AKTIVITAS ENZIM
FAKULTAS FARMASI
2020
I. Tujuan
Mengetahui aktivitas enzim dengan menentukan achromic point dan factor suhu dan
pH yang mempengaruhi aktivitasnya.
1. Penentuan achromic point
Mengetahui aktivitas enzim amilase dalam air ludah/saliva dengan menentukan
achromic pointnya
2. uji pengaruh suhu pada aktivitas enzim
Membuktikan bahwa kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding
dengan kenaikan suhu
3. uji pengaruh pH pada aktivitas enzim
Membuktikan bahwa keasamaan pH mempengaruhi kecepatan reaksi enzimatik
II. Dasar Teori
Enzim merupakan biokatalisator yang mampu meningkatkan kecepatan reaksi
spesifik tanpa ikut bereaksi dan tidak menghasilkan produk samping, bersifat jauh
lebih efisien dibandingkan katalis lain, disebabkan molekul enzim memiliki
spesifikasi yang tinggi terhadap substratnya. Ukuran molekul enzim jauh lebih
besar dari ukuran substratnya karena enzim terdiri dari ratusan bahkan lebih dari
seribu asam amino. Ikatan enzim dengan substrat biasa terjadi di sekitar active site,
selain itu enzim memiliki sisi regulator yang berfungsi sebagai pengatur untuk
meningkatan ataupun menurunkan aktivitas kerja enzim. Sisi regulator ini akan
mengikat molekul kecil atau substrat secara langsung ataupun tidak langsung yang
berfungsi untuk enzim-substrat yang bersifat sementara dan akan kembali
membentuk enzim bebas dan produk (Lehninger, 1997).
Menurut Palmer (1995), reaksi antara enzim dengan substrat dapat terjadi
menurut dua hipotesis berikut:
a. Hipotesis Lock and Key
Spesifitas enzim termasuk adanya struktur komplementer antara enzim
dengan substrat terjadi apabila substrat mempunyai kesesuaian bentuk ruang
dengan enzim pada struktur sisi aktif enzim.
b. Hipotesis Induce Fit
Substrat tidak mempunyai kesesuaian ruang dengan sisi aktif enzim pada
kompleks enzim-substrat, tetapi dalam proses pengikatan substrat, enzim
mengalami perubahan konformasi sehingga sesuai dengan substrat. Proses ini
disebut proses induksi. Aktivitas enzim dipengaruhi banyak faktor. Faktor-faktor
tersebut menentukan efektifitas kerja enzim. Apabila faktor tersebut berada pada
kondisi yang optimum, maka kerja enzim juga akan maksimal. Beberapan faktor
yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu (Poedjiadi dan Supriyanti, 2006):
1. Konsentrasi enzim
Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim
tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. Pada suatu konsentrasi substrat
tertentu, kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi enzim.
2. Konsentrasi substrat
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap,
maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi.
Akan tetapi pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikkan kecepatan
reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah diterangkan
oleh Michaleis-Menten dengan hipotesis mereka tentang terjadinya kompleks
enzim-substrat.
Kompleks enzim-substrat dapat diperoleh dengan adanya kontak antara enzim
dengan substrat. Kontak ini terjadi pada sisi aktif enzim. Pada konsentrasi
substrat rendah, sisi aktif enzim hanya akan menampung substrat sedikit. Bila
konsentrasi substrat diperbesar, makin banyak substrat yang akan bergabung
dengan enzim pada sisi aktif tersebut. Dengan demikian, konsentrasi kompleks
enzim-substrat makin besar. Hal ini menyebabkan makin besarnya kecepatan
reaksi. Pada suatu batas konsentrasi substrat tertentu, semua sisi aktif enzim
telah dipenuhi dengan substrat atau telah jenuh dengan substrat, dimana dalam
keadaan ini bertambahnya konsentrasi substrat tidak menyebabkan bertambah
besarnya konsentrasi kompleks enzim-substrat, sehingga jumlah hasil
reaksinya pun tidak bertambah besar.
3. pH (keasaman)
Seperti protein pada umumnya, struktur ion enzim tergantung pada pH
lingkungannya. Enzim dapat membentuk ion positif, ion negatif atau
bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH lingkungan
akan berpengaruh terhadap efektivitas sisi aktif enzim dalam membentuk
enzim- substrat. pH rendah atau pH tinggi juga dapat menyebabkan terjadinya
proses denaturasi yang mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim. Oleh
karena itu enzim memiliki pH optimum yang berbeda-beda.
4. Suhu
Reaksi enzimatik juga dipengaruhi oleh suhu. Suhu optimum merupakan suhu
yang paling tepat bagi suatu reaksi yang menggunakan enzim. Karena enzim
merupakan suhu protein, maka kenaikkan suhu juga dapat menyebabkan proses
denaturasi yang menyebabkan sisi aktif enzim terganggu dan mengurangi
kecepatan reaksi.
5. Waktu kontak
Waktu kontak/reaksi antara enzim dan substrat menentukan efektivitas kerja
enzim. Semakin lama waktu reaksi maka kerja enzim juga akan semakin
optimum (Azis, 2012)
6. Produk akhir
Reaksi enzimatik selalu melibatkan dua hal, yaitu substrat dan produk akhir.
