Anda di halaman 1dari 10

BAB I 

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang   :

Dalam dunia moderen ini pertanian juga semakin maju , untuk menjawab masalah

yang semakin sempitnya lahan pertanian dikarenakan alih fungsi lahan pertanian yang

katanya lebih menguntungkan daripada digunakan untuk pertanian, seperti pembukaan

swalayan, tempat- tempat hiburan, dan lain sebagainya. Padahal kita ketahui mayoritas

masyarakat negara kita hidup dari bertani, sehingga lahan yang digunakan untuk menghidupi

mereka dan keluarganya di alih fungsikan, maka tidak ada yang dapat mereka andalkan untuk

memenuhi kebutuhannya. Bercermin dari masalah itu maka solusi muncul untuk membantu

keadaan pertanian kita yang semakin terpinggirkan, khususnya para petani yang telah

kehilangan sawah- sawah mereka. Solusi tersebut salah satunya berupa sistem tanam yang

tidak menggunakan media yang selama ini dianggap sebagai media satu- satunya untuk

bertanam. Media tersebut berupa media non tanah, bisa berupa air, udara, maupun jenis lain

yang selain tanah, seperti arang sekang, pasir dan lain sebagainya

Hidroponik diambil dari bahasa Yunani yaitu Hydroponous, hydro berarti air dan

ponous berarti kerja. Hidroponik adalah teknologi bercocok tanam yang menggunakan air,

nutrisi, dan oksigen. Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari bertanam secara

konvensional. Dalam perkembangannnya sejak popular 40 tahun lampau, hidroponik telah

banyak mengalami perubahan. Media yang digunakan lebih banyak yang sengaja dibuat

khusus. Demikian juga dengan wadah- wadah yang digunakan, seperti pot. Ada yang sengaja

dibuat khusus lengkap dengan alat penunjuk kebutuhan air, ada pula yang khusus seperti

kerikil sintesis.

Metode hidroponik merupakan metode menumbuhkan tanaman didalam larutan nutrisi tanpa

menggunakan media tanah. Ditinjau dari segi sains, hidroponik telah membuktikan bahwa

1
tanah tidak diperlukan untuk menumbuhkan tanaman, kecuali unsur- unsur, mineral dan zat-

zat makanan seperti dalam tanah. Dengan mengeliminasi tanah berarti juga mengeliminasi

hama atau penyakit yang ada didalam tanah dan mengurangi pengendalian tanah secara teliti

nutrisi tanaman.

B. Tujuan

Adapun tujuannya yaitu untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk cair terhadap

pertumbuhan tanaman sawi dengan tekhnik hidroponik.

C. Manfaat

Beberapa manfaat tanaman hidroponik antara lain ramah lingkungan, hemat air

karena penggunaan  air hanya 1/20 dari tanaman biasa, dan mengurangi  CO2 karena tidak

perlu menggunakan kendaraan atau mesin. Tanaman hidroponik tidak merusak tanah karena

tidak menggunakan media tanah dan juga tidak membutuhkan tempat yang luas.  Lebih

hemat waktu dan tenaga karena tidak perlu menyiramkan air setiap hari.  Pertumbuhan

tanaman lebih cepat dan kualitas hasil tanaman dapat terjaga. Dapat tanam di mana saja

bahkan di garasi dan tanah yang berbatu dan  dapat ditanam kapan saja karena tidak

mengenal musim.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. System budidaya secara hidroponik

Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah


sebagai tempat menanam tanaman. Perbedaan bercocok tanam dengan tanah dan
hidroponik yaitu, apabila dengan tanah, zat-zat makanan diperoleh tanaman dari
dalam tanah. Sedangkan hidroponik, makanan diperoleh tanaman dari dalam air yang
mengandung zat-zat anorganik. (Mikrajuddin,2007:161). Para peneliti menggunakan
budidaya hidroponik untuk menentukan unsur-unsur mineral mana yang memang
betul-betul nutrien esensial. (Campbell,2008:339)
Sistem hidroponik dapat memberikan suatu lingkungan pertumbuhan yang
lebih terkontrol. Dengan pengembangan teknologi , kombinasi sistem hidroponik
dengan membran mampu mendayagunakan air, nutrisi, pestisida secara nyata lebih
efisien ( minimalys sistem ) dibandingkan dengan kultur tanah , terutama untuk
tanaman berumur pendek. Penggunaan sistem hidroponik tidak mengenal musim dan
tidak memerlukan lahan yang luas dibandingkan dengan kultur tanah untuk
menghasilkan satuan produktivitas yang sama. (Lonardy dalam Mas’ud, 2009 :131)
           Sistem hidroponik banyak digunakan untuk menanam tumbuhan holtikultura
seperti tomat, paprika, sawi dan melon. Pada awalnya, sistem hidroponik identik
dengan penanaman tanpa media tanah, akan tetapi sesuai dengan perkembangan
teknologi, hidroponik digunakan untuk penumbuhan tanaman dengan mengontrol
nutrisi tanaman sesuai dengan kebutuhannya, salah satu metode yang mulai banyak
digunakan adalah nutrient film technique yang merupakan sistem hidroponik
tertutup , yang mana nutrisi akan mengalir secara terus menerus atau dalam jangka
waktu tertentu secara teratur. (Suprijadi, 2009:31)
            Salah satu media yang dapat digunakan untuk sistem hidroponik adalah gel.
Pengaturan ukuran gel dalam media tanam sangat diperlukan, karena dapat
mempercepat proses penyerapan air dan penyimpanan air oleh media. Selain itu
ukuran gel juga mempengaruhi penyediaan ruang untuk pengakaran tanaman.
Keuntungan lain penggunaan gel dapat menghindarkan adanya hewan tanah, dapat
diberi pewarna sehingga dapat mempercantik untuk tanaman hias.
(Hakim,2006)Selain gel masih ada media tanam lain yang dapat dimanfaatkan untuk
hidroponik.
3
            Misalnya arang sekam, Arang sekam merupakan hasil dari pembakaran kulit
gabah. Menurut Murniati (dalam Sari,2009) bahwa arang sekam memiliki sifat kasar
sehingga sirkulasi udara tinggi, ringan dengan berat jenis sekitar 0,2 gr/cm 3 , kapasitas
menahan air tinggi dan dapat menghilangkan pengaruh penyakit karena telah melalui
tahap sterilisasi, sehingga relatif bersih dari hama , bakteri dan gulma.   
   
            Menurut Pramono ( dalam Rahmawaty,2009: ) menyatakan bahwa media
dalam hidroponik berfungsi sebagai penopang tanaman dan memiliki syarat seperti
struktur yang stabil selama pertumbuhan tanaman , bebas dari zat berbahaya bagi
tanaman, bersifat inert, memiliki daya pegang air yang baik, drainase dan aerase yang
baik.         
            Prinsip dasar dari hidroponik adalah memberikan atau menyediakan nutrisi
yang dibutuhkan tanaman dalam bentuk larutan. Pemberiannya dilakukan dengan
penyiramannya atau meneteskannya pada tanaman. (Tim Penulis PS,2006:44)
Hal ini dapat dibuktikan bahwa, budidaya secara hidroponik dapat berhasil
apabila kebutuhan air, sirkulasi udara dan hara tanaman tercukupi. (Susanto,
2010:1)Apabila kekurangan unsur tersebut maka akan ada kemungkinan tanaman
tersebut akan mati ataupun layu .Perlu adanya perawatan yang intensif agar tidak
terjadi hal-hal tersebut.
Untuk memenuhi kebutuhan air, dapat digunakan irigasi untuk suatu tanaman.
Teknik yang dapat digunakan adalah irigasi tetes Ro Drip.Teknologi irigasi tetes Ro
Drip sangat efisien dalam penggunaan air sehingga sangat cocok untuk digunakan
pada budidaya tanaman sayuran di dataran rendah yang memiliki keterbatasan sumber
air. (Kasiran,2009:29) Karena ini membantu untuk ketersediaan air bagi suatu
tanaman.
B. Kelebihan system budidaya hidroponik
1. Produksi tanaman lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan media tanah
biasa
2. Lebih terbebas dari hama dan penyakit tanaman
3. Tanaman lebih cepat tumbuh dan penggunaan pupuk lebih hemat
4. Bila ada tanaman yang mati dapat langsung diganti dengan mudah dengan
tanaman lain
5. Kualitas bunga, buah, dan daun lebih baik dan tidak mudah kotor

