Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada:
Hari, tanggal : Rabu, 9 November 2016
Jam : 10.40 WIB 12.30 WIB
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
a. Benih Selada
b. Pralon
c. Kayu
d. Air
e. Kain Flanel
f. Wadah jelly
g. Cutter
h. Penggaris
i. Rockwool
Pralon dialiri air dengan sistem sirkulasi air yang dialiri listrik
Tanaman selada jika telah berumur 30/45 hari sudah dapat dipanen
Hasil
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN
3.2 Pembahasan
Hidroponik adalah suatu istilah yang digunakan untuk bercocok tanam tanpa
menggunakan tanah sebagai media tumbuhnya. Tanaman dapat di tanam dalam pot
atau wadah lainnya dengan menggunakan air dan atau bahan-bahan porus lainnya,
seperti kerikil, pecahan genting, pasir, pecahan batu ambang, dan lain sebagainya
sebagai media tanamnya. Untuk memperoleh zat makanan atau unsur-unsur hara yang
diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, ke dalam air yang digunakan dilarutkan
campuran pupuk organik. Campuran pupuk ini dapat diperoleh dari hasil ramuan
sendiri garam-garam mineral dengan formulasi yang telah ditentukan atau
menggunakan pupuk buatan yang sudah siap pakai.
Pemberian nutrisi hidroponik yang tepat akan memberikan hasil yang optimal
bagi pertumbuhan tanaman selada. Selain itu pertumbuhan tanaman tidak lepas dari
lingkungan tumbuh terutama faktor media tanam yang secara langsung akan
mempengaruhi hasil tanaman. Semua hara yang terkandung pada nutrisi hidroponik
adalah unsur esensial yang diperlukan tanaman dalam pertumbuhan dan
perkembangannya. Apabila unsur hara makro dan mikro tidak lengkap
ketersediaannya, dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman
(Pairunan dkk , 1997).
Prinsip dasar hidroponik dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu hidropink
substrat dan NFT. Hidroponik substrat adalah teknik hidroponik yang tidak
menggunakan air sebagai media, tetapi menggunakan media padat (bukan tanah)
yang dapat menyerap atau menyediakan nutrisi, air, dan oksigen serta mendukung
akar tanaman seperti halnya tanah. Hidroponik NFT (Nutrient Film Technique)
adalah teknik hidroponik yang menggunakan model budidaya dengan meletakkan
akar tanaman pada lapisan air yang dangkal. Air tersebut tersirkulasi dan
mengandung nutrisi sesuai kebutuhan tanaman. Perakaran dapat tumbuh dan
berkembang didalam media air tersebut (Untung, 2001).
3.1 Kesimpulan
Oleh :
Linda Susilowati (131810401018)
Jurusan Biologi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS JEMBER
2016