Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMBIBITAN HIDROPONIK
Disusun untuk memenuhi tugas IPA (Biologi)
Guru Pembimbing : Ana Widiati S.Pd, M.MPd

SSSS

Disusun oleh :
SAKTIO JATI PRASOJO (9A/23)
NABILLA ERLINA ROKHMAN (9A/18)
IRMA WAHYU NINGSIH (9A/9)
FELDA DEVINA MAY MALTA (9A/6)

SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) NEGRI 1 TUMPANG


2022
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dunia sudah semakin canggih dengan teknologo-teknologi yang sangat membantu
manusia dalam beraktivitas, bahkan dari segi pemenuhan pangan. Namun, hal yang masih
selaras dengan perkembangan teknologi yaitu perkembangan jumlah kelahiran manusia,
sehilngga semakin berkurangnya lahan untuk pemenuhan dalam segi penanaman bahan
pangan, melainkan lahan sudah banyak diperuntukkan lahan pemukiman, dan bahkan juga
yang kita lihat deasa ini, yaitu pembukaan lahan untuk menanam tanaman yang bukan
bahan pangan pokok, melainkan hanya untuk memperkaya diri. Bagaimana kita sebagai
manusia yang masih ingin memenuhi kebutuhan pangan menghadapi lahan tanam yang
semakin berkurang?

Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai
metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah
bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media
tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi
pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang
menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap
pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan
mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit
didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.

Hidroponik merupakan salah satu alternatif cara bercocok tanam tanpa


menggunakan tanah sebagai media tanamnya. Hidroponik berasal dari kata Hydro (air) dan
Ponics (pengerjaaan), sehingga hidroponik bisa diartikan bercocok tanam dengan media
tanam air. Pada awalnya orang mulai menggunakan air sebagai media tanam mencontoh
tanaman air seperti kangkung, sehingga kita mengenal tanaman hias yang ditanam dalam
vas bunga atau botol berisi air. Pada perkembangan selanjutnya orang mulai mencoba
media tanam yang lain, kemudian membandingkan keuntungan dan kerugiannya, sehingga
selain media tanam air (kultur air) dipakai juga media pasir (kultur pasir) dan bahan porus
(kultur agregat) seperti kerikil, pecahan genteng, pecahan batu bata, serbuk kayu, arang
sekam dan lain-lain.

Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggeris sudah
dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalam laboratorium. Kemajuan yang sangat
berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr. W.F. Gericke di California (AS) berhasil
menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada
tahun 1950 Jepang secara besar-besaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik
untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik
terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada
sekitar tahun 1980.

1.2. Tujuan Penulisan Makalah


1. Agar siswa mengetahui awal mula teknik budidaya hidroponik.
2. Agar siswa mengetahui pengertian hidroponik serta penjelasan mengenai hidroponik.
3. Agar siswa mengetahui macam-macam teknik budiadaya hidroponik.
4. Agar siswa mengetahui factor-faktor yang perlu diperhatikan dalam teknik budidaya
hidroponik.
5. Agar siswa mengetahu prospek teknik budidaya hidroponik.
6. Agar siswa mengetahui penerapan teknik budidaya hidroponik terhadapa sayuran.

1.3. Metode Penulisan


Penulis menggunakan metode penyaringan terperinci dari berbagai sumber di Internet.
Dengan cara menyeleksi beberapa devinisi dari hodroponik dan lainnya, serta
menambahkan beberapa dari buku pustaka. Dalam metode ini penulis membaca buku-buku
yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Keuntungan Teknik Hidroponik

 Tidak membutuhkan tanah


 Air akan terus bersirkulasi di dalam sistem dan bisa digunakan untuk keperluan lain,
misal disirkulasikan ke akuarium
 Mudah dalam pengendalian nutrisi sehingga pemberian nutrisi bisa lebih efisien
 Relatif tidak menghasilkan polusi nutrisi ke lingkungan
 Memberikan hasil yang lebih banyak
 Mudah dalam memanen hasil

Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk
menrancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan
pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga
tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan
yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.

2.2. Kelemahan Teknik Menanam Hidroponik


1. Nutrisi khusus hidroponik & media tanam masih sulit ditemukan. Jika kita jalan-
jalan ke toko perkebunan, jarang sekali mereka memiliki perlengkapan hidroponik
dan pada akhirnya kita harus searching dan belanja online. Beberapa media tanam
seperti hidroton, rockwool, & vermiculite juga masih impor sehingga agak sulit
ditemukan dan harganya relative lebih mahal.
2. Diperlukan modal awal yang relatif lebih tinggi untuk hidroponik. Sebenarnya bila
kita kreatif, berhidroponik dapat menjadi murah karena kita dapat memanfaatkan
barang-barang bekas sebagai tempat bercocok tanam seperti botol minuman
mineral, jerigen bekas, tempat sterofoam buah-buahan, dll. Tapi begitu kita ingin
membuat kebun hidroponik yang lebih besar, apalagi dengan sistem air mengalir,
tentu saja kita membutuhkan perlatan yang lebih lengkap lagi seperti
paralon/talang air/gully, pompa air, pompa udara, dll.
3. Hidroponik membutuhkan ketelitian dan ketelatenan. Perubahan kadar nutrisi dan
pH sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Bila kita tidak teliti dan telaten,
akan langsung terlihat pertumbuhan tanaman yang tidak optimal.

2.3. Peralatan dan bahan Hidroponik Sederhana


Saat ingin memulai bercocok tanam dengan menggunakan metode hidroponik
munganda bertanya-tanya apa saja alat yang dibutuhkan dalam sistem tanam ini.
Sebenarnya peralatan hidroponik dapat dibuat secara sederhana dan tidak memerlukan
biaya yang cukup besar. Namun jika anda ingin memulai bisnis budidaya tanaman atau
membuat kebun hidroponik dengan skala yang cukup besar maka kenalilah peralatan yang
dibutuhkan dalam metode hidroponik. Berikut ini adalah beberapa peralatan hidroponik
yang perlu anda ketahui jika anda mau memulai menanam dengan sistem hiroponik :
1). Biji Sawi Hijau (Caisim)

Benih/biji Sawi Hijau/Manis (Caisim) tidak perlu direndam, namun perlu disemai di
tempat terkena sinar matahari langsung, kemudian ditanam dan dirawat.

2). Sabut Kelapa (Cocopeat)

Selain rockwool, cocopeat atau sabut kelapa juga termasuk media tanam hidroponik
populer. Cocopeat berdaya serap tinggi sehingga ia mampu menyimpan air yang
banyak dengan tampungan yang kuat.

3). Bak plastic


selain netpot dan wadah untuk menempatkan tanaman, dalam metode hidroponik
sedrhana dibutuhkan wadah untuk menampung air dan nutrisi yang terlarut. Bak
atau ember plastik dapat digunakan untuk keperluan tersebut. Pilihlah bak atau
wadah plastik yang tidak bocor dan jangan lupa untuk membersihkannya sebelum
digunakan.

4). Pipa Paralon

Tidak hanya bak atau wadah plastik saja yang dapat digunakan untuk menampung
air atau nutrisi yang diperlukan tanaman dalam metode hidroponok. Pipa paralon
bekas dengan ukuran yang cukup besar dapat digunakan untuk menampung air dan
nutrisi hidroponik.
.

5). Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu peralatan yang juga dapat dikategorikan sebagai bahan
dalam metode tanam hidroponik. Nutrisi yang dimaksud disini adalah formula
mineral atau zat-zat hara yang telah diramu sedemikian rupa untuk menumbuhkan
suatu tanaman. Biasanya nutrisi tersebut akan diberikan secara berbeda pada jenis
tanaman yang ditanam. Perhatikan dengan baik petunjuk penggunaan nutrisi dan
pastikan anda mencampurnya tergantung dengan air bersih sesuai dengan takaran
yang tertera pada kemasan nutrisi tersebut.

6). Pupuk Hidroponik

Nutrisi A-B Mix atau pupuk racikan adalah larutan yang dibuat dari bahan-bahan
kimia yang diberikan melalui media tanam, yang berfungsi sebagai nutrisi tanaman
agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.

7). Kain Flanel

Kain flannel digunakan sebagai alas untuk proses pembibitan.

2.4. Langkah-Langkah Pembibitan Hidroponik Tanaman Sawi


1). Persemaian benih kecil

Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-
tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah
dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai
sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh
dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
2). Perlakuan semai

Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.

3). Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-
hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah
dibuat pada pot/polybag pembibitan.
4). Transplanting/pindah tanam

Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.

5). Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:

 Penyiraman manual : Penyiraman dilakukan dengan handsprayer, gembor/emprat


atau gayung. Cara penyiramannya adalah sebagai berikut :
1. Pada masa persemaian
Cara penyiraman untuk benih berukuran kecil cukup dengan handsprayer 4-5
kali sehari untuk menjaga kelembaban media. Untuk benih berukuran besar
digunakan gembor/emprat berlubang halus atau tree sprayer.
2. Pada masa pembibitan
Penyiraman dilakukan dengan gembor dilakukan sebanyak 5-6 kali sehari dan
ditambahkan larutan encer hara.
3. Pada masa pertumbuhan dan produksi
Penyiraman dilakukan dengan memeberikan 1.5-2.5 l larutan encer hara
setiap harinya.

 Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari
pompa.

6). Perawatan Tanaman


Perawatan tanaman yang perlu dilakukan antara lain adalah :

 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air,
atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento
hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.

 Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang
agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur.
Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang
rami).

 Penjarangan bunga (pada sayuran buah)


Penjarangan bunga perlu dilakukan agar pertumbuhan buah sama besar. Namun
hasil penelitian penjarangan bunga pada ketimun Gherkin tidak menunjukkan hasil
yang berbeda dengan perlakuan tanpa penjarangan bunga.

 Pengendalian hama dan penyakit


Pengendalian dapat dilakukan baik secara manual maupun dengan pestisida.
7). Panen dan Pasca panen

 Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau
gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan
tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan
tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah
termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada
proses produksi perlu diperhatikan.

 Penanganan pasca panen


Pemasaran produk hasil budidaya hidroponik sangat dipengaruhi oleh perlakuan
pasca panen. Standar harga penjualan produksi tergantung dari menarik atau
tidaknya produk yang dihasilkan, terutama dilihat dari penampilan produk (bentuk,
warna, dan ukuran). Perlakuan pasca panen sangat penting karena kualitas produk
tidak semata-mata dari hasil produksi saja, melainkan sangat tegantung dan
ditentukan oleh penanganan pasca panen, kemasan, sistem penyusunan, metode
pengangkutam maupun selektivitas produk. Kerusakan produk dapat dikurangai
dengan penanganan pasca panen yang tepat sehingga diharapkan dapat
meningkatkan nilai tambah pada produk yang dijual.
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam
cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya
menggunakan media.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika
teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang
berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.

3.2. Saran
a. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa teknik budidaya secara hidroponik ini
sangat bagus jika diterapkan dalam penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan
dimanapun.
b. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang mahal dahulu, karena hasil yang
didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal yang ditanamkan.

Anda mungkin juga menyukai