Anda di halaman 1dari 24

Pengertian metabolit primer

Metabolit primer adalah senyawa kimia kecil yang terlibat langsung dalam
pertumbuhan, perkembangan, dan reproduksi organisme hidup. Oleh karena itu, mereka
adalah komponen kunci dalam pemeliharaan fungsi fisiologis normal dalam tubuh. Dengan
demikian, metabolit primer sering disebut sebagai metabolit sentral. Metabolit primer
biasanya terbentuk selama fase pertumbuhan karena metabolisme energi. Mereka adalah
komponen utama dari pertumbuhan yang tepat. Etanol, asam laktat, nukleotida, vitamin, dan
beberapa asam amino dianggap sebagai metabolit primer.

Dalam mikrobiologi industri, etanol adalah metabolit primer yang paling umum
diproduksi dalam skala besar dengan fermentasi. Selain itu, asam amino seperti L-lysine dan
L-glutamat diproduksi dalam skala besar. Asam sitrat adalah metabolit primer umum lainnya
yang diproduksi dalam skala besar. Ini digunakan sebagai bahan dalam produksi makanan.

Metabolit primer menjadi kunci dalam pemeliharaan fungsi fisiologis tubuh secara
normal. Senyawa metabolit primer juga merupakan senyawa sentral dan sangat penting. Jika
salah satu saja tidak ada, maka fungsi tubuh berjalan tidak lancar. Metabolit primer ini
umumnya terbentuk pada fase pertumbuhan sel, baik ketika fase haploid maupun diploid.
Selain itu, metabolit primer juga terdapat pada metabolisme yang menghasilkan energi.
Metabolit primer disebut juga sebagai senyawa bioaktif. Senyawa yang peranannya
sangat penting bagi kelangsungan hidup dan mempertahankan hidup. Sementara metabolit
sekunder kebalikan dari primer. Metabolit sekunder tidak berpengaruh signifikan terhadap
makhluk hidup. Ada dan tidak adanya hanya sebagai pelengkap saja. Hal yang akan dibahas
dalam artikel lain.

Kebutuhan terhadap senyawa metabolit yang sangat penting membuat senyawanya


dibuat dan diproduksi oleh tubuh dalam jumlah besar. Selain itu, jenis metabolit primer pada
setiap makhluk hidup sama. Tidak seperti metabolit sekunder yang memberikan ciri unik,
terutama tumbuhan dan hewan.

Fungsi Metabolit Primer

Senyawa metabolit primer dalam tubuh berfungsi dalam fisiologis tubuh atau
membuat sistem organ tubuh berperan sebagaimana mestinya. Fungsi metabolit primer
sesuai sistem organ manusia atau makhluk hidup lain dan fisiologis tubuh, yaitu:

 Sistem syaraf pusat yang terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Secara fisiologis,
sistem syaraf ini mengumpulkan data lingkungan tubuh dan mengatur banyak aspek
komunikasi bagian tubuh dan sistem organ lain.
 Sistem rangka manusia yang berfungsi sebagai pembentukan sel darah, membentuk tubuh,
tempat melekatnya otot, dan sebagai struktur dasar gerakan.
 Sistem sirkulasi atau peredaran darah, berfungsi sistem transportasi yang membawa oksigen,
bahan bakar, nutrisi makanan, produk limbah, sel-sel kekebalan tubuh, hormon, dan
sebagainya.
 Sistem pernapasan, sebuah sistem fisiologis tubuh yang menghasilkan dan mengolah energi
dari makanan.
 Sistem pencernaan, bagian yang mengubah makanan menjadi kecil bergizi, tidak beracun,
dan dapat diserap oleh seluruh bagian tubuh yang memerlukan.
 Sistem ekskresi manusia atau pengeluaran yang pada intinya mengeluarkan zat sisa atau yang
tidak diperlukan oleh tubuh melalui kulit dan ginjal.
Jenis dan Contoh Metabolit Primer

Seperti telah dikemukakan di atas bahwa senyawa metabolit primer setiap jenis
makhluk hidup sama. Semua manusia di dalam tubuhnya mempunyai kandungan senyawa
yang sama. Demikian pula dengan tanaman dan hewan. Secara umum jenis metabolit primer
dibagi empat kelompok, yang setiap kelompoknya terdiri dari berbagai senyawa pula.

1. Karbohidrat dan Senyawa Hidrokarbon

Karbohidrat disebut sebagai zat pembangun tubuh dan menghasilkan energi. Metabolit
karbohidrat merupakan makromolekul yang terdiri dari senyawa C (karbon), H (Hydrogen),
dan O (Oksigen). Senyawa yang menjadi komponen terbesar dalam tubuh. Itu sebabnya,
karbohidrat disebut sebagai pembangun. Tanpa karbohidrat tidak ada makhluk hidup.
Bahkan, tidak ada alam semesta karena komponen ini juga penyusun seluruh alam semesta.

Senyawa karbohidrat sering disebut sebagai gula hidrokarbon. Meski demikian


beberapa ahli tidak mengelompokkannya dalam hidrokarbon karena karbohidrat mempunyai
kandungan Oksigen di dalamnya. Karbohidrat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu:

 Monosakarida, karbohidrat yang memiliki monomer. Kelompok karbohidrat ini tidak dapat
dihidrolisis menjadi karbohidrat atau senyawa lain yang lebih kecil. Contohnya, glukosa dan
fruktosa yang terdapat pada buah-buahan.
 Disakarida, karbohidrat yang memiliki monomer dua. Karbohidrat kelompok ini yang
merupakan metabolit primer adalah laktosa (gabungan glukosa dan galaktosa) yang terdapat
dalam susu ibu.
 Oligosakarida dan Polisakarida, karbohidrat yang memiliki monomer lebih dari dua. Jika
monomer yang dimiliki antara 2 sampai 10 disebut oligosakarida dan lebih dari 10 disebut
polisakarida. Kelompok karbohidrat ini banyak terdapat pada tumbuhan.

Secara umum, contoh karbohidrat dan senaywa hidrokarbon yang termasuk dalam
metabolit, antara lain C19H28O2 atau yang disebut Testosteron, merupakan senyawa di
dalam tubuh manusia yang dihasilkan pada organ testis seorang pria dan C18H24O2 atau
yang disebut Estradiol/oestradiol merupakan senyawa hormon seks pada wanita.
2. Protein

Sama dengan karbohidrat, protein merupakan makromolekul yang terdapat dalam


tubuh makhluk hidup. Perbedaan terletak pada senyawa penyusunnya. Protein di susun oleh
C, H, O, N, dan S. Dalam tubuh, secara umum metabolit primer jenis satu ini berfungsi
melindungi tubuh dari infeksi yang masuk dan memperbaiki kerusakan sel. Dari protein zat
kekebalan tubuh dibentuk. Protein, dibagi menjadi dua kelompok besar metabolit primer
sesuai fungsinya, yaitu:

 Protein fungsional, protein yang tugasnya membantu sistem organ tubuh melaksanakan
fungsinya dengan baik. Termasuk dalam protein fungsional adalah macam enzim dan
fungsinya, seperti enzim asam klorida, amilase, tripsin, dan lipase pada pencernaan. Semua
ensim tersebut mempunyai fungsi masing-masing. Enzim amylase membantu mengubah
karbohidrat atau zat tepung jenis disakarida atau polisakarida menjadi yang lebih kecil atau
monosakarida atau gula. Sementara asam klorida membantu membunuh segala kuman,
bakteri, dan virus yang ikut terbawa makanan dalam lambung.
 Protein Struktural, protein yang bertugas menyusun bagian struktural. Contoh metabolit
primer yang termasuk dalam kelompok ini adalah protein integral dan protein perifer yang
menyusun membran sel, asam glutamat pada sintesa protein, asam asetat, dan asam aspartat.

3. Lipid

Lipid sering disebut lemak dalam kehidupan sehari-hari. Senyawa metabolit primer
yang bersifat hidrofobik atau tidak dapat diserap air. Komponen lemak sama dengan
karbohidrat dan protein, yaitu gabungan C. H, dan O. Fungsinya, antara lain
sebagai cadangan energi tubuh, dan bahan dasar hormon, membran sel, dan membran
organel sel. Berdasarkan strukturnya, lemak terbagi menjadi tiga, yaitu:

 Lemak sederhana, yaitu lemak yang terdiri dari trigliserida dan gliserol.
 Lemak campuran, lemak yang merupakan gabungan dengan senyawa lain, seperti lipoprotein
(lemak dan protein) dan posfolipid (posfat dan lemak).
 Lemak turunan, lemak yang dihasilkan dari hodrolisis asam lemak. Yang termasuk lemak
turunan adalah kolesterol.
Semua jenis metabolit primer lipid atau lemak mempunyai fungsi khusus dalam
tubuh. Namun, jika jumlahnya berlebihan dapat membentuk gumpalan yang menyumbat
peredaran darah.

4. Asam Nukleat

Asam nukleat tersusun atas C, H, O, P dan merupakan metabolit yang berperan


penting dalam tubuh. Asam nukleat yang terdiri dari 3 bagian, gula ribose, basa nitrogen, dan
fosfat ini dikelompokkan menjadi 4 bagian sesuai fungsinya.

 Komponen materi genetik struktur DNA double helix dan RNA atau yang sering disebut
sebagai rantai genetik ganda dan tunggal.
 Komponen yang menghasilkan energi kimia dalam tubuh makhluk hidup, khsusunya
manusia, contohnya ATP, GTP, dan VTP.
 Kofaktor atau kimia non protein yang membantu aktivitas biologis protein atau peranan
enzim dalam kehidupan. Yang termasuk contoh senyawa metabolit primer jenis ini adalah
NAD, FAD, dan Koenzim A.
 Regulator, senyawa pengatur yang membantu meregulasi ekspresi gen lain. Contoh senyawa
ini adalah cAMP dan cGMP.

Ciri-ciri Metabolit Primer pada tanaman


 Memiliki fungsi yang esensial dan jelas bagi kelangsungan hidup organisme penghasilnya
(merupakan komponen esensial tanaman misalnya asam amino, vitamin, nukleutida, asam
nukleat, dan lemak).
 Terbentuk melalui metabolisme primer
 Bersifat tidak spesifik (ada pada hampir semua makhluk hidup )
 Dibuat dalam kuantitas yang cukup banyak
 Sering berhubungan dengan pertumbuhan organisme penghasilnya
 Hasil akhir dari metabolisme, energi dan etanol
 Dibuat dan disimpan secara intraselule
Pengertian Alkaloid

Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang


kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa
yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino
dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama,
senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini

Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya


(precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk
membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid
digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung
nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid
opium kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang di mana
senyawa itu diisolasi. Jika setelah alkaloid itu dikaji, penggolongan sebuah alkaloid diubah
menurut hasil pengkajian itu, biasanya mengambil nama amine penting-secara-biologi yang
mencolok dalam proses sintesisnya.

 Golongan Piridina: piperine, coniine, trigonelline, arecoline, arecaidine, guvacine, cytisin


e, lobeline, nikotina, anabasine, sparteine, pelletierine.
 Golongan Pyrrolidine: hygrine, cuscohygrine, nikotina
 Golongan Tropane: atropine, kokaina, ecgonine, scopolamine, catuabine
 Golongan Kuinolina: kuinina, kuinidina, dihidrokuinina, dihidrokuinidina, strychnine, br
ucine, veratrine, cevadine
 Golongan Isokuinolina: alkaloid-
alkaloid opium (papaverine, narcotine, narceine), sanguinarine, hydrastine, berberine, em
etine, berbamine, oxyacanthine
 Alkaloid Fenantrena: alkaloid-alkaloid opium (morfin, codeine, thebaine)
 Golongan Phenethylamine: mescaline, ephedrine, dopamin
 Golongan Indola:
o Tryptamines: serotonin, DMT, 5-MeO-DMT, bufotenine, psilocybin
o Ergolines (alkaloid-alkaloid dari ergot ): ergine, ergotamine, lysergic acid
o Beta-carboline: harmine, harmaline, tetrahydroharmine
o Yohimbans: reserpine, yohimbine
o Alkaloid Vinca: vinblastine, vincristine
o Alkaloid Kratom (Mitragyna speciosa): mitragynine, 7-hydroxymitragynine
o Alkaloid Tabernanthe iboga: ibogaine, voacangine, coronaridine
o Alkaloid Strychnos nux-vomica: strychnine, brucine
 Golongan Purine:
o Xantina: Kafeina, teobromina, theophylline
 Golongan Terpenoid:
o Alkaloid Aconitum: aconitine
o Alkaloid Steroid (yang bertulang punggung steroid pada struktur yang bernitrogen):
 Solanum (contoh: kentang dan alkaloid tomat) (solanidine, solanine, chaconine)
 Alkaloid Veratrum (veratramine, cyclopamine, cycloposine, jervine, muldamine)[
2]

 Alkaloid Salamander berapi (samandarin)


 lainnya: conessine
 Senyawa ammonium quaternary s: muscarine, choline, neurine

Sifat alkaloid :

1. Mengandung atom nitrogen yang umumnya berasal dari asam amino.


2. Umumnya berupa Kristal atau serbuk amorf.
3. Alkaloid yang berbentuk cair yaitu konini, nikotin dan spartein.
4. Dalam tumbuhan berada dalam bentuk bebas, dalam bentuk N-oksida atau dalam bentuk
garamnya.
5. Umumnya mempunyai rasa yang pahit.
6. Alkaloid dalam bentuk bebas tidak larut dalam air, tetapi larut dalam kloroform, eter dan
pelarut organik lainnya yang bersifat relative non polar.
7. Alkaloid dalam bentuk garamnya mudah larut dalam air.
8. Alkaloid bebas bersifat basa karena adanya pasangan elektron bebas pada atom N-nya.
9. Alkaloid dapat membentuk endapan dengan bentuk iodide dari Hg, Au dan logam berat
lainnya (dasar untuk identifikasi alkaloid).

Metode Isolasi Alkaloida


Satu-satunya sifat kimia alkaloid yang paling penting adalah kebasaannya. Metode
pemurnian dan pencirian ialah umumnya mengandalkan sifat ini, dan pendekatan khusus
harus dikembangkan untuk beberapa alkaloid misalnya rutaekarpina, kolkhisina, risinina)
yang tidak
bersifat basa.
Umumnya isolasi bahan bakal sediaan galenik yang mengandung alkaloid dilakukan
dengan beberapa cara, yaitu :
1. Dengan menarik menggunakan pelarut-pelarut organik berdasarkan azas Keller. Yaitu
alkaloida disekat pada pH tertentu dengan pelarut organik.
Prinsip pengerjaan dengan azas Keller yaitu alkaloida yang terdapat dalam suatu bakal
sebagai bentuk garam, dibebaskan dari ikatan garam tersebut menjadi alkaloida yang
bebas. Untuk itu ditambahkan basa lain yang lebih kuat daripada basa alkaloida tadi.
Alkaloida yang bebas tadi diekstraksi dengan menggunakan pelarut –pelarut organic
misalnya Kloroform. Tidak dilakukan ekstraksi dengan air karena dengan air maka yang
masuk kedalam air yakni garamgaram alkaoida dan zat-zat pengotor yang larut dalam
air, misalnya glikosida-glikosida, zat warna, zat penyamak dan sebagainya. Yang masuk
kedalam kloroform disamping alkaloida juga lemaklemak, harsa dan minyak atsiri.
Maka setelai alkaloida diekstraksi dengan kloroform maka harus dimurnikan lagi
dengan pereaksi tertentu. Diekstraksi lagi dengan kloroform. Diuapkan, lalu didapatkan
sisa alkaloid baik dalam bentuk hablur maupun amorf. Ini tidak berate bahwa alkaloida
yang diperoleh dalam bentuk murni, alkaloida yang telah diekstaksi ditentukan legi
lebih lanjut. Penentuan untuk tiap alkaloida berbeda untuk tiap jenisnya.
Hal-hal yang harus diperhatikan pada ekstraksi dengan azas Keller, adalah :
a. Basa yang ditambahkan harus lebih kuat daripada alkaloida yang akan dibebaskan
dari ikatan garamnya, berdasarkan reaksi pendesakan.
b. Basa yang dipakai tidak boleh terlalu kuat karena alkaloida pada umumnya kurang
stabil. Pada pH tinggi ada kemungkinan akan terurai, terutama dalam keadaan bebas,
terlebih bila alkaloida tersebut dalam bentuk ester, misalnya : Alkaloid Secale,
Hyoscyamin dan Atropin.
c. Setelah bebas, alkaloida ditarik dengan pelarut organik tertentu, tergantung
kelarutannya dalam pelarut organik tersebut.

Alkaloid biasanya diperoleh dengan cara mengekstraksi bahan tumbuhan memakai air
yang diasamkan yang melarutkan alkaloid sebagai garam, atau bahan tumbuhan dapat
dibasakan dengan natrium karbonat dan sebagainya dan basa bebas diekstaksi dengan
pelarut organik seperti kloroform, eter dan sebagainya. Radas untuk ekstraksi sinabung
dan pemekatan khusunya digunakan untuk alkaloid yang tidak tahan panas. Beberapa
alkaloid menguap seperti nikotina dapat dimurnikan dengan cara penyulingan uap dari
larutan yang diabasakan. Larutan dalam air yang bersifat asam dan
mengandung alkaloid dapat dibasakan dan alkaloid diekstaksi dengan pelarut organik ,
sehingga senyawa netral dan asam yang mudah larut dalam air tertinggal dalam air. Cara
lain yang berguna untuk memperoleh alkaloid dari larutan asam adalah dengan
penjerapan menggunakan pereaksi Lloyd. Kemudian alkaloid dielusi dengan dammar
XAD- 2 lalu diendapkan dengan pereaksi Mayer atau Garam Reinecke dan kemudian
endapan dapat dipisahkan dengan cara kromatografi pertukaran ion. Masalah yang timbul
pada beberapa kasus adalah bahwa alkaloid berada dalam bentuk terikat yang tidak dapat
dibebaskan pada kondisi ekstraksi biasa. Senyawa pengkompleksnya barangkali
polisakarida atau glikoprotein yang dapat melepaskan alkaloid jika diperlakukan dengan
asam.
2. Pemurnian alkaloida dapat dilakukan dengan cara modern yaitu dengan pertukaran ion.
3. Menyekat melalui kolom kromatografi dengan kromatografi partisi.
Cara kedua dan ketiga merupakan cara yang paling umum dan cocok untuk memisahkan
campuran alkaloid. Tata kerja untuk mengisolasi dan mengidentifikasi alkaloid yang
terdapat dalam bahan tumbuhan yang jumlahnya dalam skala milligram menggunakan
gabungan kromatografi kolom memakai alumina dan kromatografi kertas.
Pengertian Flavonoid

Flavonoid adalah senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon yang umumnya tersebar
di dunia tumbuhan.[1] Lebih dari 2000 flavonoid yang berasal dari tumbuhan telah
diidentifikasi, tetapi ada tiga kelompok yang umum dipelajari, yaitu antosianin, flavonol,
dan flavon.[2] Antosianin (dari bahasa Yunani anthos, bunga dan kyanos, biru-tua) adalah
pigmen berwarna yang umumnya terdapat di bunga berwarna merah, ungu, dan biru
.[2] Pigmen ini juga terdapat di berbagai bagian tumbuhan lain misalnya, buah tertentu,
batang, daun dan bahkan akar. Flavnoid sering terdapat di sel epidermis.[2] Sebagian besar
flavonoid terhimpn di vakuola sel tumbuhan walaupun tempat sintesisnya ada di luar vakuola

Fungsi

Antosianin dan flavonoid lainnya menarik perhatian banyak ahli genetika karena ada
kemungkinan untuk menghubungkan berbagai perbedaan morfologi di antara spesies yang
berkerabat dekat dalam satu genus misalnya dengan jenis flavonoid yang
dikandungnya.[2] Flavonoid yang terdapat di spesies yang berkerabat dalam satu genus
memberikan informasi bagi ahli taksonomi untuk megelompokkan dan menentukan garis
evolusi tumbuhan itu.[2]

Cahaya khususnya panjang gelombang biru meningkatkan pembentukan flavonoid dan


flavonoid meningkatkan resistensi tanaman terhadap radiasi UV.[2]

Quercetin dan myricetin, merupakan jenis flavonoid yang melindungi sel Caco-2 yang
terdapat pada saluran pencernaan dari oksidasi rantai ganda DNA dan
bersifat antioksidan yang melindungi kolonosit dari stres oksidatif
Manfaat

 Membantu tubuh menyerap vitamin C dengan lebih baik


 Membantu mencegah dan/atau mengobati alergi, infeksi virus, arthritis, dan kondisi
peradangan tertentu.
 Dapat memperbaiki sel yang rusak akibat radikal bebas.
 Mampu meningkatkan gejolak suasana hati yang diakibatkan oleh gangguan
mood hingga depresi.
 Menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, namun hal ini masih
membutuhkan penelitian lebih lanjut.

Ini Sumber Makanan yang Mengandung Flavonoid

Anda mungkin telah mengetahui manfaat antioksidan, vitamin C, vitamin E, dan beta karoten
yang baik untuk tubuh Anda, bukan? Sama seperti antioksidan, flavonoid memiliki manfaat
dan peranan besar bagi kesehatan tubuh Anda.

Lalu, sumber makanan apa saja yang banyak mengandung senyawa flavonoid tersebut?
Beberapa makanan dan minuman yang dipercaya mengandung senyawa luar biasa ini,
seperti:

 Rosella
Ekstrak rosella dipercaya baik untuk mengobati kolesterol tinggi, hipertensi, dan
diabetes tipe 2. Akan tetapi, penggunaan herbal ini sebagai pengobatan masih perlu
diteliti lebih lanjut karena belum terdapat studi yang memadai pada manusia untuk
menilai keamanan, dosis efektif, dan efek sampingnya bagi kesehatan.

 Apel
Di dalam buah apel terkandung flavonoid yang bernama quercetin. Kandungan
senyawa ini memungkinkan Anda untuk tidak sering berkunjung ke dokter untuk
berobat. Quercetin tersebut dikatakan dapat mencegah serangan jantung, mencegah
katarak, mengendalikan asma, dan mempercepat penyembuhan kenaikan asam
lambung Anda. Namun penelitian ini masih terbatas pada hewan. Efek senyawa
quercetin terhadap kesehatan jantung pada manusia belum diteliti dan masih
memerlukan studi lebih lanjut.
 Anggur merah
Minuman anggur merah atau red wine ini rupanya kaya akan kandungan flavonoid
yang dapat menurunkan risiko penyakit jantung. Jika memang Anda bukanlah seorang
peminum, Anda dapat memperoleh manfaat ini dengan meminum jus anggur yang
berwarna ungu. Kandungan flavonoid ini terdapat pada zat warna kulit anggur merah.

 Sirsak
Buah yang banyak tumbuh di daerah tropis ini mengandung antioksidan seperti fenol
(sejenis flavonoid), potasium, vitamin C, E. Kandungan ini dikatakan berkhasiat
untuk mengobati beberapa penyakit seperti kanker dan hipertensi. Antioksidan pada
sirsak juga dapat membantu mengurangi radikal bebas. Meskipun dianggap baik,
masih diperlukan studi lebih lanjut untuk memastikan efek pengobatan, dosis efektif,
dan efek samping penggunaan suplemen ini pada manusia.

 Belimbing wuluh
Buah yang bernama latin Averrhoa Bilimbi ini tinggi Vitamin C, asam oksalat, tannin,
asam amino, dan antioksidan seperti flavonoid. Tanaman tradisional ini dipercaya
bermanfaat untuk mengobati hipertensi, kolesterol tinggi, kanker, dan diabetes.
Namun efek ini masih terbatas pada penelitian pada hewan. Maka dari itu, perlu studi
lebih lanjut untuk menentukan dosis efektif dan efek samping penggunaannya pada
manusia. Selain itu, buah ini mengandung banyak asam oksalat yang jika dikonsumsi
secara berlebihan dapat memperberat kondisi gagal ginjal akut
Tannin

Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah


suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi
dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam
amino dan alkaloid.

Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti
“pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin
nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit
masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa
polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain
yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan
protein dan makromolekul yang lain.

Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; berbagai senyawa


ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama,
serta dalam pengaturan pertumbuhan[1]. Tanin yang terkandung dalam buah muda
menimbulkan rasa kelat (sepat)[2]; perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin
bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.

Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan
(bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa
gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam (black
water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.
Manfaat

Tanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah
digunakan. Tanin juga digunakan untuk menyamak (mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih
tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan
mordan[4].

Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan
aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran
makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat
ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak
tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.[4] Tanin yang
terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan
aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic
Esclierichia culi (EPEC) pada bayi [5] Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa
daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa
antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa
yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang
Saponin

Saponin merupakan golongan senyawa alam yang rumit, yang mempunyai massa dan
molekul sangat besar, dengan kegunaan nya yang luas. Saponin memiliki rasa pahit yang
menusuk dan menyebabkan bersin dan iritasi pada selaput lendir.

Saponin merupakan racun yang dapat menghancurkan butir darah atau hemolisis pada
darah. Saponin memiliki sifat racun bagi hewan berdarah dingin atau predator dan saponin
banyak digunakan sebagai racun ikan. Saponin yang bersifat keras atau racun, biasa disebut
sebagai Sapotoksin. Saponin dapat diperoleh dari tumbuhan melalui metode ekstraksi.

Sifat-Sifat Saponin

Berikut adalah sifat-sifat dari Saponin :

 Mempunyai rasa yang pahit.


 Dalam larutan air membentuk buih stabil.
 Menghemolisa eritrosit.
 Merupakan racun yang sangat kuat untuk ikan, amfibi dan hewan predator.
 Membentuk persenyawaan dengan kolesterol dan hidroksiteroid lainya.
 Sulit untuk dimurnikan dan diidentifikasi.
 Berat molekul relatif tinggi dan analisi hanya menghasilkan formula empiris yang
mendekati.
Jenis Jenis Saponin

Saponin diklasifikasikan berdasarkan sifat kimia menjadi dua bagian yaitu saponin steroid
dan saponin triterpenoid.

 Saponin Steroid

Saponin steroid tersusun dari inti steroid (C27) dengan molekul karbohidrat. Steroid saponin
dihidrolisis dengan menghasilkan satu aglikon yang dikenal sebagai sapogenin. Tipe saponin
ini memiliki efek anti jamur. Efek pada binatang dapat menunjukan penghambatan aktifitas
pada otot polos.

Saponin steroid diekskresikan setelah koagulasi dengan asam glukotonida dan digunakan
sebagai bahan baku pada proses biosintetis dari obat kortikosteroid. Saponin jenis ini
memiliki aglikon berupa steroid yang di peroleh dari metabolisme sekunder tumbuhan.

steroid ini juga sering disebut dengan glikosida jantung, hal ini disebabkan karena memiliki
efek kuat terhadap jantung. Berikut adalah contoh dari saponin streoid adalah :
Avenocosides (Avena sativa), Asparagosides (Asparagus officinalis) dan Disogenin
(Dioscorea floribunda dan Trigonella foenum graceum).
Saponin tepenoid

Saponin triterpenoid tersusun atas inti triterpenoid dengan molekul karbohidrat.


Dihidrolisis supaya menghasilkan suatu aglikon yang disebut sapogenin. Ini merupakan suatu
senyawa yang mudah dikristalkan lewat asetilasi sehingga dapat dimurnikan. Tipesaponin ini
adalah turunan β-amyirine

Berikut adalah contoh senyawa triterpen steroid adalah : Asiaticoside (Centella asiatica),
Bacoside (Bacopa monneira), Cyclamin (Cyclamen persicum).
Steroid

Steroid adalah senyawa organik lemak sterol tidak terhidrolisis yang didapat dari
hasil reaksi penurunan dari terpena atau skualena. Steroid merupakan
kelompok senyawa yang penting dengan struktur dasar sterana jenuh[1] (bahasa
Inggris: saturated tetracyclic hydrocarbon : 1,2-cyclopentanoperhydrophenanthrene) dengan
17 atom karbon dan 4 cincin.[2] Senyawa yang termasuk turunan steroid,
misalnya kolesterol, ergosterol, progesteron, dan estrogen. Pada umunya steroid berfungsi
sebagai hormon. Steroid mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yang
membentuk tiga cincin sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenis steroid
yang satu dengan steroid yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikat oleh ke-empat
cincin ini dan tahap oksidasi tiap-tiap cincin.

Lemak sterol adalah bentuk khusus dari steroid dengan rumus bangun diturunkan
dari kolestana dilengkapi gugus hidroksil pada atom C-3[3], banyak ditemukan
pada tanaman, hewan dan fungsi. Semua steroid dibuat di dalam sel dengan bahan baku
berupa lemak sterol, baik berupa lanosterol pada hewan atau fungsi, maupun
berupa sikloartenol pada tumbuhan. Kedua jenis lemak sterol di atas terbuat
dari siklisasi squalena dari triterpena.[4] Kolesterol adalah jenis lain lemak sterol yang umum
dijumpai.

Beberapa steroid bersifat anabolik, antara lain testosteron, metandienon, nandrolon


dekanoat, 4-androstena-3 17-dion. Steroid anabolik dapat mengakibatkan sejumlah efek
samping yang berbahaya, seperti menurunkan rasio lipoprotein densitas tinggi, yang berguna
bagi jantung, menurunkan rasio lipoprotein densitas rendah, stimulasi tumor prostat,
kelainan koagulasi dan gangguan hati, kebotakan, menebalnya rambut,
tumbuhnya jerawat dan timbulnya payudara pada pria. Secara fisiologi, steroid anabolik
dapat membuat seseorang menjadi agresif.[5

.Struktur Steroid

mempunyai struktur dasar yang terdiri dari 17 atom karbon yangmembentuk tiga cincin
sikloheksana dan satu cincin siklopentana. Perbedaan jenissteroid yang satu dengan steroid
yang lain terletak pada gugus fungsional yang diikatoleh ke-empat cincin ini dan tahap
oksidasi tiap-tiap cincin
Klasifikasi

1.Jenis-Jenis Steroid

Pada tumbuhan : Sikloartenol b.

Pada hewan : Lanosterolc.

Kolestrol merupakan steroid yang terbanyak di dalam tubuh manusia.Kolestrol


memiliki struktur dasar inti steroid yang mengandung gugus metil, gugushidroksi yang terikat
pada cincin pertama, dan rantai alkil. Kandungan kolestroldalam darah berkisar 200-220
mg/dL, meningkatnya kadar kolestrol dalam darahdapat menyempitkan pembuluh darah di
jantung, sehingga terjadi gangguan jantung koroner. Pengobatan yang sering dilakukan
adalah melebarkan pembuluhdarah seperti, memasang ring atau melakukan operasi. Kolestrol
dalam tubuhdibentuk di dalam liver dari makanan

Hormon seks bagi kaum laki-laki dan perempuan seperti testosterone, estradiol dan
progesteronJenis hormon dan fungsi fisiologisnya2.

Kelompok Hormon SteroidSecara umum, hormon steroid terbagi menjadi tiga kelompok
utama, yaitu :

a)Mineral okortikoid

Dari hormon steroid kelompok mineralokortikoid, hormon steroid yang paling penting adalah
hormon aldosteron. Hormon aldosteron merupakanhormon yang bekerja di daerah ginjal,
tepatnya pada tubula distal pada nefronginjal. Hormon aldosteron dihasilkan pada kelenjar
adrenal. Fungsi hormonaldosteron dalam tubuh adalah untuk membantu mengatur
keseimbangan garam dan air. Yakni dengan cara menahan garam dan air, serta dengan
membuangkalium.

b) Gluko kortikoid Yang termasuk dalam hormon glukokortikoid adalah kortisol, atau
hidrokortisol. Sedikitnya, 85 % aktivitas glukokortikoid yang berasal dari sekresi adreno
kortikal, merupakan hasil dari sekresi kortisol, yang dikenal juga sebagai hidrokortisol.
Namun, sejumlah kecil aktivitas glukokortikoid yang cukup penting,diatur oleh
kortikosteron.Hormon glukokortikoid memiliki mekanisme kerja seluler sebagai
berikut.Yaitu dimulai dari hormon masuk ke dalam sel melalui membrane sel, lalu hormon
berikatan dengan reseptor protein yang terdapat pada sitoplasma. Kemudian setelah terbentuk
kompleks hormon-reseptor, maka kompleks akan berinteraksi dengan urutan DNA pengatur
spesifik, yang disebut sebagai respon glukokortikoid. Lalu,glukokortikoid akan
meningkatkan atau menurunkan transkripsi banyak gen untuk mempengaruhi sintesis mRNA.
Jadi, secara garis besar, system kerjanya sama dengan hormon steroid pada
umumnya.Hormon kortisol, memiliki efek terhadap metabolism-metabolisme zat-zatyang
terdapat pada tubuh. Antara lain pada metabolisme karbohidrat. Kortisol dapatmerangsang
glukoneogenesis dengan cara meningkatkan enzim terkait dan pengangkutan asam amino dari
jaringan ekstrahepatik, terutama dari otot. Selainitu, juga dapat mempengaruhi penurunan
pemakaian glukosa oleh sel dengan menekan proses oksidasi NADH menjadi NAD+ . Serta
untuk meingkatkan kadarglukosa darah dengan menurunkan sensitivitas jaringan terhadap
insulin.Selain itu, kortisol juga memiliki efek terhadap metabolisme protein yang terjadi di
dalam tubuh. Antara lain untuk pengurangan protein sel. Kortisol jugadapat meningkatkan
protein hati dan protein plasma. Kortisol juga dapat meningkatkan kadar asam amino dalam
darah. Jadi, sebagian besar efek kortisol terhadap metabolisme tubuh berasal dari kemampuan
kortisol untuk memobilisasi asam amino dari jaringan perifer
Terpenoid

Terpena merupakan suatu golongan hidrokarbon yang banyak dihasilkan


oleh tumbuhan dan terutama terkandung pada getah dan vakuola selnya. Pada tumbuhan,
senyawa-senyawa golongan terpena dan modifikasinya, terpenoid, merupakan metabolit
sekunder. Terpena dan terpenoid dihasilkan pula oleh sejumlah hewan,
terutama serangga dan beberapa hewan laut. Di samping sebagai metabolit sekunder, terpena
merupakan kerangka penyusun sejumlah senyawa penting bagi makhluk hidup. Sebagai
contoh, senyawa-senyawa steroid adalah turunan skualena, suatu triterpena;
juga karoten dan retinol. Nama "terpena" (terpene) diambil dari produk getah
tusam, terpentin (turpentine).

Terpena dan terpenoid menyusun banyak minyak atsiri yang dihasilkan oleh tumbuhan.
Kandungan minyak atsiri memengaruhi penggunaan produk rempah-rempah, baik sebagai
bumbu, sebagai wewangian, serta sebagai bahan pengobatan, kesehatan, dan penyerta
upacara-upacara ritual. Nama-nama umum senyawa golongan ini seringkali diambil dari
nama minyak atsiri yang mengandungnya. Lebih jauh lagi, nama minyak itu sendiri diambil
dari nama (nama latin) tumbuhan yang menjadi sumbernya ketika pertama kali diidentifikasi.
Sebagai misal adalah citral, diambil dari minyak yang diambil dari jeruk (Citrus). Contoh lain
adalah eugenol, diambil dari minyak yang dihasilkan oleh cengkih (Eugenia aromatica).

Terpenoid disebut juga isoprenoid. Hal ini dapat dimengerti karena kerangka penyusun
terpena dan terpenoid adalah isoprena (C5H8).

Terpena memiliki rumus dasar (C5H8)n, dengan n merupakan penentu kelompok tipe terpena.
Modifikasi terpena (disebut terpenoid, berarti "serupa dengan terpena") adalah senyawa
dengan struktur serupa tetapi tidak dapat dinyatakan dengan rumus dasar. Kedua golongan ini
menyusun banyak minyak atsiri.

 Hemiterpena, n=1, hanya isoprena.


 Hemiterpenoid, contohnya prenol, asam isovalerat.
 Monoterpena, n=2, contohnya mircena, limonena, dan ocimena.
 Monoterpenoid, contohnya geraniol.
 Seskuiterpena, n=3, contohnya farnesen.
 Seskuiterpenoid, contohnya farnesol, kurkumena, bisabolol.
 Diterpena, n=4, contohnya cembrena.
 Diterpenoid, contohnya kafestol.
 Triterpena, n=6, contohnya skualena.
 Triterpenoid, contohnya lanosterol, bahan dasar bagi senyawa-senyawa steroid.
 Tetraterpena, n=8, contohnya adalah likopena, karotena
 Politerpena, n besar, contohnya adalah karet dan getah perca.
Sifat umum Terpenoid

• Sifat fisika dari terpenoid adalah :

1) Dalam keadaan segar merupakan cairan tidak berwarna, tetapi jika teroksidasi warna akan
berubah menjadi gelap

2) Mempunyai bau yang khas

3) Indeks bias tinggi

4) Kebanyakan optik aktif

5) Kerapatan lebih kecil dari air

6) Larut dalam pelarut organik: eter dan alcohol

• Sifat Kimia

1) Senyawa tidak jenuh (rantai terbuka ataupun siklik)

2) Isoprenoid kebanyakan bentuknya khiral dan terjadi dalam dua bentuk enantiomer.

Terpenoid terdiri atas beberapa macam senyawa, mulai dari komponen minyak atsiri, yaitu
monoterpena dan sesquiterepena yang mudah menguap (C10 dan C15), diterpena menguap,
yaitu triterpenoid dan sterol (C30), serta pigmen karotenoid (C40). Masing-masing golongan
terpenoid itu penting, baik dalam pertumbuhan dan metabolisme maupun pada ekologi
tumbuha. Terpenoid merupakan unit isoprena (C5H8). Terpenoid merupakan senyawa yang
kerangka karbonnya berasal dari enam satuan isoprena dan secara biosintesis diturunkan dari
hidrokarbon C30 siklik yaitu skualena. Senyawa ini berstruktur siklik yang nisbi rumit,
kebanyakan berupa alcohol, aldehid atau atom karboksilat. Mereka berupa senyawa
berwarna, berbentuk kristal, seringkali bertitik leleh tinggi dan aktif optic yang umumnya
sukar dicirikan karena tak ada kereaktifan kimianya.

Sintesa Terpenoid

— Secara umum biosintesa terpenoid terjadinya 3 reaksi dasar, yaitu:

1. Pembentukan isoprena aktif berasal dari asam asetat melalui asam mevalonat.

2. Penggabungan kepala dan ekor unit isoprene akan membentuk mono-, seskui-, di-,
sester-, dan poli-terpenoid.

3. Penggabungan ekor dan ekor dari unit C-15 atau C-20 menghasilkan triterpenoid dan
steroid.

Asam asetat setelah diaktifkan oleh koenzim A melakukan kondensasi jenis Claisen
menghasilkan asam asetoasetat. Senyawa yang dihasilkan ini dengan asetil koenzim A
melakukan kondensasi jenis aldol menghasilkan rantai karbon bercabang sebagaimana
ditemukan pada asam mevanolat. Reaksi-reaksi berikutnya ialah fosforilasi, eliminasi asam
fosfat dan dekarboksilasi menghasilkan IPP yang selanjutnya berisomerisasi menjadi
DMAPP oleh enzim isomerase. IPP sebagai unit isopren aktif bergabung secara kepada ke-
ekor dengan DMAPP dan penggabungan ini merupakan langkah pertama dari polimerisasi
isopren untuk menghasilkan terpenoid. Penggabungan ini terjadi karena serangan elektron
dari ikatan rangkap IPP terhadap atom karbon dari DMAPP yang kekurangan elektron diikuti
oleh penyingkiran ison pirofosfat. Serangan ini menghasilkan geranil pirofosfat (GPP) yakni
senyawa antara bagi semua senyawa monoterpen.

Penggabungan selanjutnya antara satu unit IPP dan GPP, dengan mekanisme yang sama
seperti antara IPP dan DMAPP, menghasilkan farnesil pirofosfat (FPP) yang merupakan
senyawa antara bagi semua senyawa seskuiterpen. Senyawa-senyawa diterpen diturunkan
dari geranil-geranil pirofosfat (GGPP) yang berasal dari kondensasi antara atau satu unit IPP
dan GPP dengan mekanisme yang sama pula.

Bila reaksi organik sebagaimana tercantum dalam Gambar 2 ditelaah lebih mendalam,
ternyata bahwa sintesa terpenoid oleh organisme adalah sangat sederhan a sifatnya. Ditinjau
dari segi teori reaksi organik sintesa ini hanya menggunakan beberapa jenis reaksi dasar.
Reaksi-reaksi selanjutnya dari senyawa antara GPP, FPP dan GGPP untuk menghasilkan
senyawa-senyawa terpenoid satu persatu hanya melibatkan beberapa jenis reaksi sekunder
pula. Reaksi-reaksi sekunder ini lazimnya ialah hidrolisa, siklisasi, oksidasi, reduksi dan
reaksi-reaksi spontan yang dapat berlangsung dengan mudah dalam suasana netral dan pada
suhu kamar, seperti isomerisasi, dehidrasi, dekarboksilasi dan sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai