Anda di halaman 1dari 14

RESUME MATA KULIAH KIMIA ORGANIK II

April 1

Senyawa
Aromatik 2020
Rangkuman berikut berisi tentang konsep dasar senyawa Aromatik
meliputi struktur benzena, tata nama Senyawa benzena, sifat-sifat, reaksi-
Oleh:
reaksi benzena dan turunannya dan pembuatan benzena. MEGAWATI

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


USN KOLAKA
SUMARRY
Struktur Benzena (senyawa Aromatik)
Senyawa benzena mempunyai rumus molekul C6H6, dan termasuk dalam golongan
senyawa hidrokarbon namun tidak segolongan dengan alkena dan sikloalkena (memiliki ikatan
rangkap dua) karena adanya perbedaan (adisi, oksidasi, dan reduksi). Struktur Benzena
distabilkan oleh delokalisasi elektron-pi dari orbital hybrid sp2 dari ikatan C=C. Energi resonansi
senyawa aromatik merupakan salah satu cara untuk memperoleh kestabilan. Sehingga
rangkapnya terus berpindah pindah dan akhirnya di simbolkan dengan cincin karena terus
berpindah.
Setiap karbon pada benzena mengikat 3 atom lain menggunakan orbital
hibridisasi sp2 membentuk molekul yang planar. Benzena merupakan molekul simetris,
berbentuk heksagonal dengan sudut ikatan 120o Setiap atom C mempunyai orbital ke empat
yaitu orbital pi. Orbital pi akan mengalami tumpang suh (overlapping) membentuk awan
elektron sebagai sumber elektron.
Kriteria senyawa aromatik
1.Mempunyai struktur siklik dan tiap atom dalam sistem cincin harus
mempunyai orbital pi yang tersedia untuk pengikatan (memiliki
ikatan rangkap berselang-seling)
2.Sistem cincin harus datar (planar) dengan sudut ikatan 120o.
3.Harus terdapat ( 4n+2) elektron pi dalam sistem cincin itu (aturan
Huckel), n bilanganbulat (0,1,2 dst)

Hidrokarbon monosiklik dengan ikatan tunggal dan ikatan rangkap berselang-seling


disebut struktur anulen. Struktur anulen dapat bersifat: aromatik; antiaromatik; tidak aromatik.

Aromatik memenuhi semua kaidah; antiaromatik mempunyai ikatan rangkap berselang-


seling, planar tetapi tidak mengikuti aturan Hukell ;dan tidak aromatik artinya tidak planar dan
tidak mengikuti aturan Huckell. Siklobutadiena bersifat antiaromatik, karena tdk sesuai dengan
aturan Hukell tetapi bersifat planar, sedang siklooktatetraena tidak aromatik sebab tidak planar.
Beberapa contoh senyawa aromatik lebih satu cincin meliputi.

Beberapa contoh senyawa heterosiklik aromatik yaitu :


Tata Nama Benzena dan Turunannya
Semua senyawa yang mengandung cincin benzena digolongkan sebagai senyawa turunan
benzena. Penataan nama senyawa turunan benzena sama seperti pada senyawa alifatik, ada tata
nama umum (trivial) dan tata nama menurut IUPAC yang didasarkan pada sistem penomoran.
Dengan tata nama IUPAC, atom karbon dalam cincin yang mengikat substituen diberi nomor
terkecil. Menurut IUPAC, benzena dengan satu substituen diberi nama seperti pada senyawa
alifatik, sebagai gugus induknya adalah benzena
1. Menurut IUPAC, benzena dengan satu substituen diberi nama seperti pada senyawa alifatik,
sebagai gugus induknya adalah benzena. Contoh :

2. Benzena dengan gugus alkil sebagai substituen, diklasifikasikan sebagai golongan arena.
Penataan nama arena dibagi ke dalam dua golongan berdasarkan panjang rantai alkil. Jika
gugus alkil berukuran kecil (atom C < 6) maka gugus alkil diambil sebagai substituen dan
benzena sebagai induknya. Contoh :

3. Jika gugus alkil berukuran besar (atom C > 6) maka benzena dinyatakan sebagai substituen
dan alkil sebagai rantai induknya. Benzena sebagai substituen diberi nama fenil– (C6H5–
, disingkat –ph). Contoh:
Beberapa senyawa turunan benzena lainnya yaitu ;

4. Tata nama trivial sering kali dipakai sebagai nama induk dari benzena. Penomoran untuk
senyawa seperti ini dimulai dari gugus fungsional prioritas gugus fungsi.

Contoh :

5. Penamaan sistem orto, meta dan para


Penamaan sistem ini digunakan untuk menunjukkan posisi subtituen pada cincin benzena
(disubtituen) untuk mengganti sistem angka dari dua subtituen.
Awalan orto (o), untuk subtituen yang terletak pada atom karbon nomor 1 dan 2
Awalan meta (m), untuk subtituen yang terletak pada atom karbon nomor 1 dan 3
Awalan para (p), untuk subtituen yang terletak pada atom karbon nomor 1 dan 4
Contoh,
Sifat-Sifat Senyawa Aromatik
Sifat Fisik benzena
• Zat cair tidak berwarna
• Memiliki bau yang khas (aromatic)
• Mudah menguap dan mudah terbakar
• Titik didih benzena : 80,1 oC, Titik leleh benzena : -5,50 oC
• Benzena digunakan sebagai pelarut.
• Tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut yang kurang polar atau
nonpolar, seperti eter dan tetraklorometana
• Larut dalam berbagai pelarut organik.
• Benzena dapat membentuk campuran azeotrop dengan air.
Sifat Kimia
Reaksi-Reaksi Benzena dan Turunannya
Reaksi substitusi adalah reaksi dimana berlangsung pergantian ikatan kovalen pada satu
atom karbon. Reagensia pengganti dan gugus yang meninggalkan induknya dapat berupa
nuklefil atau elektrofil (atau radikal bebas).
NOTE! (dicari)
Elektrofil adalah
Nukleofil adalah

Reasi Subtitusi Elektrofilik.


Reaksi benzena biasanya terjadi melalui pergantian (subtitusi) antara atom hidrogen pada
cincin benzena dengan gugus lain. Kebanyakan reagent yang digunakan untuk reaksi subtitusi
benzena adalah elektrofil. Elektrofil inilah yang akan menggantikan atom H pada benzena
sehingga dikenal dengan istilah Subtitusi Elektrofilik. Tahapan reaksi subtitusi elektrofil yaitu;
1. Aktivasi elektrofil.
2. Elektrofil aktiv diserang oleh cincin benzena menghasilkan karbokation (intermediet).
Tahapan ini merupakan tahapan penentu laju
3. Deprotonasi. Karbokation intermediet dideprotonasi oleh basa lemah.
Beberapa reaksi subtitusi elektrofilik pada benzena yaitu halogenasi, nitrasi, sulfonasi, alkilasi,
dan asilasi.

Nitrasi
Adalah reaksi yang terjadi pada benzena dan asam nitrat dengan bantuan katalis asam
sulfat. Senyawa yang dihasilkan adalah nitrobenzena dan air (produk samping). Asam sulfat dan
asam nitrat menghasilkan ion nitronium (sumber elektrofil). Ion nitronium ini akan membentuk
kompleks dengan benzena menggantikan atom H membentuk nitrobenzena

Mekanisme reaksinya

Sulfonasi
Reaksi yang terjadi pada benzena dan asam sulfat dengan adanya pemanasan. Produk
yang dihasilkan adalah asam benzena sulfonat dan air. Reaksi sulfonasi ini merupakan reaksi
dapat balik (reversible).
Halogenasi
Reaksi yang terjadi pada benzena dengan molekul halogen diatomik (elektrofil) dengan
bantuan katalis logam (biasanya Fe). Senyawa yang dihasilkan adalah aril halogen (halo
benzena) dan asam halida. Aktivasi elektrofil menggunakan asam lewis seperti FeCl 3 atau FeBr3.
Tahapan reaksi halogenasi adalah
Mekanismenya

Alkilasi Friedel-Crafts
Alkil halida dengan benzena dapat bereaksi dengan adanya asam lewis seperti aluminium
(III) klorida (AlCl3) menghasilkan alkil benzena. Reaksi ini disebut reaksi alkilasi. Jika alkil
halida yang direaksikan adalah rantai panjang maka akan terjadi reaksi penataulangan. Sebagai
catatan, reaksi ini tidak berlaku untuk alkenil halida dan alkinil halida.

Contoh

Pengecualian untuk alkil halida rantai panjang, karena bisa terjadi reaksi penataulangan.
Contohnya reaksi antara benzena dengan kloropropana. Produk yang dihasilkan adalah
isopropilbenzene. Pada reaksi tersebut terjadi reaksi penataulangan karbokation melalui
pergeseran 1,2-hidrida. Hal ini dipengaruhi oleh kestabilan karbokation, dimana karbokation
sekunder lebih stabil dari karbokation primer sehingga yang terbentuk adalah karbokation
sekunder dari alkil halida kloropropana tersebut.

Asilasi Friedel-Crafts
Versi lain dari reaksi alkilasi Friedel-Crafts. Reaksi yang terjadi antara benzena dengan
asil halida dengan katalis aluminium (III) klorida . walaupun asil halida memiliki rantai panjang,
reaksi ini tidak mengalami penataulangan
Subtitusi Nukleofilik
Reaksi penggantian atom-H pada benzena dan gugus fungsi nukleofil tidak dapat
dilaksanakan secara langsung. Cara alternatif yang digunakan adalah dengan menambahkan
suatu gugus pergi (Leaving Grup) pada cincin benzena. Setelah itu, gugus pergi ini akan
digantikan dengan nukleofil yang. Reaksi akan berhasil jka digunakan gugus pergi garam
diazonium. Contoh reaksi subtitusi nukleofilik adalah reaksi pembuatan fenol. Gugus –OH tidak
langsung masuk menggantikan atom H pada benzena, melainkan via garam diazonium.

Reaksi-Reaksi Turunan Benzena


Suatu benzena tersubstitusi dapat mengalami rekasi substitusi lanjutan. Benzena
tersubstitusi dapat bereaksi lebih mudah atau lebih sulit dari senyawa benzena itu sendiri. Inti
benzena yang mengikat gugus pengaktif akan bereaksi lebih cepat dan mudah dalam subtitusi
elektrofilik daripada benzena, sedangkan yang mengikat gugus pendeaktif akan bereaksi lebih
lambat dari benzena itu sendiri. Sifat-sifat fisik dan reaktivitas cincin benzena sangat
dipengaruhi oleh apakah substituen mengurangi atau menambah kerapatan elektron pada cincin.
Mengingat bahwa cicnin aromatik mempunyai awan elektron di atas dan di bawah bidang cincin
dan elektron-elektron inilah yang mudah diserang oleh elektrofil. Bila sebuah gugus penarik
elektron ditempatkan pada cincin, benzena yang relatif nonpoalar akan elektronegatif.
Gugus pada cincin akan mengarahkan substituen yang baru masuk pada posisi orto, para
atau meta sesuai dengan gugus mulanya. Gugus mula tersebut yang disebut sebagai penentu
orientasi. Gugus yang merupakan activator kuat adalah gugus pengarah orto, para. Orientasi ini
terutama disebabkan oleh kemampuan substituen pengaktif kuat untuk melepaskan elektron
(gugus amino dan gugus hidoksil merupakan gugus activator yang baik).
Substituen secara umum dapat dibagi menjadi dua kelas bergantung pada substitusi
elektrofilik: mengaktivasi dan mendeaktivasi ke arah cincin aromatik. Substituen pengaktivasi
atau gugus pengaktivasi menstabilkan zat antara kationik yang terbentuk saat substitusi dengan
menyumbangkan elektron ke dalam sistem cincin, baik oleh efek induktif atau efek resonansi.
Contoh cincin aromatik teraktivasi adalah toluena, anilin dan fenol. Sebagai contoh reaksi nitrasi
senyawa toluene (metil benzena). Gugus metil pada benzena tersebut merupakan gugus
pengaktif, pengarah produk orto dan para. Produk yang dihasilkan adalah produk dominan orto
dan para dibandingkan dengan produk meta.
Kesimpulannya, bahwa gugus pendonor (pendorong) elektron adalah gugus pengaktivasi
(reaktivitas lebih penting) dan pengarah orto-para karena pengaruh resonansi dan induksi,
serta gugus penarik elektron mendeaktivasi serta pengarah-meta. Secara umum, efek yang
mengaktivasi atau mendeaktivasi seluruhnya penting ketika gugus substituen lebih bersifat
mendorong atau menarik elektron
Latihan,
Tuliskan nama senyawa berikut

Gambarkan struktur isomer posisi dari senyawa C6H5COOHBr ! Tentukan nama senyawanya!

3. Tuliskan struktur molekul senyawa :

a. Asam –p-sianobenzoat
b. 3-kloroetilbenzena
c. Asam 3,4-dinitrobenzena sulfnat

Pembuatan Benzena

1. Polimerisasi asetilena, yaitu dengan mengalirkan asetilena melalui pipa kaca yang pijar.

Atau ditulis : 3C2H2 → C6H6

2. Memanaskan kalsium benzoat dengan kalsium hidroksida.

Ca(C6H5COO)2 + Ca2(OH) → 2C6H6 + 2CaCO3

3. Dengan destilasi bertingkat tir batu bara.

Pada destilasi bertingkat tir batu bara selain dihasilkan benzena juga diperoleh zat-zat lain,
misalnya tokrena, xilena, naftalena, antrosena, fenantrena, fenol, dan kresol.

4. Dengan proses reforming nafta pada industri petrokimia.

Anda mungkin juga menyukai