Anda di halaman 1dari 2

TRISILA

SADAR-PERCAYA-TAAT

SADAR

Dinamakan sadar artinya bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa. Bahwa tiga macam kesanggupan tersebut
sebenarnya sudah disanggupi ketika umat manusia akan diciptakan hidup didunia. Agar dapat sadar (eling) harus
selalu beribadah (jawa:panembah/sembahyang) dengan kebulatan hati yang hening dan suci.

Ibadah akan sempurna apabila sungguh percaya dan taat dengan mematuhi kesanggupan besar tersebut dan
dilandasi dengan lima macam watak dan kelakuan utama yaitu jujur, ikhlas, sabar tawakkal dan budi luhur. Umat
manusia tidak mungkin bisa menghadap Tuhan apabila belum menetapi delapan hal tersebut. Delapan hal
tersebut sebut saja delapan sila, tiga sila yaitu tiga sadar, percaya dan taat dan disertai kelakuan utama lima sila
yaitu jujur, ikhlas, sabar, tawakkal (jawa: narima) dan budi luhur. Sebab dengan bekal delapan sila tersebut umat
manusia bisa mendekat ke hadlirat Tuhan yang Maha Esa.

Hamba tidak dapat menghadap sendiri ke hadlirat Tuhan apabila tidak mendapat pertolongan Utusan Tuhan yang
Sejati, dengan demikian hamba perlu mendapat tuntunan, agar selamat dalam menempuh jalan keutamaan,
karena itu hamba harus selalu berusaha agar dapat dalam keadaan tunggal dan mendekat ke singgasana Tuhan.

Adapun sadar (jawa:eling) kepada Tuhan hendaknya tiap hari diusahakan hingga menjadi kebiasaan, ibarat orang
lapar yang ingatnya akan makan tanpa diperintah nafsu lauwamah, jadi sekalipun sedang berjalan, sedang duduk,
termenung seorang diri, tengah bekerja, tidur dan pada saat apapun, hendaknya selalu sadar (jawa: eling) kepada
Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT.

Apabila selalu sadar yang kekal abadi, anugerah yang akan didapat akan membimbing ke watak hati-hati (jawa:
wiweka), yakni dapat membeda-bedakan yang benar dan yang salah, yang nyata dan yang bukan, yang baqa dan
yang fana. Segala tingkah laku yang setiap hari dilakukan, bila disertai kesdaran yang kekal, akan tidak pisah
dengan kehati-hatian (jawa:wiweka) sekalipun sampai di akhirat.

PERCAYA (IMAN)

Sekalipun ada beberapa golongan yang meremehkan mengenai kepercayaan, namun sesungguhnya iman itu
merupakan alat penting atau tali kuat yang dapat menghubungkan rasa/hati antara umat dengan yang disembah
yaitu Allah SWT.

Bagaimana Tuhan akan menolong apabila hamba tidak mempunyai rasa percaya kepada-Nya, sebab tidak ada
tali penghubung yang mengalirkan daya kekuatan-Nya. Oleh karena itu, jika hamba berusaha agar mendapat
pertolongan daripada-Nya, hamba harus percaya kepada Tuhan sebab Dia memang telah menyertai hamba, agar
menjadi Pemimpin, Penuntun yang Sejati.

Apabila hamba tidak mempunyai rasa percaya atau rasa percaya yang tipis kepada Tuhan, maka se akan-akan
hamba telah memutuskan tali rasa yang menghubungkan hamba dengan Dia.

Apabila tiada rasa kepercayaan yang kuat dan sentosa, mustahil ada arus Sih dan Kekuasaan luhur daripada-Nya
kepada hamba. Sebab itu carilah Penuntun yang Sejati dalam hati yang Bersih dan Suci dengan rasa
kepercayaan yang sebulat-bulatnya, sehingga dapat bersua dengan Tuhan dalam lubuk hati yang suci, agar
senantiasa dilindungi selama-lamanya, serta selalu dibimbing –Nya ke jalan benar, sehingga sampai ke tujuan
yang sejati.

Banyak orang yang mengucapkan kebijaksanaan:, manusia harus percaya kepada diri pribadi, tetapi sebenarnya
banyak yang tidak mengerti, mana yang disebut diri pribadi, dan bagaimana caranya agar manusia tetap percaya
dengan sebulat hati kepada diri sendiri. Kebanyakan yang diketahui hanya dirinya yang tidak kekal yaitu Aku atau
Ego manusia, yang dikira itulah yang menjadi pemimpin dan Penuntunnya Sejati.
Sesungguhnya Sejatinya hamba adalah Cahaya (Nur) Tuhan yang menghidupkan (memberi hidup) hamba,
sedangkan Tuhan telah bertunggal dengan Sejati hamba, sebab itu tidak ada barang sesuatu yang tidak dapat
hamba kerjakan asal hamba sungguh-sungguh sudah dapat bersua dengan Penuntun yang Sejati dalam hati
sanubari yang suci, yang akan berkenan memberi petunjuk kepada hamba, betapa berbahaya, sulit serta
rumitnya gerak langkah hamba dalam menempuh jalan keutamaan dan kesejahteraan, maka kuatkan dan
sentosakan niat, bagaikan tegaknya gunung baja.

TAAT

Disebut taat, ialah menjunjung tinggi (mematuhi) Sabda Tuhan, yang disampaikan dengan perantaraan Utusan-
Nyayang Sejati. Sesungguhnya, segala kewajiban yang beraneka macam itu, ringkasnya hanya satu perkara,
yakni: niat melaksanakan tugas Tuhan Yang Maha Esa.

Meski menghadap perkara apapun juga, sekali-kali tidak lupa akan niat, sebab sesungguhnya tidak ada
pekerjaan utama yang dipercayakan kepada hamba, yang bukan tugas dari Tuhan Yang Maha Esa.

Segala pekerjaan utama dan yang membawa kesejahteraan bagi semua manusia, hakekatnya adalah tugas
amanah atas nama Tuhan Yang Maha Agung, sebab itu laksanakan kewajiban amanah ini masing-masing
dengan cermat dan teliti, agar sedapat-dapat tugas tadi terlaksana dengan sempurna.

Janganlah tergesa-gesa ingin menunaikan tugas besar atau mengharap-harapkan datangnya tugas besar, sebab
itu jarang datangnya, yang pasti sering dihadapi adalah tugas kecil-kecil, untuk itu janganlah meremehkan tugas
kecil-kecil, sebab apabila belum melaksanakan tugas yang mudah, bagaimana akan dapat melaksanakan tugas
yang sukar. Karena itu segala sesuatu yang telah berada di tangan, laksanakan dengan kesungguhan serta
kebersihan dan kesucian hati, demi Karsa Tuhan, sebab tidak ada tugas di dunia ini, yang tidak demi Karsa
Tuhan, meski yang nampaknya remeh sekalipun. Tiap-tiap orang mempunyai kewajiban sendiri-sendiri, yang
dapat mencukupi kebutuhan hidup, sebab itu janganlah merasa lebih baik, lebih tinggi, lebih mulia, ataupun lebih
luhur daripada orang lain, karena perilaku hidup adalah bantu-membantu saling menolong satu dengan yang
lainnya

Apabila hamba sungguh-sungguh mematuhi tuntunan atau Sabda Tuhan, tidak ada satu perkara yang dapat
menyelewengkan hamba dari jalan keutamaan yang sedang ditempuh. Mesji godaan dan rintangan apapun juga,
misalnya: kesenangan atau kegemaran duniawi, hamba harus tetap menempuh jalan keutamaan atau jalan
kesejahteraan tersebut, dengan mematuhi tuntunan Tuhan Yang Maha Agung, dengan niat melaksanakan semua
Sabda-Nya. Semua Sabda-Nya itulah yang disebut Jalan Keutamaan atau Jalan Sejahtera yang harus ditempuh
hamba, karena itu jalan tersebut harus tunggal keadaan dengan hamba, luluh menyatu dalam hati yang bersih
dan suci jangan sampai renggang sedikit juapun

Demikian Jalan Keutamaan untuk bisa mendekatkan Hamba dengan Tuhan

Anda mungkin juga menyukai