Anda di halaman 1dari 7

SEMINAR PENDAHULUAN diikuti peningkatan produktivitas talas.

Hal ini
FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TIDAR menyebabkan sulitnya memperoleh umbi talas yang
berkualitas. Maka dari itu, perlu adanya budidaya tanaman
JUDUL : Pengaruh Konsentrasi Pupuk Organik talas untuk memperoleh umbi talas dengan kualitas yang
Cair (POC) Terrhadap Pertumbuhan Talas baik.
(Colocasia esculenta L. Schott) Upaya untuk meningkatkan produktivitas talas tersebut
NAMA : Astin Panji Purnomo adalah dengan pemupukan. Pemupukan pada penelitian ini
NPM 1810401047 menggunakan Pupuk Organik Cair (POC). Pupuk cair
PEMBIMBING I : Dr. Agus Suprapto, S.P., M.P. memiliki sifat yang lebih mudah terserap oleh tanaman
PEMBIMBING II : Eka Nur Jannah, S.P., M.Sc. daripada pupuk padat karena unsur-unsur di dalamnya
sudah terurai dalam bentuk cairan. Hadisuwito (2012)
I. PENDAHULUAN menyatakan bahwa pupuk cair memiliki kandungan hara
yang bervariasi yaitu mengandung hara makro dan mikro,
1.1 Latar Belakang penyerapan haranya akan berjalan lebih cepat karena sudah
Talas (Colocasia esculenta L.) merupakan salah satu terlarut.
komoditas umbi-umbian yang memiliki kandungan 1.2 Rumusan Masalah
karbohidrat dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber Berdasarkan latar belakang yang sudah dipaparkan,
bahan pangan selain beras yang sehat dan aman terutama permasalahan yang diangkat pada penelitian ini dirumuskan
bagi penderita penyakit diabetes. Talas aman bagi sebagai berikut:
kesehatan karena memiliki kandungan karbohidrat 1. Bagaimana respon pertumbuhan tanaman talas terhadap
tergolong rendah (22,25 %), dibandingkan dengan konsentrasi pupuk organik cair?
kandungan karbohidrat dalam beras (67,89 %) (Suminarti, 2. Bagaimana konsentrasi pupuk organik cair yang terbaik
2015). Jenis Talas yang dibudidaya kan di Indonesia adalah: untuk pertumbuhan tala
Talas Bogor (Colocasia esculenta L. Schoott), Talas
Belitung/Kimpul (Xanthosoma sagitifolium), Talas Padang 1.3 Tujuan
(Colocasia gigantea Hook,. F) (Makruf dan Iswadi, 2015). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan:
Kebanyakan umbi talas dikonsumsi dengan cara 1. Pengaruh konsentrasi pupuk organik cair terhadap
direbus. Selain itu talas juga dapat diolah menjadi beberapa pertumbuhan tanaman talas.
macam bentuk olahan seperti keripik talas, bubur instan 2. Konsentrasi pupuk organik cair yang terbaik untuk
(terutama untuk makanan bayi dan orang tua), serta dapat pertumbuhan tanaman talas.
diolah menjadi tepung sebagai bahan dasar pembuat roti 1.4 Manfaat
(Ammar, 2009). Berdasarkan kebutuhan talas yang terus Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
meningkat tersebut, permintaan akan talas semakin
1. Menambah informasi mengenai teknik budidaya tanaman
meningkat. Namun, meningkatnya permintaan talas tidak
talas dengan penambahan pupuk organik cair. di berbagai jenis tanah baik di dataran rendah maupun di
2. Menambah informasi untuk penelitian selanjutnya terkait dataran tinggi. Ketinggian rata-rata yang optimal untuk
budidaya talas. pertumbuhan talas berkisar 250 - 1.300 m dpl dengan curah
1.5 Hipotesis hujan 1.000 mm/th. Tanaman talas tumbuh baik pada tempat
Pemberian dosis Pupuk Organik Cair (POC) 4 mL/L yang terbuka dengan minimal penyinaran penuh selama 11
akan memberikan pengaruh yang paling baik dan jam per hari dengan suhu optimal 21°C - 27°C, serta
pertumbuhan talas akan optimal. kelembaban udara 50%. Jenis tanah yang biasa digunakan
untuk media tanam talas adalah tanah liat berpasir seperti
II. TINJAUAN PUSTAKA tanah alluvial dengan ketersediaan air yang memadai serta
2.1 Tanaman Talas (Colocasia esculenta L. Schott) tanah memiliki kandungan humus dengan pH antara 5,5-6,0
Talas (Colocasia esculenta L. Schott) merupakan salah (Makruf dan Iswadi, 2015)
satu komoditas umbi-umbian yang memiliki kandungan Tanaman Talas memiliki nilai ekonomi yang tinggi
karbohidrat dan dapat dijadikan sebagai alternatif sumber karena hampir semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan
bahan pangan selain beras yang sehat dan aman terutama untuk dikonsumsi sebagai bahan pangan. Tanaman talas
bagi penderita penyakit diabetes. Talas aman bagi kesehatan merupakan penghasil karbohidrat yang berpotensi sebagai
karena memiliki kandungan karbohidrat tergolong rendah substitusi beras atau sebagai diversifikasi bahan pangan,
(22,25 %), dibandingkan dengan kandungan karbohidrat bahan baku industri dan pakan ternak. Talas mempunyai
dalam beras (67,89 %) (Suminarti, 2015). peluang yang besar untuk dikembangkan karena berbagai
Tanaman talas diklasifikasikan sebagai tumbuhan berbiji manfaat dan dapat dibudidayakan dengan mudah sehingga
(Spermathophiyta) dengan biji tertutup (Angiospermae) dan potensi talas ini cukup besar. Jenis Talas yang dibudidaya
berkeping satu (Nurcahya, 2015). Taksonomi tumbuhan kan di Indonesia adalah:
talas secara lengkap sebagai berikut: 1. Talas Bogor (Colocasia esculenta L. Schott) bagian
Kingdom : Plantae yang dimakan umbi
Divisi : Spermatophyta 2. Talas Belitung/Kimpul (Xanthosoma sagitifolium)
Subdivisi : Angiospermae bagian yang dimakan umbi
Kelas : Monocotyledonae 3. Talas Padang (Colocasia gigantea Hook,. F) bagian
Ordo : Arales yang dimakan tangkai daun dan daunnya (Makruf dan
Family : Araceae Iswadi, 2015)
Genus : Colocasia Talas mengandung senyawa kimia yang dihasilkan dari
Spesies : Colocasia esculenta (L.) Schott metabolisme sekunder seperti alkaloid, glikosida, saponin,
Dalam upaya peningkatan produksi talas, kondisi minyak esensial resin, gula dan asam organik. Umbi talas
lingkungan yang akan digunakan untuk budidaya talas perlu mengandung pati dengan kandungan 18,2 % sukrosa dan
diperhatikan. Tanaman talas dapat tumbuh dengan baik pada gula pereduksinya 1,42 % serta karbohidrat sebesar 23,7 %.
Talas juga mengandung protein, vitamin B1, unsur P dan Fe tidak akan merusak tanah dan tanaman meskipun digunakan
yang lebih tinggi dan kadar lemak yang rendah (Nurcahya, dalam interval waktu yang pendek, serta sebagai bahan
2015). Talas termasuk tanaman yang mudah dibudidayakan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
di Indonesia sehingga budidaya talas memiliki potensi yang permukaan tanah dapat langsung diserap oleh tanaman
tinggi untuk dikembangkan. Kandungan gizi dalam umbi (Hadisuwito, 2012).
talas cukup tinggi sehingga umbi ini memiliki manfaat Teknik pengaplikasian pupuk organik cair umumnya
seperti melancarkan pencernaan, menstabilkan peredaran dilakukan dengan dua cara yaitu disemprotkan ke tanaman
darah, meningkatkan sistem imun tubuh dan masih banyak atau dikocorkan ke tanah. Pemberian pupuk organik cair
lagi (Ermayuli, 2011). harus memperhatikan konsentrasi atau dosis yang
2.2 Pupuk Organik Cair (POC) diaplikasikan terhadap tanaman. Penelitian menunjukkan
Pupuk organik cair (POC) merupakan salah satu jenis bahwa pemberian pupuk organik cair melalui daun
pupuk yang banyak beredar di pasaran dan kebanyakan memberikan produktivitas tanaman yang lebih baik dari pada
diaplikasikan melalui daun. Pupuk ini memiliki kandungan pemberian dengan cara dikocorkan ke tanah, semakin tinggi
hara makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, konsentrasi atau dosis pupuk yang diberikan, maka
Cu, Fe, Mn dan bahan organik) yang dibutuhkan tanaman kandungan unsur hara yang diperoleh tanaman akan semakin
untuk melakukan produktivitasnya. Pupuk organik cair tinggi, begitu pula dengan semakin seringnya frekuensi
memiliki sifat yang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan aplikasi pupuk pada tanaman, maka kandungan unsur hara
biologi tanah. Selin itu juga dapat membantu meningkatkan yang diserap juga semakian tinggi. Namun kelebihan
produksi tanaman, meningkatkan kualitas produk tanaman, pemberian dosis akan menimbulkan gejala kelayuan pada
mengurangi penggunaan pupuk anorganik dan sebagai tanaman (Wenda dkk., 2017).
substitusi atau alternatif pengganti pupuk kandang (Yuanita,
2010). III. METODE PENELITIAN
Pupuk organik cair memiliki manfaat di antaranya yaitu 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
meningkatkan pembentukan daun sehingga dapat Penelitian dilakukan mulai bulan September 2021-
meningkatkan kemampuan fotosintesis dan penyerapan Desember 2021 di Kebun Pendidikan & Pengembangan
nitrogen dari udara, meningkatkan vigor tanaman sehingga Pertanian Kp3 Bandongan Laboratorium Fakultas Pertanian
dapat membuatan tanaman menjadi kokoh dan kuat, Universitas Tidar, Kecamatan Bandongan, Kabupaten
meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan, Magelang dengan ketinggian tempat 360 m dpl.
merangsang pertumbuhan cabang produksi, meningkatkan 3.2 Rancangan Percobaan
pembentukan bunga dan bakal buah, serta mengurangi Penelitian ini disusun menggunakan Rancangan Acak
gugurnya daun, bunga, dan bakal buah (Huda, 2013). Kelompok (RAK) non faktorial. Terdiri dari satu perlakuan
Kelebihan dari pupuk organik cair yaitu dapat mengatasi dengan pengulangan tiga kali.
defisiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara, Konsentrasi Pupuk Organik Cair (P) dengan taraf:
dasar tidak dilakukan pada media tanam dengan tujuan
2
P0 = 0 mL/L air setara dengan 0 L/1000 m untuk mengetahui pengaruh sebenarnya dari perlakuan
P1 = 2 mL/L air setara dengan 1 L/1000 m2 yang diaplikasikan. Kemudian, penyiraman dilakukan
P2 = 3 mL/L air setara dengan 1,5 L/1000 m2 pada media tanam menggunakan air hingga media
P3 = 4 mL/L air setara dengan 2 L/1000 m2 tanam basah.
3.4.2 Persiapan Bahan Tanam
Sehingga diperoleh 12 kombinasi perlakuan. Kombinasi Bahan tanam yang digunakan yaitu bibit talas. Bibit
perlakuan adalah sebagai berikut: yang digunakan berasal dari rimpang talas yang telah
memiliki mata tunas. Bibit talas diperoleh dari petani
P01 P11 P21 P31 di Kecamatan Bandongan. Setiap bedeng
P02 P12 P22 P32 membutuhkan 12 tanaman talas (12 kombinasi
P03 P13 P23 P33 perlakuan), sehingga tiap bedeng dengan 12 ulangan
(12 bedeng) membutuhkan 144 tanaman.
3.3 Alat dan Bahan Penelitian 3.4.3 Penanaman
Alat yang digunakan yaitu cangkul, timbangan digital, Lubang tanam dibuat pada lahan yang sudah siap
pisau, spidol, papan nama, gembor, ember, alat tulis, plastik digunakan dengan kedalaman 30 cm. Penanaman
bening, mistar, tugal, gelas ukur, handsprayer, dan dilakukan dengan membenamkan bibit atau rimpang
perlengkapan keselamatan dan kecelakaan kerja. Bahan talas yang sudah tumbuh tunas. Sebelum ditanam, bibit
yang digunakan yaitu bibit talas (diperoleh dari petani di talas diseleksi dengan memilih bibit yang
Desa Sanggrahan Kecamatan Bandongan), pupuk organik pertumbuhannya seragam. Penanaman dilakukan
cair, air, tanah, akuades. dengan posisi tunas menghadap ke atas agar
3.4 Pelaksanaan Penelitian pertumbuan calon batang dan daun lebih cepat. Bibit
3.4.1 Persiapan Media Tanam kemudiam dibenam dengan menggunakan tanah.
Persiapan media tanam dilakukan satu minggu 3.4.4 Pemberian Pupuk Organik Cair (POC)
sebelum tanam, yaitu dengan mencangkul tanah dan Pemberian pupuk organik cair (POC) dilakukan
membersihkan gulma. Tanah dicangkul dan diratakan pagi hari pada pukul 08.00-10.00 WIB. Pemberian
karena masih dalam bentuk miring dengan tujuan POC pertama kali dilakukan satu hari setelah
untuk proses penanaman, pemeliharaan serta penanaman dengan cara penyiraman sesuai
pengamatan lebih mudah. Selanjutnya, dibuat konsentrasi. Volume POC yang digunakan adalah 200
bedengan sejumlah 4 bagian utara dan 4 bagian selatan mL per tanaman dan dibiarkan hingga 21 hari. Setelah
sesuai dengan layout penelitian. Ukuran bedeng yang 21 hari, pemberian POC dilakukan dengan cara
dibuat adalah 100 cm x 500 cm dengan tinggi 50 cm. penyemprotan pada permukaan daun sesuai dengan
Jarak antar bedeng berukuran 70 cm. Pemupukan konsentrasi perlakuan yaitu 0 mL/L air, 2 mL/L air
setara dengan 1 L/1000 m2, 3 mL/L air setara dengan Penanaman talas dilaksanakan selama 3 bulan.
1,5 l/1000 m2, dan 4 mL/L air setara dengan 2 L/1000 Pemanenan dilakukan pada saat kondisi tanah lembab
m2. Pemberian POC selanjutnya dilakukan dengan dengan cara mencangkul dan membuang sedikit demi
frekuensi penyiraman 14 hari atau 2 minggu sekali sedikit tanah pada sekitar pertanaman agar batang
sebanyak 6 kali penyiraman akan memberikan hasil tanaman talas dapat terangkat tanpa merusak bagian
yang maksimal (Niis, 2017). tertentu. Pada saat pemanenan ini diupayakan kondisi
3.4.5 Pemeliharaan tanah lembab agar mudah dalam pencangkulan. Tanah
1. Penyiraman yang masih menempel pada bagian batang dan akar
Penyiraman dilakukan setiap hari pada awal tanaman dibersihkan dengan cara dicuci menggunakan
penanaman hingga tanaman talas berumur 3 air mengalir secara hati-hati agar akar tidak rusak.
bulan. Penyiraman dilakukan setiap hari karena 3.4.7 Variabel Pengamatan
tanaman talas membutuhkan air untuk Adapun variabel pengamatan dalam penelitian ini
pertumbuhan vegetatifnya. Volume air yang yaitu sebagai berikut:
digunakan adalah 200 mL per tanaman. 1. Jumlah Daun
2. Penyulaman Jumlah daun dihitung berdasarkan banyaknya daun
Bibit talas yang tidak tumbuh atau mati yang muncul. Pengamatan dilakukan 2 minggu
disulam maksimal 15 hari setelah tanam (HST). sekali mulai pada talas berusia 3 minggu setelah
Penyulaman dilakukan dengan menggunakan tanam.
bibit dengan perlakuan yang sama. 2. Panjang Tangkai Daun (cm)
3. Penyiangan Panjang tangkai diukur berdasarkan rata-rata
Penyiangan dilakukan untuk menghilangkan tingginya setiap tangkai daun. Pengamatan
gulma yang tumbuh di sekitar tanaman. Gulma dilakukan 2 minggu sekali mulai pada talas berusia
akan mengambil unsur hara yang ada di dalam 3 minggu setelah tanam.
tanah dan akan mempengaruhi pertumbuhan 3. Panjang Daun (cm)
tanaman talas. Panjang daun diukur berdasarkan rata-rata
4. Pengendalian hama dan penyakit perkalian panjang dan lebar daun. Pengamatan
Apabila terdapat hama berupa belalang dan dilakukan 2 minggu sekali mulai pada talas berusia
kumbang dapat dikendalikan dengan 3 minggu setelah tanam.
penyemprotan Decis dengan dosis yang 4. Lebar Daun (cm)
diterapkan adalah 0,6-2 liter/ha. Sedangkan jika Panjang daun diukur berdasarkan rata-rata
ada penyakit bercak daun dapat dikendalikan perkalian panjang dan lebar daun. Pengamatan
dengan fungisida. dilakukan 2 minggu sekali mulai pada talas berusia
3.4.6 Pemanenan 3 minggu setelah tanam.
5. Tinggi Tanaman (cm) Sumber Deraj Jumla Kuadra F 5 1
Tinggi tanaman diukur berdasarkan tingginya Keragam at h t Hitung % %
tanaman dari pangkal batang sampai daun an Bebas Kuadr Tenga
tertinggi. Pengamatan dilakukan 2 minggu sekali at h
mulai pada talas berusia 3 minggu setelah tanam. Blok n JK JK KT *atau
6. Kandungan Klorofil (klorofil/mm2) Blok- Blok Blok/d Blok/K **atau
Klorofil daun diukur dengan alat SPAD (Soil Plant 1 b Blok T Galat ns
Analysis Development) atau yang disebut dengan
klorofil meter. Perhitungan kandungan klorofil Konsentr n JK JK KT *atau
dilakukan 2 minggu sekali mulai pada talas berusia asi POC POC- POC POC/d POC/K **atau
3 minggu setelah tanam. Daun yang diukur 1 b POC T Galat ns
berjumlh 1 setiap tanaman.
3.5 Teknik Pengumpulan Data Galat db JK JK -
Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan Total- Galat Galat/d
pengukuran terhadap sampel yang telah ditentukan. Data db b Galat
yang diambil merupakan data primer berupa angka pasti dan Blok-
diambil secara rutin. db
3.6 Metode Analisa Data POC
Data hasil pengamatan dianalisis menggunakan sidik
ragam dengan Microsoft Excel dengan formulasi sebagai Total n JK
berikut: Total- Total
1

Tabel 1. Perhitungan Analisis Sidik Ragam


F Tabel
Apabila nilai F Hitung ≤ nilai F Tabel, perlakuan tidak Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
berbeda nyata
Ha diterima apabila nilai F Hitung > nilai F Tabel, perlakuan Makruf, Eddy dan Heryan Iswadi. 2015. Kumpulan Informasi
berbeda nyata Jika nilai F Hitung > nilai F Tabel maka Teknologi (KIT) Budidaya Tanaman Umbi-umbian.
dilakukan uji orthogonal polynomial https://bengkulu.litbang.pertanian.go.id/ind/images/Buk
u/kit-aneka-umbi-2015.pdf. diakses pada 10 September
Tabel 2. Perhitungan Uji Lanjut Orthogonal Polynomial 2021
Perlakuan Rerata Hasil
P0 Jumlah P0 / nT x r Niis, Agatha dan Nikolas Nik. 2017. Pengaruh Dosis dan
P1 Jumlah P1 / nT x r Frekuensi Aplikasi Pupuk Organik Cair (POC) Terhadap
P2 Jumlah P2 / nT x r Pertumbuhan dan Hasil Padi (Oryza sativa, L.). Jurnal
P3 Jumlah P3 / nT x r Pertanian Konservasi Lahan Kering. Universitas Timor.
Nusa Tenggara Timur
Keterangan:
n = banyaknya perlakuan Nur Edy Suminarti, Nagano Nagano. 2015 Upaya Peningkatan
T = banyaknya kombinasi perlakuan Hasil Tanaman Talas (Colocasia Esculenta (L.) Schott
r = banyaknya blok var Antiquorum) Di Lahan Kering Melalui Aplikasi
Kompos Sampah Kota. Research Journal of Life
DAFTAR PUSTAKA Science. 2(2): 101-103
Ammar, M.S., Hegazy, A.E dan Bedeir, S.H. 2009. Using of taro
flour as partial substitute of wheat flour in bread Nurcahya, H. 2015. Budidaya & Cara Olah Talas untuk Makanan
making. World Journal of Dairy & Food Sciences. 4(2): & Obat. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.140 hal.
94-99.
Wenda, M., Hidayati, S., dan Purwanti, S. 2017. Komposisi
Ermayuli. 2011. Analisis Teknis dan Finansial Agroindustri Media Tanam Terhadap Hasil Tanaman Selada (Lactuca
Skala Kecil pada Proses Pembuatan Keripik Talas di sativa L.). Jurnal Agrotek Sains. 3(2): 99-118
Kabupaten Lampung Barat. Tesis. Universitas
Lampung. Lampung. Yuanita, D. 2010. Cara Pembuatan Pupuk Organik Cair.
http://staff.uny.ac.id/
Hadisuwito, S. 2012. Membuat Pupuk Organik Cair. Agromedia sites/default/files/pengabdian/dewi-yuanita-lestari-
Pustaka. Jakarta. ssi-msc/carapembuatan-pupuk-organik-cair.pdf.
diakses 14 September 2021.
Huda, MK. 2013. Pembuatan Pupuk Organik Cair dan Urin Sapi
dengan Aditif Tetes (Molasse) Metode Fermentasi.

Anda mungkin juga menyukai