Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ILMU RESEP LANJUT


PENETAPAN DAN SOLUSI PERMASALAHAN DALAM RESEP SOLID

Disusun Oleh :
1. Agnes Wira Hapsari (1608010024)
2. Tyas Sari Intani (1608010028)
3. Emma Safyra A. (1608010042)
4. Nurlika Maharani (1608010052)
5. Dimas Surya Pratama (1608010074)
6. Kintan Nur Romadhona (1608010078)
7. Ida Dzikriyani (1608010088)
8. Noviantoro Tri Wahyu S (1608010092)
9. Putri Imala Dewi (1608010128)
Kelas : 7B

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
Resep Asli

KLINIK PRATAMA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Jl. Raya Dukuhwaluh, Purwokerto 53182 Telp.636751,634424

Purwokerto, 1 Oktober 2019

NAMA : Tn. Bima


UMUR : 52 thn
ALAMAT :
A. Uraian obat
1) Allopurinol literatur : ISO vol 52 hal 52

a. Nama obat : Allopurinol


b. Komposisi : Allopurinol 100 mg
c. Indikasi : hiperurisemia primer (gout) dan hiperurisemia sekunder
(mencegah pengendapan asam urat dan kalsium oksalat)
d. Kontraindikasi : hipersensitif dan serangan akut gout
e. Dosis : dewasa, dosis awal: sehari 100-300 mg, dosis pemeliharaan:
sehari 200-600 mg, dosis tunggal maks 300 mg bila diperlukan dapat dengan dosis
tinggi maks 900 mg sehari atau pada kondisi ringan 2-10 mg/kg BB, kondisi
sedang 300-600 mg, kondisi berat 700-900 mg
f. Pemakaian : 1 x sehari malam hari
g. Perhatian : penderita penurunan fungsi ginjal
h. Efek Samping : hipersensitifitas, pruritis makulopapular, gangguan GI , diare,
mual, sakit kepala, vertigo, mengantuk, gangguan mata, dan gangguan darah.
i. Interaksi obat : meningkatkan toksisitas siklofospamid, dan efek azatioprin
dan merkaptopurin, memperpanjang waktu paruh klorpropamid dangangguan
hipoglikemi
j. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

2) Ibuprofen literatur : ISO vol 52 hal 17

a. Nama obat : Ibuprofen


b. Komposisi : Ibuprofen 200 mg
c. Indikasi : meringankan nyeri ringan sampai sedang antara lain nyeri
haid, sakit gigi dan sakit kepala, meringankan gejala penyakit rematik, sendi,
trauma otot dan musculoskeletal
d. Kontraindikasi : penderita dengan ulkus peptikum, hipersensitif dan
antiinflamasi non stereoid
e. Dosis : dewasa sehari 3-4x 200 mg
f. Pemakaian : 3 x sehari
g. Perhatian : penyakit saluran cerna, gangguan fungsi ginjal, gangguan
pembekuan darah, ibu hamil dan menyusui
h. Efek Samping : gangguan saluran cerna
i. Interaksi obat : asetosal
j. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya

3) Vitamin B complex literatur : ISO vol 52 hal 401

a. Nama obat : Vitamin b complex


b. Komposisi : Vit B1 100 mg, vit B6 200 mg, vitamin B12 200 mcg
c. Indikasi : untuk pengobatan kekurangan vitamin B1, vitamin B6,
vitamin B12
d. Kontraindikasi : hipersensitif terhadap komponen obat ini, gangguan fungsi
hati
e. Dosis : 1 kaplet sehari atau menurut petunjuk dokter
f. Pemakaian : 2 x sehari 1 kaplet
g. Perhatian : sebaiknya tidak digunakan pada pasien yang mengkonsumsi
levodopa
h. Efek Samping : penggunaan vitamin B6 dalam dosis besar dapat menimbulkan
sindrom neuropati
i. Interaksi obat : levodopa
j. Penyimpanan : dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya
B. Perhitungan Dosis (52 tahun)
a. Allopurinol
Dosis dewasa : sehari 100-300 mg
Dosis pemakaian
P 1x : 1 tab (100 mg)
P sehari : 1 x 100 mg = dosis (100-300 mg)
b. Ibuprofen
Dosis dewasa : sehari 3-4x 200 mg (600-800 mg/hari)
Dosis pemakaian
P 1x : 1 tab (200 mg)
P sehari : 3 x 200 mg = 600 mg = dosis (600-800 mg)
c. Vitamin B Complex
Dosis dewasa : 1 tablet sehari atau menurut petunjuk dokter
Dosis Pemakaian
P 1x : 1 tablet
P sehari : 2 x 1 tab (menurut petunjuk dokter)
C. Skrining Resep
Resep asli

KLINIK PRATAMA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Jl. Raya Dukuhwaluh, Purwokerto 55177 Telp. 636751, 634424
RESEP BPJS
No: 21
PWT, 1-10-2019
R/ Ibuprofen tab X
3 dd 1 paraf dokter
R/ Allupurinol 100mg X
0-0-1 paraf dokter
R/ Vit B complex X
2 dd 1 paraf dokter
Nama : Tn. Bima
No. Resgist. Pend:
Umur :
Alamat:

Resep perbaikan

KLINIK PRATAMA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
Dr. Budiono
SIP: 307/002-2019
Jl. Raya Dukuhwaluh, Purwokerto 55177 Telp. 636751, 634424
RESEP BPJS
dr. Budiono
No: 17
PWT, 1-10-2019

R/ Ibuprofen 200mg tab X


3 dd 1 pc paraf dokter
R/ Allupurinol 100mg X
0-0-1 pc paraf dokter
R/ Vit B complex X
2 dd 1 pc paraf dokter
Nama : Tn. Bima
No. Resgist. Pend:
Umur : 52 th
BB : 88 Kg
JK : laki-laki
Alamat: Dukuhwaluh
1. SKRINING ADMINISTRATIF
Pada Resep*
No Uraian Ada Tidak
1 Nama Dokter √
2 SIP dokter √
3 Alamat dokter √
4 Tempat penulisan resep √
5 Tanggal penulisan resep √
6 Paraf / tanda tangan dokter √
7 Nama pasien √
8 Alamat pasien √
9 Umur pasien √
10 Jenis kelamin pasien √
11 Berat badan pasien √
12 Nama obat √
13 Kekuatan sediaan obat √
14 Jumlah obat √
15 Aturan pakai obat √
Kesimpulan : Resep tersebut tidak lengkap karena belum mencakup nama dokter, SIP
dokter, alamat pasien, BB pasien.

2. SKRINING KESESUAIAN FARMASETIS


No Kriteria Permasalahan Penanganan
1. Bentuk Sediaan Tidak ada Tidak ada

2. Stabilitas Tidak ada Tidak ada

3. Inkompatibilitas Tidak ada Tidak ada

4. Cara Pemberian  Tidak ada aturan pemakaian  Ibuprofen diminum setelah


sesudah atau sebelum makan makan
 Ibuprofen terdapat dalam  Pasien diberi edukasi untuk
bentuk sediaan tabet salut tidak menggerus obat pada
selaput saat akan dikonsumsi
5. Dosis Tidak ada kekuatan sediaan Apoteker mencari referensi dan
dan dosis konsultasikan kepada dokter
Ibuprofen 200 mg
3. SKRINING KLINIS
No Kriteria Permasalahan Penanganan

1. Indikasi Tidak ada Tidak ada

2. Kontraindikasi Ibuprofen dikontraindikasikan Mengkonfirmasi kepada


pada pasien dengan penyakit dokter/ pasien terkait riwayat
tukak peptik penyakit berupa tukak peptik
3. Interaksi Tidak ada Tidak ada

4. Duplikasi Tidak ada Tidak ada

5. Efek Samping Allopurinol : menimbulkan Apoteker memberikan


Obat reaksi hipersensitif informasi dan konseling obat
kepada pasien.

6. Alergi Tidak diketahui riwayat alergi Menanyakan langsung kepada


pada pasien pasien/dokter terkait riwayat
alergi

D. Perhitungan Harga
Allupurinol 10 tablet (1 strip) Rp 4.230
Ibuprofen 10 tablet (1 strip) Rp 6.750
Vitamin B complex 10 tablet (1 strip) Rp 2.000
Plastik klip @500 x 3 Rp 1.500
Jasa Rp 3.000

Total Rp 17.480

E. Etiket
1. Ibuprofen
APOTEK CAHAYA TERINDAH
Jl. Dukuh Waluh No.345 Purwokerto
Telp. (0281)347896
Apoteker : Emma Safyra Azizah, S.Farm.,Apt
SIPA : 301/per/XX/2019
No: 01
Nama : Tn Bima
Alamat : Dukuhwaluh
Ibuprofen 200mg

pagi Siang Sore Malam


07.00 15.00 22.00
Sebelum/sesudah makan
Semoga lekas sembuh
ED : Oktober 2022

2. Allopurinol
APOTEK CAHAYA TERINDAH
Jl. Dukuh Waluh No.345 Purwokerto
Telp. (0281)347896
Apoteker : Emma Safyra Azizah, S.Farm.,Apt
SIPA : 301/per/XX/2019
No: 01
Nama : Tn Bima
Alamat : Dukuhwaluh
Allupurinol 100mg

pagi Siang Sore Malam


19.00
Sebelum/sesudah makan
Semoga lekas sembuh
ED : Oktober 2022
3. Vitamin B Complex

APOTEK CAHAYA TERINDAH


Jl. Dukuh Waluh No.345 Purwokerto
Telp. (0281)347896
Apoteker : Emma Safyra Azizah, S.Farm.,Apt
SIPA : 301/per/XX/2019
No: 01
Nama : Tn Bima
Alamat : Dukuhwaluh
Vitamin B complex

pagi siang Sore Malam


07.00 15.00 22.00
Sebelum/sesudah makan
Semoga lekas sembuh
ED : Oktober 2022

F. Copy Resep

APOTEK CAHAYA TERINDAH


Jl. Dukuh Waluh No.345 Purwokerto
Telp. (0281)347896
Apoteker : Emma Safyra Azizah, S.Farm., Apt
SIPA : 301/per/XX/2019
SALINAN RESEP

No : 01 Ditulis tanggal : 01-11-19


Dari dokter : Dr. Budiono Pro : Tn Bima

R/ Ibuprofen 200mg tab X


3 dd 1 pc paraf dokter
-det
R/ Allupurinol 100mg X
0-0-1 pc paraf dokter
-det-
R/ Vit B complex X
2 dd 1 pc paraf dokter
-det-

PCC
Paraf apoteker
G. Pembahasan
Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker
Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta
menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni, 2006). Dari definisi tersebut maka resep
dapat diartikan atau merupakan sarana komunikasi profesional antara dokter sebagai
penulis resep, apoteker sebagai penyedia atau peracik obat, dan pasien sebagai pengguna
obat. Agar resep dapat dilayani secara tepat dan relatif cepat, maka resep itu harus
lengkap dan jelas atau komunikatif. Resep ditulis dalam rangka memesan obat untuk
pengobatan penderita, maka isi resep merupakan refleksi dari proses pengobatan. Agar
pengobatan berhasil, maka resepnya harus benar-benar rasional yaitu tepat obat, tepat
dosis, tepat bentuk sediaan, tepat cara dan waktu pemberian dan tepat pasien. Skema
pelayanan resep :

Pasien datang membawa resep

Skrining resep

Periksa ketersediaan obat

Obat tersdia

Resep diberi harga

Pasien tidak setuju Pasien setuju

Resep tidak dilayani Resep dilayani

Racikan Non racikan

Obat diracik, dikemas,


Obat dikemas, diberi etiket
diberi tiket
Pengecekan

Obat diserahkan kepada


pasien oleh apoteker dengan
pemberian infromasi
Menurut KepMenkes No.1027/MENKES/SK/1X/2004 standar pelayanan resep di
apotek meliputi skrining resep dan penyiapan obat. Berdasarkan skema alur pelayanan
resep maka hal-hal penting dalam melakukan pelayanan resep diantaranya :
1. Skrining Resep
Merupakan tahap yang dilakukan untuk menganalisa suatu resep apakah
memenuhi syarat atau belum. Skrining resep harus dilakukan oleh seorang Apoteker
sebagai pihak yang berkompeten dan berwenang dalam penyerahan obat kepada
pasien. Skrining resep harus dilakukan sebelum obat diserahkan kepada pasien
sehingga tujuan terapi farmakologis dapat tercapai dan dapat mengurangi medication
error atau kekeliruan pengobatan yang dapat merugikan pasien. Adapun bentuk-
bentuk medication error :
Prescribing Transcribing Dispensing Administration
1. Kontraindikasi 1. Copy errors 1. Kontraindikasi 1. Administrasi
2. Duplikasi 2. Dibaca keliru 2. Ekstradosis errors
3. Tidak terbaca 3. Ada instrikusi 3. Gagal 2. Kontraindikasi
4. Instruksi tidak terlwetkan mengecek 3. Obat tetinggal
jelas 4. Mis-stamped instruksi disamping bed
5. Instruksi keliru 5. Instruksi tidak 4. Sediaan obat 4. Ekstradosis
6. Perhitungan dikerjain buruk 5. Gagal
dosis 6. Instruksi 5. Instruksi mengecek
verbal penggunaan instruksi
diterjamahkan obat tidak jelas 6. Tidak cek
salah 6. Salah identitas pasien
menghitung 7. Dosis menulis
dosis instruksi
7. Salah memberi 8. Pemberian obat
instruksi diluar instruksi
8. Dosis keliru 9. Salah menulis
9. Pemberian obat instruksi
diluar instrikusi 10. Instruksi verbal
10. Instruksi verbal dijalankan
dijalankan keliru
keliru
11. Salah memberi
label
Terdapat 3 aspek pada skrining resep yaitu aspek aministratif, farmasetis dan
klinis. Aspek administrasi meliputi nama dokter, SIP, alamat dokter, tanggal
penulisan resep, nama, umur, berat badan, alamat pasien, tanda tangan/paraf dokter,
jenis obat, dosis, potensi/indikasi, cara pemakaian, dan bentuk sediaan jelas. Aspek
farmasetis meliputi bentuk sediaan, dosis, inkompatibiltas, stabilitas dan cara
pemberian. Aspek klinis meliputi adanya efek samping, alergi, dosis dan lama
pemberian.
Resep yang digunakan diketahui tidak lengkap pada aspek administratif
karena belum mencantumkan nama dokter, SIP dokter, alamat pasien, BB pasien dan
kekuatan sediaan obat. Pada aspek farmasetis terdapat permasalahan pada cara
pemberian obat yaitu belum mencantumkan aturan pemakaian sesudah atau sebelum
makan sehingga penanganannya dengan mencantumkan aturan pemakaian untuk
semua jenis obat yaitu setelah makan selain itu ibuprofen merupakan tablet salut
selaput sehingga penanganannya memberikan edukasi pada pasien untuk tidak
menggerus obat tersebut saat akan mengkonsumsi karena akan mengubah tujuan dari
penyalutan seperti mencegah terjadinya iritasi pada lambung, permasalahan lain yaitu
pada kekuatan sediaan ibuprofen yang mana belum mencantumkan kekuatan sediaan
sehingga untuk penanganannya mengusulkan ibuprofen dengan kekuatan sediaan 200
mg sebagai dosis awal pemberian kemudian mengkonfirmasikan ke dokter terkait
usulan. Pada aspek klinis terdapat permasalahan pada kontraindikasi dimana
ibuprofen dikontraindikasikan pada pasien dengan penyakit tukak peptik sehingga
penanganannya mengkonfirmasi kepada dokter maupun pasien terkait riwayat tukak
peptik. Permasalahan lain pada efek samping obat dimana allupurinol menyebabkan
reaksi efek samping berupa hipersensitiv sehingga penanganannya pasien diberi
edukasi apabila timbul gejala hipersensitivitas setelah pemakaian allupurinol maka
segera untuk menghentikan pemakaian dan memeriksakan ke dokter. Kemudian juga
tidak diketahui riwayat alergi dari pasien sehingga penanganannya dapat dengan
mengkonfirmasikan langsung kepada pasien ataupun kepada dokter yang
bersangkutan.
2. Penyiapan Obat
a. Penimbangan bahan : - (Karena bahan berupa tablet yang sudah tersedia
keterangan bobot obatnya)
b. Etiket yang digunakan : Berwarna putih karena digunakan untuk pemakaian dalam
yang melewati saluran gastrointestinal
c. Label Etiket :
- Allopurinol : Merupakan obat dengan lambang gambar berwarna merah
bertuliskan K yaitu obat bebas, harus dibeli dengan resep dokter
- Ibuprofen : Merupakan obat dengan lambang gambar berwarna hijau bulat
yaitu obat bebas, dapat dibeli tanpa dengan resep dokter (Jika dosis 400mg
maka termasuk obat keras).
- Vitamin B complex : Merupakan obat dengan lambang gambar berwarna hijau
bulat yaitu obat bebas, dapat dibeli tanpa dengan resep dokter

3. Penyerahan Obat
a. Khasiat Obat
- Allopurinol : mengobati hiperurisemia (kadar asam urat dalam darah
meningkat), gout (nyeri pada persendian).
- Ibuprofen : meredakan nyeri dan demam.
- Vitamin B complex : perawatan kram otot, asupan makanan yang tidak
memadai, kekurangan vitamin B3, gangguan metabolisme, migrain.
b. Cara Penggunaan Obat
- Allopurinol diminum satu kali sehari pada malam hari. Karena termasuk obat
keras sehingga penggunaan Allopurinol harus dikonsultasikan dulu dengan
dokter. Obat diminum setelah makan untuk mengurangi sakit perut dan paling
baik diminum dengan segelas air putih untuk setiap dosis dan setidaknya
minum 8 gelas cairan sehari.
- Ibuprofen diminum 3 kali sehari setelah makan, untuk meredakan rasa sakit
pada orang dewasa dapat diminum tiap 6 jam sekali 1 sampai 2 tablet untuk
sekali minum dan obat tidak boleh digerus karena merupakan tablet salut
selaput.
- Vitamin B complex diminum 2 kali sehari setelah makan.
c. Cara Penyimpanan Obat
Simpan pada suhu ruangan, jauhkan dari cahaya langsung dan tempat yang
lembap. Jangan disimpan di lemari pendingin atau dibekukan. Jauhkan semua obat
dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan.
d. Makanan dan Minuman yang Harus Dihindari
 Makanan dan minuman tinggi purin
- Jeroan, seperti hati, usus, dan organ dalam lainnya yang biasa ditemukan
pada masakan.
- Daging, termasuk sapi, domba, babi, serta konsumsi daging lain dalam
jumlah besar.
- Ikan teri, sarden, kerang.
- Bir
 Hindari konsumsi minuman dingin
Sebagian orang yang memiliki asam urat akan lebih sensitif dengan perubahan
suhu dan perubahan suhu dingin dapat menyebabkan pembuluh darah
cenderung menyempit sehingga dapat mempengaruhi aliran darah ke bagian
tubuh.

H. Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan, yaitu :
1. Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang
diberi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada
Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik
serta menyerahkan obat kepada pasien.
2. Skrining Resep merupakan tahap yang dilakukan untuk menganalisa suatu resep
apakah memenuhi syarat atau belum. Terdapat 3 aspek pada skrining resep yaitu
aspek aministratif, farmasetis dan klinis.
3. Berdasarkan hasil skrining resep yang telah dilakukan kelompok kami, didapatkan
bahwa resep tersebut belum sesuai dengan standar dan belum termasuk resep yang
baik karena masih terdapat banyak permasalahan baik aspek administratif,
farmasetis, dan pertimbangan klinis. Pada aspek administratif tidak lengkap karena
belum mencantumkan nama dokter, SIP dokter, alamat pasien, BB pasien dan
kekuatan sediaan obat. Pada aspek farmasetis terdapat permasalahan pada cara
pemberian obat yaitu belum mencantumkan aturan pemakaian sesudah atau sebelum
makan. Pada aspek klinis terdapat permasalahan pada kontraindikasi, efek samping
obat dan tidak diketahui riwayat alergi dari pasien.
4. Solusi dari permasalahan tersebut yaitu apoteker mengkonfirmasi kepada dokter
penulis resep terkait kelengkapan resep tersebut serta memberikan alternatif
penyelesaian untuk penyelesaian masalah yang ada dalam resep yang disertai
evidence yang kuat. Apoteker juga memberikan informasi yang jelas kepada pasien
dalam memberikan pelayanan informasi obat agar tidak terjadi efek samping yang
diinginkan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1979. Famakope Indonesia Edisi III. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia

Ikatan Apoteker Indonesia. 2019. Informasi Spesialite Obat Indonesia Volume 52. Jakarta:
PT ISFI

Syamsuni. 2006. Farmasetika Dasar Dan Hitungan Farmasi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai