Anda di halaman 1dari 8

Kuliah ke 3

BUDI PEKERTI MADYA ( BP II )


UNTUK MAHASISWA SEMESTER 3
Kelanjutan dari kuliah ke 2

Kompetensi Dasar
Mahasiswa

Mengerti siapa yang seharusnya


disembah manusia
Bekal semua manusia ketika mereka
meluhurkan Tuhan YME / Allah SWT

• Pada hakikatnya, bekal semua manusia ketika


mereka meluhurkan Tuhan, adalah sama yaitu:
Sadar, Percaya dan Taat kepada Allah SWT Ketiga hal
itu juga dinamakan tiga kesanggupan utama atau Tri
Sila. Ada baiknya kita kupas satu persatu mengapa
Sadar, Percaya dan Taat menjadi bekal utama ketika
kita meluhurkan Allah lewat agama dan keyakinan
apapun.
SADAR kepada Tuhan YME /
Allah SWT
Sadar (Consciounes) 
Kesadaran bahwa kita adalah umat yang lemah, tidak abadi,
bahwa hidup kita ada batas waktunya dan pada saatnya nanti kita
harus kembai kepadaNya, harus selalu tertanam dalam perasaan
dan pikiran. Kesadaran seperti itu akan membuat kita menjadi
pribadi yang broad minded yang tidak hanya dibatasi oleh
pengetahuan kita sendiri yang sangat limited – terbatas.
Kesadaran akan adanya Dzat tertinggi yang Maha Esa, yang
menguasai semesta alam seisinya termasuk diri kita, harus
menjadi bagian dari hidup kita setiap saat. Kesadaran ini harus
hidup dan otomatis terasakan seperti rasa lapar yang kita rasakan
tanpa harus ada campur tangan otak yang berpikir bahwa kita
lapar.
Kalau saja semua umat di dunia ini memahami bahwa Tuhan YME,
dapat dinamakan apa saja: God the Father, Allah Ta’Alla, Sang
Hyang Widhi, Universe, Gusti Allah, Sang Khalik, Sang Suksma
Kawekas, bahkan masih banyak lagi, dan sesebutan itu menuju pada
Dzat yang sama, maka perselisihan karena sesebutan tidak akan lagi
timbul.
  Manusia meluhurkan asma Tuhan dengan cara yang bermacam-
macam. Namun sesungguhnya sesembahan sejati mereka sama.
Pengertian ini harus sungguh-sungguh kita tanamkan dalam hati dan
pikiran, tanpa kehilangan fanatisme positif pada agama atau
keyakinan kita. Ritus dapat saja berbeda, tetapi ketika seseorang
mau menghargai dan memahami bahwa ritus hanyalah sarana untuk
membawa fisik kedalam pemahaman spiritual, maka tidak ada saling
ejek dan saling merendahkan cara-cara orang menyembah Tuhan.
Kita memang harus memiliki fanatisme pada keyakinan kita sendiri,
namun bukan fanatisme ekstrem yang menutup toleransi dan kasih
sayang pada sesama hidup.
 
The grace of eternal consciousness can guide you to
have the capacity to distinguish between right and
wrong, real and fake, eternal and ephemeral. If in
whatever you do you are eternally cautious you will
not be separated from consciousness until the end of
your life
  Sesungguhnya anugerah dari kesadaran kita yang kekal itu
akan dapat menuntun kepada watak hati-hati (bijaksana),
yaitu dapat membeda-bedakan yang benar dan yang salah,
yang nyata dan yang bukan, yang kekal dan yang berubah
berganti. Segala tindak-tanduk yang kita lakukan setiap hari,
apabila selalu disertai dengan kesadaran pada Tuhan YME
yang kekal, tidak akan memisahkan kita dari kehati-hatian,
sekalipun sampai di akhirat.
 
Setiap hari kita dihadapkan pada pilihan-pilihan yang mutlak harus
kita lakukan. Dari mulai bangun tidur hingga akan berangkat tidur
segudang pilihan harus kita tentukan. Kita mau bangun tidur terus
sembahyang atau mau sarapan dahulu, itu sebuah pilihan. Kita
akan berangkat bekerja jam 7 atau jam 9, itu juga sebuah pilihan.
Demikian juga dalam kehidupan yang lebih lanjut, kita harus
memilih pendamping hidup, kita harus memilih karier, kita harus
memilih nama anak-anak, dst. Pilihan-pilihan dari yang sepele
hingga yang besar akan terus kita hadapi, dan kita harus dapat
menentukan pilihan itu dengan kebijaksanaan supaya tidak keliru.
Kebijaksanaan yang didasari kepercayaan (iman) lah sebenarnya
yang diperlukan manusia untuk menyelamatkan hidupnya di dunia
dan di akhirat. Kebijaksanaan, sekali lagi hanya dapat diperoleh
mereka yang memiliki kesadaran penuh akan keberadaan Tuhan
yang menguasai sekalian alam semesta dan seisinya.
Tugas kuliah ke 3 :
1. Mengapa kita harus selalu Sadar kepada Tuhan
YME / Allah SWT setiap saat disetiap keluar
masuknya nafas kita ?
2. Bagaimana caranya agar kita senantiasa selalu bisa
sadar kepada Tuhan YME / Allah SWT ?
3. Bagaimana wujud dari kesadaran kita kepada
Tuhan YME / Allah SWT di dalam kehidupan kita
sehari-hari ?

Anda mungkin juga menyukai