4
6. Keterbatasan ruang dan tempat bukanlah halangan
7. tenaga kerja yang diperlukan lebih sedikit
C. kekurangan system budidaya hidroponik
1. modal awal yang relatip mahal
2. ketersediaan dan pemeliharaan perangkat hidroponik agak sulit,
3. memerlukan keterampilan khusus untuk meramu bahan kimia serta investasi awal
yang mahal.

5
BAB III

PEMBAHASAN

Hidroponik merupakan budidaya tanaman tanpa menggunakan media tanah (soiless). 

Hidroponik berasal dari dari kata “Hydroponic”, yang di dalam bahasa Yunani terbagi

menjadi dua kata, yaitu hydro dan ponous.  Hydro berarti air dan ponous berarti kerja. Sesuai

arti tersebut, maka bertanam secara hidroponik merupakan teknologi bercocok tanam yang

menggunakan air, nutrisi, dan oksigen.

Banyak manfaat yang bisa diperoleh dengan sistem berkebun hidroponik. Di antaranya,

produksi tanaman lebih tinggi, lebih terjamin dari hama dan penyakit, tanaman tumbuh lebih

cepat dan pemakaian pupuk lebih hemat, bila ada tanaman yang mati, bisa dengan mudah

diganti dengan tanaman baru, dan tanaman memberikan hasil yang kontinu.

Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan dengan teknik hidroponik adalah jenis sayuran (baik

daun dan buah, seperti: Bayam, Pakcoy, Sawi, Kangkung, Tomat, Cabai, Paprika, dll); jenis

tanaman bunga; tanaman buah: Melon, Strawberry, dll; dan bahkan sampai dengan tanaman

obat untuk keluarga, seperti: Binahong, Pegagan, Sendok-sendokan, dll.

Pada budidaya hidroponik, semua kebutuhan nutrisi diupayakan tersedia dalam jumlah yang

tepat dan mudah diserap oleh tanaman.  Nutrisi itu diberikan dalam bentuk larutan yang

bahannya dapat berasal dari bahan organik maupun anorganik. Pada pertanian hidroponik

nutrisi sangat menentukan keberhasilan, karena tanaman mendapat unsur hara dari apa yang

diberikan. Terdapat pupuk hidroponik yang siap pakai di pasaran, ini akan lebih mudah,

tinggal dicampur dengan air dan aplikasikan. Contoh pupuk yang ada di pasaran adalah

pupuk AB Mix, Ferti-Mix, dll.  Pupuk ini mengandung unsur hara mikro dan makro yang

diperlukan oleh tanaman. Pupuk tersebut diformulasikan secara khusus sesuai dengan jenis

dan fase pertumbuhan tanaman. Keistimewaan nutrisi hidroponik ini yaitu selain

6
mengandung semua unsur hara yang diperlukan tanaman, adalah menggunakan bahan –

bahan yang 100% dapat larut dalam air. Cara penggunaannya pun juga sangat praktis dan

dapat disimpan dalam waktu yang cukup lama.

sistem DFT (Deep Flow Technique), Teknik hidroponik sistem DFT menggunkan sterofoam

sebagai tempat untuk  meletakkan tanamannya dimana steroformnya diberi lubang-lubang

kecil sebagai tempat untuk memasukkan akar tanaman agar tergenang pada larutan nutrisi,

tanaman yang akan dimasukkan kedalam lubang diberi kapas agar tanaman tidak tenggelam.

Larutan nutrisi tersebut disirkulasikan dengan bantuan aerator dan pompa. Pada dasarnya

hidroponik system DFT sama dengan rakit apung tetapi pengaplikasiannya berbeda.

Perbedaannya adalah pada rakit apung larutan nutrisi tidak tersirkulasi dengan baik.

Sedangkan DFT tersirkulasi dengan baik karena ada aliran atau flow. Teknik hidroponik

sistem DFT ini cocok untuk membudidayakan tanaman yang berbuah., misalnya tomat.

Beberapa tahapan yang perlu dipersiapkan dalam budidaya hidroponik kurang lebih hampir

sama dengan sistem konvensional.  Tahapan dalam budidaya hidroponik, seperti

pemilihan/seleksi benih tanaman yang akan ditanam, penyemaian benih tanaman, penyiapan

tempat tanam (rumah plastik, nutrisi, dll), transplantasi ke sistem hidroponik, perawatan

sampai dengan panen.  Jadi yang berbeda adalah larutan nutrisi dan sistem hidroponik yang

digunakan.

Jadi sistem DFT memerlukan pasokan listrik untuk mensirkulasikan air ke dalam talan-talang

tersebut dengan menggunakan pompa dan untuk menghemat penggunaan listrik, kita dapat

menggunkan timer (untuk mengatur waktu hidup dan mati pompa).  Sebagai contoh pada

pagi hari pompa hidup dan sore hari pompa mati, begitu seterusnya.

Kelebihan dari teknik hidroponik sistem DFT ini adalah pada saat aliran arus listrik padam

maka larutan nutrisi tetap tersedia untuk tanaman, karena pada sistem ini kedalam larutan

nutrisinya mencapai kedalaman 6 cm. Jadi pada saat tidak ada aliran nutrisi maka masih ada

7
larutan nutrisi yang tersedia. Sedangkan untuk kekurangannya adalah pada sistem DFT ini

memerlukan larutan nutrisi yang lebih banyak dibandikan dengan sistem NFT (nutrient Film

Technique).

Perkembangan tanaman yang dibudidayakan menggunakan sistem DFT dapat tumbuh dengan

baik dan memiliki kualitas buah/sayuran yang lebih baik dibandingkan dengan metode

konvensional.  Berikut ini adalah gambaran pertumbuhan tanaman sawi dalam sistem DFT

dalam setiap Minggu Setelah Tanam (MST).

8
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hidroponik adalah suatu cara bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai

tempat menanam tanaman atau biasa juga disebut soiless culture.dan system hidroponik

ini juga mampu memberikan nutrisi yang cukup dibandingkan dengan system pertanaman

yang menggunakan media tanah.

B. Saran

Dari hasil pembahasan diatas, kita telah mengetahui betapa besarnya keuntungan

system pertanaman hidroponik. Jadi, marilah kita mencoba dan mengembangkan system

tersebut, karena system ini banyak memiliki manfaat.

9
DAFTAR PUSTAKA

file:///E:/filtering/Aan%20Indriyani%20%20LAPORAN%20HASIL%20PENELITIAN
%20HIDROPONIK%20TANAMAN%20SAWI.htm

file:///E:/filtering/Budidaya%20Sawi%20Hidroponik%20_%20Bertanam
%20Hidroponik.htm

file:///E:/filtering/Budidaya%20Tanaman%20Hidroponik%20%20Nutrisi%20atau
%20Pupuk%20pada%20Tanaman%20Hidroponik.htm

file:///E:/filtering/Electrical%20conductivity%20%28%20EC%20%29%20dan%20TDS_
%20PPM%20hidroponik.htm

file:///E:/filtering/Heejao%20Hydroponics%20-%20Kandungan%20Unsur%20Hara
%20pada%20Nutrisi%20Hidroponik.htm

10

Anda mungkin juga menyukai