Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan
diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.
Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.
Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan
kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi
landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai
budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya.
Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-nilai budaya
yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-
individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat
dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.
Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal
itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang
lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat
istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan
lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada
kebudayaan tertentu.
b. Budaya Nasional
Secara umum, budaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu budaya daerah dan
budaya nasional. Budaya daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah
tertentu yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi terdahulu pada generasi
berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah muncul saat penduduk
suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu
menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk di wilayah lain.
Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan –
kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan
masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari
bermacam-macam budaya daerah tersebut maka muncullah sesuatu yang disebut Budaya
Nasional.
Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut.
Budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu
negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara
tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat
menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa
berlaku di semua daerah di negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak
mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara,
Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12
Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang
membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa
Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan
Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.
“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan
diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.
Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk
mewakili identitas bersama. Di samping terdapat istilah kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional, juga terdapat istilah kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia
adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing
yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.
Berkaitan dengan sejarah, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak
dulu. Interaksi Bukan hanya antar kelompok sukubangsa yang berbeda, tetapi meliputi
antar peradaban yang ada di dunia.
Di Indonesia pada saat itu adalah sebuah wilayah dari kerajaan besar Mataram
dan Kerajaan Sriwijaya mempengaruhi penyebaran agama Hindu-Budha sampai akhirnya
agama Islam masuk dan banyak dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, ini
juga menjadi faktor penentu beragamnya budaya di Indonesia. Selain itu, labuhnya kapal-
kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia
pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang
Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi
antar peradaban yang ada di Indonesia.
Di samping karena sejarah demikian, letak Indonesia secara umum juga menjadi
penyumbang kenapa terdapat beranekaragam budaya di Indonesia. Wilayah Indonesia
yang terbentang dari Sabang sampai merauke menyimpan begitu banyak budaya. Hal
inilah yang selanjutnya akan dipelajari pada sub materi selanjutnya.
Asal muasal bangsa Indonesia bermula pada saat periode zaman es akhir (20.000
– 14.000 tahun yang lalu), ketika pada jaman es, samudera di sekitar kutub membeku,
sehingga mengakibatkan volume air di wilayah khatulistiwa berkurang. Akibatnya, laut
wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju penurunan 7-9 mm per tahun. Laju
penurunan ini masih di luar persepsi manusia namun dalam jangka waktu panjang dapat
terlihat jelas. Dalam 150 tahun misalnya, bibir pantai telah tertarik jauh karena
penurunan 1 meter permukaan laut. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyatu menjadi
satu daratan yang terhubung langsung dengan benua Asia. Daratan ini disebut sebagai
Dangkalan/Paparan Sunda. Hal yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa
Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan membuat wilayah ini menyatu dengan
Australia membentuk apa yang disebut sebagai Paparan Sahul.
Di sebelah barat dan selatan paparan Sunda dibatasi oleh rangkaian pegunungan
berapi yang membentang dari Sumatera hingga Jawa. Laut Jawa dan Selat Karimata yang
mengering berubah menjadi padang rumput terbuka, dataran banjir, dan rawa-rawa.
Hutan yang ada tidak terlalu lebat karena iklim cenderung kering akibat penumpukan es
yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.
Papapan Sunda adalah sebuah daratan yang luas. Sungai-sungai begitu panjang.
Sungai Kapuas dan sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan, jauh di utara
dekat Vietnam sana. Sementara itu, sungai-sungai dari Jawa dan Kalimantan Tengah dan
Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke Laut Flores, sungai muncul berliku-
liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini penuh dengan reptil seperti ular dan
buaya sehingga kemungkinan besar tidak dihuni manusia.
Manusia menghuni wilayah Paparan Sunda yang ada dalam segitiga Sumatera-
Jawa-Kalimantan. Masyarakat ini berasal dari daratan benua Asia, masuk lewat Thailand
atau Semenanjung Malaya. Mereka menghuni wilayah khususnya di tepian sungai besar. Di
sini mereka berburu mamalia, burung, dan ikan dengan alat-alat sederhana seperti
tombak kayu dan sebagainya yang termasuk barang-barang dari kayu atau batu yang
tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang umum digunakan dalam
peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak, parang, dan mata panah
terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.
Ketika zaman es berakhir (14.000-6.000 tahun yang lalu), kutub kembali mencair
dan air kembali memenuhi lautan yang kering. Air laut memasuki Paparan Sunda dan
memisahkan Kalimantan dengan Sumatera dan Jawa yang masih menyatu dan akhirnya
terpisah oleh Selat Sunda. Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di paparan
terpaksa menyebar ke dalam tiga arah. Ke Sumatera di barat mereka menjadi leluhur
Batak dan Minang. Ke Jawa di selatan mereka menjadi leluhur orang Sunda dan Jawa. Ke
Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur orang Dayak. Mereka masuk ke pulau-pulau
baru ini lewat sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya tinggal di gua-gua besar di
pegunungan seperti di wilayah Bandung, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur. Ketika jumlah
populasi telah besar, gua tidak cukup menampung, dan mereka menyebar ke sekeliling.
Indonesia dipenuhi hutan lebat karena masuknya nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim
menjadi lebih hangat.
Pada saat zaman es berakhir, sekelompok masyarakat pelaut dari Yunan, Cina
Selatan datang ke Indonesia. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang dengan
melindasi perairan selat antara Yunan, Cina Selatan (Taiwan), kepulauan Philipina, dan
Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam tiga aliran.
Pada zaman resen (6.000 tahun yang lalu – sekarang), seluruh pulau besar di
Indonesia relatif telah berpenghuni. Masyarakat pelaut dan Austro-Melanesia telah
berasimilasi sehingga membentuk berbagai kebudayaan unik di seluruh penjuru
Nusantara. Penyebaran ini didukung oleh teknologi pelayaran yang baik. Sebagian dari
masyarakat pelaut menyebar hingga ke Australia dan berasimilasi dengan penduduk
Aborigin yang telah tinggal lama di sana, mungkin juga berasal dari Austro-Melanesia.
Mereka juga menyebar ke Selandia Baru dan mungkin menjadi leluhur orang Maori. Ke
barat, mereka menyeberang hingga ke Afrika Timur. Di Madagaskar misalnya, ditemukan
bahasa yang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah salah satu etnik Dayak di
Kalimantan. Diduga masyarakat Dayak telah menyebar dan mengkoloni Madagaskar sejak
abad ketiga sebelum masehi.
Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (barat dan utara) pada masa
1500 tahun lalu menjadi leluhur orang Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Mereka menyeberang karena didorong oleh perdagangan dan teknologi pelayaran yang
cukup maju. Berdasarkan paparan di atas , dapat dibuat sebuah pohon evolusi suku-suku
di Indonesia. Pohon evolusi ini dapat digambarkan sebagai berikut:
b. Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys
Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1. Bahasa-bahasa Austronesia barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang
meliputi:
Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia barat) meliputi: bahasa Minahasa, Aceh,
gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa,
Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima,
Manggarai, Sumba, Sabu.
Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan,
Halmahera Selatan-Irian Barat.
2. Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:
Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Melanesia (dari bahasa
Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat
sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.
Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia).
c. Keberagaman religi
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Keanekaragaman agama di
Indonesia merupakan identitas alamiah yang sudah ada sejak dulu. Kemerdekaan
beragama di Indonesia dijamin oleh negara yang tertuang dalam Undang-Undang dasar
1945, tepatnya pada pasal 29 ayat 2. Kemajemukan agama ini hendaknya dipelihara dan
disyukuri dengan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, baik terhadap
orang yang beragama sama dengan diri kita maupun bebeda agama, baik terhadap
kelompok minoritas maupun mayoritas. Agama yang tumbuh dan berkembang dinusantara
adalah agama Islam, Kong Hu Cu, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Kong Hu Cu pada
masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan
masa Abdurrahman Wahid istilah agama resmi dihapuskan.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tiong Hoa, kebudayaan
India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama
Hindu dan Budha di negara Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-
kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada
abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kuai ,
sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau
Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka
menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan
lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar
daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-
pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan
yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan
membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang.
Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti
perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun
terintegrasi dalam masyarakat.
Kita akan mengambil contoh keragaman suku bangsa dan budaya di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta menjadi
pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Banyak orang dari segala penjuru tanah air hijrah ke
Jakarta. Mereka mengadu nasib di Ibu kota. Akhirnya, Jakarta menjadi kota padat penduduk. Warga
Jakarta terdiri dari beragam suku bangsa. Mereka juga memiliki bermacam-macam kebudayaan. Mari kita
pelajari bentuk-bentuk keragaman di Provinsi DKI Jakarta.
Pada awalnya, Jakarta dihuni oleh orang – orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku, dan beberapa suku
lain. Selain itu, ada juga orang – orang Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Suku yang dianggap
sebagai penduduk asli Jakarta adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan hasil perpaduan antaretnis
dan bangsa di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi. Jakarta menjadi miniatur
Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai di Jakarta.
Bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan sehari – hari adalah
Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh kelompok penduduk yang berasal dari
daerah lain. Misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Madura,
bahasa Bugis, dan bahasa Tionghoa.
Agama yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu.
Berbagai tempat peribadatan dijumpai di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng.
Di Jakarta juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama Yahudi. Sinagoga itu
digunakan oleh pekerja – pekerja asing yang menganut agama Yahudi.
a. Sosial
Keragaman budaya Indonesia dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada. Keadaan
sosial ini berkaitan erat dengan ras dan suku bangsa. Banyaknya pulau menjadikan
Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak ras dan suku. Berikut beberapa suku
bangsa yang ada di Indonesia yang bersumber dari http ://wikipedia.org/wiki/
suku_bangsa_indonesia.
Tabel 1. Persebaran Suku Bangsa di Indonesia
No. Wilayah Suku Bangsa
1. Nangroe Aceh Suku Aceh, Suku Alas, Suku Aneuk Jamee, Suku Devayan, Suku Gayo,
Darussalam Suku Haloban, Suku Kluet, Suku Lekon, Suku Nias, Suku Pakpak, Suku
b. Teknologi
Kebudayaan teknologi yang dimaksud adalah budaya masyarakat dalam menemukan
beberapa hal penting sebagai penunjang hidup. Masyarakat akan selalu mencari dan
menciptakan teknologi yang lebih maju lagi sejalan dengan perkembangan otak yang terus
meningat juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidupnya dimana membutuhkan
pemenuhan. Dan teknologi ini diperlukan manusia untuk membantu pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Macam-macam budaya teknologi adalah :
1. Senjata
2. Pakaian
Pakaian merupakan salah satu teknologi ciptaan manusia yang berfungsi menutup
atau melindungi tubuh. Setiap daerah di Indonesia punya pakaian adat yang memiliki
keunikan sendiri-sendiri. Contoh macam-macam budaya pakaian adalah baju bodo dari
Sulawesi atau kebaya dari Jawa. Pakaian yang memang memiliki fungsi dasar untuk
menutupi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh sistem masyarakat yang ada. Sebut
saja sebagai baju bodo yang berasal dari Sulawesi masih menunjukkan pengaruh
agama Islam dimana memang pada jaman dahulu kebanyakan masyarakat Sulawesi
memeluk agama Islam. Lain halnya dengan pakaian tradisional dari Bali dimana
bentuknya sangat dipengaruhi oleh agama Hindu. Hal ini menunjukkan bahwa
penciptaan pakaian banyak dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam kehidupan manusia.
Tak hanya pakaian itu sendiri, Indonesia memiliki beragam kain unik yang
menjadi bahan utama pakaian. Misalnya saja kain batik atau kain songket, semua kain
memiliki corak dan cara pembuatan yang berbeda-beda. Indonesia memang dikenal
sangat kaya dengan hasil budaya pakaian ini. Sebut saja batik dengan beragam motif
dan corak yang telah dikenal dunia internasional dan mengharumkan nama Indonesia.
Berikut tabel yang berisi beberapa daftar senjata, tarian, pakaian dan rumah
tadisional dari berbagai daerah di Indonesia.
Tabel 2. Senjata, tarian, pakaian dan rumah tradisional beberapa daerah di Indonesia
Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
1. Nangroe Rencong Tari Saman, Tari Ulee Balang Rumah Krong Rapa’i
Aceh Rateb Bade
Darusssalam Meuseukat, Tari
Sedati
2. Sumatera Piso Surit, Tortor, Ulos Rumah Bolon Talempong
Utara Piso Gaja Serampang Dua
Dompak Belas
Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
3. Sumatera Karih, Tari Bundo Rumah Saluang
Barat Ruduih, Pasambahan, Kanduang Gadang
Piarit Tari Piring, Tari
Payung, Kesenian
Randai , Turuk
Langgai
4. Riau Pedang Tari Joged Pakaian Adat Rumah Akordeon
Jenawi, Lambak, Tari Melayu Siak Melayu
Badik Tanduk Riau, Selaso Jatuh
Tumbuk Indragiri Kembar
Lado Riau dan
Bengkalis
Riau.
5. Kepulauan Tari Joget Teluk Rumah Akordeon
Riau Dangong, Tari Belanga dan Melayu
Jogi, Tari Kebaya Selaso Jatuh
Melemang, Tari Labuh Kembar
Zikir Barat, Tari
Marhaban
6. Kepulauan Tari Campak, Paksian Rumah Rakit, Dambus
Bangka Rebana, Tari Rumah Limas
Belitung Bahtera
Bertiang Tujuh
7. Jambi Badik Tari Rangguk, Pakaian adat Rumah Genggong
Tumbuk Batik Tulis melayu Jambi Panjang
Lada Jambi, Tari
Sekapur Sirih,
Selampit
Delapan
8. Sumatera Tombak Tari Tanggai, Aaesan Gede Rumah Limas Akordeon
Selatan Trisula Tari Gending
Sriwijaya, Putri
Bekhusek
9. Lampung Terapang, Tari Melinting, Tulang Rumah Cetik
Pehduk Tari Jangget Bawang Rakyat
Payan
10. Bengkulu Kuduk, Tari Ding- Bengkulu Rumah Dol
Badik, Kadiding, Tari Rakyat
Rudus Gereguak , Tari
Andun, Tari
Bidadari
Teminang Anak
11. DKI Jakarta Badik, Lenong, Pakaian Adat Rumah Tanjidor
Parang, Tanjidor, Betawi Kebaya
Golok Topeng Betawi,
Yapong, Ondel-
ondel
Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
12. Jawa Barat Kujang Tari Jaipongan, Kebaya Jawa Rumah Kecapi
Tari Topeng Barat Kasepuhan
Cirebon, Tari Cirebon
Topeng
Kuncaran, Tari
Merak
13. Banten Tari Cokek, Baju Pangsi Rumah Badui Angklung
Kesenian Dog- gubrak
dog Lojor
14. Jawa Keris Gambyong, Kain kebaya Padepokan Gamelan
Tengah Jaran Kepang Jawa Jawa Tengah
(Kuda Lumping),
Serimpi,
Bambangan Cakil
15. DI Keris Jogja Tari Bedhaya Kebaya Bangsal Gamelan
Yogyakarta Sapta, Tari Ksatrian Kencono
Serimpi
Sangupati
16. Jawa Timur Clurit Ludruk, Reog Pesa’an Rumah Gamelan
Ponorogo, Situbondo
Remong
17. Bali Keris Tari Pendet, Payas Agung Rumah Gamelan
Tari Barong, Gapura Candi Bali
Tari Kecak, Bentar
Legong
18. Nusa Keris, Tari Batunganga, Sumbawa Rumah Serunai
Tenggara Sampari, Tari Gendang Istana
Barat Sondi Beleq, Cungklik, Sultan
Tari Mpaa Sumbawa
Lenggo
19. Nusa Sundu Tari Peminangan, Nusa Rumah Sasando
Tenggara Tari Likurai, Tenggara Musalaki,
Timur Tari Dodakado, Timur Rumah
Tari Perang, Mbaru Niang
Tari Gareng (Flores)
Lameng
20. Kalimantan Mandau Tari Monong, Pakaian Rumah Tuma
Barat Tari Pingan, Tari Perang Istana
Jonggan, Tari kesultanan
kondan, Tari Pontianak
Zapin Tembung
21. Kalimantan Mandau, Tari Balean Sinjang Rumah Garantung
Tengah Lunjuk Dadas, Tari (Barito) Betang
Sumpit Tambun Bungai
Randu
22. Kalimantan Keris, Bujak Tari Baksa Banjar, Rumah Agung
Selatan Beliung Kembang, Tari Pengantin Banjar
Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
Radap Rahayu Bagajah Bubung
Gamuling Tinggi
Baular Lulut
23. Kalimantan Mandau Tari Perang, Urang Rumah Lamin Sampe
Timur Tari Gantar, Besunung
Tari Gong
24. Sulawesi Keris, Peda, Tari Kabasaran, Minahasa, Rumah Kolintang
Utara Sabel Tari Maengket, Kulavi Pewaris
Tari Polo-palo (Donggala)
25. Sulawesi Pasatimpo Tari Pomonte, Baju Rumah Suling dan
Tengah Tari Peule Cinde, Nggembe Tambi Gong
Tari Dero, Tari
Lumense
Sulawesi Tari Bamba Pakaian Adat Rumah Gendang
Barat Manurung, Tari Mandar Mandar
Pattudu
26. Gorontalo Polopalo Sundi, Biliu Rumah
Dulohupa
dan Rumah
Pewaris
27. Sulawesi Keris Tari Malulo atau Babung Rumah
Tenggara Lulo, Tari Ginasamani Istana Buton
Balumpa, Tari
Dinggu
28. Sulawesi Badik Tari Pakarena, Baju Bodo Rumah
Selatan Tari Bosara, Tongkonan
Tari Kipas
29. Maluku dan Parang Tari Kipas Kai Baju Cele, Rumah Baileo Tifa
Maluku Salawaki / Maluku (Sosoy Pakaian
Utara Salawaku, Kibas), Tari Manteren
Kalawai Lenso, Tari Lamo
Cakalele
30. Papua Pisau Belati Tari Tobe, Tari Asmat Rumah Hanoi Tifa
Yospan, Tari
Wayase, Tari
Musyoh, Tari
Selamat Datang
31. Papua Barat Tari Serui, Rumah Hanoi Tifa
Cenderawasih, pakaian adat
Tari Suanggi, ewer.
Tari Perang
Sumber : id.wikipedia.org/wiki/
3. Sistem transportasi
Teknologi yang satu ini diciptakan untuk memudahkan manusia untuk mencapai
suatu tempat tujuan dengan lebih mudah. Di Indonesia ada beberapa kendaraan
khas, misalnya perahu pinisi dan andong/dokar yang menggunakan tenaga kuda.
Bentuk-bentuk alat transportasi yang ada juga mengikuti kondisi alam yang ada di
daerah setempat. Misalnya daerah kalimantan yang bentuk geografisnya banyak
memiliki sungai maka kebanyakan alat transportasi yang diciptakan dan digunakan
adalah bentuk perahu atau kapal.
Di daerah istimewa Yogyakarta yang berupa dataran rendah maka alat
transportasinya andong. Selain dipengaruhi oleh letak geografis, bentuk alat
transportasi ini pun juga dipengaruhi oleh faktor kepercayaan dan tradisi
masyarakat yang ada.
4. Rumah/bangunan
Indonesia memiliki begitu banyak rumah adat dengan ciri khas masing-masing
daerah. Macam-macam budaya rumah adat misalnya rumah joglo dari Jawa, rumah
gadang dari Sumatera Barat, atau tongkonan dari Sulawesi Selatan. Itu hanyalah
sebagian contoh, dan masih banyak rumah-rumah adat yang lainnya di Indonesia yang
digunakan sebagai tempat tinggal.
Bentuk dan motif rumah juga dipengaruhi oleh letak geografis daerah masing-
masing. Sebut saja rumah Panggung yang dibuat bertingkat untuk menghindari
serangan hewan buas dan datangnya banjir.
Bentuk rumah juga dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan yang ada. Sebut
saja rumah Lamin yang dibuat besar untuk seluruh anggota kampung karena
beranggapan bahwa semua anggota kampung adalah satu keluarga yang harus tinggal
dalam satu rumah.
c. Kesenian
Budaya Indonesia tak lepas dari aspek kesenian daerah. Kesenian itu sendiri
adalah ekspresi manusia yang bisa dinikmati oleh mata dan telinga. Di Indonesia, ada
bermacam-macam kesenian diantaranya :
1. Sastra (bahasa)
Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Di Indonesia, kita bisa menemukan
macam-macam budaya bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Bali, dan masih banyak
lagi. Semua memiliki pengucapan yang berbeda-beda dan disatukan oleh bahasa
nasional Indonesia.
Seni sastra juga mencakup cerita atau dongeng rakyat, biasanya berkaitan erat
dengan asal-usul suatu daerah atau cerita kerajaan zaman dahulu. Misalnya cerita
Tangkuban Perahu, Timun Mas, atau cerita Malin Kundang yang sangat sarat akan
pesan moral.
2. Lagu
Pernah dengar lagu Apuse? Ampar-Ampar Pisang atau Cing Cangkeling? Semua
lagu-lagu dengan bahasa daerah itu merupakan budaya kesenian yang melekat hampir
di seluruh penduduk Indonesia.
3. Tarian
Di berbagai daerah, terdapat kesenian berupa tari-tarian sebagai wujud
ekspresi manusia terhadap berbagai hal. Misalnya terhadap perang, penyambutan
tamu, atau rasa syukur saat panen tiba. Contoh macam-macam budaya tari adalah
tari saman dari Aceh, tari pendet dari Bali, atau tari lulo dari Sulawesi Tenggara.
4. Alat musik
Lagu dan tarian tak akan lengkap tanpa musik. Di Indonesia, musik-musik daerah
dimainkan oleh beragam alat musik yang memiliki suara indah. Contohnya adalah
angklung yang terbuat dari bambu, gamelan yang dibuat dari besi, atau sasando yang
merupakan alat musik petik dengan suara indah.
Itu adalah beberapa contoh dari macam-macam budaya yang ada di Indonesia.
Kekayaan kita yang berharga ini hendaknya dilestarikan agar tidak tenggelam oleh
perkembangan zaman.
Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas
bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi
yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 18
Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5
keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal
ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.
3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan
manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.
falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi
UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara
kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta
kepercayaan.
2. IDENTITAS NASIONAL
3. WAWASAN NUSANTARA
kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti
bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara
singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan
gugusan pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia,
serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.
Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai
dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya.
Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya,
serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.
Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi
Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat,
berrmartabat, serta menjiwai tata hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan nasional. Wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara berpikir, cara bertingkah laku bangsa
Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek astagatra
(kondisi geografis, kekayaan alam, dan kemampuan alam serta ipoleksosbud hankam).
1. KONSEP GLOBALISASI
a. Pengertian Globalisasi
Interaksi global terjadi akibat adanya globalisasi. Globalisasi berasal dari kata
global atau globe yang artinya dunia atau mendunia. Menurut Selo Soemardjan,
globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa
globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan
(dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Dari beberapa
definisi tersebut dapat dikatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses
pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan
masyarakat yang utuh dan yang lebih besar, sehingga manusia seolah-olah hidup tanpa
sekat.
b. Ciri-ciri Globalisasi
Dilihat dari tingkah lakunya, banyak pemuda Indonesia yang kini tidak memiliki
kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitarnya, tidak memiliki sopan santun, tidak mau
melestarikan budaya nasional Indonesia, dan bahkan cenderung menginginkan kebebasan
dan keterbukaan yang diluar batas, sehingga mereka bebas untuk berbuat sesuka hati.
Wujud riilnya dapat terlihat dari banyaknya geng-geng motor di Indonesia yang sering
membuat keonaran di masyarakat, banyaknya generasi muda yang terjerumus pada
narkoba dan pergaulan bebas.
Hal ini menyebabkan rusaknya moral bangsa Indonesia. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri
dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan
bangsa. Jika dilihat secara umum dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme, yaitu:
a. Dampak Positif
b. Dampak Negatif
Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat, yaitu unsur
interrelasi yang sangat kuat dan keterjangkauan berskala global. Unsur interrelasi yang
sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berkaitan erat antara satu
negara dengan negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya
di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di seluruh negara di
berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan teknologi
telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik
secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran permasalahan
globalisasi itu akan semakin cepat.
Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan
(interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antarbangsa
telah semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari
globalisasi yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin
mudah dan semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan
dampak masalah globalnya juga harus diwaspadai.
Dalam dunia yang semakin mengglobal, maka berbagai masalah yang diawali pada
suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet
bumi dan bahkan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di
era globalisasi sekarang ini harus diarahkan pada suatu asas komplementasi
(complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu :
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme melalui penanaman dan pengamalan nilai- nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
c. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
e. Menanamkan sejak dini rasa bangga dan penghargaan terhadap segala kebudayaan
Indonesia.
f. Mendidik anak sedini mungkin dengan kebudayaan Indonesia, sehingga mereka dapat
mencintai kebudayaan Indonesia
g. Lebih memperketat lagi penyebaran arus informasi di kalangan generasi muda,
seperti acara di TV maupun radio jangan sampai mengandung SARA atau unsur
pornografi
h. Lebih menguatkan pendidikan moral dan karakter di sekolah
1. POTENSI WISATA
dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi
Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh
tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang
telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia, meliputi 4
situs alam dan 3 situs budaya. Keempat situs alam yang termasuk Situs Warisan Dunia
(World Heritage) meliputi Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman
Nasional Lorentz, dan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera. Sedangkan 3 situs budaya
di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia meliputi Candi Borobudur,
Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.Sementara itu, empat wakil lain juga
ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia
yaitu wayang, keris, batik dan angklung.
2. EKONOMI KREATIF
Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Departemen
Perdagangan (2008) mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi
kreatif, yaitu :
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar barang seni
4. Kerajinan (handicraft)
5. Desain
6. Fashion
7. Film, video, dan fotografi
8. Permainan interaktif
9. Musik
10. Seni pertunjukan
11. Penerbitan dan percetakan
12. Layanan komputer dan piranti lunak
13. Radio dan televisi
14. Riset dan pengembangan.
Industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lebih
banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah, berbeda dengan industri
manufaktur. Sebagai contoh adalah industri kreatif distro yang sengaja memproduksi
desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih memunculkan kesan eksklusifitas
bagi konsumen sehingga produk distro menjadi layak untuk dibeli dan bahkan dikoleksi.
Hal yang sama juga berlaku untuk produk garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu dari
Jogja atau Joger dari Bali. Kedua industri kreatif tersebut tidak berproduksi dalam
jumlah besar namun ekslusifitas dan kreativitas desain produknya digemari konsumen.
Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dan kekhasan budaya dari setiap suku
bangsa yang tidak terhitung jumlahnya. Warisan budaya ( cultural heritage) merupakan
bagian dari keberagaman dan kekhasan yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia dan
menunjukkan jati diri suatu bangsa. Warisan budaya yang kita miliki bersama ini sangat
bernilai sosial dan ekonomi. Kita tidak pernah memikirkan bahwa sebetulnya khazanah
Wisata budaya daerah dan industri kreatif di Indonesia memilki potensi yang
besar untuk dikembangkan sehingga perlu adanya strategi dan tindaklanjut dari
pemerintah untuk meningkatkan devisa negara diluar sektor non migas ini. Berikut
beberapa upaya pengembangan wisata budaya dan industri kreatif yaitu :
a. Perlu adanya sapta pesona wisata (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
keindahan, keramahtamahan, dan kenangan), antara lain :
Jaminan keamanan bagi para wisatawan yaitu aman dari ancaman kejahatan, aman
dari kemelut politik dan aman dari kecelakaan.
Ketertiban di tempat-tempat pelayanan umum dan dijalan raya.
Kebersihan lingkungan, bebas dari penyakit menular, dan asri.
Kesejukan erat kaitannya dengan penghijauan yang teratur dan pemeliharaan
taman.
Keindahan berkaitan dengan penataan lingkungan yang baik, penataan bangunan
dengan corak arsiktektur yang serasi.
Keramahtamahan berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial yang harus memberi
kesan keramahan yang tercermin dalam sikap masyarakat dan pelayanan terhadap
wisatawan.
Kenang-kenangan yang dapat diperoleh wisatawan dengan harga murah, mudah
ditemukan, mudah dibawa dan memberi kesan khusus.
b. Perlu adanya analisa SWOT (strenght, weakness, opportunities, threats ) untuk wisata
budaya di tiap wilayah.
c. Melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata budaya yang dimiliki, yaitu berupa
nilai, karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan kemampuannya dalam
menopang perekonomian
d. Menyusun, membuat dan menetapkan Peraturan Perundang-Undangan yang berpihak
pada pelayanan mutu pariwisata, pelestarian lingkungan hidup, perlindungan hukum
bagi wisatawan, perlindungan hukum bagi pengusaha atau investor.
e. Membangun, memperbaiki dan mempercantik sarana dan prasarana (Fasilitas Umum
dan Fasilitas Pariwisata) pendukung pariwisata, yaitu Akomodasi, Restoran, Usaha
rekreasi & hiburan umum, Gedung pertemuan, Perkemahan, Pondok wisata serta Pusat
informasi wisata.
f. Menciptakan kualitas SDM di bidang Pariwisata yang tangguh dalam hal ini skill,
kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan
lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat pendidikan serta tingkat pemahaman
terhadap permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya.
g. Melibatkan dan mengajak masyarakat setempat agar menyadari peran, fungsi dan
manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk untuk memanfaatkan peluang-
peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara
ekonomi.
h. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memasarkan produk-produk lokal,
membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan, pengelolaan dan kalau
memungkinkan memberi bantuan berupa pinjaman modal.
i. Meningkatnya kapasitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di desa/kelurahan/
kampung dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian
masyarakat dalam bidang kepariwisataan.
j. Dalam pengembangan Industri kreatif Pelaku usaha harus memperhatikan kualitas
produk agar tidak ‘murahan’ sehingga berdaya saing tinggi
k. Bersama pemerintah daerah seharusnya bekerjasama dalam pengembangan industri
kreatif misalnya dengan memberi pelatihan pada beberapa industri kreatif potensial
di daerah tersebut, serta memberikan insentif untuk pelaku usaha industri ini.
l. Pelaku usaha kreatif harus meningkatkan kemitraan antar sektor kreatif, karena
peningkatan pada satu sektor kreatif akan meningkatkan sektor yang lain. Misalkan
apabila terjadi peningkatan pada industri distro clothing, maka kebutuhan akan media
promosi semakin besar sehingga terjadi peningkatan pada industri periklanan atau
advertising.
m. Melakukan promosi wisata misalnya, pada saat ‘low season’ (bukan saat hari liburan),
misalnya dengan cara menjual tiket murah untuk perjalanan wisata dan juga diskon-
diskon menarik dari hotel.
n. Melakukan pameran dan event bertaraf internasional industri kreatif seperti
berbagai macam kerajinan tangan khas daerah, pameran seni serta pertunjukan
teater dan lain-lain
sehingga merekapun jadi kenal Indonesia dan bisa berwisata ke daerah lain di
Indonesia.
Sumber Pustaka
//etnobudaya.net/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/
//achmadghozaliash.blogspot.com/2013/04/identitas-nasional.html
//dc389.4shared.com/doc/EQaZVNhW/preview.html
//euislatifah.blogspot.com/2013/08/pengaruh-globalisasi-terhadap.html
//imanizty.wordpress.com/2012/04/09/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya/
//www.academia.edu/4929428/pariwisata_budaya_sebagai_salah_satu_alat_pelest
ari_kesenian_tradisional
//m.kompasiana.com/post/read/581019/2/terkenang-permainan-masa-kecil-
tersadar-keragaman-dan-potensi-permainan-tradisional-indonesia.html
//www.faktailmiah.com/2012/05/14/asal-usul-suku-suku-di-indonesia.html
//hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/geografi-budaya-dan-identitas-regional.html
//kekayaanindonesiaku.blogspot.com/p/wisata-budaya.html