Anda di halaman 1dari 33

Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.

SEBARAN KERAGAMAN BUDAYA


NASIONAL
1. KONSEP BUDAYA

a. Budaya dan Kebudayaan

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk
jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi
dan akal manusia. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan
diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia.

Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem


mencakup segala hal yang merupakan hasil cipta, karsa, dan karya manusia yang dijadikan
milik diri manusia dengan belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan tekhnologi
dan kebudayaan kebendaan yang terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa atau
karsa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan yang sangat tinggi di mana aturan
kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga denga rasa itu,
manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil
perjuangan manusia terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan
bukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam
hidup dan penghidupannya guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang pada
lahirnya bersifat tertib dan damai.

Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan
kemampuan akalnya membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi
landasan moral dalam kehidupan manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai
budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan disebut sebagai manusia yang berbudaya.
Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat lepas dari nilai-nilai budaya
yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah individu-
individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat
dari kualitas, karakter dan kemampuan individunya.

Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal
itu memaksa manusia berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang
lain terdapat perbedaan dalam menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat
istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang berbeda tersebut, antara satu dengan

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 1


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya selalu terikat pada
kebudayaan tertentu.
b. Budaya Nasional

Secara umum, budaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu budaya daerah dan
budaya nasional. Budaya daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah
tertentu yang diwariskan secara turun-temurun oleh generasi terdahulu pada generasi
berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah muncul saat penduduk
suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu
menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk di wilayah lain.
Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan –
kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan
masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari
bermacam-macam budaya daerah tersebut maka muncullah sesuatu yang disebut Budaya
Nasional.

Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut.
Budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu
negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara
tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat
menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa
berlaku di semua daerah di negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak
mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara,
Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12
Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang
membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa
Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan
Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional.


Definisi kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa
bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk
mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan
wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa.
Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya”.

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari


kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 2


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

dimantapkan, sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan.


Wujudnya berupa negara kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa
nasional.

Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya:

“yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan
diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.

Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku
bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk
mewakili identitas bersama. Di samping terdapat istilah kebudayaan daerah dan
kebudayaan nasional, juga terdapat istilah kebudayaan Indonesia. Kebudayaan Indonesia
adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing
yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

2. KONSEP KERAGAMAN BUDAYA NASIONAL

Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang


tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang
berjumlah 200 juta orang, mereka tinggal tersebar di pulau- pulau di Indonesia. Mereka
juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari pegunungan,
tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga berkaitan
dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di Indonesia
yang berbeda.

Berkaitan dengan sejarah, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia
mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak
dulu. Interaksi Bukan hanya antar kelompok sukubangsa yang berbeda, tetapi meliputi
antar peradaban yang ada di dunia.

Di Indonesia pada saat itu adalah sebuah wilayah dari kerajaan besar Mataram
dan Kerajaan Sriwijaya mempengaruhi penyebaran agama Hindu-Budha sampai akhirnya
agama Islam masuk dan banyak dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, ini
juga menjadi faktor penentu beragamnya budaya di Indonesia. Selain itu, labuhnya kapal-
kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri Indonesia
pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar pedagang

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 3


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi
antar peradaban yang ada di Indonesia.

Di samping karena sejarah demikian, letak Indonesia secara umum juga menjadi
penyumbang kenapa terdapat beranekaragam budaya di Indonesia. Wilayah Indonesia
yang terbentang dari Sabang sampai merauke menyimpan begitu banyak budaya. Hal
inilah yang selanjutnya akan dipelajari pada sub materi selanjutnya.

Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan mempunyai


keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan
yang lengkap dan bervariasi. Indonesia memang banyak dikenal dengan keanekaragaman
budaya yang ada. Terdapat begitu banyak budaya yang ada. Kebudayaan itu sendiri
sangat bermacam-macam, mulai dari teknologi, bahasa, kesenian, dongeng, atau tradisi
daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki kebudayaan-kebudayaan itu
dengan ciri khas masing-masing.

3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

a. Keragaman Suku Bangsa

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman suku bangsa


terbesar di dunia. Terdapat setidaknya 400 kelompok etnis yang tersebar di lebih dari
13 ribu pulau. Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang
berbeda-beda, seperti bahasa yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem
kepercayaan, dan sebagainya.

