Anda di halaman 1dari 2

BAB IIIPENUTUP3.1.

Kesimpulan

Intisari dari jati diri Melayu sejak masuk kepada agama Islam di sekitar abad ke 15 M,sebagaimana
menurut pendapat termasuk dari para sarjana asing, dapatlah dikatakan sebagaiberikut :1.Seseorang
disebut Melayu apabila sehari-hari berbahasa Melayu, beradat istiadatMelayu dan beragama Islam.
Alhasil, orang Melayu itu dapat dilihat kepada agamadan budaya.2.Orang Melayu selalu percaya
kepada Allah SWT dan selalu mengikuti ajaranRasulullah; hal ini diperkuat dengan peribahasa :
Bergantung kepada satu, berpegangkepada yang Esa.3.Orang Melayu taat kepada hukum demi
keamanan dan kemakmuran masyarakatnya,seperti peribahasa : Adat itu jika tidur menjadi tilam, jika
berjalan menjadi payung,jika di laut menjadi perahu, jika di tanah menjadi pusaka. Atau Mati anak
hebohsekampong, mati adat heboh sebangsa. Walaupun demikian, tidak berarti adat resamtiada
boleh berubah. Jika ianya tiada berkesesuaian, maka hal yang sedemikiandapatlah diubah tanpa
mengundang kepada perkara yang menghebohkan. Hal inibersesuaian dengan peribahasa Melayu
yang berbunyi : Sekali air bah, sekali tepianberubah. Atau Tiada gading yang tak retak.4.Orang
Melayu mengutamakan budi dan bahasa, karena keduanya menunjukkankepada sopan santun dan
tinggi peradabannya. Seperti peribahasa mengatakan : Usulmenunjukkan asal, bahasa menunjukkan
bangsa. Atau Taat pada petuah, setia padasumpah, mati pada janji, melarat karena budi. Atau Hidup
dalam pekerti, mati dalambudi.

3.2. Saran

1.Pemerintah sebagai fasilitator dapat menamkan nilai-nilai kebudayaan melayu kedalam bentuk
pembangunan dan melibatkan masyarakat dalam hal kebijakanlangsung maupuntidak langsung

Masyarakat hendaknya menggali nilai-nilai budaya melayu yaang telah pudar,


mengaktifkannya dalam bentuk permainan atau keramain, serta memelihara nilai-nilai
budaya itu dan juga mengembangkan nilai-nilai budaya.
3.
Memeberikan bantuan moril atupun materil kepada lembaga-lemabaga yang tugas dan
fungsinya fokus kepada masalah kebudayaan melayu di Riau, sebagai penujang
pemeliharaan dan pelestarian budaya mela
DAFTAR PUSTAKAUU. Hamidy. (1993). Kerukunan Hidup Beragama di Daerah Riau. Pekanbaru:
UIR Press.-------. (1998) Teks dan Pengarang di Riau Pekanbaru: UNRI Press.-------. (t.th.) Orang
Melayu di Riau. Pekanbaru: UIR Press.-------. (2002). Riau Doeloe-Kini dan Bayangan Masa Depan.
Pekanbaru: UIR Press.-------.(2003). RiauSebagaiPusatBahasadan Kebudayaan Melayu, Pekanbaru:
UNRIPress.-------. (2004). Good GovernancedalamPerspektif Budaya Melayu. Riau: Pemprov
Riau.”VisiRiau2020;PusatKebudayaanMelayu”, Kompas, Jumat, 25 Mei 2001.YusmarYusuf.
(2009).StudiMelayu.Jakarta: Wedatama Widya Sastra.ZakiyuddinBaidhawiy.(t.th.). PendidikanAgama
Berwawasan Multikultural

Anda mungkin juga menyukai