Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

SEJARAM MASUKNYA ISLAM KE NUSANTARA

Disususn Oleh :
Kelpmpok I
Nama Anggota :
1. Linda Agustina
2. Putri Marisa
3. Widya Ananta
4. M. Nur Fadilah
5. M. Rifqi
6. M. Kadani
7. Aji Mamat
Kelas : IX-2

SMPN 2 CIBUNGBULANG
Jl. Warung Lepet No.66, Girimulya, Cibungbulang - Bogor
Jawa Barat 16630
KATA PENGANTAR

Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang.


makalah  ini seluruhnya penulis kerjakan selama penulis menuntut ilmu di MTsN
Pasiripis

Bahan-bahan dalam makalah ini di kumpulkan dari berbagai sumber yang cukup
kompetible, sehingga makalah ini cukup memadai untuk di jadikan sebagai bahan
referensi

Jadi makalah ini menghimpun segenap ide dan pengetahuan penulis tentang
Apresiasi Terhadap Tradisi dan Upacara Adat Kesukuan Nusantara. Makalah  ini
membicarakan Islam dan aspeknya dan prakteknya di Indonesia sejak masa
kerajaan – kerajaan Islam hingga dewasa ini.

Dalam penyusunan buku ini penulis berusaha berpandangan subyektif mungkin


dalam menyajikan sekedar fakta – fakta sejarah.
Terimakasih yang tak terhingga Penulis ucapkan pada semua fihak  yang telah
ikut andil dalam pembuatan makalh ini.

Akhirnya makalah  ini penulis hadirkan, walaupun penulis yakin masih banyak
kekurangan dan kekhilafannya. Namun penulis kira makalah ini cukup memadai
bagi para pembaca dan sekaligus untuk melakukan tuntunan ajaran Islam untuk
menyiarkan ilmu pengetahuan karena ilmu pada kita itu adalah amanah Allah
SWT.
                                                            BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
   Tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun (dari nenk moyang)  yang
memiliki kekhususan  atau keunikan dan masih di jalankan oleh masyarakat.
Contohnya, tradisi lisan, yaitu salah satu jenis warisan kebudayaan
masyarakat yang proses pewarisannya di lakukan secara lisan. Macam-
macam tardisi lisan yaitu :
a. Cerita rakyat : legenda cerita ken arok, si kabayan, sang kancil,
sangkuriang, dan sebagainya.
b. Bahasa rakyat : logat, dialek, sunda, lentorg.
c. Sajak/ puisi rakyat : sajak biasa, sinom, asmarandana, dan sebagainya.
d. Peribahasa rakyat/ ungkapan tradisional seperti ungkapan telur di ujung
tanduk dan sebagainya.
e. Nyanyian rakyat/ folk song : cingcangkeling (sunda), rambate rota (sulsel),
dsb
f. Dan masih banyak lagi kebudayaan islam nusantara yang lainnya, ini
harus kita pelihara dan lestarikan, minimalnya kita mengenalnya, makalh
ini di buat salah satunya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.
2. Rumusan Masalah
a. Apa jenis dari peninggalan sejarah kebudayaan islam?
b. Bagaimana kita melestarikan kebudayaan – kebudayaan tersebut
c. mengenal lebih mendetail dari peninggalan kebudayaan tersebut
d. mengetahui dan mengapresiasi tradisi dan upacara adapt nusantara
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pemangku Islam Nusantara

Tradisi keagamaan dan keilmuan Nusantara itu dikembangkan di pesantren


yang ada di Nusantara. Melalui jaringan keulamaan dan kepesantrenan itulah
tradisi Islam Nusantara dikembangkan. Langkah ini membuat seluruh
masyarakat Nusantara menjadi pendukung tradisi Islam Ahlus Sunnah Wal
Jamaah yang bermahzab empat. Kalangan ini tidak ekslusif dan pasif.
Terbukti ketika Portugis, Belanda dan Inggris datang menjajah kawasan ini
dengan memaksakan sistem pendidikan Eropa dengan merongrong
pendidikan lokal, maka kalangan ulama pesantren dengan tegas
mempertahankan sistem pendidikan mereka sendiri. Pesantren bersikap non
kooperatif, menolak segala bentuk kerja sama dengan kolonial untuk
melegitimasi penjajahannya. Dari pendidikan pesantren itulah jaringan
keilmuan Nusantara berkembang semakin intensif, sehingga bisa mengatasi
segala tekanan kolonial, bahkan akhirnya bisa menjadi basis perlawanan
terhadap penjajahan.

