FARMASI FISIKA
MIKROMERITIK
Disusun :
NIM : 2020E0B042
Kelas/Kelompok : 2A/A.1.2
TAHUN 2020/2021
A. TUJUAN
Menuntukan ukuran partikel serbuk dengan menggunakan metodel ayakan.
B. DASAR TEORI
Ilmu dan teknologi partikel kecil disebut mikromeritik oleh Dalla Valle. Pengetahuan dan
pengendalian ukuran serta kisaran ukuran partikel sangat penting dalam farmasi. Jadi, ukuran
dan karenanya juga luas permukaan dari suatu partikel dapat dihubungkan secara berarti pada
sifat kimia, fisika dan farmakologi dari suatu obat. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat
dapat mempengaruhi pelepasannya dari bentuk-bentuk sediaan yang diberikan secara oral,
parenteral, rektal dan topical (Rudolf.1994)
Mikromeritik adalah ilmu atau teknologi untuk mengukur keseragaman ukuran partikel.
Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel. Diantaranya ada 3 metode utama
yang sering digunakan dalam bidang farmasi serta metode yang merupakan ciri dari suatu
prinsip khusus, metode-metode tersebut yaitu :
1. Mikroskopis optik
Mikroskopis optik adalah metode yang digunakan untuk mengukur partikel yang
ukurannya berkisar dari 0,2 µm sampai kira-kira 100 µm. sediaan yang diukur
partikelnya menggunakan metode ini yaitu suspensi dan emulsi. Menurut metode
mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan dan dinaikan pada suatu slide. Di
bawah mikroskop tersebut, pada tempat dimana partikel terlihat, diletakkan mikrometer
untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut. Hasil yang terlihat dalam mikroskop
dapat diproyeksikan kesebuah layar dimana partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur,
atau pemotretan bisa dilakukan dari slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke
layar untuk diukur (Rudolf.1994)
Dalam metode mikroskopis pengkuran diameter rata-rata dari sistem diperoleh
dengan pengukuran partakel secara acak sepanjang garis yang ditentukan. Partikel yang
tersusun secara acak diatur diameternya dengan frekuensi yang sama dalam berbagai
arah, sehingga partikel tersebut dianggap sebagai partikel yang berbentuk bola dengan
diameter yang sama. Untuk memperoleh data yang statistik minimal harus diukur 200
partikel pada serbuk pharsetik. Pengukuran biasanya dengan menggunakan mikroskopik
mempunyai data pisah yang bagus.Alat optik mikroskopik harus mempunyai jarum
penunjuk yang digerakkan dengan kalibrasi mikrometer sekrup
Kerugian dari metode ini adalah bahwa pada garis tengah yang diperoleh hanya
dari dua dimensi dari partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar.Tidak ada
perkiraan yang bisa diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai
metode ini.Untuk jumlah yang di ukur menggunakan metode ini harus sekitar (300-500)
partikel untuk mendapatkan suatu perkiraan yang baik (Rudolf.1994)
2. Metode Ayakan
Meode ini menggunakan suatu seri ayakan standar yang dikalibrasi oleh The
National Bureau of Standards.Ayakan umunya digunakan untuk memilih partikel-partikel
yang lebih kasar, tetapi jika digunakan dengan sangat hati-hati. Ayakan-ayakan tersebut
bisa digunakan untuk mengayak bahan sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan nomor
235). Menurut metode U.S.P. untuk menguji kehalusan serbuk suatu massa atau sampel
tertentu ditaruh diatas suatu ayakan yang cocok dan digoyangkan secara mekanis. Serbuk
tersebut digoyang-goyangkan selama waktu tertentu, dan bahan yang melalui satu ayakan
ditahan oleh ayakan berikutnya yang lebih halus serta dikumpulkan, kemudian ditimbang.
Cara lain adalah dengan menetapkan partikel-partikel pada ukuran rata-rata aritmatik
(hitung) atau geometris dari kedua ayakan tersebut (Rudolf.1994)
Metode ayakan merupakan metode yang paling sederhana untuk mengukur
ukuran rata-rata partikel.Ayakan dapat dibuat dari kawat dengan ukuran lubang tertentu,
dimana lubang dinyatakan dalam ukuran inci untuk mendapatkan analisis yang lebih
rinci. Pada cara ini, ayakan disusun bertingkat dimulai dari ayakan yang paling kasar
diletakkan paling atas pada mesin penggerak dilanjutkan sampai pada ayakan paling
halus yang diletakkan paling bawah. Suatu saampel ditimbang dan ditaruh diatas ayakan
dan digerakkan dengan mesin penggerak.Sisa dari sampel yang tertinggal pada setiap
ayakan diambil untuk kemudian ditimbang. Sampel yang diukur partikelnya
menggunakan metode ini contohnya granul-granul tablet (Rudolf.1994)
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmsi,
sebab ukuran partikel mempunyai peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga
terhadap efek fisiologisnya (Moechtar, 1990).
1. Mikroskopik Optik
Mikroskopik Optik Menurut metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi,
diencerkanatau tidak diencerkan, dinaikkan pada suatu slide dan ditempatkan pada
pentasmekanik. Di bawah mikroskop tersebut, pada tempat di mana partikel
terlihat,diletakkan mikrometer untuk memperlihatkan ukuran partikel tersebut.
Pemandangan dalam mikroskop dapat diproyeksikan ke sebuah layar di mana
partikel-partikel tersebut lebih mudah diukur, atau pemotretan bisa dilakukan dari
slide yang sudah disiapkan dan diproyeksikan ke layar untuk diukur. Kerugian dari
metode ini adalah bahwa garis tengah yang diperoleh hanya daridua dimensi dari
partikel tersebut, yaitu dimensi panjang dan lebar. Tidak adaperkiraan yang bisa
diperoleh untuk mengetahui ketebalan dari partikel dengan memakai metode ini.
Tambahan lagi, jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 300-500) agar
mendapatkan suatu perkiraan yang baik dari distribusi, menjadikan metode tersebut
memakan waktu dan jelimet. Namun demikian pengujian mikroskopis dari suatu
sampel harus selalu dilaksanakan, bahkan jika digunakan metode analisis ukuran
partikel lainnya, karena adanya gumpalan dan partikel-partikel lebih dari satu
komponen seringkali bisadideteksi dengan metode ini (Martin, 1990).
2. Dengan cara sedimentasi
Metode yang digunakan dalam penentuan partikel cara sedimentasi ini adalah
metode pipet, metode hidrometer dan metode malance. Partikel dari serbuk obat
mungkin berbentuk sangat kasar dengan ukuran kurang lebih 10.000 mikron atau 10
milimikron atau mungkin juga sangat halus mencapai ukuran koloidal, 1 mikron atau
lebih kecil. Agar ukuran partikel serbuk ini mempunyai standar, maka USP
menggunakan suatu batasan dengan istilah“very coarse, coarse, moderately coarse,
fine and very fine”, yang dihubungkan dengan bagian serbuk yang mempunyai
melalui lubang-lubang ayakan yang telah distandarisasi yang berbeda-beda
ukurannya, pada suatuperiode waktu tertentu ketika diadakan pengadukan dan
biasanya pada alat pengaduk ayakan secara mekanis (Voigt, 1994).
3. Pengayakan
Metode paling sederhana dalam penentuan nilai ukuran partikel adalah
menggunakan pengayak standar. Pengayak terbuta dari kawat dengan ukuran lubang
tertentu. Istilah ini (mesh) digunakan untuk menyatakan jumlah lubang tiap inchi
linear (Parrot, 1970). Pada metode ini digunakan suatu seri ayakan standar yang
dikalibrasi oleh The National Bureau of Standard. Ayakan umumnya digunakan
untuk memilih partikel-partikel yang lebih kasar; tetapi jika digunakan dengan
sangat hati-hati, ayakan-ayakan tersebut bisa digunakan untuk mengayak bahan
sampai sehalus 44 mikrometer (ayakan no.325). menurut metode U. S. P untuk
menguji kehalusan serbuk suatu massa sampel tertentu ditaruh suatu ayakan yang
cocok dan digoyangkan secara mekanik. Serbuk tersebut digoyang-goyangkan
selama waktu tertentu, dan bahan yangmelalui satu ayakan ditahan oleh ayakan
berikutnya yang lebih halus sertadi kumpulkan, kemudian ditimbang. Jika
diinginkan analisis yang lebih rinci,ayakan bisa disusun lima berturut-turut mulai
dari yang kasar di atas, sampai dengan yang terhalus di bawah. Satu sampel serbuk
yang ditimbang teliti ditempatkan pada ayakan paling atas, dan setelah ayakan
tersebut digoyangkan untuk satu periode waktu tertentu, serbuk yang tertinggal di
atas tiap saringan ditimbang. Kesalahan pengayakan akan timbul dari sejumlah
variabel termasuk beban ayakan dan lama serta intensitas penggoyangan
(Moechtar,1990).
Analisis ukuran partikel ada metode pengayakan adalag dengan memperhitungkan
persen bobot serbuk yang terthan pada setiap ayakan setelah penggetaran secara
mekanis. Persen bobot (% tertahan) dihitung sebagai berikut (Tim Pengajar, 2012) :
Setiap kumpulan partikel biasanya disebut polidispersi. Karenanya perlu untuk
mengetahui tidak hanya ukuran dari suatu partikel tertentu, tapi juga berapa banyak
partikel dengan ukuran yang sama ada dalam sampel. Jadi kita perlu suatu perkiraan
kisaran ukuran tertentu yang ada dan banyaknya atau berat fraksi d tiap-tiap ukuran
partikel, dari sini kita bisa menghitung ukuran partikel rata-rata untuk sampel
tersebut.
Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi,
sebab ukuran partikel mempunya peranan besar dalam pembuatan sediaan obat dan
juga terhadap efek fisiologisnya.
Bahan:
Serbuk MgO
Talk
Asam salisilat
ZnO
Kertas timbang
Tissue
D. CARA KERJA
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan Ditimbang serbuk sebanyak 25 g
Setelah mesin mati, timbang residu serbuk yang tertinggal pada Hitung ukuran
masing- masing pengayak dan penampung. Timbang teliti di
partikelnya
neraca analitik, catat hasilnya
E. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Petunjuk Praktikum Farmasi Fisik 1. STIKES MW: Kendari.
Alfren, M., 1990. Farmasi fisika. Universitas Indonesia press: Jakarta.
Dirjen POM., 1979. Farmakope Indonesia edisi lll. Depkes RI : Jakarta.
Dirjen POM., 1979 Farmakope Indonesia edisi IV. Depkes RI : Jakarta
Voigt, Rudolf.1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, edisi ke-5, UGM Press,
Yogyakarta.