Asal muasal bangsa Indonesia bermula pada saat periode zaman es akhir (20.000
– 14.000 tahun yang lalu), ketika pada jaman es, samudera di sekitar kutub membeku,
sehingga mengakibatkan volume air di wilayah khatulistiwa berkurang. Akibatnya, laut
wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju penurunan 7-9 mm per tahun. Laju
penurunan ini masih di luar persepsi manusia namun dalam jangka waktu panjang dapat
terlihat jelas. Dalam 150 tahun misalnya, bibir pantai telah tertarik jauh karena
penurunan 1 meter permukaan laut. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyatu menjadi
satu daratan yang terhubung langsung dengan benua Asia. Daratan ini disebut sebagai
Dangkalan/Paparan Sunda. Hal yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa
Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan membuat wilayah ini menyatu dengan
Australia membentuk apa yang disebut sebagai Paparan Sahul.

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 4


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Di sebelah barat dan selatan paparan Sunda dibatasi oleh rangkaian pegunungan
berapi yang membentang dari Sumatera hingga Jawa. Laut Jawa dan Selat Karimata yang
mengering berubah menjadi padang rumput terbuka, dataran banjir, dan rawa-rawa.
Hutan yang ada tidak terlalu lebat karena iklim cenderung kering akibat penumpukan es
yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.

Papapan Sunda adalah sebuah daratan yang luas. Sungai-sungai begitu panjang.
Sungai Kapuas dan sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan, jauh di utara
dekat Vietnam sana. Sementara itu, sungai-sungai dari Jawa dan Kalimantan Tengah dan
Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke Laut Flores, sungai muncul berliku-
liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini penuh dengan reptil seperti ular dan
buaya sehingga kemungkinan besar tidak dihuni manusia.

Manusia menghuni wilayah Paparan Sunda yang ada dalam segitiga Sumatera-
Jawa-Kalimantan. Masyarakat ini berasal dari daratan benua Asia, masuk lewat Thailand
atau Semenanjung Malaya. Mereka menghuni wilayah khususnya di tepian sungai besar. Di
sini mereka berburu mamalia, burung, dan ikan dengan alat-alat sederhana seperti
tombak kayu dan sebagainya yang termasuk barang-barang dari kayu atau batu yang
tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang umum digunakan dalam
peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak, parang, dan mata panah
terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.

Masyarakat ini disebut masyarakat Austro-Melanesia dan telah hidup di wilayah


ini bahkan sebelum zaman es terjadi. Masyarakat Austro-Melanesia ini telah tinggal
setidaknya sejak 35 ribu tahun lalu. Jadi leluhur orang Indonesia yang pertama dapat
dipandang berasal dari masyarakat Austro-Melanesia ini. Karena udara yang kering dan
banyaknya padang rumput, kebakaran hutan kerap terjadi. Wilayah Kalimantan
merupakan wilayah yang paling sering mendapat kebakaran hutan dan Masyarakat
Austro-Melanesia yang tinggal di Kalimantan Timur terdorong untuk mengungsi
menyeberang ke Sulawesi, tepatnya di  Tonasa dan Kapposang.

Ketika zaman es berakhir (14.000-6.000 tahun yang lalu), kutub kembali mencair
dan air kembali memenuhi lautan yang kering. Air laut memasuki Paparan Sunda dan
memisahkan Kalimantan dengan Sumatera dan Jawa yang masih menyatu dan akhirnya
terpisah oleh Selat Sunda. Masyarakat Austro-Melanesia yang tinggal di paparan
terpaksa menyebar ke dalam tiga arah. Ke Sumatera di barat mereka menjadi leluhur
Batak dan Minang. Ke Jawa di selatan mereka menjadi leluhur orang Sunda dan Jawa. Ke
Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur orang Dayak. Mereka masuk ke pulau-pulau
baru ini lewat sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya tinggal di gua-gua besar di

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 5


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

pegunungan seperti di wilayah Bandung, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur. Ketika jumlah
populasi telah besar, gua tidak cukup menampung, dan mereka menyebar ke sekeliling.
Indonesia dipenuhi hutan lebat karena masuknya nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim
menjadi lebih hangat.