2. Karakter Dasar Islam Nusantara

Islam Nusantara disebut sebagai sesuatu yang unik karena memiliki karakters
yang khas yang membedakan islam di daerah lain, karena perbedaan sejarah
dan perbedaan latar belakang geografis dan latar belakang budaya yang
dipijaknya. Selain itu, Islam yang datang kesini juga memiliki strategi dan
kesiapan tersendiri. Pertama, Islam datang dengan mempertimbangkan
tradisi, tidak dilawan tetapi mencoba diapresiasi kemudian dijadikan sarana
pengembangan Islam. Kedua, Islam datang tidak mengusik agama atau
kepercayaan apa pun, sehingga bisa hidup berdampingan dengan mereka.
Ketiga, Islam datang memilih tradisi yang sudah usang, sehingga Islam
diterima sebagai tradisi dan diterima sebagai agama. Keempat, Islam menjadi
agama yang mentradisi, sehingga prang tidak bisa meninggalkan islam dalam
kehidupan mereka.

3. Makna Keberadaan Islam Nusantara

Hadirnya Islam Nusantara ini memiliki pengaruh besar dan mendalam


terhadap kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Ditandai antara lain
pertama dengan kuatnys hubungan agama dengan tradisi dan bumi yang
dipijak (tanah air) maka sejak awal islam ini gigih menolak kehadiran
imperialisme atau penjajahan bangsa asing. Bahkan pesantren dijadikan basis
perlawanan terhadap penjajahan Barat. Kedua, sejak awal Islam Nusantara
turut aktif dalam membela kemerdakaan, mendirikan negara termasuk ikut
menyusun konstitusi yang bersifat nasional dan tetap berpijak pada agama
dan tradisi sehingga lahirlah Pancasila sebagai konsesus bersama menjelang
bangsa ini merdeka. Ketiga, dengan kecintaannya pada tradisi dan tanah air,
Islam terbukti dalam sejarah tidak pernah memberontak terhadap
pemerintahan yang sah, karena pemberontakan ini dianggap pengkhianatan
terhadap negara yang telah dibangun bersama.

4. Sejarah Tradisi Islam di Nusantara

Masyarakat Indonesia sebelum kedatangan Islam ada yang sudah menganut


agama Hindu Budha maupun menganut kepercayaan adat setempat, Islam
harus menyesuaikan diri dengan budaya lokal maupun kepercayaan yang
sudah dianut daerah tersebut.
Selanjutnya terjadi proses akulturasi (pencampuran budaya). Prose ini
menghasilkan budaya baru yaitu perpaduan antara budaya setempat dengan
budaya Islam. Setiap wilayah diIndonesia mempunyai tradisi yang berbeda,
oleh karena itu proses akulturasi budaya Islam dengan budaya setempat di
setiap daerah terdapat perbedaan.
Kemunculan seni tradisi Islam baik di Jawa maupun di Luar Jawa (dengan
berbagai nama dan istilahnya) tentu merupakan ekspresi keberagamaan
(religion) masyarakat yang bersifat local. Sehingga jenis dan macamnya
sangat beragam. Namun yang pasti sentuhan budaya local dengan agama
Islam yang berlangsung telah melahirkan sebuah bentuk seni baru yang
berfungsi baik sebagai ekspresi keagamaan maupun ekspresi budaya. Apapun
nama dan tujuannya kesenian tradisi Islam merupakan bagian penting dalam
penyebaran Islam di Indonesia, dan mungkin bahkan di dunia. Berkat
kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam mengelola percampuran antara
syareat Islam dengan budaya local, maka banyak dihasilkan sebuah karya seni
yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang hebat serta metode dakwah
yang paling efektif.

