Anda di halaman 1dari 15

BAB 12

Menelusuri Tradisi Islam di Nusantara


Indonesia dikenal sebagai negara kepulauan yang memilki
beragam suku, agama, ras, dan bahasa serta budaya. Kekayaan
budaya ini tidk terlepas dari faktor sejarah bangsa Indonesia dari
masa ke masa. Indonesia pernah mengalami bebagai macam
zaman, seperti Hindu-Buddha, Islam, zaman penjaejahan,
kemerdekaan, sampai masa reformasi sekarang ini, setiap zaman
membawa pengaruh tersendiri bagi pertumbuhan dan
perkembangan kebudayaan di Nusantara. Tradisi Islam di
Nusantara ini muncul sebagai akibat ajaran agama yang
dipraktikan dalam kehidupn sehari-hari. Ajaran Islam akan
merasuk ke dalam sendi-sendi kehidupan masyarakat sampai
menjadi tradisi dan tata cara hidup.
Sebelum kedatangan Islam, msyarakat nusantara telah
memeluk agama Hindu-Buddha sehingga penduduk
Nusantara telah memilki budaya, tata cara hidup dan adat
yang mengakar kuat. Tumbuhnya Islam menyebabkan
adanya akulturasi budaya. Kekayaan budaya ini harus
dilestarikan supaya generasi mendatang juga dapat
merasakannya. Sikap positif dalam memandang kekayaan
budaya ini perlu dikembangkan. Kekayaan tradisi dan
budaya dipandang sebagai warisan leluhur sekaligus
merupakan titipan dari generasi mendatang. Upaya
pelestarian budaya ini dapat dilakukan dengan selalu
menjaganya dari pengaruh negatif budaya luar. Kita harus
menyaring budaya yang bertentangan dengan nilai-nilai
kepribadian bangsa dan Islam.
1.Tradisi Nusantara sebelum Islam
a. Percaya pada benda alam dan ruh-ruh nenek moyang
b.Melakukan upacara ritual sebelum melakukan kegiatan
tertentu, (kegiatan hajatan, kelahiran, perkawinan,
kematian) dan lainnya.
c. Masuknya Hindu-Buddha ke Nusantara, berpengaruh
pada tatanan kehidupan masyarakat Nusantara, seperti
bentuk bangunan rumah, candi, kuil untuk pemujaan
para dewa yang berbentuk stupa.

Di Indonesia candi selain tempat pemujaan juga berfungsi


sebagai makam para raja atau untuk tempat menyimpan
abu janazah raja yang telah meninggal, candi sebagai tanda
penghormatan masyarakat terhadap sang raja.
2. Aulturasi Budaya Islam
Akulturasi adalah proses pencampuran antara unsur kebudayaan
yang baru tanpa menghilangkan sama sekali ciri khas masing-
masing kebudayaan lama. Kedatangan ajaran Islam d Nusantara
juga mengalami proses akulturasi dengan kebudayaan Nusantara
saat ini.
Budaya Islam adalah segala macam bentuk cipta, rasa, dan karsa
yang berasal dan bekembang dalam masyarakat serta telah
mendapat pengaruh dari Islam.
Budaya dalam pandangan Islam adalah sebuah tata nilai dan
tradisi yang berkembang dari ajaran Islam. Tata nilai tersebut
merupakan hasil penerjemahan dari pokok-pokok ajaran al-Quran
dan hadits dalam kebudayaan nyata. Tradisi Islam adalah
kebiasaan atau adat istiadat yang dilakukan turun temurun oleh
masyarakat, dan di dalamnya mengandung ajaran Islam.
Islam membuka dan mempersilahkan budaya-budaya
dari luar untuk berpendapat,ide dan gagasan,
ataupun menciptakan budaya tertentu asalkan
sesuai dengan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Tidak melanggar ketentuan hukum halal haram
b. Mendatangkan maslahat (kebaikan) dan tidak
menimbulkan mafsadat(kerusakan)
c. Sesuai dengan prinsip al wala’ (kecintaan yang
hanya kepada Alloh swt, dan apa saja yang dicintai
Alloh swt) dan Al Bara’ (berlepas diri dan
membenci dari apa saja yang diobenci oleh Alloh
swt
Berikut ini seni budaya Nusanatara yang telah
mendapatkan pengaruh/akulturasi dari ajaran
Islam :
a) Nama-nama bulan dala penanggalan jawa
b) Seni Bangunan Masjid
Wujud akulturasi terlihat dalam bangunan
masjid kuno, yaitu dilihat dari bentuk bangunan
dan menara dan letak masjid, bangunan masjid
berbentuk pendopo, atas berbentuk tumpeng,
dan atap semakin keatas semakin kecil. Menara
berfungsi tempat menyerukan adzan, seperti
masjid di Kudus menaranya berbentuk terakota
yang tersusun seperti candi, menara masjid
Banten seperti mercusuar di Eropa.
c) Seni ukir dan lukis
Seni ukir yang dimaksud adalah seni ukir hiasan masjid,
bangunan makam di bagian jirat, nisan, cungkup, dan
tiang cungkup, seni ukir hias berupa dedaunan, motif
bunga teratai, dan ukiran kaligrafi huruf arab atau ayat
suci al Quran hadits, atau asmaul husna.

d) Seni Tari
Tarian yang sudah akulturasi :
- Tari zipin
- Tari saman
- Tari gambus
e) Seni Musik
- Rebana
- Hadrah
- Qosidah
- Nasyid
- Gambus

f) Seni Pertunjukan
- Seni wayang kulit yang dahulunya di permainkan oleh wali
songo dan diteruskan oleh raden Fatah, yang isinya tentang
sejarah nabi, nasihat dan didalamnya ada kegiatan dakwah
Islam
g) Seni Sastra
Jenis sastra yang sesuai dengan ajaran Islam
diantaranya adalah :
- Babad yang berisikan tentang dongeng seperti
babad tanah Jawi, Babad Cirebon, Babad Mataram,
Babad Surakarta, Giyanti, dan Babad Pakepung.
- Hikayat, adalah cerita atau dongeng yang baisanya
penuh dengan keajaiban dan keanehan, seperti
hikayat 1001 malam dll.
- Suluk, adalah kitab yang menguraikan soal tasawuf,
yaitu menjelaskan tentang bersatunya manusia
dengan Tuhan, pujangga para raja dan para wali.
Karya sastra suluk seperti dibawah ini :
- Puisi kitab bonang yang berisikan pengembangan
ilmu suluk
- Syair perahu dan syair dagang karya Hamzah
Fansuri dalam bentuk puisi
- Tasawuf karya Syekh Yusuf dari Makssar yng
dianggkat pujangga di Banten.

h) Kesenian Debus, kesenian ini diangkat untuk


membangkitkan semangat melawan penjajah, yang
mempertujukkan kekebalan tubuh saat pertunjukan.
3. Meletarikan Tradisi Islam di Nusantara
Seni budaya , adat, dan tradisi, yang bernafaskan Islam
tumbuh dan berkembang di Nusantara, tradisi sangat
bermanfaat bagi penyebaran Islam di Nusantara, untuk
itulah, kita sebagai generasi muda Islam harus mampu
merawat, melestarikan, mengembangkan, dan
menghargai hasil karya para ulama terdahulu.
Mengingat zaman moderen ini, ada sebagian kelompok
yang mengharamkan, dan ada pula yang
menghalalkan.
Banyak tradisi atau budaya Islam yang berkembang
hingga saat ini, semuanya mencerminkan kekhasan
daerah atau tempat masing-masing.
Berikut ini dalah beberapa tradisi atau budaya
Islam yang dimaksud :
a. Halal bihalal, biasanya dilakukan setelah puasa
atau lebaran idul fitri
b. Tabot atau Tabuik, upcara masyarakat Bengkulu,
mengenang Hasan dan Husen cucu Rasululloh
yang gugur dalam pertempuran di Karbala.
c. Kupatan, kegiatan ini biasanya dilakukan oleh
masyarakat Jawa, yang ditandai dengan puasa 7
hari di bulan syawal dan ke 7 harinya masak
ketupat dibagi ke masyarakat.
d. Sekaten di Surakarta dan Yogyakarta, acara ini
dilakukan pada bulan Maulid mengenng kelahiran
Nabi Muhammad SAW dan mengenang jasa para
walisongo yang telah berhasil menyebarkan Islam
di tanah Jawa. Dalam upacara sakaten disuguhkan
gamelan pusaka peninggalan kerajaan Majapahit
yang telah dibawa ke Demak. Suguhan ini
Pertanda bahwa para wali mengemasnya dengan
menjalin kedekatan kepada msyarakat.
e. Grebeg, kegiatan ini untuk mengiringi para raja
f. Grebeg besar di Demak. Dilaksanakan pada
tanggal 10 dzulhijjah
h. Kerobok Maulid di Kutai da pawai obor di Manado.
Kegiatan ini dilaksanakan pada 12 robiul awal pada
bulan bulan maulud memperingati hari kelahiran
nabi Muhamad SAW.
i. Tradisi Rabu kasan di Bangka
Dilaksanak pada rabu akhir bulan syafar, acara ini
juga dilaksanakan di Jawa dan kota lainnya. Dengan
berharap menolak balak atau wabah.
j. Dugderan di Semarang. Acara ini dilakukan untuk
menyambut datangnya bulan Ramadhan
k. Budaya Tumpeng. Acara ini biasanya dilakukan pada
acara tertentu kendurian, selamatan, atau perayaan.

Anda mungkin juga menyukai