Anda di halaman 1dari 3

Andrographidis Herba (Herba Sambiloto)

Simmplisia andrographidis herba (herba sambiloto) berupa herba yang telah dikeringkan berasal
dari tanaman Andrographis paniculata (Burm. F.) Nees., suku Acanthaceae.
 Deskripsi tanaman
Tanaman berupa herba, tinggi dapat mencapai 1 m. Batang bersegi empat. Daun tunggal berbentuk
lanset dengan pangkal runcing- agak meruncing. Bunga berbentuk malai dengan cabang tandan,
kelopak 5 lembar berlekatan. Herba sambiloto memiliki rasa sangat pahit.
 Kandungan kimia
Kandungan utama herba sambiloto, antara lain senyawa diterpenoid lakton seperti:
andrografolida, deoksiandrografolida, neoandrografolida, 14-epiandrografolida, 14-deoksi-12-
metoksi-andrografolida, 12-epi-14-deoksi-12-metoksi-andrografolida, 14-deoksi-1-hidroksi-
andrografolida, 14-deoksi-12-hidroksi-andrografolida, 14-deoksi-11-hidroksi-andrografolida,
andrografisida, neoandrografisida, andropanosida, andrograpanin, dan bis-andrografolida A, B, C
dan D.
Selain itu, juga mengandung flavonoid. Gambar struktur secara lengkap dapat dilihat pada Gambar
12.1 halaman 326.
 Farmakologi
Efek hepatoprotektif dari sambiloto telah diteliti pada hewan coba yang diinduksi dengan
karbontetraklorida, parasetamol, dan galaktosamin. Senyawa ini dapat mengakibatkan kerusakan
hati secara in vitro maupun in vivo. Selain ekstrak, senyawa hasil isolasi berupa andrografolida
dapat melindungi kerusakan hati akibat pemberian senyawa hepatotoksik.
Mekanisme kerja belum jelas, namun pemberian ekstrak sambiloto dan senyawa isolatnya dapat
menurunkan peradangan hati diduga melalui peningkatan produksi senyawa antioksidan endogen
dan glutation.
Setelah pemberian secara oral ekstrak metanolik daun sambiloto 1 g/kg bb, terjadi peningkatan
konsentrasi andrografolida dan deoksi-didehidroandrografolida pada plasma 30 menit-3 jam setelah
pemberian. Konsentrasi maksimum andrografolida dan deoksi-didehidroandrografolida dalam
plasma masing-masing 1,42 ± 0,09 g/ml dan 1,31 ± 0,04 g/ml.
Empat belas hari setelah pemberian ekstrak metanolik 1 g/kg bb, kemudian diinduksi dengan 𝐶𝐶𝑙4
dapat menjaga aktivitas antioksidan dalam eritrosit.
Senyawa aktif yang bertanggung jawab terhadap aktivitas hepatoprotektor yang diinduksi oleh
etanol adalah andrografolida dan protein arabinogalaktan.
 Keamanan
Kandungan senyawa aktif sambiloto terbukti aman. Hasil uji toksisitas akut menunjukkan 𝐿𝐷50
sambiloto mencapai 27,5 g/kg bb. Pada pengujian toksisitas lainnya, pemberian ekstrak kering
sambiloto sampai 100 mg/kg selama 60 hari tidak memberikan efek toksik pada organ reproduksi.
Karsinogenesitas, mutagenesitas
Teratogenesitas, maupun efek gangguan fertilitas belum diketahui. Pada uji Ames terhadap
Salmonella typhimurium TA98 dan TAmix tidak menimbulakn efek mutagenik. Uji toksisitas akut
ekstrak terstandar sambiloto pemberian 5000 mg/kg bb tidak memberikan efek toksik selama 14
hari. Adapun efek yang tidak diinginkan, pada dosis besar dapat menyebabkan rasa tidak enak pada
pencernaan dan kehilangan nafsu makan. Rasa pahit dari androgarfolidanya dapat menyebabkan
muntah.
 Interaksi obat
Pemberian sambiloto mungkin dapat menyebabkan perlambatan eliminasi teofilin. Oleh karena itu,
bagi pasien yang menggunakan obat yang dimetabolisme CYP1A2, seperti: kafein dan teofilin,
harus mempertimbangkan kemungkinan interaksi yang menyebabkan kegagalan terapi atau
peningakatan toksisitas obat konvensional.
 Dosis
Dalam bentuk serbuk dosis 1,5-3,0 dehari tiga kali atau sediaan lain yang setara.

Anda mungkin juga menyukai