Anda di halaman 1dari 16

Makalah Botani Farmasi

Struktur Sel Tumbuhan

Dosen Pengampu:

Lena Putri Handayani, M.Pd

Disusun Oleh:

Atu Zelva Aulia 010718004

Mochamad Farhan Bastian 010718014

Qori Anggraeni 010718020

Rosita Nurcahyati 010718022

Sutiara 010718025

Institut Medika Drg. Suherman

JL. Raya Industri, Pasirgombong, Jababeka Cikarang – Bekasi


Telp. (021) 8904160 (Hunting)
Fax. (021) 8904159
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatnya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu, saya sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Bekasi, September 2019

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Rumusan Masalah 2

1.3 Tujuan 2

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Sel Tumbuhan 3

2.2 Struktur Sel Tumbuhan 3

2.3 Organel Sel 5

2.4 Zat Ergastrik 10

BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan 12

DAFTAR PUSTAKA 13

ii
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisiologi tumbuhan merupan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi,


dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya.
Seperti halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi tumbuhan juga mempelajari
proses kehidupan yang sering mirip atau identik pada banyak organisme.
Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia
modern untuk memahami tumbuhan. Karena itu, kemajuan fisiologi tumbuhan
hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan dibidang fisika dan kimia. Kini
teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu
penelitian dibidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai
untuk menafsirkan berbagai hasilnya.

Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di


pelajari adalah ilmu tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler
yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama melakukan
fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding sel,
sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi, vakuola,
badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida dan nukleus.
Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang berbeda.
Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan tumbuhan
merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida yang berperan
dalam fotosintesis tumbuhan.

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel
hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam
struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel,
terisi plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya
terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses
diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

Pemahaman tentang sel tumbuhan diperlukan dalam bahasan fisiologi


tumbuhan selanjutnya. Pada makalah ini dijelaskan struktur dan fungsi masing-
masing organel sel serta hubungan antar organel sehingga dapat bekerja sama
membentuk sistem.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sel tumbuhan?
2. Apa saja struktur sel pada tumbuhan?
3. Apa saja organel sel yang ada pada tumbuhan?
4. Apa yang dimaksud dengan zat ergastrik?
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Biokimia. Tugas ini disusun dengan mempelajari materi tentang “Struktur Sel
Tumbuhan” dimana materi ini akan menjadi sebuah pembelajaran kepada kita
untuk mengetahui lebih dalam tentang Struktur sel tumbuhan, organel sel, dan
juga tentang zat ergastrik.

2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Sel Tumbuhan

Sel merupakan unit struktural dan fungsional terkecil dari makhluk


hidup. Sel pertama kali ditemukan oleh Robert Hooke. Hooke (pada tahun
1665) setelah mengamati sel gabus dengan menggunakan mikroskop sederhana.
Ternyata sel gabus tersebut tampak seperti ruangan-ruangan kecil. Maka,
dipilihlah kata dari bahasa Latin yaitu cellula yang berarti kamar kecil untuk
menamai objek yang ditemukannya itu. Dari sanalah awal mula istilah sel mulai
dipakai.

Tumbuhan tingkat tinggi tubuhnya tersusun oleh sejumlah sel, baik sel
hidup maupun sel mati. Sel-sel hidup memiliki persamaan dan perbedaan dalam
struktu dan fungsinya. Persamaannya adalah sel itu mempunyai dinding sel,
terisi plasma yang terbungkus oleh membran plasma. Sedangkan perbedaannya
terutama diakibatkan oleh lingkungan dan faktor genetik, yaitu akibat proses
diferensiasi yang mengikuti proses pembelahan sel.

2.2 Struktur Sel Tumbuhan


Struktur sel tumbuhan terdiri dari 3 bagian yaitu dinding sel, membran
sel, dan protoplasma.

3
1. Dinding Sel
Dinding sel
merupakan salah satu ciri sel
tumbuhan yang
membedakannya dari sel
hewan. Dinding ini
melindungi sel tumbuhan,
mempertahankan bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara
berlebihan. Pada tingkat keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang
terbuat dari sel khusus mempertahan¬kan tumbuhan agar tegak melawan
gaya gravitasi.
Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif
tipis dan lentur yang disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding
primer sel-sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, lapisan tipis yang
banyak mengandung polisakarida lengket yang disebut pektin. Apabila
selnya telah dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya.
Sebagian sel tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi
substansi pengeras ke dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan
dinding sel sekunder di antara membran plasma dan dinding primer.
Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk menjadi beberapa lapisan
berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang sanggup memberi
perlindungan dan dukungan. (Campbell, 2002).

2. Membran Sel
Membran plasma
berfungsi mengatur aliran
zat -zat terlarut masuk dan
keluar sel, dan mengatur
aliran air melalui osmosis.
Membran plasma bersifat
diferensial permeabel, artinya dapat melalukan senyawa kimia tertentu
dan tidak melalukan senyawa lainnya. Membran plasma
merupakan lapisan rangkap lipid dengan bagian: hidrofilik (suka air)

4
molekul lipidnya berada di permukaan. Bagian lipofilik (suka lemak),
molekul tersebut menghadap ke dalam lapisan rangkap sehingga
menyebabkan adanya ruang yang terang. Molekul protein yang mencakup
50% bahan membran tenggelam di lapisan rangkap itu, dengan satu atau
kedua ujung menonjol ke salah satu atau kedua permukaan membran. Kedua
permukaan membran berbeda secara khas (Hasnunidah, 2007).

3. Protoplasma
Bagian yang cair dalam sel dinamakan Sitoplasma. Penyusun utama
dari sitoplasma adalah air (90%), berfungsi sebagai pelarut zat-zat kimia
serta sebagai media terjadinya reaksi kirnia sel. Sitoplasmamerupakan
cairan tempat mengapungnya organel-organel sel. Organel sel adalah
benda-benda solid yang terdapat di dalam sitoplasma dan bersifat
hidup(menjalankan fungsi-fungsi kehidupan).
2.3 Organel Sel
1. Inti Sel (Nukleus)
Inti sel meupakan bagian-
bagian sel yang paling mencolok di
antara organel-organel di dalam sel.
Pada sel eukariotik, inti sel dibatasi
oleh membrane sel. Membran inti
memiliki pori-pori berukuran 60
nm. Membrane inti berguna untuk
pertukaran materi antara
nukleoplasma ( plasma inti )
dengan sitoplasma. Nukleosplsma mengandung nucleolus ( anak inti ) dan
kromosom. Nucleolus tmerupakan tempat pembetukan dan pematangan
RNA ribosoma ( salah satu bahan pembentuk ribosom ). Struktur sel terlihat
dengan jelas pada saat ael melakukan pembelahan ( tahap metaphase ).
Fungsi inti sel adalah sebagai berikut :
 Mengendalikan proses berlangsungnya metabolism di dalam sel
 Menyimpan informasi genetika ( gen ) dalam bentuk DNA

5
 Mengatur kapan dan di mana ekspresi gen-gen harus di mulai, di
jalankan, dan di akhiri
 Tempat terjadi replikasih ( perbanyakan DNA ) dan transkripsi (
penguntipan DNA )
2. Sitoplasma
Sitoplasma atau cairan sel adalah matriks yang berda di bagian
dalam membrane plasma tetapi di luar nucleus. Sitoplasma tersusun dari
sitosol yang bersifat koloid, sitoskleston ( rangka sel ), dan organel-organel.
Fungsi sitoplasma adalah sebagai berikut :
 Tempat terjadinya metabolisme sitosilik, misalnya gilikolisis serta
tempat terjadi sintesin protein di ribosom.
 Tempat penyimpanan bahan kimiayang brerguna bagi metabolism
sel misalnya enzim, protein dan lemak.
 Sarana atau fasilitator agar organel tertentu di dalam sel dapat
begerak, hal ini dikarenakan adanya aliran sitoplasma.
3. Ribosom
Riboson merupakan
butiran kecil nucleoprotein
yang tersebar dalam
sitoplasma. Bahan penyusun
ribosom dalah protein dan
RNA ribosomal ( RNAr ).
Ribosom tesebar bebas
didalam sitoplasma dan ada
juga terletak didalam reticulum endosplasma ( RE ).
Ribosom berfungsi untuk melansungkan sitesi protein. Ribosom
yang tersebar bebas di sitoplasma berguna untuk mensintesis protein
yang berfungs dalam sitoplasma.

6
4. Reticulum Endoplasma (RE)
Retikulum endosplasma
tersusun dari kantong pipih dan
tabung dua lapisan membrane yang
meluas dan menutupi sebagian
bear sitoplasma. Struktur tabung
tersebut berhubungan dengan
membrane inti.
Ada dua macam RE kasar ( berganula ) RE halus ( tidak berganula
), Re kasar berfungsi sebagai tempat sintesis protein sedangkan RE halus
berfungsi sebagai tempat sintesis lipid, metabolisme karbonhidarat, dan
detoksifikasih ( penghilang racun ) obat-obtan.
5. Badan Golgi (Aparatus Golgi)
Badan golgi merupakan
kantung pipih yang bertumpuk
yang tersusun dari ukuran kecil
dan terikat membrane.
Badan golgi berfungsi
memperoses protein dan molekul
lain yang akan dibawah keluar sel
atau ke membrane sel. Proses yang terjadi antara lain glikolisis (
pnambahan oligosakarida ) pada protein.
Badan golgi terdapat pada sel-sel sekretori, yaitu sebagai berikut :
 Sel-sel kelenjer pencernaan yang mengeluarkan enzim-enzim
pencernaan seperti lactase, sukrase, dan peptidase.
 Sel-sel pancreas yang mengeluarkan lipase dan tripsin.
 Kelenjar air luda yang mengeluarkan air liur yang mengandung
amylase.
 Kelenjer air mata yang mengeluarkan protein (antibody)

7
6. Lisosom
Lisosom merupakan
vesikel mebran berkantung
yang mengandung enzim-
enzim hidrolitik yang
bekerja pada kondisi asam.
Lisosom terbentuk dari
pertunasan vesikel badan golgi.
Lisosom berfungsi mencerna makromolekul secara interseluler dan
merusak sel-sel asing. Didalam lisosom terdapat enzim-enzim yang
berfungsi untuk menghidrolisis materi seluler asing antara lain DNA,
RNA, protein, dan lipid. Enzim tersebut antara lain sebagai berikut :
 Nuclease berfungsi untuk menghidrolisisi DNA dan RNA.
 Protease berfungsi untuk menghidrolisi protein.
 Lipase berfungsi menghidrolisis lipid.
 Fosfatase berfungsi menghidrolisis oligonukleotida.
 Enzim-enzim lain berfungsi menghidrolisis karbonhidrat
polisakarida serta oligosakarida.
7. Peroksisom
Peroksisom berbentuk seperti lisosom, berisi enzim oksidataf dan
katalase. Enzi oksidatif yang terdapat dalam perokisom mentransfer
hydrogen dari berbagao substrat ke oksigen, yang menghasilkan produk
sampingan berupa hydrogen peroksida ( H2O2 ). Hydrogen peroksida
yang terbentuk oleh peroksisom merupakan racun. Namun, dengan ada
enzim katelase di dalam peroksisom, maka hidreroksisom merupakan
racun. Namun, dengan ada enzim katelase di dalam peroksisom, maka
hydrogen peroksida di ubah menjadi air dan oksigen.
8. Mitokondria
Mitokondria merupakan penghasil energi ( ATP ) karena berfungsi
untuk respirasi . Secara umum dapat dikatakan bahwa mitokondria
berbentuk butiran atau benang . Mitokondria mempunyai sifat plastis

8
,artinya bentuknya mudah berubah . Ukurannya seperti bakteri dengan
diameter 0,5-1 mikrometer dan panjang 3-10 mikrometer.

9. Kloroplas
Mengandung suatu sistem
mebran yang bernama tilakoid,
yang sering sambung-
menyambung membentuk
tumpukan membran yang
disebut grana. Grana terbenam
dalam stroma. Enzim yang
mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan di stroma
(Hasnunidah, 2007).
10. Vakuola
Badan khas di sel tumbuhan
selain dinding sel dan plastida
adalah vakuola. Vakuola
mengerjakan beberapa fungsi.
Bentuk dan ketegangan
jaringan yang hanya memiliki
dinding primer adalah akibat
adanya air dan bahan terlarut
yang menekan dari dalam
vakuola. Tekanan tersebut timbul karena osmosis. Konsentrasi bahan
terlarut di dalam vakuola cukup tinggi, termasuk garam-garam,
molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan molekul-

9
molekul lainnya. Beberapa vakuola mengandung pigmen yang
menimbulkan warna pada banyak bunga atau dauh. Pada beberapa
bagian tumbuhan, vakuola dapat mengandung bahan-bahan yang
mungkin berbahaya bagi sitoplasma.

2.4 Zat Ergastrik


Zat ergastrik merupakan komponen non protoplasma yang terdapat di
dalam sitoplasma dan vacuola. Zat ergastrik bisa bersifat cair maupun padat. Zat
ergastrik atau inklusi meliputi amilum atau pati, aleuron, bermacam-macam kristal
dan tubuh silika atau stigmata. Semula zat ini dianggap sebagai hasil metabolisme
yang tidak terpakai atau cadangan makanan. Ternyata zat ini memiliki keuntungan
selektif karena embuat tanaman tidak enak dimakan sebab rasanya pahit atau
memiliki bau tidak enak sehingga tidak dimakan oleh pemangsa.
1. Amilum
Amilum atau pati pertama kali dibentuk dalam kloroplas dan disebut
tepung asimilasi. Amilum yang dibentuk disebut tepung cadangan. Bila dalam
perjalanan sebelum sampai pada tempat penyimpanan sintesis sudah
berlangsung, maka tepung yang dibentuk disebut tepung transitoris. Titik awal
terbentuknya amilum disebut hilum atau hilus. Butir tepung tunggal disebut
monoadelfus dan butir tepung majemuk disebut poliadelfus.
2. Aleuron
Aleuron merupakan lapisan yang terdapat pada endosperm biji
serealia. Butir aleuron yang besar dapat ditemukan dalam endosperm biji
jarak. Di dalamnya selain protein amorf juga ditemukan kristaloid protein
yang berbentuk segi banya. Lapisan aleuron banyak mengandung vitamin B-1
(aneurin) yang merupakan vitamin anti beri-beri.
3. Kristal
Berbagai bentuk kristal ditemukan dalam sel tumbuhan, sebagian besar
di dalam vakuola sel, namun ada juga yang tertanam dalam dinding sel. Krisal
oksalat yang paling banyak ditemukan, sedangkan kalsium karbonat dan
kalsium malat hanya ada pada jenis tanaman tertentu.

10
Kristal pasir adalah kristal berbentuk prisma kecil, ditemukan dalam
jumlah yang banyak seperti pada selsel batang sambucus nigra, tangkai daun
bayam (Amarathus sp). Biasanya terhimpun dalam berkas. Contohnya dapat
dijumpai pada daun nenas, tangkai daun bunga pukul empat (Miriabilis
jalapa), daun dan batang pacar air (Impatiens balsamia).
Kristal berbentuk rhomboid atau prisma, berbentuk soliter seperti pada
sel daun jeruk (Citrus sp) Begonia, dan Vicia sativa. Sedangkan kristal
kalsium karbonat ditemukan dalam bentuk sistolit pada keluarga moraceae,
acanthaceae da urticaceae. Sistolit adalah kristal yang dibentuk serupa
penonjolan kearah allam sel dari dinding ke lumen sel.
4. Stegmata
Stegmata atau tubuh silika merupakan endapan oksida silikon,
kebanyakan terdapat pada monokotil. Bentuknya amat khas pada tanaman
dalam satu genus atau familia. Pada Heliconia seperti bujur sangkar, pada
Zingiberaceae seperti pasir, pada Cyperaceae seperti kerucut dan pada
Poaceae amorf. Letak stegmata tidak acak sehingga keberadaannya dapat
digunakan sebagai ciri dalam taksonomi.

11
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Sel merupakan unit terkecil dari suatu bentuk kehidupan. Untuk ukuran
sekecil itu, sel tergolong sangat luar biasa. Sel seperti sebuah pabrik yang
senantiasa bekerja agar proses kehidupan terus berlangsung.
Tumbuhan terdiri atas sel yang memiliki nucleus yang terbungkus oleh
membrane atau struktur serupa tapi tanpa membrane. Sel tumbuhan memiliki
beberapa jenis organel yang terbungkus membrane, misalnya kloroplas,
mitokondria, nucleus, dan vakuola dan Sebagian besar sel tumbuhan
eukariotik diselimuti oleh dinding sel.

12
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Reece – Mitchell. 2002. Biologi. Erlangga : Jakarta
Hasnunidah, Neni. 2010. Buku Ajar. Fisiologi Tumbuhan. Universitas
Lampung : Bandar Lampung
Lakitan, Benyamin. 2001. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. PT. Raja
Grafindo Persada : Jakarta
Salahuddin.M.R. 2009. Makalah Sel. Politeknik Kesehatan Kemenkes:
Jayapura

13

Anda mungkin juga menyukai