Dalam beberapa hal, produk akhir juga dapat menurunkan produktivitas kerja
enzim (Azis, 2012).
siapkan 3 tabung reaksi yaitu tabung I untuk uji (enzim aktif), tabung II
sebagai kontrol-1 (enzim inaktif) dan tabung III sebagai kontrol-2 (
blanko/ tanpa enzim)
setiap selang waktu 1 menit diambil 1 tetes dari masing2 tabung I, II, III
dan dicampur dengan 1 tetes larutan iodium dalam test plate porselin
Amati perubahan warna yang terjadi dari campuran bahan yang diuji
Segera baca serapan (A) pada panjang gelombang 680 nm. Hitung
selisih serapan (∆A) antara tabung B (A pada t=0 menit) dengan tabung
U dari tiap suhu. Masukkan data dalam tabel
Buatlah kurva yang menggambarkan hubungan kecepatan reaksi
enzimatik (v = ∆A/ menit) dalam 6 menit dengan variasi suhu
Dilakukan percobaan tersebut pada interval waktu 5, 10, 15, 20, 25, 30,
dan 35 menit.
V. Hasil dan Pembahasan
Enzim adalah molekul protein yang berperan sebagai biokatalisator dan berfungsi
untuk mengkatalis reaksi-reaksi metabolisme yang berlangsung pada mahluk hidup.
Menurut Bahri (2012) beberapa jenis enzim dibutuhkan untuk merombak karbohidrat,
lemak dan protein atau molekul organik lainnya. Karbohidrat mengandung pati yang
akan dipecah oleh enzim amilase. Enzim amilase salah satunya terdapat pada air liur
manusia yang juga merupakan awal proses pencernaan. Kinerja suatu enzim dipengaruhi
oleh beberapa faktor seperti substrat, suhu, pH, kofaktor, dan inhibitor. Pada kondisi
optimumnya laju reaksi akan berlangsung cepat sehingga diperoleh produk yang lebih
banyak. Penelitian enzim dapat dilakukan dengan pengujian aktivitas enzim berdasarkan
waktu dan mengamati pengaruh pH terhadap aktivitas enzim.
Percobaan pertama yaitu menguji aktivitas enzim amilase air liur yang
dilakukan untuk mengamati dan mengetahui kemampuan minimal enzim amilase
memecah pati persatuan waktu. Cara kerja dari uji tersebut adalah Amilase yang
terkandung dalam air ludah akan menghidrolisa ikatan alfa-1 antar unit D-glukosa.
Pada nilai pH sekitar 6-7 dan dengan adanya ion klorida. Alfa amilase mengkatalisis
hidrolisis pati menghasilkan berbagai dekstrin sebagai produk antaranya. Pati dengan
dekstrin BM tinggi memberikan warna biru-ungu dengan iodine, dekstrin BM rendah
tidak bereaksi dengan Iodin. Karena itu, kerja Alfa-amilase dapat diikuti dengan
mengamati waktu yang diperlukan sampai mencapai keadaan dimana campuran
reaktan tidak membentuk warna lagi dengan Iodin, yang disebut achromic point.
Jadi, Achromic point dari data diatas adalah pada waktu 4 menit. Karena pada
waktu tersebut, campuran bahan tidak lagi membentuk warna biru-ungu dengan
larutan Iodium Bila achromic point tidak tercapai lebih dari 4 menit amilase saliva
tersebut memiliki aktivitas nol. Tetapi bila achromic point tercapai kurang dari 4
menit, larutan saliva perlu diencerkan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.
Karena Achromic Pointnya tepat pada 4 menit maka aktivitas amilase saliva tidak
sama dengan nol (hasil sudah baik).
0,07
Suhu V 0,06
o
0C 0,007
o
0,05
20 C 0,0286
Suhu 0,04
0,0011
ruang
0,03
37oC-
0,0005
40oC 0,02
75oC-
0,052
80oC 0,01
0
0 1 2 3 4 5 6
- Pada suhu 20°C; Suhu ruang; 37°-40°C, Kenaikan suhu lingkungan sedikit demi
sedikit akan meningkatkan energi kinetik enzim dan meningkatkan frekuensi
benturan antara molekul Enzim dan Substrat dalam membentuk kompleks E-S akan
makin meningkat sehingga produk (P) yang terbentuk akan makin banyak.
- Pada suhu 75°-80°C adalah suhu optimum enzim karena pada saat tercapai suhu
tersebut kecepatan reaksi enzimatik mencapai maksimum (v paling besar = 0,052).
Bila pengujiannya sampai pada suhu yang jauh melampaui suhu optimum maka
akan terjadi denaturasi enzim yang sifatnya irreversibel.
1. Pengaruh pH terhadap Aktivitas Enzim
0,07
pH V
pH 1 0,0238 0,06
pH 3 0,044
0,05
pH 6,7 0,045
pH 9 0,0053 0,04
pH 11 0,0635
0,03
0,02
0,01
0
0 1 2 3 4 5 6
Catatan: hasil v sebenarnya yang diperoleh pada suhu pH 6,7 dan pH 11 adalah
minus (data tidak valid). Kemungkinannya dikarenakan kesalahan yang terjadi ketika
pengujian, misalnya kesalahan teknis, faktor human error dan lain-lain.
VI. Kesimpulan
1. Achromic point adalah waktu yang tercatat pada saat campuran bahan tidak lagi
membentuk warna biru-ungu dengan larutan Iodium.
2. Kecepatan reaksi enzimatik sampai suhu tertentu sebanding dengan kenaikan suhu.
3. Di luar pH optimum aktivitas enzim dapat mengalami denaturasi atau dapat
mengalami perubahan muatan listrik
DAFTAR PUSTAKA
Rosyda. 2016. karakterisasi ph, suhu dan konsentrasi substrat pada enzim selulase
kasar yang diproduksi oleh Bacillus circulans. Dalam http://etheses.uin-
malang.ac.id/2864/1/10630059. Diakses pada tanggal 5 oktober 2020 jam
12.00 WITA.