Pada saat zaman es berakhir, sekelompok masyarakat pelaut dari Yunan, Cina
Selatan datang ke Indonesia. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang dengan
melindasi perairan selat antara Yunan, Cina Selatan (Taiwan), kepulauan Philipina, dan
Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam tiga aliran.

Aliran pertama berpisah di Pulau Palawan Philipina mengambil jalur ke Sabah di


Kalimantan. Mereka berasimilasi dengan masyarakat Austro-Melanesia yang telah ada
lebih dahulu sehingga masyarakat Dayak yang ada sekarang dapat dipandang sebagai
campuran antara Austro-Melanesia  dan orang pelaut ini. Gelombang kedua berpisah
dengan aliran ketiga di wilayah Sangir Talaud. Dari Mindanau mereka menyeberang ke
Sangir Talaud lalu mengambil dua arah. Arah pertama menuju ke Sulawesi Utara terus ke
selatan memenuhi seluruh Sulawesi seperti Buton dan Bugis. Masyarakat pelaut yang
mencapai wilayah Sulawesi Selatan berasimilasi dengan penduduk Austro-Melanesia yang
telah lebih dahulu hadir dari Kalimantan. Mereka dapat dipandang sebagai leluhur Bugis.
Karena konflik, kompetisi, atau letusan gunung, mereka meneruskan perjalanan dari
Sulawesi menuju Takabonerate, menyeberangi Laut Flores, dan tiba di Nusa Tenggara,
tepatnya di Flores. Flores merupakan wilayah yang sering diterjang tsunami dan
kemungkinan ini pula yang mendorong mereka untuk menyeberang lebih jauh ke selatan
yaitu ke Pulau Sumba dan ke Timor.

Arah kedua menyeberang ke Halmahera menuju ke Papua. Mereka pertama


mendarat di wilayah Papua Utara. Papua Utara dan Selatan dihalangi oleh Pegunungan
Jayawijaya yang tinggi dan tertutup salju. Seiring semakin menghangatnya iklim, salju
tertarik menuju puncak dan jalan lembah menuju ke selatan terbuka. Mereka sebagian
menyeberang ke selatan dan memenuhi Papua Selatan. Menariknya catatan prasejarah
mengenai penemuan cara membuat api ditemukan di Danau Hogayaku, Papua dan berasal
dari 14 ribu tahun yang lalu.

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 6


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Gambar 1 Migrasi Leluhur Orang Indonesia

Pada zaman resen (6.000 tahun yang lalu – sekarang), seluruh pulau besar di
Indonesia relatif telah berpenghuni. Masyarakat pelaut dan Austro-Melanesia telah
berasimilasi sehingga membentuk berbagai kebudayaan unik di seluruh penjuru
Nusantara. Penyebaran ini didukung oleh teknologi pelayaran yang baik. Sebagian dari
masyarakat pelaut menyebar hingga ke Australia dan berasimilasi dengan penduduk
Aborigin yang telah tinggal lama di sana, mungkin juga berasal dari Austro-Melanesia.
Mereka juga menyebar ke Selandia Baru dan mungkin menjadi leluhur orang Maori. Ke
barat, mereka menyeberang hingga ke Afrika Timur. Di Madagaskar misalnya, ditemukan
bahasa yang memiliki kemiripan dengan bahasa daerah salah satu etnik Dayak di
Kalimantan. Diduga masyarakat Dayak telah menyebar dan mengkoloni Madagaskar sejak
abad ketiga sebelum masehi.

Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (barat dan utara) pada masa
1500 tahun lalu menjadi leluhur orang Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya.
Mereka menyeberang karena didorong oleh perdagangan dan teknologi pelayaran yang
cukup maju. Berdasarkan paparan di atas , dapat dibuat sebuah pohon evolusi suku-suku
di Indonesia. Pohon evolusi ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 1. pohon evolusi suku-suku di Indonesia

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 7


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Evolusi inilah yang selanjutnya menyebabkan terjadinya keanekaragaman suku-suku di


Indonesia.

b. Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys
Keraf membagi rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1. Bahasa-bahasa Austronesia barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang
meliputi:
 Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia barat) meliputi: bahasa Minahasa, Aceh,
gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa,
Sunda, Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima,
Manggarai, Sumba, Sabu.
 Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan,
Halmahera Selatan-Irian Barat.
2.  Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:
 Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Melanesia (dari bahasa
Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat
sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.
 Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia).

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 8


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

c. Keberagaman religi
Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Keanekaragaman agama di
Indonesia merupakan identitas alamiah yang sudah ada sejak dulu. Kemerdekaan
beragama di Indonesia dijamin oleh negara yang tertuang dalam Undang-Undang dasar
1945, tepatnya pada pasal 29 ayat 2. Kemajemukan agama ini hendaknya dipelihara dan
disyukuri dengan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, baik terhadap
orang yang beragama sama dengan diri kita maupun bebeda agama, baik terhadap
kelompok minoritas maupun mayoritas. Agama yang tumbuh dan berkembang dinusantara
adalah agama Islam, Kong Hu Cu, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Kong Hu Cu pada
masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan
masa Abdurrahman Wahid istilah agama resmi dihapuskan.
Kebudayaan Indonesia walau beraneka ragam, namun pada dasarnya terbentuk dan
dipengaruhi oleh kebudayaan besar lainnya seperti kebudayaan Tiong Hoa, kebudayaan
India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama
Hindu dan Budha di negara Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-
kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan Budha sempat mendominasi Nusantara pada
abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan tertua di Nusantara, Kuai ,
sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi
perdagangan yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan
Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula yang masuk bersama perantau-perantau
Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka
menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan
lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar
daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.
Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-
pedagang Arab yang singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok.
Kedatangan penjelajah dari Eropa sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan
yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai bentuk Kebudayaan Barat dan
membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat dijumpai sekarang.
Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya seperti
perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun
terintegrasi dalam masyarakat.

d. Keberagaman seni dan budaya


Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang
beragam pula. Salah satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni
musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.
Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 9
Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

CONTOH KEANEKARAGAMAN BUDAYA

Kita akan mengambil contoh keragaman suku bangsa dan budaya di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta menjadi
pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Banyak orang dari segala penjuru tanah air hijrah ke
Jakarta. Mereka mengadu nasib di Ibu kota. Akhirnya, Jakarta menjadi kota padat penduduk. Warga
Jakarta terdiri dari beragam suku bangsa. Mereka juga memiliki bermacam-macam kebudayaan. Mari kita
pelajari bentuk-bentuk keragaman di Provinsi DKI Jakarta.

1.     Keragaman Suku Bangsa di Provinsi DKI Jakarta

Pada awalnya, Jakarta dihuni oleh orang – orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku, dan beberapa suku
lain. Selain itu, ada juga orang – orang Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Suku yang dianggap
sebagai penduduk asli Jakarta adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan hasil perpaduan antaretnis
dan bangsa di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi. Jakarta menjadi miniatur
Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai di Jakarta.

2.    Keragaman Bahasa di Provinsi DKI Jakarta

Bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan sehari – hari adalah
Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh kelompok penduduk yang berasal dari
daerah lain. Misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa Batak, bahasa Madura,
bahasa Bugis, dan bahasa Tionghoa.

3.    Keragaman Agama dan Kepercayaan di Provinsi DKI Jakarta

Agama yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan Hindu.
Berbagai tempat peribadatan dijumpai di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara, dan kelenteng.
Di Jakarta juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama Yahudi. Sinagoga itu
digunakan oleh pekerja – pekerja asing yang menganut agama Yahudi.

4. SEBARAN KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

a. Sosial
Keragaman budaya Indonesia dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada. Keadaan
sosial ini berkaitan erat dengan ras dan suku bangsa. Banyaknya pulau menjadikan
Indonesia menjadi negara yang memiliki banyak ras dan suku. Berikut beberapa suku
bangsa yang ada di Indonesia yang bersumber dari http ://wikipedia.org/wiki/
suku_bangsa_indonesia.
Tabel 1. Persebaran Suku Bangsa di Indonesia
No. Wilayah Suku Bangsa
1. Nangroe Aceh Suku Aceh, Suku Alas, Suku Aneuk Jamee, Suku Devayan, Suku Gayo,
Darussalam Suku Haloban, Suku Kluet, Suku Lekon, Suku Nias, Suku Pakpak, Suku

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 10


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

No. Wilayah Suku Bangsa


Sigulai, Suku Singkil, Suku Tamiang
2. Sumatera Suku Batak (Suku Batak Toba, Suku Batak Karo, Suku Batak Mandailing,
Utara Suku Batak Pakpak, Suku Batak Pesisir Sibolga, Suku Batak Simalungun),
Suku Melayu, Suku Nias
3. Riau dan Suku Akit, Suku Hutan, Suku Kuala, Suku Kubu, Suku Laut, Suku Lingga,
Sumatera Barat Suku Riau, Suku Sakai, Suku Talang Mamak, Suku Mentawai, Suku
Minangkabau
4. Kepulauan Riau Suku Laut, Suku Lingga, Suku Sakai
5. Sumatera Ameng Sewang, Anak Dalam, Bangka, Belitung, Daya, Musi Banyuasin, Musi
Selatan Sekayu, Ogan, Enim, Kayu Agung, Kikim, Komering, Lahat, Lematang,
Lintang, Kisam, Palembang, Pasemah, Padamaran, Pegagan, Rambang
Senuling, Lom, Mapur, Meranjat, Musi, Ranau, Rawas, Saling, Sekak,
Semendo, Pegagan Ilir, Pegagan Ulu, Penesak, Pemulutan
6. Bengkulu, Bengkulu, Rejang, Enggano, Kaur, Serawai, Lembak, Mulo – muko, Suban,
Jambi, dan Pekal, Anak Dalam, Batin, Jambi, Kerinci, Penghulu, Pindah, Lampung, Kubu
Lampung
7. Jakarta Suku Betawi, Suku Sunda, Suku Jawa, Etnis Tionghoa
8. Jawa Barat Suku Sunda, Orang Kanekes
9. Jawa Tengah Etnis Tionghoa, Bagelen, Banyumas, Suku Sunda, Suku Jawa
10. Jawa Timur Etnis Tionghoa, Nagarigung, Wong Samin, Bawean, Suku Madura, Suku
Tengger, Suku Osing, Suku banjar
11. Kalimantan Babak, Badat, Barai, Bangau, Bukat, Entungau, Galik, Gun, Iban, Jangkang,
Barat Kalis, Kantuk, Kayan, Kayanan, Kede, Kendayan, Keramai, Klemantan,
Pontianak, Pos, Punti, Randuk, Ribun, Sambas, Cempedek, Dalam, Darat,
Darok, Desa, Kopak, Koyon, Lara, Senunang, Sisang, Sintang, Suhaid,
Sungkung, Limbai, Maloh, Mayau, Mentebak, Menyangka, Sanggau, Sani,
Seberuang, Sekajang, Selayang, Selimpat, Dusun, Embaloh, Empayuh,
Engkarong, Ensanang, Menyanya, Merau, Mualang, Muara, Muduh, Muluk,
Ngabang, Ngalampan, Ngamukit, Nganayat, Panu, Pengkedang, Pompang,
Senangkan, Suruh, Tabuas, Taman, Tingui
12. Kalimantan Suku Banjar, Orang Bugis Pagatan, Bukit, Pitap, Harakit, Suku Dayak
Tengah dan (Suku Dayak Bakumpai, Suku Dayak Dusun Deyah, Suku Dayak Lawangan,
Selatan Suku Dayak Tamuan, Suku Dayak Maanyan, Suku Dayak Ngaju, Suku
Dayak Ot Danum, Suku Dayak Paku, Suku Dayak Punan Murung, Suku
Dayak Siang), dan suku-suku lain yang keberadaannya entah masih ada
atau sudah punah yaitu Suku Dayak Abal, Suku Dayak Beraki, Berangas,
Suku Dayak Bentian, Suku Dayak Bawo,Suku Dayak Siang Murung
13. Kalimantan Auheng, Huang Tering, Oheng, Abai, Jalan, Touk, Baka, Kayan, Tukung,
Timur Bakung, Kenyah, Basap, Merap, Benuaq, Punan, Berau, Seputan, Bem,
Tahol, Pasir, Tingalan, Tidung, Timai, Penihing, Tunjung, Saq, Kulit, Berusu,
Kutai, Bulungan, Long Gelat, Busang, Long Paka, Dayak, Modang
14. Bali dan Nusa Bali, Loloan, Nyama Selam, Trunyan, Bayan, Dompu, Donggo, Kore, Nata,
Tenggara Barat Mbojo, Sasak, Sumbawa
15. Nusa Tenggara Abui, Alor, Anas, Atanfui, