Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN

“PENANAMAN HIDROPONIK”
DOSEN PENGAMPU :
IBNU HAJAR S.Pd, M.P

DISUSUN OLEH :

NAMA : RESI OKTAFIA


NPM :166510415
KELAS : 4B

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
2018
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju , untuk menjawab
masalah yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan
pertanian yang katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian,
seperti pembukaan swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya.
Padahal kita ketahui mayoritas masyarakat negara kita hidup dari bertani,
sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi mereka dan keluarganya di alih
fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk memenuhi
kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu
keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang
telah kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa
sistem tanam yang tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai
media satu- satunya untuk bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa
berupa air, udara, maupun jenis lain yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir
dan lain sebagainya
Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti
air dan ponous berarti kerja. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang
menggunakan air, nutrisi, dan oksigen. Ada beberapa keuntungan yang bisa
didapat dari bertanam secara konvensional. Dalam perkembangannnya sejak
popular 40 tahun lampau, hidroponik telah banyak mengalami perubahan. Media
yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat khusus. Demikian juga dengan
wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja dibuat khusus
lengkap dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti kerikil
sintesis.
Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam
larutan nutrisi tanpa menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains,
hidroponik telah membuktikan bahwa tanah tidak diperlukan untuk
menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral dan zat- zat makanan
seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti juga mengeliminasi
hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi pengendalian tanah
secara teliti nutrisi tanaman. Dalam larutan hidroponik telah tersedia zat- zat
makanan untuk tumbuhan dengan perbandingan yang tepat, sehingga dapat
mengurangi stress pada tanaman, lebih cepat matang dan panenpun akan lebih
bagus kualitasnya. Media tanam hidroponik berfungsi sebagai penegak tanaman
agar tidak roboh dan juga sebagai penghantar cairan unsur hara. Jadi, ada
beberapa jenis media tanam yang boleh dipakai, seperti pasir, tembikar, arang, dan
sabut kelapa. Hanya, media yang akan kita gunakan itu harus kita sesuaikan
dengan tanamannya. Untuk tanaman hias disarankan menggunakan media tanam
batu apung. Keuntungan bercocok tanam tanpa media tanah adalah :
1. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media
tanah biasa
2. Lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman
3. Tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat
4. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan
tanaman lain
5. Kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana cara pembudidayaan tanaman pakcoy melalui sistem
hidroponik ?
2. Apa saja bahan dan alat-alat yang digunakan dalam pembudidayaan
tanaman melalui sistem hidroponik

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari dilakukan praktikum ini adalah sebagai berikut
1. Untuk mengetahui cara pembudidayaan tanaman pakcoy melalui sistem
hidroponik.
2. Untuk mengetahui bahan dan alat-alat yang digunakan dalam
pembudidayaan tanaman melalui sistem hidroponik.
BAB II

TINJAUAN TEORI

Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang


termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah
dibudidayakan setelah abad ke-5 secara luas di China selatan dan China pusat
serta Taiwan. Sayuran ini merupakan introduksi baru di Jepang dan masih
sefamili dengan Chinese vegetable. Saat ini pakcoy dikembangkan secara luas di
Filipina dan Malaysia, di Indonesia dan Thailand (Anonim, 2012a). Adapun
klasifikasi tanaman sawi pakcoy adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rhoeadales
Famili : Brassicaceae
Genus : Brassica
Spesies : Brassica rapa L
Yogiandre,dkk.,(2011) menyatakan tanaman pakcoy merupakan salah satu
sayuran penting di Asia, atau khususnya di China. Daun pakcoy bertangkai,
berbentuk oval, berwarna hijau tua, dan mengkilat, tidak membentuk kepala,
tumbuh agak tegak atau setengah mendatar, tersusun dalam spiral rapat, melekat
pada batang yang tertekan. Tangkai daun, berwarna putih atau hijau muda, gemuk
dan berdaging, tanaman mencapai tinggi 15–30 cm.
Keragaman morfologis dan periode kematangan cukup besar pada berbagai
varietas dalam kelompok ini. Terdapat bentuk daun berwarna hijau pudar dan
ungu yang berbeda. Lebih lanjut dinyatakan pakcoy kurang peka terhadap suhu
ketimbang sawi putih, sehingga tanaman ini memiliki daya adaptasi lebih luas.
Vernalisasi minimum diperlukan untuk bolting. Bunga berwarna kuning pucat
(Hernowo, 2010).
Menurut Sutirman (2011) pakcoy bukan tanaman asli Indonesia, menurut
asalnya di Asia. Karena Indonesia mempunyai kecocokan terhadap iklim, cuaca
dan tanahnya sehingga dikembangkan di Indonesia ini. Daerah penanaman yang
cocok adalah mulai dari ketinggian 5 meter sampai dengan1.200 meter di atas
permukaan laut. Namun biasanya dibudidayakan pada daerah yang mempunyai
ketinggian 100 meter sampai 500 meter dpl.Tanaman pakcoy dapat tumbuh baik
di tempat yang berhawa panas maupun berhawa dingin, sehingga dapat
diusahakan dari dataran rendah maupun dataran tinggi. Meskipun demikian pada
kenyataannya hasil yang diperoleh lebih baik di dataran tinggi. Tanaman pakchoy
tahan terhadap air hujan, sehingga dapat di tanam sepanjang tahun. Pada musim
kemarau yang perlu diperhatikan adalah penyiraman secara teratur (Anonim,
2012b).
Pakcoy ditanam dengan benih langsung atau dipindah tanam dengan
kerapatan tinggi; yaitu sekitar 20– 25 tanaman/m2, dan bagi kultivar kerdil
ditanam dua kali lebih rapat. Kultivar genjah dipanen umur 40-50 hari, dan
kultivar lain memerlukan waktu hingga 80 hari setelah tanam. Pakcoy memiliki
umur pasca panen singkat, tetapi kualitas produk dapat dipertahankan selama 10
hari, pada suhu 0.
Menurut Fahrudin (2009) manfaat sawi sangat baik untuk menghilangkan
rasa gatal di tenggorokan pada penderita batuk. Penyembuh penyakit kepala,
bahan pembersih darah, memperbaiki fungsi ginjal, serta memperbaiki dan
memperlancar pencernaan, bijinya dimanfaatkan sebagai minyak serta pelezat
makanan. Sedangkan kandungan yang terdapat pada sawi adalah kalori, protein,
lemak, karbohidrat, serat, Ca, P, Fe, Vitamin A, Vitamin B, dan Vitamin C.
Kandungan vitamin E pada sawi dapat berfungsi sebagai antioksidan utama
di dalam sel. Sawi termasuk dalam kategori sangat baik sebagai sumber vitamin
E. Kebutuhan rata-rata vitamin E mencapai 10-12 mg/hari. Kandungan vitamin E
pada sawi juga berperan baik untuk mencegah penuaan (Anonim, 2012a).
Menurut Eko (2007) Kandungan vitamin K pada sawi sangat tinggi, yaitu
mencapai 419,3 mkg. Vitamin K sangat berguna untuk membantu proses
pembekuan darah, sehingga sering disebut sebagi vitamin koagulasi. Vitamin K
mempunyai potensi dalam mencegah penyakit-penyakit serius, seperti penyakit
jantung dan stroke, karena efeknya mengurangi pengerasan pembuluh darah oleh
faktor timbunan plak kalsium.
Kandungan kalsium yang tinggi pada sawi dapat mengurangi hilangnya
bobot tulang yang biasa terjadi pada usia lanjut. Tekanan darah tinggi juga dapat
disebabkan oleh rendahnya kadar kalsium di dalam darah. Mineral lain yang
cukup berarti pada sawi adalah magnesium. Kandungan magnesium pada sawi
sangat berguna untuk mereduksi stres dan membantu membentuk pola tidur yang
baik (Sutirman, 2011).
Selain dikenal sebagai tanaman sayuran daerah iklim sedang (subtropis)
tetapi saat ini berkembang pesat di daerah panas (tropis). Kondisi iklim yang
dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman sawi adalah daerah yang mempunyai
suhu malam hari 15,6°C dan siang hari 21,1°C serta penyinaran matahari antara
10-13 jam per hari (Sastrahidajat dan Soemarno, 1996).
Meskipun sawi bukan merupakan tubuhanasli indonesiaa namaun sawi
dapat tumbuh bak pada iklim indonesia. Tanaman sawi dpat dibudidayakn didareh
dengan keringgian tempat dari 5 – 1.200 dpl. Walaupun lebih optimal di daratan
tinggi tetapi sawi juga tetap bisa dibududayakan di dataran rendah bahkan
mempunyai beberapa keistimewaan dibandingkan dengan yang di bududayakan di
dataran tinngi seperti contoh sawi yang di budidayakan di datan rendah
mempunyai kesegaran sekiat 1 minggu sedangkan jika di budidayakan didatan
tinggi sekitar empat hari. Teteapi jika dibudidayaka di dataran rendah pengairan
dari tanman ini perlu diperhatikan (caturini,2010).
Penggunaan teknik budidaya tanaman secara hidroponik memiliki barbagai
keuntungan. Roberto (2004) menyatakan beberapa keuntungan yang diperoleh
dari penggunaan teknik ini adalah mengeliminasi serangan hama, cendawan, dan
penyakit asal tanah sehingga dapat meniadakan penggunaan pestisida;
mengurangi penggunaan areal tanam yang luas; meningkatkan hasil panen serta
menekan biaya produksi yang tinggi. Selain itu teknik dapat mempercepat waktu
panen, penggunaan air dan unsur hara yang terukur, dan kualitas, kuantitas, dan
kontinuitas hasil yang terjamin (Sudarmodjo 2008).
Sistem budidaya secara hidroponik sering diterapkan untuk mengatasi
kekurangan lahan pertanian, yang dalam hal ini adalah tanaman pangan dalam
khususnya sayuran. Budidaya pertanian yang menggunakan teknologi hidroponik
tidak lepas dari sarana yang dapat menunjang optimalisasi dalam pertumbuhan
dan perkembangan tanaman. Mengingat hidroponik ini bukan suatu keharusan,
melainkan suatu jalan keluar, maka komoditi yang ditanam pun harus mempunyai
pasar khusus dengan harga khusus pula (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Semua keuntungan yang diperoleh melalui teknik budidaya hidroponik
sangat ditentukan oleh kandungan unsur hara makro maupun mikro. Bartanam
dengan teknik hidroponik akan memudahkan para petani dalam mengatur
kebutuhan unsur hara yang diperlukan suatu tanaman secara langsung. Pengaturan
secara kebutuhan input tanaman secara langsung dapat mengoptimalkan potential
genetic tanaman  yang dibudidaya dan peningkatan hasil panen (Resh 1980,
Sudarmodjo 2008).
Perkembangan ilmu bidang pertanian saat ini berkembang pesat, hal ini
dikarenakan semakin sempitnya lahan pertanian, sehingga manusia mulai mencari
cara yang lebih efisien dalam mengembangkan bidang pertanian walaupun
lahannya semakin sempit. Perkembangan ini dapat dilihat dengan adanya metode
pertanian yang baru, salah satunya yang dikenal sebagai budi daya sistem
hidroponik. Hidroponik berasal dari kata hidro yang berarti air dan ponus yang
berarti daya. Dengan demikian, hidroponik dapat berarti memberdayakan air,
yaitu kegunaan air sebagai dasar pembangunan tubuh tanaman dan berperan
dalam proses fisiologi tanaman (Hadian et al. 2006).
Hidroponik merupakan salah satu sistem pertanian masa depan karena dapat
diusahakan di berbagai tempat, baik di desa, di kota, di lahan terbuka, atau di atas
apartemen sekalipun. Luas tanah yang sempit, kondisi tanah kritis, hama dan
penyakit yang tak terkendali, keterbatasan jumlah air irigasi, musim yang tidak
menentu, dan mutu yang tidak seragam bisa ditanggulangi dengan sistem
hidroponik. Hidroponik dapat diusahakan sepanjang tahun tanpa mengenal
musim. Oleh karena itu, harga jual panennya tidak khawatir akan jatuh.
Pemeliharaan tanaman hidroponik pun lebih mudah karena tempat budidayanya
relatif bersih, media tanamnya steril, tanaman terlindung dari terpaan hujan,
serangan hama dan penyakit relatif kecil, serta tanaman lebih sehat dan
produktivitas lebih tinggi (Hartus, 2008).
Bertanam secara Hidroponik dapat berkembang dengan cepat, karena cara
ini mempunyai banyak kelebihan. Kelebihan yang utama adalah tanaman dapat
tumbuh dan berproduksi lebih baik dibandingkan dengan teknik penanaman biasa.
Kelebihan lainnya yaitu perawatan lebih praktis dan gangguan hama lebih
terkontrol, pemakaian pupuk lebih hemat, tanaman yang mati lebih mudah diganti
dengan tanaman yang baru, tidak membutuhkan tenaga kasar karena metode kerja
lebih hemat dan memiliki standardisasi, tanaman dapat tumbuh lebih pesat dan
dengan keadaan yang tidak kotor dan rusak (Lingga, 2002).
Keuntungan hidroponik antara lain banyak variasi penanaman, pengendalian
lebih baik, tanpa media tanah, hasil lebih besar, hasil seragam, lebih bersih, lebih
sedikit tenaga kerja, hampir tidak ada rumput liar dan sebagai suatu
pengembangan hobby. Menurut Resh (1981) dalam Wijayani dan Widodo (2005),
keuntungan dari sistem hidroponik antara lain kemudahan sterilisasi media,
penanganan nutrisi tanaman, menghemat luasan lahan, mudah penanganan gulma
dan serangan hama penyakit, kemudahan dalam hal penyiraman, kualitas produk
bagus, menghemat pupuk dan panen lebih besar.
Prinsip dasar hidroponik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hidroponik
substrat dan NFT. Hidroponik substrat adalah teknik hidroponik yang tidak
menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung
akar tanaman seperti halnya tanah. Hidroponik NFT (Nutrient film tecnique)
adalah teknik hidroponik yang menggunakan model budidaya dengan meletakkan
akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan
mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat tumbuh dan
berkembang didalam media air tersebut (Untung, 2001).
Hidroponik NFT adalah pengerjaan atau pengelolaan air yang digunakan
sebagai media tumbuh tanaman dan juga sebagai tempat akar tanaman menyerap
unsur hara yang diperlukan dimana budidaya tanamannya dilakukan tanpa
menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik NFT juga termasuk
bercocok tanam dalam air dimana unsur hara telah dilarutkan di dalamnya. Dalam
sistem irigasi hidroponik NFT (Nutrient Film Technique), air dialirkan ke deretan
akar tanaman secara dangkal. Akar tanaman berada di lapisan dangkal yang
mengandung nutrisi sesuai dengan kebutuhan tanaman. Perakaran dapat
berkembang di dalam nutrisi dan sebagian lainnya berkembang di atas permukaan
larutan. Aliran air sangat dangkal, jadi bagian atas perakaran berkembang di atas
air yang meskipun lembab tetap berada di udara. Di sekeliling perakaran itu
terdapat selapis larutan nutrisi (Indoagrow 2012).

     
BAB III
BAHAN DAN METODE
       

3.1 Alat dan Bahan


Bahan dan alat yang digunakan dalam pratikum ini adalah :
a. Bahan
1. Bibit pakcoy
2. Nutrisi A dan B
b. Alat
1. Botol minuman mineral
2. Kain flanel
3. Rockwool
4. Gunting
5. Nampan
3.2 Prosedur kerja
a. Botol media hidroponik
1. Potong botol bekas menjadi 2 bagian.
2. Lubangi tutup botol.
3. Gabungkan ke dua bagian botol. Caranya adalah dengan membalik bagian
moncong botol menghadap ke bawah.
4. Pasang sumbu kompor atau kain flanel pada lubang di tutup botol, pastikan
sumbu atau kain bisa menyerap air nutrisi.
5. Tanam bibit tanaman pada bagian atas botol dengan tanah secukupnya.
6. Isi bagian botol bawah dengan air nutrisi
b. Pemilihan Rockwool
Langkah pertama yang harus di lakukan agar benih tanaman yang nanti
ditanam dapat tumbuh dengan baik yaitu pemilihan media tanam berupa
rockwool. Rockwool yang dimaksud yaitu rockwool dengan kualitas yang baik
dan tidak cacat.
c. Pemotongan Rockwool
 Pertama dianjurkan untuk menyiapkan wadah semai berupa tray plastik
atau pun pot- pot kecil yang dapat dijumpai di berbagai toko.
 Ukurlah rockwool dengan ukuran 2x2x3cm dan potong menyerupai balok
menggunakan gergaji.
 Berilah lubang kecil di setiap potongan untuk meletakkan benih tanaman
yang akan anda semai dengan kedalaman sekitar 1 hingga 1,5cm.
 Pastikan pada setiap balok rockwool hanya memiliki satu lubang tanam
saja dan tata di atas tray semai ataupun masukkan ke dalam pot- pot kecil
yang sudah siapkan.
d. Penyemaian Benih Menggunakan Rockwool
Cara penyemaiannya pun sangat mudah dan sederhana, untuk lebih
jelasnya berikut ulasannya :
 Pertama setelah menata rockwool dan melubangi bagian tengahnya,
masukkan benih tanaman ke dalam lubang semai secara perlahan agar
rockwool tidak rusak.
 Pastikan hanya memasukkan satu buah benih ke dalam satu lubang tanam
dan hindari memasukkannya lebih dari satu buah karena akan
mengganggu penyerapan nutrisi oleh akar tanaman anda.
 Basahi rockwool dengan air hingga cukup basah dan lembab, lalu tutuplah
media semai.
 Untuk penutup media semai, anda dapat menggunakan kresek berwarna
hitam ataupu kain yang gelap. Ini bertujuan agar benih cepat bertunas.
 Letakkan media semai tersebut di dalam ruangan yang memiliki
pencahayaan kurang ataupun tidak terkena sinar matahari secara langsung.
e. Perawatan Bibit Tanaman
Untuk perawatan tanaman hidroponik yang ditanam menggunakan
rockwool sangat mudah, tidak perlu menghabiskan macam- macam seperti biaya
pembelian pupuk ataupun obat jamur pada tanaman.
Hal ini karena berbeda dengan media tanam lainnya, dengan menggunakan
media rockwool anda tidak perlu melakukan pemupukan pada proses penyemaian.
Dan untuk merawat tanaman pada media rockwool anda hanya perlu menjaga
kelembaban media saja.

Berikut adalah tips agar kelembaban media rockwool selalu terjaga :

 Setelah masa semai berlalu yaitu tunas benih tanaman sudah tumbuh
dengan ketinggian kurang lebih 3 hingga 5cm, anda sudah bisa
melepaskan penutup pada media tanam dan meletakkan bibit tanaman
tersebut di ruangan dengan penyinaran cukup.
 Setelah itu, perhatikanlah tanaman setiap hari pada pagi dan sore.
 Jika kelembaban pada media rockwool sudah mulai mongering, anda bisa
mulai menyiramkan air dengan cara menyemprotnya dengan spray.
 Anda hanya dianjurkan melakukan penyiraman jika media tanam sudah
mulai mengering untuk menjaga kelembabannya.
 Jangan lupa untuk member tanda dengan tusuk gigi pada tanaman yang
berbeda jenisnya.
 Untuk pertumbuhan tunas dan penyiraman tanaman tergantung pada jenis
benih yang anda tanam. Hal ini karena setiap tanaman juga memiliki
sistem penyerapan nutrisi yang berbeda dengan perawatan penyiraman
yang berbeda pula, akan lebih baik jika itu merupakan salah satu jenis
tanaman sayur.
f. Pemindahan Tanaman
Langkah terakhir dalam cara menanam tanaman hidroponik dengan
rockwool yaitu pemindahan tanaman. Sebenarnya juga bisa menanam tanaman
dengan rockwool tanpa melakukan pemindahan. Namun akan lebih baik jika bisa
memindahkan tanaman untuk ditanam di tempat pilihan anda seperti di kebun,
halaman ataupun pekarangan rumah anda.
Dan berikut merupakan langkah mudah dalam melakukan pemindahan tanaman :

 Berbeda jika melakukan cara menanam pada umumnya, dengan


menggunakan media rockwool anda tidak perlu memisahkan bibit dari
media tanamnya.
 langsung memasukkan bibit dan media tanam rockwool ke dalam lahan
tanam yang sudah siapkan

g.              Panen Sayuran


  Panen dilakukan pada usia 25-30 hari setelah tanam kedalam palong.
  Panen dilakukan pada pagi dan sore hari, untuk menghindari kurangnya
bobot tanaman perbatangnya.
  Pemanenan dilakukan dengan pemotongan batang yang paling bawah.
  Pemanenan menggunakan gunting biasa dan gunting stek. Gunting harus
steril ini berguna agar bekas luka tidak mudah busuk.
  Gunkan keranjang buah untuk memudahkan pemanenan agar tanaman
tidak rusak.
  Asingkan tanaman yang rusak dan yang bagus.
  Sortir daun bawah yang terlihat kuning.
  Setelah dilakukan sortir tanaman ditimbang untuk mencari berat yang
dibituhkan oleh pasar.
  Baru masukkan kedalam plastik putih ukuran 5 kg.
  Baru lakukan peking dengan stepler.
BAB IV

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


NO HARI KE- KEGIATAN
1 1 Mempersiapkan alat dan bahan untuk menanam
hidroponik
2 2 Memotong rockwool, melubangi rockwool, dan
menyemai bibit pakcoy
3 9 Pemindahan bibit pakcoy ke botol yang telah
diberi sumbu kain flanel dan pemberian nutrisi
4 12 Tanaman Pakcoy belum terdapat perubahan
setelah dipindahkan
5 17 Tanaman pakcoy hanya bertambah tinggi, tidak
ada penambahan jumlah daun (jumlah daun 2) dan
ukuran daun
6 25 Jumlah daun pada tanaman pakcoy bertambah dan
ukuran batang membesar

4.2 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan bahwa tanaman pakcoy
(Brassica rapa L.) sangat membutuhkan sinar matahari dalam proses
penanamannya. Hal ini dapat dilihat pada tanaman pakcoy apabila kekurangan
sinar matahari, batangnya hanya semakin tinggi sedangkan jumlah dan ukuran
daun tidak bertambah. Selain itu pada tanaman pakcoy yang kekurangan sinar
matahari pertumbuhan dan perkembangannya menjadi lambat.
Selain itu, yang menyebabkan pertumbuhan tanaman pakcoy menjadi
lambat adalah sumbu yang berupa kain flanel, sulit untuk menaikkan nutrisi bagi
pakcoy, sehingga tanaman tersebut kekurangan nutrisi. Tetapi setelah diberikan
perubahan yaitu rockwool yang langsung menyentuh nutrisi, pertumbuhan
rockwol menjadi lebih cepat dengan pertambahan ukuran batang dan jumlah daun.
Tetapi ukuran tanaman pakcoy tersebut tetap kecil, karena kekurangan sinar
matahari
BAB V

PENUTUP
A.           Kesimpulan
Hidroponik adalah budidaya menanam dengan memanfaatkan air tanpa
menggunakan tanah dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi
tanaman. Kebutuhan air pada hidroponik lebih sedikit daripada kebutuhan air
pada budidaya dengan tanah. Hidroponik menggunakan air yang lebih efisien, jadi
cocok diterapkan pada daerah yang memiliki pasoan air yang pas-pasan.
Hidroponik (Inggris: hydroponic) berasal dari kata Yunani yaitu hydro yang
berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soilless
culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi hidroponik berarti budidaya
tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media
tanam atau soilless.

B.            Saran
Dalam pelaksanaan pratikum Hidroponik ini sebaiknya tanaman tersebut
diletakkan di tempat yang terkenar sinar matahari langsung agar tanaman
hidropoik dapat tumbuh dengan kualitas yang baik
DAFTAR PUSTAKA

Diansari Muthia 2008. Pengaturan Suhu, Kelembaban, Waktu Pemberian Nutrisi,


dan Waktu Pembuangan Air untuk Pola Cocok Tanam Hidroponik Berbasis
Mikrikontroler AVR ATMEGA 8535. Skripsi. Departemen Teknik Elektro
Fakultas Teknik Universitas Indonesia.

Hadian S.U., Sani M.I., Arie I. 2006. Perancangan dan Implementasi Sistem
Otomatisasi Pemeliharaan Tanaman Hidroponik. Jurnal Teknik Elektro 8 (1)
: 1-4.

Lingga, P. 2011. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Cetakan XXXII.


Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Hartus, T. 2008. Berkebun Hidroponik Secara Murah. Edisi IX. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.
Tim Karya Tani Mandiri. 2010. Pedoman Budidaya secara Hidroponik. Nuansa
Aulia. Bandung.
Lingga, P. 2002. Hidroponik Bercocok Tanam Tanpa Tanah. Penebar Swadaya,
Jakarta
Agriculture Online. 2009. Teknik Budidaya Sayuran Secara Hidroponik (Online)
http://cerianet-agriculture.blogspot.com, diakses 08 Desember 2014.
Wijayani A. dan Widodo, W. 2005. Usaha Meningkatkan Kualitas Beberapa
Varietas Tomat Dengan Sistem Budidaya Hidroponik. Ilmu Pertanian, (12)
1 : 77-83.
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai