PEMBIBITAN HIDROPONIK
Disusun untuk memenuhi tugas IPA (Biologi)
Guru Pembimbing : Ana Widiati S.Pd, M.MPd
SSSS
Disusun oleh :
SAKTIO JATI PRASOJO (9A/23)
NABILLA ERLINA ROKHMAN (9A/18)
IRMA WAHYU NINGSIH (9A/9)
FELDA DEVINA MAY MALTA (9A/6)
Zaman yang serba modern ini bertanam tak lagi harus menggunakan tanah. Berbagai
metode bercocok tanam bisa digunakan bagi yang ingin menekuninya. Salah satunya adalah
bertanam secara hidroponik. Hidroponik sendiri adalah suatu cara bertanam tanpa media
tanah. Ketika dihadapkan pada masalah yang di hadapi di dunia berkaitan dengan produksi
pangan, berkebun dengan sistem hidroponik (hydroponic system) menawarkan solusi yang
menjanjikan. Di negara-negara miskin di mana tanah atau iklim tidak ramah terhadap
pertanian, hidroponik menawarkan cara untuk menumbuhkan tanaman pangan dengan
mudah. Juga, di daerah dimana tanah telah kehilangan nutrisi atau tanah subur sulit
didapat, hidroponik dapat menjadi alternatif ideal untuk bercocok tanam.
Sejarah hidroponik dimulai pada 3 abad yang lalu, pada tahun 1669 di Inggeris sudah
dilakukan pengujian tanaman hidroponik dalam laboratorium. Kemajuan yang sangat
berpengaruh terjadi pada tahun 1936, Dr. W.F. Gericke di California (AS) berhasil
menumbuhkan tomat setinggi 3 m dan berbuah lebat dalam bak berisi air mineral. Pada
tahun 1950 Jepang secara besar-besaran menyebarkan cara bercocok tanam hidroponik
untuk mensuplai sayuran bagi tentara pendudukan Amerika Serikat. Dari sini hidroponik
terus menyebar ke berbagai negara. Di Indonesia hidroponik mulai dikembangkan pada
sekitar tahun 1980.
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan relatif lebih bersih. Sehingga untuk
menrancang interior ruangan dalam rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan
pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga
tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan
yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Benih/biji Sawi Hijau/Manis (Caisim) tidak perlu direndam, namun perlu disemai di
tempat terkena sinar matahari langsung, kemudian ditanam dan dirawat.
Selain rockwool, cocopeat atau sabut kelapa juga termasuk media tanam hidroponik
populer. Cocopeat berdaya serap tinggi sehingga ia mampu menyimpan air yang
banyak dengan tampungan yang kuat.
Tidak hanya bak atau wadah plastik saja yang dapat digunakan untuk menampung
air atau nutrisi yang diperlukan tanaman dalam metode hidroponok. Pipa paralon
bekas dengan ukuran yang cukup besar dapat digunakan untuk menampung air dan
nutrisi hidroponik.
.
5). Nutrisi
Nutrisi adalah salah satu peralatan yang juga dapat dikategorikan sebagai bahan
dalam metode tanam hidroponik. Nutrisi yang dimaksud disini adalah formula
mineral atau zat-zat hara yang telah diramu sedemikian rupa untuk menumbuhkan
suatu tanaman. Biasanya nutrisi tersebut akan diberikan secara berbeda pada jenis
tanaman yang ditanam. Perhatikan dengan baik petunjuk penggunaan nutrisi dan
pastikan anda mencampurnya tergantung dengan air bersih sesuai dengan takaran
yang tertera pada kemasan nutrisi tersebut.
Nutrisi A-B Mix atau pupuk racikan adalah larutan yang dibuat dari bahan-bahan
kimia yang diberikan melalui media tanam, yang berfungsi sebagai nutrisi tanaman
agar tanaman dapat tumbuh dengan baik.
Untuk benih berukuran kecil seperti tomat, cabai, terong dan sebagainya cara
persemaiannya berbeda dengan benih besar. Pertama siapkan wadah semai dengan media
setebal 5-7 cm. Di tempat terpisah tuangkan benih yang dicampurkan dengan pasir kering
steril secukupnya dan diaduk merata. Benih yang telah tercampur dengan pasir ditebarkan
di atas permukaan media semai secara merata, kemudian ditutup dengan media semai tipis-
tipis (3-5 mm). Setelah itu permukaan wadah semai ditutup dengan kertas tisu yang telah
dibasahi dengan handsprayer kemudian simpan di tempat gelap dan aman.Wadah semai
sebaiknya dikenakan sinar matahari tip pagi selama 1-2 jam agar perkecambahan tumbuh
dengan baik dan sehat. Setelah benih mulai berkecambah, kertas tisu dibuang.
Setelah bibit mencapai tinggi 2-3 cm dipindahkan ke dalam pot/polybag pembibitan.
2). Perlakuan semai
Bibit kecil yang telah berkecambah di dalam wadah semai perlu disirami dengan air biasa.
Penyiraman jangan berlebih, karena dapat menyebabkan serangan penyakit busuk.
3). Pembibitan
Setalah bibit berumur 15-17 hari (bibit yang berasal dari benih kecil) perlu dipindahkan dari
wadah semai ke pot/polybag pembibitan agar dapat tumbuh dengan baik. Caranya adalah
dengan mencabut kecambah di wadah semai (umur 3-4 minggu setelah semai) secara hati-
hati dengan tangan agar akar tidak rusak kemudian tanam pada lubang tanam yang telah
dibuat pada pot/polybag pembibitan.
4). Transplanting/pindah tanam
Sebelum dilakukan pindah tanam, perlu dilakukan persiapan media tanam, yaitu dengan
mengisikan media tanam ke polybag. Sebaiknya pengisian dilakukan di dekat lokasi
penanaman di dalam green house agar sterilitas media tetap terjaga.
Setelah wadah tanam siap dan dibuatkan lubang tanam, maka transplanting siap dilakukan.
Transplanting dilakukan dengan membalikkan pot pembibitan secara perlahan-lahan dan
menahan permukaannya dengan jemari tangan (bibit dijepit diantara jari telunjuk dan jari
tengah). Jika pada pembibitan digunakan polybag, maka cara transplanting bisa dilakukan
dengan memotong/menggunting dasar polybag secara horisontal.
5). Penyiraman
Penyiraman dilakukan secara kontinu, dengan indikator apabila media tumbuh dipegang
dengan tangan terasa kering. Meida tanam hidroponik bersifat kering sehingga penyiraman
tanaman jangan sampai terlambat. Jenis dan cara penyiraman adalah sebagai berikut:
Penyiraman otomatis
Penyiraman dapat dilakukan dengan Sprinkle Irrigation System dan Drip Irrigation
System, yaitu sistem penyiraman semprot dan tetes . Sumber tenaga berasal dari
pompa.
Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan untuk membuang cabang yang tidak dikehendaki, tunas air,
atau cabang yang terkena serangan penyakit. Pemangkasan dilakukan untuk
meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Misal pada tomat recento
hanya dipelihara satu batang utama untuk produksi.
Pengikatan
Tanaman yang telah berada di wadah tanam selama 7 hari memerlukan penopang
agar dapat berdiri tegak sehingga tanaman dapat tumbuh rapi dan teratur.
Penopang tersebut diberikan dengan cara mengikat tanaman dengan tali (benang
rami).
Pemanenan
Dalam pemanenan perlu diperhatikan cara pengambilan buah/ hasil panen agar
diperoleh mutu yang baik, misalnya dengan menggunakan alat bantu pisau atau
gunting panen. Cara panen yang benar dan hati-hati akan mencegah kerusakan
tanaman yang dapat mengganggu produksi berikutnya.
Kriteria panen masing-masing jenis sayuran berlainan satu sama lainnya dan
tergantung dari pasar. Makin besar buah belum tentu makin mahal/laku, malah
termasuk kriteria buah afkir sehingga waktu panen yang tepat dan pengawasan pada
proses produksi perlu diperhatikan.
3.1. Kesimpulan
Hidroponik adalah suatu metode bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah,
melainkan dengan menggunakan larutan mineral bernutrisi atau bahan lainnya yang
mengandung unsur hara seperti sabut kelapa, serat mineral, pasir, pecahan batubata,
serbuk kayu, dan lain-lain sebagai pengganti media tanah. Terdapat dua teknik utama dalam
cara bercocok tanam hidroponik. Yang pertama menggunakan larutan dan satunya
menggunakan media.
Beberapa Faktor Penting yang Harus Diperhatikan larutan nutrisi, media, dan oksigen.
Prospek usaha dengan menggunakan teknik budidaya hidroponik ini sangat bagus sekali, jika
teknik yang dijalankan sesuai dan benar, karena semakin tingginya permintaan sayuran yang
berkualitas tinggi di kalangan kita saat ini.
3.2. Saran
a. Penulis menyarankan kepada pembaca, bahwa teknik budidaya secara hidroponik ini
sangat bagus jika diterapkan dalam penanaman tanaman, karena bisa kita lakukan
dimanapun.
b. Penulis menyarankan, pembaca jangan memandang mahal dahulu, karena hasil yang
didapatkan bisa mencapai 5 kali lipat dari modal yang ditanamkan.