Anda di halaman 1dari 8

️ HIDROPONIK KANGKUNG

Pembimbing : Rini Febriana S.pd

Nama siswa : Camelia

: I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kangkung (Ipomoea sp.) dapat ditanam di dataran rendah dan dataran

tinggi. Kangkung merupakan jenis tanaman sayuran daun, termasuk kedalam

family Convolvulaceae. Daun kangkung panjang, berwarna hijau keputih-putihan

merupakan sumber vitamin pro vitamin A. Berdasarkan tempat tumbuh, kangkung

dibedakan menjadi dua macam yaitu: 1) Kangkung darat, hidup di tempat yang

kering atau tegalan, dan 2) Kangkung air, hidup ditempat yang berair dan basah.

Penerapan sistem hidroponik pada budidaya kangkung merupakan pilihan tepat

pada kondisi saat ini. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sosial

masyarakat setempat serta banyaknya jumlah permintaan sayur terutama


kangkung. Gaya hidup masyarakat saat ini cenderung beralih menjadi pola hidup

konsumtif yang mulai memilih produk dengan kualitas (Kohar, 2004).

Permintaan terhadap komoditas sayuran di Indonesia secara umum terus

meningkat. Berdasarkan informasi DEPTAN 2005 kebutuhan sayuran di

Indonesia 35,30 kg/kapita/tahun, dan tahun 2007 meningkat menjadi 40,90

kg/kapita/tahun di perkirakan pada tahun 2013 kebutuhan sayuran mencapai

57,664 kg/kapita/tahun. Hal ini disebabkan semakin meningkatnya jumlah

penduduk dan kosumsi per kapita. Sementara produksi sayuran berdasarkan BPS

2009 menunjukkan peningkatan produksi pertahunnya rata-rata untuk sawi 3,521

ton/ha/tahun. Mengingat semakin pesatnya pembangunan di Indonesia dan

meningkatnya kesejahteraan penduduk sehingga berdampak terhadap penurunan

lahan produktif pertanian. Hal ini diperkirakan kebutuhan akan sayur semakin

: sulit dipenuhi sehingga diperlukan alternatif teknik budidaya yang menggunakan


lahan sempit antara lain budidaya secara hidroponik.

Hidroponik merupakan solusi alternatif yang dipandang mampu mengatasi

beberapa masalah yang muncul yaitu menanam tanaman dengan sistem

hidroponik. Suhardiyanto (2002) menyatakan beberapa kelebihan hidroponik

adalah kebersihan lebih mudah terjaga, tidak ada masalah berat seperti pengolahan

tanah serta gulma, penggunaan pupuk dan air efisien, tanaman yang diusahakan

tidak tergantung musim dan dapat ditanam dilahan yang sempit.

NFT (Nutrient Film Technique) merupakan jenis hidroponik yang berbeda

dengan hidroponik substrat. Pada budidaya hidroponik (NFT), air bersirkulasi

selama 24 jam terus menerus (tanpa terputus). Sebagian akar terendam air dan

sebagian lagi berada di atas permukaan air (Untung, 2000).

Penyerapan nutrisi merupakan komponen penting dalam budidaya NFT.


Namun seringkali nutrisi yang diberikan tidak dapat diserap tanaman karena aliran

nutrisi yang tidak dapat merata di seluruh permukaan talang sehingga akar tidak

tersentuh aliran nutrisi akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat. Penyerapan

nutrisi tidak akan berjalan baik apabila tidak didukung dengan aliran nutrisi yang

kontinyu (atau intermitten) dengan kecepatan aliran 0,75 liter/menit. Menurut

penelitian Priyanti (2012) bahwa pada kemiringan 3% diperoleh berat produksi

terbesar yaitu 71.01 gram dan secara statistik kemiringan talang yang dipakai

berpengaruh nyata terhadap hasil produksi tanaman kangkung.

1.2. Perumusan Masalah

a. Seberapa efektif kemiringan bed terhadap sistem modifikasi NFT pada

tanaman kangkung?

b. Pada konsentrasi berapa keefektifitasan nutrisi sistem modifikasi NFT pada

tanaman kangkung?
c. Berapa nutrisi dan kemiringan bed yang efektif dari nutrisi pada sistem NFT

tanaman kangkung?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian nutrisi

dan kemiringan bed terhadap tanaman kangkung dengan sistem hidroponik NFT

1.4. Hipotesis

Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Diduga, pada masing - masing kemiringan bed membutuhkan nutrisi yang

berbeda untuk melihat pengaruh pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung.

b. Diduga, dengan perlakuan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman kangkung dengan sistem hiroponik NFT

c. Diduga, keduanya perlakuan berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan dan

hasil tanaman kangkung dengan sistem hiroponik NFT: LIHAT KE HALAMAN ASLI
Decky Gucci Gustama

articel

a student. a thinker.

FOLLOW

Menanam Kangkung dengan Teknik Hidroponik

17 Mei 2019 03:19 | Diperbarui: 17 Mei 2019 13:18

foto: pasawahan.pwkdev.club

Hidroponik adalah cara bercocok tanam tanpa menggunakan media tanah, budidaya tanaman ini lebih
mengutamakan media air yang telah dicampur dengan nutrisi. Jenis metode yang digunakan sangatlah
beragam antara lain metode NFT, Sistem Drip, Walter Culture dan sebagainya.

Saat ini luas lahan pertanian semakin menipis seiring meningkatnya lahan pemukiman. Jika hal ini
dibiarkan saja tentu akan sangat mengkhawatirkan pasokan bahan makanan yang didapat dari pertanian.
Selain dengan meminimalisir pertambahan lahan pemukiman, untuk menghindari kekurangan bahan
makanan kita juga memerlukan teknik baru dalam dunia pertanian.

Saat ini, muncul sebuah teknik penanaman tumbuhan yang dapat dilakukan tanpa menggunakan media
tanah, yaitu teknik hidroponik. Hidropoik sendiri adalah budidaya tanaman dengan penanaman di dalam
air (memanfaatkan air), dan memprioritaskan terpenuhinya kebutuhan nutrisi tumbuhan.

Meskipun ditanam di dalam air, namun tumbuhan yang dibudidayakan dengan teknik ini membutuhkan
lebih sedikit air, sehingga penanaman hidroponik ini sangat cocok dicoba pada daerah yang memiliki
pasokan air minim.
Untuk menanam tanaman hidroponik, kita tidak memerlukan unsur hara, namun yang kita
perlukan antara inert yang akan berfungsi sebagai buffer dan penyangga tanaman. Media tersebut
antara lain adalah:

Arang sekam

Media menanam tanaman hidroponik yang satu ini bisa dikatakan sebagai media utama. Pasalnya, media
yang terbuat dari ampas padi ini mampu memberikan hasil yang terbaik untuk tanaman sayur-sayuran.
Tidak hanya itu, arang sekam juga baik untuk pembibitan pohon.

Spons

Jika kita biasanya menggunakan benda yang satu ini untuk mencuci piring, saat ini spons bisa Kita
gunakan untuk media menanam tanaman hidroponik.

Kegunaan spons untuk tanaman hidroponik dibuktikan dengan tumbuhnya lumut bahakn rumput saat
spons didiamkan di luar ruangan dan mendapat air serta cahaya yang cukup. Spon juga dapat digunakan
untuk pembibitan tanaman hidroponik

Expanded clay

Expanded clay yaitu semacam lahan liat yang di dalamnya sudah terkandung mineral. Penggunaan media
ini sangat baik untuk proses penyemaian atau tanaman muda.

Rock wool

Media berikutnya adalah rockwool, merupakan media non-organik yang cara pembuatannya dengan
meniupkan udara/uap pada batuan leleh. Dimana hasilnya adalah semacam fiber yang berongga.

Coir

Coir atau yang lebih akrab disebut serabut kelapa ini merupakan media yang baik untuk proses
pembibitan atau penyemaian.
HALAMAN SELANJUTNYA

Tulis Tanggapan Anda ...

Anda mungkin juga menyukai