Anda di halaman 1dari 8

KLIPING

KEHADIRAN ISLAM MENDAMAIKAN BUMI NUSANTARA

DI

OLEH :

NAMA : RIJALUL LUTHFI


KELAS : IX-2

SMPN 1 TAKENGON
TAHUN 2019/2020
KEHADIRAN ISLAM MENDAMAIKAN BUMI NUSANTARA

1. Awal Masuknya Islam di Nusantara


Agama Islam telah ada di Indonesia sejak abad pertama Hijriyah (7 Masehi).  Agama
ini masuk ke Indonesia melalui jalur perdagangan.  Sebelum Islam datang, nusantara
berada dalam pengaruh agama Hindu-Budha.  Keberadaan para pemeluk ajaran Islam
menjadi lebih jelas pada abad-13 yang ditandai dengan berdirinya Kerajaan Samudra
Pasai di Aceh.  Proses masuknya Islam di Indonesiabertahan secara bertahap melalui
banyak jalan.  Teori-teori tentang kedatangan Islam ke Indonesia antara lain :
a) Teori Mekah
Menurut teori ini proses masuknya islam adalah langsung dari mekah atau arab yang
terjadi  pada abad  pertama. Para pedagang dari Timur Tengah memiliki misi dagang
dan sekaligus berdakwah. Bahkan berdakwah menjadi motivasi utama mereka datang
ke Indonesia.
b) Teori Gujarat
Teori ini mengatakan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari Gujarat pada
abad ke 7 Hijriyahatau abad ke-13 Masehi.  Gujarat terletak di India bagian barat,
berdakatan dengan laut arab.
c) Teori Persia
Teori ini mengatakan bahwa kedatangan Islam ke Indonesia berasal dari daerah Persia
atau Parsi (sekarang Iran). Sebagai buktinya, ada kesamaan tradisi yaitu tradisi
merayakan 10 Muharram atau Asyuro.
d) Teori China
Menurut teori ini mengatakan bahwa kedatanga Islam ke Indonesia berasal dari
pedagang Cina. Sebagai buktinya, raja Islam pertama di pulau jawa yaitu Raden Patah
dari Bintoro Demak, merupakan keturunan Cina.

Para wali menyebarkan Islam di nusantara, khususnya di pulau Jawa.  Diantaranya


wali sanga.  Berikut nama nama wali sanga :
1) Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) diduga berasal dari Persia.
2) Sunan Ampel (Maulana Rahmatullah) Sunan Ampel dianggap sebagai penerus cita
cita dan perjuangan Sunan Gresik.
3) Sunan Bonang (Maulana Makdum Ibrahim) Sunan Bonang merupakan putra dari
sunan Ampel.  Sunan Bonang berupaya menyesuaikan dakwahnya dalam hal
pewayangan dan music gamelan. 
4) Sunan Giri (Raden Paku) dia merupakan seorang wali yang menyebarkan agama
Islam dengan menitikberatkan pada bidang pendidikan agama Islam.
5) Sunan Drajat (Maulana Syarifuddin) wali ini juga merupakan putra dari Sunan Ampel
yang menggunakan seni sebagai media dakwahnya, yaitu pankur alat seni liptak.
6) Suna Gunung Jati (Maulana Syarif Hidayatullah) merupakan Sunan yang berhasil
menjadikan Cirebon sebagai kerajaan islam pertama di Jawa barat.
7) Sunan Kudus (Maulana ja far Shodiq) dia dikenal sebagai Sunan Kudus karena dia
memiliki ilmu tauhid dan fikih.
8) Sunan Kalijaga (Maulana Muhammad Syahid) wali ini berdakwah dengan sarana
wayang kalif yang memuat nilai keislaman. Dia merupakan pencipta lagu
dandanggula.
9) Sunan Murai (Maulana Umar Said) merupakan putra dari sunan kalijaga
berkedudukan di gunung Murai, Kudus.  Sunan Murai merupakan pencipta lagu
Kinanti dan sinom.

2. Cara-Cara Dakwah di Nusantara  


a. Perdagangan
Proses penyebaran islam melalui jlur perdagangan dilakukan pada abad ke
7   sampai  abad 16 M.  para pedagan muslim menggunakan kesempatan itu untuk
berdakwah    menyebarkan agama islam. Banyak pedagang muslim yang singgah dan
tinggal di Indonesia.  Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi
perkampungan muslim.
b) Perkawinan
Sebagian pedagang islam yang bermukim ada yang menikah dengan wanita pribumi
terutama putri bangsawan atau putri raja. Dan dari pernikahan itu mereka
mendapatkan keturunan.

c) Pendidikan
Para mubaligh mendirikan lembaga pendidikan Islam dibeberapa wilayah
Nusantara.  Disanalah berlangsung pembinaan, pendidikan, dan kaderisasi bagi calon
kiai dan ulama.  Mereka tinggal di pondok atau asrama dalam jangka waktu
tertentu.  Setelah menelan pendidikan persantren mereka kembali ke kampong masing
masing untuk menyebarkan agama Islam.
d) Hubungan Sosial
Islam mengajarkan persaman hak dan derajat bagi semua manusia karena kemuliaan
manusia tidak ditentukan oleh kastanya melainkan ketakwanya kepada Allah
Swt.  Islam juga mengajarkan umatnya untuk saling membantudan saling
meringanlkan beban orang lain.  Dengan demikian ajaran islam semakin mudah
diterima oleh penduduk Nusantara.
e) Kesenian
Sebelum Islam datang kesenian dan kebudayaan Hindu-Budha telah mengakar kuat
ditengah-tengah masyarakat. Kesenian tersebut tidak dihilangkan, tapi justru
digunakan sebagai sarana dakwah.  Cabang cabang seni yang dikembangkan para
penyebar islam diantaranya seperti seni bangunan, seni pahat dan ukir, seni musik dan
seni sastra.

3. Kerajaan-Kerajaan Islam di Nusantara


a. Kerajaan Samudra Pasai

Samudra Pasai terletak di Lhoksumawe, Aceh.  Berdiri pada abad ke 13 dan


merupakan kerajaan islam pertama di Indonesia dengan raja pertama Sultan Malik Al-
Saleh.  Masa kejayaan Samudra Pasai adalah pada saat diperintah oleh Sulthan Malik
At-Tahir II dengan bukti, Samudra Pasai menjadi pusat perdagangan dan penyebaran
agama Islam.  Peninggalan sejarah kerajaan ini adalah mata uang emas dan makam
Raja Malik Al-Saleh di Gedong Aceh Utara.  Pada tahun 1521 M kerajaan ini
ditaklukan oleh Portugis.  Selanjutnya kerajaan Samudra Pasai mulai mundur dan
berada dibawah kekuasan Kerajaan Aceh.  Kerajaan Samudra Pasai berakhir pada
tahun 1524 M.
b) Kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh terletak di tepi Selat Malaka yang berpusat di Kutaraja, Banda
Aceh.  Berdiri pada abad ke 16 dengan raja pertama Sultan Ali Mughayat Syah (1514-
1528).  Raja terkenal dari Aceh yang membawa ke zaman keemasan adalah Sultan
Iskandar Muda (1607-1636). Ia berhasil menaklikan Johor, Pahang, dan
Kedah.  Pujangga yang terkenal dari Aceh antara lain Hamzah Fausuri, Syamsudin
Sumatrani, Nurudin ar Raniri, dan Abdurrouf Singkel.  Para ulama inilah yang
berhasil menerjemahkan Al Quran dalam bahasa Melayu.
c) Kerajaan Demak  

Kerajaan Demak terletak di muara Sungai Bintoro, Demak, Jawa Tengah.  Berdiri


pada abad ke 16 dengan raja pertama Raden Patah.  Setelah wafat digantikan purtanya
yaitu Adipati Unus yang memerintah dari tahun 1518-1521. Demak mengalami
kejayaan pada masa Sultan Trenggono. Sepeninggalan Sultan Trenggono, kerajaan
Demak kacau karena adanya perebutan kekuasaan.  Akhirnya menantu Sultan
Trenggonno yaitu Adiwijaya.  Sejak itu pusat pemerintahan dipindahkan ke Panjang
pada tahun 1568. Peninggalan sejarah Kerajaan Demak, antara lain masjid agung
Demak yang didirikan tahun 1478 oleh walisanga.
d) Kerajaan Pajang (1568-1586)
Kerajaan Panjang adalah penerus dari kerajaan Demak. Raja pertama kesultanan ini
adalah Jaka Tingkir yang berasal dari Pengging, di lereng Gunung Merapi.  Pada
waktu Sultan Hadiwijaya berkuasa di Panjang , Ki Ageng Pemanahan diangkat
menjadi bupati di Mataram sebagai imbalan atas keberhasilanya menumpas Aria
Panangsang.  Ki Ageng Pemanahan  wafat pada tahun 1575M. 
Pangeran pangiri datang menyerbu Pajang untuk merebut tahta.  Hal ini ditentang
keras oleh para bangsawan Pajang yang berkerja sama dengan Sutawijaya dari
Mataram. Akhirnya, Pangeran Pangiri berserta pengikutnya dapat dikalahkan dan
diusir dari Pajang.  Setelah suasana aman, Pangeran Benowo menyerahkan tahta
kepada Sutawijaya. Sutawijaya kemudian memindahkan pusat pemerintahanya ke
Mataram.
e) Kerajaan Mataram Islam ( abad 17-19)

kerajaan Mataram Islam berdiri pada tahun 1586 dan raja pertamanya adalah
Sutawijaya yang bergelar “ Senapati Ingalaga Sayidin Panatagama” artinya Panglima
Perang dan Ulama Pengatur Kehidupan Beragam. Pusat Kerajaan ini terletak di
sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Kerajaan Mataram mencapai
puncak kebesarannya pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyakrakusuma (1613-
1645). Pada masa Sultan Agung banyak prestasi besar yang dicapai, antara lain
sebagai berikut.
 Memperluas daerah kekuasaannya meliputi Jawa-Madura (kecuali Banten dan
Batavia), Palembang, Jambi, dan Banjarmasin.
 Mengatur dan mengawasi wilayahnya yang luas itu langsung dari perintah
pusatnya (Kota Gede).
 Melakukan kegiatan ekonomi yang bercorak agraris dan maritime.
 Melakukan mobilisasi militer secara besar-besaran.
 Mengubah perhitungan tahun Jawa Hindu (Saka) dengan tahun Islam (Hijriah).
 Menyusun karya sastra yang cukup terkenal, yaitu Sastra Gending dan kitab
suluk.
 Menyusun kitab undang-undang baru.

f) Kerajaan Banjar

Kerajaan Banjar adalah kerajaan Islam di pulau Kalimantan, tepatnya di provinsi


Kalimantan Selatan saat ini.  Kerajaan ini berdiri pada tahun 1526 M dengan Sultan
Suriansyah sebagai sultan pertama.  Wilayah kekuasaan kerajaan banjar meliputi
Banjarmasin, Martapura, Tanah Laut, Margasari, Amandit, Alai, Marabahan, Banua
Lima, serta daerah hulu sungai Barito. Wilayah kekuasaan Kerajaan Banjar semakin
luas hingga ke Tanah Bambu, Pulau Laut, Pasir, Berau, Kutai, Kotawaringin, Landak,
Sukadana, dan Sambas.  Kerajaan Banjar runtuh pada saat berakhirnya Perang Banjar
pada tahun 1905M.

g) Kerajaan Gowa-Tallo    
Kerajaan ini terletak di Somba Opu, Makassar, Sulawesi Selatan.  Raja Gowa bergelar
Daeng, dan raja Tallo bergelar Karaeng.  Raja Gowa Daeng Manrabia (Sultan
Alaudin) dan raja Tallo yaitu Matoaya (Sultan Abdullah Awalul Islam) menyatakan
pengabungan dua kerajaan menjadi dwi tunggal.  Raja terkenal dari Gowa-Tallo
adalah Hasanudin (1653-1669), karena ketegasannya Belanda menjuluki Sultan
Hasanudin dengan sebutan Ayam Jantan dari Timur.  Kehancuran Gowa-Tallo karena
penghianatan Raja Arupalaka dari Bone.

h) Kerajaan Ternate-Tidore

Kerajaan ini terletak di Sampalu, Ternate dan Pulau Tidore di Maluku Utara. Berdiri
pada abad ke 16 dengan raja pertama Sultan Zainal Abidin (1486-1500).  Raja
terkenal Ternate adalah Sultan Hairundadan Sultan Baabulah yang gigih melawan dan
mengusir Portugis dari Maluku (1536-1583).  Hasil utama Kerajaan Ternate dan
Tidore adalah cengkih dan pala.  Tidore didirikan oleh Sultan Mansur.  Raja Tidore
yang terkenal adalah Sultan Nuku.

Anda mungkin juga menyukai