5. Pengertian Tradisi Dan Upacara Adat

Banyk generasi muda yang beranggapan bahwa adat itu adalah kebiasaan
alam dan sangnt kuno. Banyk pula yang mengngap adat itu adalah tradisi
yang di alih bahasakan menjadi adat atupun sebaliknya.
Pengertian Adat itu pada dasar nya adalah:”Ketentuan yang mengatur tingkah
angota masyarakat dalam segala aspek kehidupan manusia.”oleh sebab itu
adat merupajan sustu hukum yang tidak tertulis, namun merupakan sumber
hukum yang tercermin dalam adat yang bersendikan syara.
Adat mengatur seluruh aspek kehidupan anggota masyarakat maka ketentuan-
ketentuan adat secara otonatis juga mengatur nasalah politik atau pemerintah,
Etika Budaya, dan sebagainya.

         Adat dalam masyarakat Melayu dapat di bagi kepada Tiga tingkatan, Yaitu:
1. Adat Sebenar Adat
2. Adat Yang Di adatkan
3. Adat Yang Teradat

         Adat sebenarnya adalah Prinsip-prinsip melayu yang tidak dapat


berubah. Prinsip tersebut tersimpul dalam adat bersendi syara dan sysra
bersendikan Kitabullah.
Ketentuan-ketentuan adat yang bertentangan dengan hukum sysra tak
boleh dipakai lagi dan hukum syara lah yang dominan.
Adat yang teradat adalah merupakan konsensus bersama, dimana terdapat
suatu sikap, tindakan atau keputusan berdasarkan musyawarah bertsama
yang di rasakan cukup baik, Sehingga untuk peristiwa atau tindakan yang
sama sifatnya sepert yang terdahulu (yang pernah terjadi sebelumnya)
maka tolak ukur nya di pakai sikap tindakan atau keputusan yang telah
pernah diambil sebelumnya. Tinkat adat inilah yang sering dapat disebut
sebagai “TRADISI”.

         Pelanggaran terhadap ini sangsinya adalah Hanya diberi teguran atau
nasehat oleh pemangku adat atu oleh orang-orang yang dituakan dalam
masyarakat.
6. Macam – Macam Upacara Adat Kesukuan Indonesia

2.1 Tahlilan

Tahlilan adalah upacara kenduri atau selamatan untuk berdo’a kepada


Alloh dengan membaca surat Yasin dan beberapa surat dan ayat pilihan
lainnya, diikuti kalimat-kalimat tahlil (laailaaha illallah), tahmid
(Alhamdulillah) dan tasbih (subhanallah). Biasanya diselenggarakan
sebagai ucapan syukur kepada Alloh SWT (tasyakuran) dan mendo’akan
seseorang yang telah meninggal dunia pada hari ke 3, 7, 40, 100, 1.000 dan
khaul (tahunan). Tradisi ini berasal dari kebiasaan orang-orang Hindu dan
Budha yaitu Kenduri, selamatan dan sesaji. Dalam agam Islam tradisi ini
tidak dapat dibenarkan karena mengandung unsure kemusyrikan. Dalam
tahlilan sesaji digantikan dengan berkat atau lauk-pauk yang bisa dibawa
pulang oleh peserta. Ulama yang mengubah tradisi ini adalah Sunan
Kalijaga dengan maksud agar orang yang baru masuk Islam tidak terkejut
karena harus meninggalkan tradisi mereka, sehingga mereka kembali ke
agamanya.

2.2 Sekaten

   Sekaten adalah upacara untuk memperingati Maulid Nabi


Muhammad SAW di lingkungan Keraton Yogyakarta atau Maulud. Selain
untuk Maulud, Sekaten diselenggarakan pada bulan Besar (Dzulhijjah).
Pada perayaan ini gamelan Sekati diarak dari Keraton ke halaman mesjid
Agung Yogya dan dibunyikan siang-malam sejak seminggu sebelum 12
Rabiul Awal. Tradisi ini dipelopori oleh Sunan Bonang. Syair lagu berisi
pesan tauhid dan setiap bait lagu diselingi pengucapan dua kalimat
syahadat atau syahadatain, kemudian menjadi Sekaten.

2.3 Adat Basandi Syara’, Sara’ Basandi Kitabulloh


Masyarakat Minangkabau dikenal kuat dalam menjalankan agama
Islam, sehingga adat mereka dipautkan dengan sendi Islam yaitu Al-
Qur’an (Kitabullah). Adat Minagkabau kental dengan nuansa Islam
sehingga melahirkan semboyan adat basabdi syara, syara basandi
kitabullah (Adat bersendikan syara dan syara bersendikan Kitab Alloh).

2.4 Seni Tradisi Genjring

Seni tradisi ini banyak ditemukan di daerah Purwokerto, dan


Banyumas pada umumnya. Di kalangan masyarakat Banyumas, kesenian
tradisi ini lebih banyak yang berbasis di masjid. Pada masa lalu, kesenian
ini cukup efektif untuk melakukan pembinaan generasi muda, karena
hampir setiap malam anak-anak muda bertemu di masjid. Untuk mengisi
waktu senggang, mereka memainkan genjring bersama-sama di masjid.
Namun saat ini kesenian ini sedikit demi sedikit mulai ditinggalkan kaum
muda, sehingga jumlahnya didominasi kaum tua (50 tahunan).

2.5 Kesenian Singkiran

Kelompok kesenian ini salah satunya ditemukan di daerah Tamantirto,


Kasihan, Bantul, DIY. Kelompok ini menamakan keseniannya sebagai “
Singir Ndjaratan” yang artinya “tembang kematian”. Selain menarasikan
nasehat-nasehat kebajikan, kesenian ini juga dimaksudkan sebagai upaya
untuk mendoakan para leluhur melalui pembacaan kalimat tahlil yang
mengiringi pembacaan narasi syiiran. Kesenian ini semakin hari digerus
oleh perspektif Islam modernis dan banyak tergantikan dengan tahlil dan
yasinan

2.6 Sholawat Jawi

Kesenian Shalawat Jawi di temukan di daerah Pleret, Bantul, dan


beberapa juga sudah menyebar di sekitar kecamatan Pleret, atau bahkan di
sekitar Kabupaten Bantul. Kesenian ini merupakan salah satu bentuk
penegasan jawanisasi kesenian Islam. Kesenian yang berkembang seiring
dengan tradisi peringtaan Maulid Nabi ini mengartikulasikan syair atau
syiiran shalawat kepada Nabi Muhammad dengan medium bahasa Jawa,
bahkan juga dengan melodi-melodi Jawa (langgam sinom, dandang-gula,
pangkur dan lain-lain).
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

Datangnya islam ke wilayah nusantara setelah agama yang lain seperti hindu,
budha datiang. Tetapi islam pengaruhnya sangat besar disbanding hindu dan
budha, karena islam mengajarkan kesetaraan dan pembebasan, juga karena
strategis penyebarannya yang melaui perangkat budaya, bahkan warisan agama
lama yang masih ada, kemudian di islamisasi

1. Adat adalah ketentan-ketentuan yang mengatur tingkah laku anggota


masyarakat dalam hampir semua aspek kehidupa manusia
2. Menyangkut adat melayu dengan syarat Islam memberi corak terdiri dari bagi
masyarakat melayu. Hal ini didasari dengan ketentuan bahwa adat tidak boleh
bertentangan dengn hukum syara, ketentuan adat yang bertentangan dengan
hujum syara tidak boleh di berlakukan lagi dan harus disesuaikan dengan hukum
syara.
3. Adat sebenarnya tidak dapat berubah-ub ah, karena merupakan pegangan yang
fundamental. Yang dapat berubah dan dapat mengadakan penyesuaian dengan
perkembangan zaman hanya adat yang teradat.

2. SARAN

         Menilai dari penjelasan diatas sudah sepantasnyalah kita menghargai  dan
melestarikan tradisi – tradisi islam nusantara, tidak harus dengan hal yang besar
kita melakukannya cukup dengan kita menjaga dan mempelajari mengapresiasi
kebudayaan nusantara pun kita sudah ikut andil dalam melestarikannya.
DAFTAR PUSTAKA

Azyumardi Azra. Islam Nusantara Jaringan Global dan Lokal, Bandung;


Penerbit Mizan Media Utama, 2002.
Badri Yatim, Sejarah Peradaban Islam, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006.
Mundzirin Yusuf, dkk. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia. Cet. I Yogyakarta;
Penerbit Pustaka, 2006.
Taufik Abdullah. Islam dan Masyarakat Jakarta; P3ES, 1987.

Anda mungkin juga menyukai