Anda di halaman 1dari 15

Laporan Farmasetik

Bedak

Dosen Pengampu:

Yulia Rafitri Rizky, S.Farm., M.Si., Apt

Disusun Oleh:

Meliana Varian (010718012)

Mimah Nurapiah AR (010718013)

Mochamad Farhan Bastian (010718014)

Siti Hafsah Robiul Uyun (01071802

Program Studi S1 Farmasi


Institut Medika Drg. Suherman
JL. Raya Industri, Pasirgombong, Jababeka Cikarang – Bekasi
Telp. (021) 8904160 (Hunting)
Fax. (021) 8904159
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat
pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah mungkin ada sedikit hambatan, namun berkat


dukungan dari teman-teman serta bimbingan dari dosen pengampu Ibu Yulia
Rafitri Rizki, Msi. Apt sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
baik.

Dengan adanya makalah ini, diharapkan dapat membantu proses


pembelajaran, menambah pengetahuan bagi para pembaca. Penulis juga tidak lupa
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak atas bantuan, dukungan dan
doanya.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membaca
makalah ini dan dapat mengetahui tentang Jurnal Bersih Praktikum Ilmu Resep.
Makalah ini mungkin kurang sempurna, untuk itu kami mengharap kritik dan
saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Bekasi, September 2018

Tim Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 4

1.1. Latar Belakang .................................................................................. 4


1.2. Rumus Masalah ................................................................................. 4
1.3. Maksud dan Tujuan Masalah ............................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN .................................................................................... 6

2.1. Pengertian Serbuk ............................................................................. 6


2.2. Syarat-Syarat Serbuk ......................................................................... 6
2.3. Keuntungan dan Kerugian Serbuk .................................................... 6
2.4. Khasiat dan Kandungan Serbuk di Resep ......................................... 7
2.5. Pembuatan Resep .............................................................................. 10

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 14

3.1. Kesimpulan ........................................................................................ 14

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penggunaan obat dalam bentuk sediaan serbuk sangat dibutuhkan oleh


masyarakat, terutama bagi anak-anak dan orang tua yang sangat sulit untuk
meminum obat dalam. Serbuk merupakan campuran kering bahan obat atau zat
kimia yang dihasilkan dan ditunjukan untuk pemakaian oral (melalui mulut) atau
untuk pemakaian luar serbuk tabur yang mencegah infeksi pada luka permukaan
kulit. Serbuk dapat mengandung sejumlah cairan yang disebarkan secara merata
pada campuran bahan padat atau mungkin juga keseluruhan serbuk yang terdiri dari
bahan padat yang kering. Serbuk padat pula di buat dari bahan obat tumbuh-
tumbuhan yang di keringkan secara alamiah.

Serbuk yang terbuat dari bahan kimia ada yang kasar, cukup kasar, halus dan
sangat halus. Serbuk tabur dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang
halus untuk memudahkan penggunaan pada kulit. Serbuk mempunyai perubahan
yang luas sehingga serbuk lebih mudah terdispersi dan lebih mudah larut dalam
bentuk sediaan yang dipadatkan. Kekurangan serbuk sebagai bentuk sediaan adalah
tidak maunya pasien meminum obat yang pahit atau rasa yang tidak enak, kesulitan
untuk menjaga agar tidak terurai.

Pulvis adspersorius adalah praktik yang merupakan langkah awal peracikan


obat karena bahan-bahannya cukup sederhana dan tidak terlalu berat dilakukan oleh
praktikan. Pulvis yang terdiri atas Menthol, Camphora, Talcum, Acid Salicylic,
Balsam Peru, Adeps Lanae, MgO, ZnO. Dalam melakukan praktikum harus
memperhatikan alat dan bahan, dimana bahan harus ditimbang sesuai dengan resep
dan alat harus terjaga kesterilannya, agar tidak menimbulkan masalah.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari praktikum ini yang akan dibahas sebagai
berikut:

a) Apa Pengertian Dari Serbuk ?

4
5

b) Apa Khasiat dan Kandungan Serbuk ?


c) Bagaimana Cara Pembuatan Sediaan Bedak Dalam Suatu Resep ?
1.3. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:

a. untuk mengetahui lebih jelas dan mendalam tentang sediaan berupa serbuk,
khususnya cara pembuatan meracik serbuk tabur.
b. Supaya dapat membaca dan memahami resep
c. Supaya dapat menimbang bahan obat dengan benar
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Serbuk

Serbuk adalah bagian obat yang mengandung bagian yang mudah menguap
dikeringkan dengan pertolongan kapur tokoh atau bahan pengering lain yang cocok.
Setelah itu, diserbuk dengan cara diguling, ditumbuk, dan digerus sampai diperoleh
serbuk yang mempunyai permukaan yang halus mempunyai derajat halus serbuk
(Anief, 2005).
A. Menurut FI Edisi III
Serbuk adalah campuran homogen dua atau lebih obat yang
diserbukkan. Serbuk diracik dengan cara mencampur bahan obat satu per
satu, sedikit demi sedikit dan dimulai dari obat yang jumlahnya sedikit
kemudian diayak menggunakan pengayak, biasanya pengayak No.60 dan
dicampurkan lagi. Jika serbuk mengandung lemak, harus diayak
menggunakan ayakan No. 44.
B. Menurut FI Edisi IV
Serbuk adalah campuran kering bahan obat atau zat kimia yang
dihaluskan, ditujukkan untuk pemakaian oral, atau pemakaian luar.
Sedangkan dalam kimia fisika serbuk adalah partikel bahan obat yang
mempunyai ukuran santara 10.000-0,1 mikrometer.
2.2. Syarat-syarat Pulvis Adpersorius :
1. Harus halus tidak boleh ada butiran – butiran kasar (harus melewati ayakan
100 mesh);
2. Talk, kaolin, dan bahan mineral lainnya harus bebas dari bakteri
Clostridium Tetani, C Mentholi, dan Bulcillun Antharis;
3. Tidak boleh digunakan untuk luka terbuka;
4. Untuk serbuk kadang digunakan cawan agar zat warna tersebut merata
maka digunakan eter dan spritus;
5. Kering; (FI Edisi IV)
6. Halus; (FI Edisi IV)
7. Homogen; (FI Edisi IV)
8. Memenuhi keseragaman bobot atau keseragaman kandungan yang berlaku
untuk serbuk tabur. (FI Edisi IV)

2.3. Keuntungan dan Kerugian sediaan serbuk FI Edisi III


1. Adapun keuntungan serbuk adalah :
a. Lebih mudah terdispersi dan lebih larut dari pada sediaan yang
dipadatkan;
b. Digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dalam hal ini memenuhi
kebutuhan sandang masyarakat (bedak);

6
7

c. Serbuk tabur sangat dibutuhkan anak-anak.


2. Adapun kerugian serbuk tabur adalah :
a. Pada penyimpanan biasanya mengalami atau kadang-kadang
mengalami kelembapan atau basah;
b. Serbuk memiiki topikal tingkat kesukaran dalam proses peracikan
dibandingkan yang lain.
2.4. Khasiat dan Kandungan Serbuk
2.4.1. Kandungan dari sediaan serbuk
A. Menthol

Mentol adalah senyawa kimia yang berasal dari alam dan


merupakan senyawa yang termasuk dalam kelompok
terpenoid. Senyawa mentol termasuk dalam golongan turunan
dari monoterpena siklik.Senyawa kimia dalam golongan ini
memiliki ciri yaitu mengandung dua ikatan rangkap dan satu
lingkaran. Contoh senyawa pada golongan ini selain mentol
adalah menton, terpinol, terpienol. Mentol terdapat dalam
minyak pepermin dan disintesis dengan metode hidrogenasi
timol. Kristal padatan berbentuk granula mentol akan mencair
pada suhu 45 °C. Sifat mentol adalah sedikit larut dalam air,
tetapi senyawa ini mudah larut dalam alkohol, kloroform, dan
eter. Mentol memiliki sifat sebagai antiseptik yang dapat
menghambat kuman dan analgetik. Mentol juga biasanya
digunakan pada obat selesma. Senyawa mentol juga
diklasifikasikan sebagai senyawa yang dapat menimbulkan
iritasi dengan sensasi rasa dingin pada konsentrasi 1,25%
hingga 16%.Mentol seringkali digunakan pada balsem karena
sifat analgetik yang dapat menimbulkan sensasi rasa dingin,
walau sebagian pasien mendeskripsikan sensasi terbakar yang
sejuk.Mekanisme kerja mentol adalah dengan rangsangan
pada reseptor kulit yang memberi tanggapan pada stimulus
dingin. Karena reseptor tersebut juga teraktivasi oleh senyawa
mentol, maka kemungkinan besar pasien yang menggunakan
produk mentol akan merasakan sensasi rasa dingin atau
terbakar yang sejuk. Sensasi rasa tersebut akan mengurangi
rasa sakit, walau sebenarnya senyawa mentol tidak
mengurangi atau menaikkan suhu.

B. Campora
8

Camphor adalah senyawa yang berasal dari pohon Camphor


atau dalam bahasa latinnya dapat disebut sebagai Cinnanonum
Camphora. Secara tradisional, Camphor digunakan sebagai
obat sesak nafas dan pengobatan untuk antiinfalamasi seperti
reumatism sprains, bronchitis, asma, dan nyeri otot. Zat ini
kebanyakan digunakan dalam bentuk balsem, krim ataupun
minyak gosok yang digunakan untuk meredakan nyeri maupun
radang pada otot dan sendi. Karakterisasi kemurniannya
dengan metode polarimetri menggunakan alat polarimeter.
Secara kimia senyawa Camphor disintesis dari minyak
turpentine atau dari α-pinene yang melalu berbagai proses
kimia. Prinsip karakterisasi menggunakan Polarimeter adalah
untuk mengidentiifikasi kemurnian senyawa yang dihasilkan
dengan cara mengukur derajat polarisasi (derajat angular)
sampel ataupun mengukur rotasi spesifik senyawa tersebut.
Polarimeter Bellingham Stanley merupakan Alat yang tepat
dalam menentukan derajat angular maupun rotasi spesifik
suatu sampel. Alat ini merupakan produk yang dikeluarkan
oleh Xylem. Terdapat beberapa tipe polarimeter yang dapat
digunakan dalam industri Farmasi, seperti ADP 400 series dan
ADP 600 series. Tipe tipe Polarimeter ini bergantung pada
metode pengukuran yang dapat digunakan serta perbedaan
ketersediaan panjang gelombang yang ada.
C. ZNO

Seng oksida adalah suatu senyawa anorganik dengan rumus


kimia ZnO. ZnO merupakan bubuk putih yang tidak larut
dalam air, dan senyawa ini banyak digunakan sebagai aditif
dalam berbagai material dan produk termasuk karet, plastik,
keramik, kaca, semen, pelumas, cat, minyak gosok, perekat,
penutup, pigmen, makanan, baterai, ferit, pemadam api, dan
9

perban pertolongan pertama. Meskipun terdapat di alam


sebagai mineral zincite, sebagian seng oksida diproduksi
secara sintetis. ZnO murni berbentuk serbuk putih, tapi di alam
ia terdapat sebagai mineral langka zincite, yang biasanya
mengandung mangan dan ketidakmurnian lainnya yang
menimbulkan warna kuning hingga warna merah.
D. Amylum

Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak


larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
Pati merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan
untuk menyimpan kelebihan glukosa dalam jangka panjang.
Hewan dan manusia juga menjadikan pati sebagai
Kepadatan: 1,5 g/cm³
Titik lebur: decomp
Nomor CAS: 9005-25-8
Rumus kimia: (C6H10O5)n
Klasifikasi: Karbohidrat, Polisakarida
E. Acid Salicyl

Asam salisilat merupakan asam yang bersifat iritan lokal,


yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai
turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2
kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam
organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat.
Rumus: C7H6O3
Massa molar: 138,121 g/mol
Titik lebur: 159 °C
Rumus kimia: C7H6O3
Kelarutan dalam kloroform, etanol, metanol: kloroform 0,19
M; etanol 1,84 M; metanol 2,65 M
F. Talkum
10

Talek atau talk (dari bahasa Arab: talk) ialah mineral yang
memiliki kekerasan 1 skala Mohs, menjadikannya sebagai
mineral paling lembut. Merupakan silikat magnesium
terhidrasi, talek memiliki rumus kimia Mg3Si4O10(OH)2.
Talek tidak larut dalam air. Talek merupakan mineral
metamorf yang dihasilkan dari mineral magnesium seperti
piroksen, amfibol, olivin, dan mineral serupa lainnya dengan
adanya karbon dioksida dan air. Hal ini biasa dikenal sebagai
karbonasi talek atau steatisasi dan memproduksi sederetan
cadas yang dikenal sebagai karbonat talek. Talek biasanya
terbentuk melalui hidrasi dan karbonasi serpentin. Beberapa
studi telah menunjukkan bahwa talek berhubungan dengan
kejadian kanker paru, kulit, dan ovarium.Talek merupakan
mineral yang dimanfaatkan dalam industri kertas, kosmetika,
kompor, bahan plastik, minyak gemuk, dan keramik. Dalam
bidang kedokteran, talek digunakan sebagai bahan pleurodesis
untuk mencegah pneumotoraks kambuhan.
2.5. Pembuatan Resep

No. 01 Tgl :Cikarang, 24 September


2019

R/ Menthol 0,5
Campora 0,5
ZNO 5
Amylum 4
Acid Salicyl 1
Talkum ad 15

Mf. Pulv.adsp
S. Pulv adsp

Pro : Ny. Debora


11

Deskripsi
Nama
No Obat Pemerian Kelarutan Khasiat Referensi
Obat
(DO)
1. Menthol B Hablur Sukar larut antiritan F III hal
berbentuk dalam air 362
jarum atau
prisma
2. Campora B Hablur butir Larut dalam antiritan F III hal
atau masa 700 bagian 130
hablur air
3. ZNO B Serbuk amorf, Praktis tidak Antiseptikum F III hal
sangat halus larut dalam lokal 636
air dan dalam
etanol 95%
4. Amylum B Serbuk sangat Keasaman- Zat tambahan F III hal
halus kebasahan 93
5. Acid B Hablur ringan Larut dalam Keratolitikum F III hal
Salicyl tidak 550 bagian dan antifungi 56
berwarna, atau air dan dalam
serbuk 4 bagian
berwarna etanol 95%
putih
6. Talkum B Tidak berbau , Praktis tidak antiskabies F III hal
tidak berasa larut dalam 591
air

1. Kelengkapan Resep
- Tidak legkap
2. Usul
- Paraf
- Penambahan 10% untuk semua sediaan
12

- Talcum bebas dari bakteri


- ZNO diayak terlebih dahulu
- Etanol 95% acid salicycl 1-3 tetes
3. Teori
4. Perhitungan Bahan
1. Menthol = 0,5 + 10% = 0,55
2. Camphora = 0,5 + 10% = 0,55
3. ZNO = 5 +10% = 5,5
4. Amylum = 4 + 10% = 4,4
5. Acid salicyl = 1 + 10% = 1,1
6. Talcum ad = 15 – (0,5 + 0,5 +5 +4 +1) = 2,9 + 10% = 3,6

5. Penimbangan Bahan
1. Menthol = 0,55
2. Camphora = 0,55
3. ZNO = 5,5
4. Amylum = 4,4
5. Acid salicyl = 1,1
6. Talcum = 3,6

6. Cara Pembuatan
1. Setarakan timbangan
2. Siapkan alat dan bahan
3. Timbang bahan
4. ZNO diayak terlebih dahulu sebelum ditimbang
5. Masukkan menthol dan camphora , gerus ad mencair. tambahkan
sebagian talcum gerus homogen, sisihkan (M1)
6. Masukkan acid salicyl, tambahkan etanol 95% gerus ad mencair.
tambahkan sisa talcum gerus ad homogen.(M2)
7. Masukkan amylum gerus homogeny
8. Tambahkan ZNO, gerus homogeny
9. Tambahkan M1 dan M2 gerus homogeny
13

10. Ayak menggunakan mesh 100, timbang seberat 15 g. Masukkan kedalam


pot bedak

7. Penyerahan
1. Wadah = Pot bedak
2. Etiket = Biru
3. Signa = Untuk Pemakaian Luar
4. Label =-
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum, dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Mentol dan Campora jika digerus bersamaan akan mencapai titik eutetik
maka tidak perlu ditambahkan etanol.
2. Acid salicyl perlu di tetesi etanol 95% agar mencair dan homogen jika
ditambahkan talkum.
3. Zno diayak sebelum ditimbang agar tidak ada butiran-butiran kasar.
4. Sediaan diayak menggunakan mesh 100 karena tidak mengandung sediaan
lemak.

14
DAFTAR PUSTAKA

Ullmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, 6th Edition, Talc. Diakses 13 Oktober 2019
jam 10.47

An Introduction to the Rock-Forming Minerals, second edition, by W.A. Deer, R.A. Howie, and
J. Zussman, 1992, Prentice Hall, ISBN 0-582-30094-0. Diakses 13 Oktober 2019 jam 10.47

http://oru.edu/cccda/sl/solubility/allsolvents.php?solute=salicylic%20acid. Diakses 13 Oktober


2019 jam 10.47

https://id.wikipedia.org/wiki/Amilum. Diakses 13 Oktober jam 10.48

Sumardjo D. 2006. Pengantar Kimia Buku Panduan Kuliah Mahasiswa Kedokteran. Jakarta:
EGC. Diakses 13 Oktober 2019 jam 10.49

Knight KL, Draper DO. 2008. Therapeutic Modalities: The Art and the Science. Baltimore:
Lippincott Williams & Wilkins. Diakses 13 Oktober 2019 jam 10.49

https://id.wikipedia.org/wiki/Cinnamomum_camphora. Diakses 13 Oktober 2019 jam


10.52

https://id.wikipedia.org/wiki/Seng_oksida. Diakses 13 Oktober 2019 jam 10.56

15

Anda mungkin juga menyukai