm 2184 1780
365 nm 3971 3235

 Dengan Kalibrator
ΔA/menit sampel
ALAT (U/L) = ΔA/menit kalibrator x konsentrasi kalibrator (U/L)

 Faktor Konversi
ALAT (U/L) x 0,0167 = ALAT (μkat/L)

III. Analitik
a. Detail prosedur analisis
 Panjang gelombang yang digunakan yaitu : 340 nm, Hg 334 nm, Hg 365 nm
 Diameter kuvet : 1 cm
 Suhu : 37˚C
 Pengukuran : terhadap udara
Karakteristik Kinerja
1. Rentang pengukuran
Pada instrumen otomatis pengukuran dapat dilakukan hingga aktivitas ALAT 600
U/L. Untuk prosedur manual, penentuan aktivitas ALAT dapat dilakukan pada
maksimum 0,16 ΔA/menit. Pada 340 nm dan 334 nm atau 0,08 ΔA/menit pada 365
nm.
Jika nilai sampela melebihi rentang pengukuran, maka sampel harus diencerkan
1+9 larutanan NaCl (9 g/L) dan hasilnya dikalikan dengan 10.

2. Spesifisitas/interferensi
Tidak ada interferensi oleh asam askorbat 30 mg/dL, bilirubin hingga 40 mg/dL,
hemoglobin sampai dengan 400 mg/dL dan lipemia hingga trigliserida 2000 mg/dL.
Untuk informasi lebih lanjut dapat dilihat dari young DS.

3. Sensitivitas atau Batas Deteksi


Batas bawah deteksi adalah 4 U/L
Rentang Rujukan
Wanita < 31 U/L < 0,52 μkat/L
Pria < 41 U/L < 0,68 μkat/L

b. Prosedur kerja
1. Pengukuran substrat
Masukkan100 Tambahkan reagen 1 Campurkan dan inkubasi
mikroliter sebanyak 1000 selama 5 menit
sampel/kalibrator mikroliter

Baca absorbansi A2 Baca absorbansi A1 Tambahkan reagen 2


setelah 1, 2, dan 3 setelah 60 detik sebanyak 250 mikroliter
menit dan campurkan

Hitung delta A
2. Pengukuran sampel
Masukkan100 Tambahkan 1000 Campurkan dan inkubasi
mikroliter mikroliter selama 5 menit
sampel/kalibrator monoreagen

Baca absorbansi A2 Baca absorbansi A1


Hitung delta A setelah 1, 2, dan 3 setelah 60 detik
menit

b. Tekhnik analisis
prinsip pengukuran :
Penambahan pyrodoxal-5-phospate (P-5-P) dapat menstabilkan aktivitas
transaminase dan menghindari terjadinya nilai rendah palsu pada sampel yang kadar
P-5-P endogennya rendah, contoh pasien infark jantung, penyakit hati, dan pasien
peerawatan intensif.

c. Landasan teori analisis


Hati adalah organ terbesar di dalam tubuh yang terletak disebelah kanan atas
rongga perut, tepat dibawah diafragma (sekat yang membatasi daerah dada dan perut).
Bentuk hati seperti prisma segitiga dengan sudut siku-sikunya membulat, beratnya
sekitar 1,25-1,5 kg dengan berat jenis 1,05. Ukuran hati pada wanita lebih kecil
dibandingkan pria dan semakin kecil pada orang tua, tetapi tidak berarti fungsinya
berkurang. Hati mempunyai kapasitas cadangan yang besar dan kemampuan untuk
regenerasi yang besar pula. Jaringan hati dapat diambil sampai tiga perempat
bagian dan sisanya akan tumbuh kembali sampai ke ukuran dan bentuk yang normal.
Jika hati yang rusak hanya sebagian kecil, belum menimbulkan gangguan yang berarti
(Wijayakusuma, 2008).

Berikut ini fungsi-fungsi utama hati (Wijayakusuma, 2008) :


1. Menampung darah
2. Membersihkan darah untuk melawan infeksi
3. Memproduksi dan mengekskresikan empedu
4. Membantu menjaga keseimbangan glukosa darah (metabolisme karbohidrat)
5. Membantu metabolisme lemak
6. Membantu metabolisme protein
7. Metabolisme vitamin dan mineral
8. Menetralisir zat-zat beracun dalam tubuh (detoksifikasi)
9. Mempertahankan suhu tubuh.

Aminotransferase adalah enzim yang mengkatalis pemindahan secara reversible


satu gugus amino antara suatu asam amino dan suatu alfa-keto. Dua aminotransferase
yang paling sering diukur adalah alanine aminotransferase(ALT), yang dahulu disebut
“glutamate-piruvat transaminase” (GPT), dan aspartate aminotransferase (AST),
yang dahulu disebut “glutamate-oxaloacetate transaminase” (GOT). Baik ALT
maupun AST memerlukan piridoksal fosfat (Vitamin B6) sebagai kofaktor. Zat ini
sering ditambahkan ke reagen pemeriksaan untuk meningkatkan pengukuran enzim-
enzim ini seandainya terjadi defisiensi vitamin b6 (missal, hemodialysis, malnutrisi)
(Saucher dan McPherson, 2002).

Aminotransferase merupakan indikator yang baik untuk kerusakan hati apabila


keduanya meningkat. Cedera akut pada hati, seperti karena hepatitis, dapat
menyebabkan peningkatan baik AST maupun ALT menjadi ribuan IU/Liter.
Pngukuran aminotransferase setiap minggu mungkin sangat bermanfaat untuk
memantau perkembangan dan pemulihan hepatitis atau cedera hati lain (Saucher dan
McPherson, 2002).

Aminotransferase tersebar luas di tubuh, tetapi terutama banyak dijumpai di hati,


karena peran penting organ ini dalam sintesis protein dan dalam menyalurkan asam-
asam amino ke jalur-jalur biokimiawi lai. Hepatosit pada dasarnyaa adalah satu-
satunya sel dengan konsentrasi ALT yang tinggi, sedangkan ginjal, jantung, dan otot
rangka mengandung kadar sedang. ALT dalam jumlah yang lebih sedikit dijumpai di
pancreas, paru, lima, dan eritrosit. Dengan demikian, ALT serum memiliki spesifitas
yang relative tinggi untuk kerusakan hati. Sejumlah besar AST terdapat di hati,
miokardium, dan otot rangka; eritrosit juga memiliki AST dalam jumlah sedang.
Hepatosit mengandung AST tiga sampai empat kali lebih banyak daripada ALT
(Saucher dan McPherson, 2002).
kelompok 1 G7
ABSORBANSI Δ Abs
Δ Abs x faktor
Abs rata-
(1745)
1 Abs 2 Abs 3 Abs 4 Δ A1 Δ A2 Δ A3 rata
sampel 1 1.919 1.903 1.904 1.905 0.016 -0.001 -0.001 0.0047 8.143
sampel 2 1.996 1.996 1.996 1.986 0 0 0.01 0.0033 5.817
-
sampel 3 1.905 1.906 1.908 1.906 -0.001 -0.002 0.002 0.0003 -0.582
kontrol 1 1.841 1.852 1.831 1.837 -0.011 0.021 -0.006 0.0013 2.327
kontrol 2 1.842 1.847 1.832 1.817 -0.005 0.015 0.015 0.0083 14.542
kontrol 3 1.837 1.806 1.857 1.836 0.031 -0.051 0.021 0.0003 0.582

VI. DATA PENGAMATAN

kelompok 2 G7
ABSORBANSI Δ Abs
Δ Abs x faktor
Abs rata- (1745)
1 Abs 2 Abs 3 Abs 4 Δ A1 Δ A2 Δ A3 rata
-
sampel 1 1.841 1.852 1.862 1.846 -0.011 -0.01 0.016 0.0017 -2.908
-
sampel 2 1.827 1.827 1.837 1.869 0 -0.01 -0.032 0.0140 -24.430
sampel 3 1.886 1.868 1.876 1.885 0.018 -0.008 -0.009 0.0003 0.582
-
kontrol 1 1.827 1.82 1.821 1.857 0.007 -0.001 -0.036 0.0100 -17.450
-
kontrol 2 1.856 1.841 1.836 1.875 0.015 0.005 -0.039 0.0063 -11.052
kontrol 3 1.884 1.851 1.816 1.836 0.033 0.035 -0.02 0.0160 27.920
Kelompok 3 G7
ABSORBANSI Δ Abs
Δ Abs x faktor
Abs
(1745)
1 Abs 2 Abs 3 Abs 4 Δ A1 Δ A2 Δ A3 rata-rata
sampel 1 1.929 1.927 1.935 1.936 0.002 -0.008 -0.001 -0.0023 -4.072
sampel 2 1.83 1.827 1.824 1.819 0.003 0.003 0.005 0.0037 6.398
sampel 3 1.817 1.809 1.812 1.807 0.008 -0.003 0.005 0.0033 5.817
kontrol 1 1.87 1.87 1.865 1.865 0 0.005 0 0.0017 2.908
kontrol 2 1.83 1.828 1.817 1.808 0.002 0.011 0.009 0.0073 12.797
kontrol 3 1.817 1.866 1.864 1.863 -0.049 0.002 0.001 -0.0153 -26.757

kelompok 4 G7
ABSORBANSI Δ Abs
Δ Abs x faktor
Abs rata-
(1745)
1 Abs 2 Abs 3 Abs 4 Δ A1 Δ A2 Δ A3 rata
sampel 1 1.862 1.855 1.865 1.856 0.007 -0.01 0.009 0.002 3.49
sampel 2 1.894 1.883 1.878 1.875 0.011 0.005 0.003 0.0063 11.052
-
sampel 3 1.849 1.849 1.844 1.859 0 0.005 -0.015 0.0033 -5.817
kontrol 1 1.867 1.869 1.864 1.867 -0.002 0.005 -0.003 0.0000 0.000
kontrol 2 1.883 1.875 1.872 1.871 0.008 0.003 0.001 0.0040 6.980
-
kontrol 3 1.884 1.892 1.885 1.885 -0.008 0.007 0 0.0003 -0.582

kelompok 5 G7
ABSORBANSI Δ Abs
Δ Abs x faktor
Abs rata-
(1745)
1 Abs 2 Abs 3 Abs 4 Δ A1 Δ A2 Δ A3 rata
sampel 1 1.89 1.896 1.884 1.873 -0.006 0.012 0.011 0.0057 9.888
-
sampel 2 1.841 1.82 1.847 1.852 0.021 -0.027 -0.005 0.0037 -6.398
sampel 3 1.88 1.861 1.885 1.868 0.019 -0.024 0.017 0.0040 6.980
kontrol 1 1.851 1.841 1.802 1.846 0.01 0.039 -0.044 0.0017 2.908
kontrol 2 1.897 1.874 1.89 1.885 0.023 -0.016 0.005 0.0040 6.980
kontrol 3 1.891 1.902 1.868 1.82 -0.011 0.034 0.048 0.0237 41.298

Kelompok 1 G8
ABSORBANSI ∆Abs ∆Abs x 1745 Rata -
Abs1 Abs2 Abs3 Abs4 Abs1 Abs2 Abs3 Abs1 Abs2 Abs3 rata
Sampel 1 1.850 1.844 1.839 1.834 0.006 0.005 0.005 10.47 8.73 8.73 9
Sampel 2 1.885 1.879 1.877 1.868 0.006 0.002 0.009 10.47 3.49 15.71 10
sampel 3 1.862 1.850 1.845 1.846 0.012 0.005 -0.001 20.94 8.73 -1.75 9
Kontrol 43.62 19.20 47.12 37
1 2.100 2.075 2.064 2.037 0.025 0.011 0.027
Kontrol 5.24 73.29 45.37 42
2 2.278 2.275 2.233 2.207 0.003 0.042 0.026

Kelompok 2 G8
ABSORBANSI ∆Abs ∆Abs x 1745 Rata -
Abs1 Abs2 Abs3 Abs4 Abs1 Abs2 Abs3 Abs1 Abs2 Abs3 rata
kontrol 1 2.064 2.054 2.047 2.034 0.01 0.007 0.013 17.45 12.3 27.7 17
kontrol2 2.011 2.107 2.090 2.076 0.003 0.017 0.074 5.24 24.6 129.2 54
Sampel 1 1.954 1.956 1.964 1.947 -0.002 0.002 0.007 -3.50 3.49 12.2 4
Sampel 2 1.955 1.941 1.944 1.946 0.04 - -0.002 24.43 -5.24 -3.49 5
0.003
Sampel 3 1.941 1.932 1.931 1.928 0.09 0.001 0.001 15.71 1.75 5.24 7

Kelompok 3 G8
ABSORBANSI ∆Abs ∆Abs x 1745 Rata -
Abs1 Abs2 Abs3 Abs4 Abs1 Abs2 Abs3 Abs1 Abs2 Abs3 rata
Sampel 1 - 31.41 -10.47 -111.6 -30
1.914 1.896 1.902 1.966 0.018 0.006 -0.064
Sampel 2 - 33.15 -22.68 41.88 17
1.921 1.902 1.915 1.891 0.019 0.013 0.024 5
sampel 3 1.920 1.929 1.915 1.897 -0.019 0.024 0.018 -33.15 41.88 31.41 13
Kontrol 15.70 33.15 68.05 39
1 2.077 2.068 2.049 2.010 0.009 0.019 0.039 5
Kontrol - 17.45 -13.96 26.17 5
2 2.042 2.041 2.049 2.034 0.001 0.008 0.015

Kelompok 4 G8
ABSORBANSI ∆Abs ∆Abs x 1745 Rata -
Abs1 Abs2 Abs3 Abs4 Abs1 Abs2 Abs3 Abs1 Abs2 Abs3 rata
kontrol 1 1.872 1.865 1.849 1.846 0.007 0.016 0.003 12.21 27.92 5.235 15
5
kontrol2 2.156 2.137 2.123 2.101 0.019 0.014 0.022 33.15 24.43 38.39 32
Sampel 1 1.970 1.961 1.964 1.962 0.009 - 0.002 15.70 -5.235 3.49 5
0.003 5
Sampel 2 1.924 1.921 1.918 1.920 0.003 0.003 -0.002 5.235 -5.235 -3.49 7
Sampel 3 1.930 1.929 1.931 1.924 0.001 - 0.007 1.745 -3.49 12.21 10
0.002 5

Kelompok 5 G8
ABSORBANSI ∆Abs ∆Abs x 1745 Rata -
Abs1 Abs2 Abs3 Abs4 Abs1 Abs2 Abs3 Abs1 Abs2 Abs3 rata
kontrol 1 2.050 2.011 1.968 1.981 0.039 0.043 -0.013 68.05 75.03 -22.68 40
5 5
kontrol2 1.996 1.995 1.934 1.960 0.001 0.061 -0.026 1.74 106.4 -45.37 21
4
Sampel 1 1.797 1.779 1.788 1.780 0.018 - -0.008 31.41 13.96 -13.96 10
0.009
Sampel 2 1.874 1.842 1.872 1.836 0.032 0.659 -0.009 55.84 15.70 -15.7 18
5
Sampel 3 1.775 1.771 1.752 1.753 0.0043 0.019 -0.001 7.503 1.745 -1.74 2
V. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini di lakukan periksaan SGPT pada sampel darah.
memeriksa aktivitas enzim Glutamat Piruvat Transaminase (GPT) atau Alanin
Aminotransferase (ALT) dalam serum bertujuan untuk melihat atau mendeteksi adanya
kerusakan hati.
Tahap pertama dalam melakukan pemeriksaan GPT adalah memipet sampel
serum sebanyak 100 µl ke dalam tabung reaksi dengan menggunakan micro pipet ke
dalam 3 tabung dengan sampel berbeda dan lalu masukan kedalam 2 tabung larutan
kontrol dan 1 tabung di berikan aquades sebagai blanko. Setelah itu di lakukan
perhitungan atau pemeriksaan absorbansi, yang sebelumnya di lakukan penambahan
pada setiap tabung reagen dengan selang waktu sebelum pemeriksan ambsorbansi
sebanyak 5 menit agar pengukuran sampel atau pengukuran pengujian dapat maksimal.
Pengukuran juga dapat di pengaruhi oleh pipetasi atau oleh kontaminasi. Selama proses
pemeriksaan ini, bagian bening kuvet tidak boleh disentuh oleh tangan karena sumber
sinar akan diteruskan melalui bagian bening kuvet. Jika bagian bening kuvet
terkontaminasi oleh tangan, maka akan mempengaruhi nilai absorbansi karena protein-
protein yang terdapat pada tangan akan ikut menempel pada permukaan kuvet. Hal ini
akan memungkinkan kesalahan dalam menginterpretasikan data yang diperoleh. Pada
prinsipnya, suatu molekul yang dikenai suatu radiasi elektromagnetik pada frekuensi
yang sesuai akan menyerap energy dan energi molekul tersebut ditingkatkan ke level
yang lebih tinggi, sehingga terjadi peristiwa penyerapan (absorpsi) energi oleh molekul.
Banyaknya sinar yang diabsorpsi pada panjang gelombang tertentu sebanding dengan
banyaknya molekul yang menyerap radiasi, dan jumlah cahaya yang diabsorpsi
berbanding lurus dengan konsentrasinya sesuai hukum lambert-beer. Setelah dilakukan
pengukuan aborbansi, data dicatat untuk dihitung dan diinterpretasikan.
Parameter pemeriksan untuk SGPT adalah tidak lebih dari 40. dari hasil data yang
di dapat bahwa ketiga sampel bisa di katakan normal karna di bawah dari nilai batas
normal tapi ada beberapa data yang melebihi sedikit atau di tas batas normal sedikit hal
ini belum bisa di pastikan bahwa hati dari sampel tersebut rusak karna bisa saja di
pengaruhi faktor lain maka untuk memastikan hal tersebut di haruskan untuk melakukan
test lainnya. Karna pemeriksaan ini bisa saja di pengaruhi oleh beberapa faktor seperti
lelah, konsumsi alcohol banyak bergadang atau yang lainnya yang dapat meningkatkan
nilai SGPT. Maka dari itu belum tentu nilai SGPT melebihi normal di katakana liver
atau kelainan hati terkecuali melebihi normal hinggal 2 atau 3 kalinya.
VI. KESIMPULAN

Dari praktikum kali ini dapat di simpulkan bahwa periksaan SGPT dapat
mengguanakan sampel darah. Dan pada sampel yang telah di uji di dapatkan hasil dari
ke tiga sampel di katakana normal. Karna masih di bawah batas normal pengujian
SGPT.

VII. DAFTAR PUSTKA

 Saucher, Ronald A. dan McPherson, Richard A. 2002. Tinjauan Klinis Hasil


Pemeriksaan Laboratorium Edisi 11. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
 Wijayakusuma, Hembing. 2008. Tumpas Hepatitis dengan Ramuan Herbal.
Pustaka Bunda. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai