TUGAS 4
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKALOID (Ekstrak
Piper nigrum L.)
KELOMPOK : 9
KELAS : G
DOSEN PEMBIMBING :
apt. Siti Rofida, M. Farm.
apt. Amaliyah Dina A., M. Farm.
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Streptococcus facealis,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli. (Amaliyah, 2019)
Pada uji Wagner, ion logam K+ akan membentuk ikatan kovalen
koordinat dengan nitrogen pada alkaloid membentuk kompleks kalium-
alkaloid yang mengendap. Pereaksi meyer bertujuan untuk mendeteksi
alkaloid, dimana pereaksiini berikatan dengan alkaloid melalui
ikatankoordinasi antara atom N alkaloid dan Hg pereaksi meyersehingga
menghasilkan senyawa kompleks merkuri yang nonpolar mengendap
berwarna putih. (Marliana, Suryanti and Suyono, 2005)
KLT merupakan suatu teknik pemisahan dengan menggunakan
adsorben (fase stasioner) berupa lapisan tipis seragam yang disalutkan pada
permukaan bidang datar berupa lempeng kaca, plat aluminium, atau plat
plastik. Pengembangan kromatografi terjadi ketika fase gerak tertapis
melewati adsorben (Wulandari, 2018).
1.2 Tujuan
Mahasiswa mampu melakukan identifikasi senyawa golongan alkaloida
dalam tanaman.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lada Hitam
Lada berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan, hal ini
diindikasikan dengan banyaknya jenis lada liar di wilayah tersebut. Tanaman
lada kemudian menyebar ke Ghat Barat (India) yang terjadi jutaan tahun yang
lalu. Tanaman lada yang saat ini dibudidayakan di Indonesia juga diprediksi
berasal dari India karena pada tahun 100 – 600 SM banyak koloni Hindu
yang datang ke Pulau Jawa dengan membawa bibit lada.
Daerah penghasil lada di Indonesia adalah Lampung dan Bangka,
dimana Lampung daerah penghasil lada hitam, sedangkan Bangka penghasil
lada putih. Produksi lada pada kedua daerah tersebut mencapai 90% dari
seluruh produksi lada di Indonesia. (Wandani, 2015)
2.3 Morfologi
Tanaman ini adalah batang pokok berkayu, beruas-ruas dan tumbuh
merambat dengan menggunakan akar pelekat pada tiang panjat atau menjalar
4
di atas permukaan tanah. Tanaman lada merupakan akar tunggang dan
memiliki daun tunggal, berseling dan tersebar.
Daun berbentuk bulat telur sampai memanjang dengan ujung
meruncing (Rismunandar, 2007). Buah merupakan produksi pokok daripada
hasil tanaman lada. Buah lada berbentuk bulat, berbiji keras dan berkulit buah
yang lunak. Kulit buah yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang tua
berwarna kuning. Buah yang sudah masak berwarna merah, berlendir dengan
rasa manis. Sesudah dikeringkan lada berwarna hitam. buah lada merupakan
buah duduk, yang melekat pada malai. Besar kulit dan bijinya 4-6 mm,
sedangkan besarnya biji 3-4 mm. Berat 100 biji kurang lebih 38 gram atau
rata-rata 4,5 gram. Kulit buah atau pericarp terdiri dari 3 bagian, yaitu epicarp
(kulit luar), mesocarp (kulit tengah), endocarp (kulit dalam). (Mutiara, 2016)
5
Lada hitam merupakan salah satu tanaman yang telah terbukti memiliki
aktivitas antibakteri. Aktivitas P. nigrum dalam menghambat pertumbuhan
beberapa bakteri telah dilaporkan pada penelitian sebelumnya seperti
Staphylococcus aureus, Bacillus cereus, Streptococcus facealis,
Pseudomonas aeruginosa dan Escherichia coli. (Amaliyah, 2019)
6
basa, terbukti dari asal namanya alkali (basa) dan oid (menyerupai). Dalam
struktur dasarnya alkaloid banyak mengandung gugus atom N. (Kurniawan,
2017)
7
endapan berwarna putih yang menandakan terbentuknya kompleks Hg
dengan N. Dengan adanya endapan berwarna putih tersebut dapat
dinyatakan bahwa pada sampel (daun rambutan) memang positif
mengandung senyawa Alkaloid. (Marliana, Suryanti and Suyono,
2005)
Agar ion Bi3+ tetap berada dalam larutan, maka larutan itu
ditambah asam sehingga kesetimbangan akan bergeser ke arah kiri.
Selanjutnya ion Bi3+ dari bismut nitrat bereaksi dengan kalium iodida
membentuk endapan hitam Bismut(III) iodida yang kemudian melarut
dalam kalium iodida berlebih membentuk kalium tetraiodobismutat
(Svehla, 1990). Pada uji alkaloid dengan pereaksi Dragendorff,
nitrogen digunakan untuk membentuk ikatan kovalen koordinat
dengan K+ yang merupakan ion logam (Marliana, Suryanti and
Suyono, 2005). Reaksi pada uji Dragendorff yaitu :
8
Hasil positif alkaloid pada uji Dragendorff juga ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat muda sampai kuning (Marliana, Suryanti
and Suyono, 2005).
9
tumbuhan obat sehingga bermanfaat dalam kendali mutu tumbuhan obat baik
untuk pencirian bahan mentah maupun produk akhir. (Wulandari, 2018)
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan suatu metode yang dapat
memisahkan suatu senyawa dari campurannya dengan menggunakan 2 fase
yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam yang digunakan adalah silika gel,
sedangkan fase geraknya adalah asam asetat glacial. (Syiah, 2017)
Cairan pengembang, yang merupakan fase gerak, dapat melewati fase
diam karena dampak kapiler pada ekspansi naik atau gravitasi pada ekspansi
menurun. Kromatografi lapis tipis lebih sederhana dan lebih murah untuk
diperkenalkan daripada kromatografi kolom. Hal yang sama juga berlaku
untuk alat yang digunakan. Peralatan yang digunakan dalam kromatografi
lapis tipis lebih mudah, dan hampir setiap laboratorium akan melakukannya
dengan akurat setiap saat. (Syiah, 2017)
Beberapa keuntungan lain kromatografi lapis tipis adalah :
1. Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis
2. Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi
warna, fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultra violet
3. Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending),
atau dengan cara elusi 2 dimensi
4. Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan
ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.
10
lempeng KLT yang tersedia di pasaran sudah ditambah dengan agen
pengikat, seperti kalsium sulfat. (Syiah, 2017)
2.7.3. Nilai Rf
Faktor retardasi (Retardation Factor = Rf) adalah parameter
yang digunakan untuk menggambarkan migrasi senyawa dalam KLT.
Nilai Rf merupakan parameter yang menyatakan posisi noda pada fase
11
diam setelah dielusi. Penentuan harga Rf analit, yaitu membandingkan
jarak migrasi noda analit dengan jarak migrasi fase gerak/eluen.
Retardasi faktor dapat dihitung sebagai rasio :
Jarak migrasi analit Zs
Rf = =
Jaran migrasi eluen Zf
Nilai Rf berkisar antara 0 dan 1 dan nilai Rf terbaik antara 0,2-
0,8 untuk deteksi UV dan 0,2-0,9 untuk deteksi visibel serta 20-80
untuk Rf relatif pada deteksi UV. Pada Rf kurang 0,2 belum terjadi
kesetimbangan antara komponen senyawa dengan fase diam dan fase
gerak sehingga bentuk noda biasanya kurang simetris. Sedangkan
pada Rf diatas 0,8 noda analit akan diganggu oleh absorbansi pengotor
lempeng fase diam yang teramati pada visualisasi dengan lampu UV.
Sedangkan pada deteksi visibel Rf dapat lebih tinggi dari deteksi UV,
hal ini disebabkan pengotor fase diam tidak bereaksi dengan
penampak noda sehingga noda yang berada pada Rf 0,2-0,9 masih
dapat diamati dengan baik. Dengan mengontrol kondisi
pengembangan seperti kejenuhan chamber, komposisi campuran
pelarut yang konstan, temperatur konstan dan lain-lain akan didapat
nilai Rf yang reprodusibel. (Wulandari, 2018)
12
BAB III
PROSEDUR KERJA
13
3.2 Deskripsi Prosedur Kerja
3.2.1. Preparasi Sampel
1. Ekstrak sebanyak 0,9 gram ditambah etanol ad larut, ditambah 5 ml
HCl 2N, dipanaskan di atas penangas air selama 2-3 menit, sambil
diaduk.
2. Setelah dingin ditambah 0.3 gram NaCl, diaduk rata kemudian
disaring.
3. Filtrat ditambah 5 ml HCl 2N. Filtrat dibagi tiga bagian dan disebut
sebagai larutan IA,IB dan IC.
14
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Amaliah, Mudrika. 2019. Uji Efek Antimikroba Ekstrak Etanol Buah Lada Hitam
(Piper nigrum) Terhadap Pertumbuhan Salmonella typhi Secara In Vitro.
Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah Malang.
Kurniawan, Johan. 2017. Evaluasi Kadar Antioksidan Dan Tingkat Kesukaan
Daun Pepaya ( Carica papaya L.) Dengan Variasi Media Perebusan.
Skripsi thesis, Universitas Mercu Buana Yogyakarta.
Marliana, S. D., Suryanti, V. and Suyono, 2005, Skrining Fitokimia dan Analisis
Kromatografi Lapis Tipis Komponen Kimia Buah Labu Siam ( Sechium
edule Jacq . Swartz .) dalam Ekstrak Etanol, Biofarmasi, 3(1), pp. 26–31.
Mutiara, Indah. 2016. Uji Aktivitas Antagonisme Isolat Alkaloid Lada (Piper
nigrum Linn.) Pada Reseptor Asetilkolin Otot Polos Ileum Marmut
Terisolasi: Studi In Vitro Dan In Silico. Undergraduate (S1) thesis,
University of Muhammadiyah Yogyakarta.
Saleem, A., Durrani, A.I., Awan, F.B., Irfan, A., Noreen, M., Kamran, M.A. and
Arif, D., 2019. Preparation of Marketable Functional Food to Control
Hypertension using Basil (ocimum basillium) and Peppermint (mentha
piperita). International Journal of Innovations in Science & Technology,
1(1), pp.15-32.
Syiah, Siti Chalida. 2017. Analisis Pengawet Metil Paraben (Nipagin) Pada Selai
Tanpa Merek Yang Diperjualbelikan Di Pasar Pedurungan Kota
Semarang. Undergraduate thesis, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Wandani, Ayu Putri. 2015. Pengaruh Waktu Destilasi Terhadap Kadar Minyak
Atsiri dan Penentuan Kadar Air pada Lada Hitam. Universitas Sumatera
Utara.
Wulandari, Evi. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi Etanol Buah Limonia
acidissima L. Terhadap Bakteri Escherichia coli Dengan Metode Difusi
Cakram. Undergraduate (S1) thesis, University of Muhammadiyah
Malang.
18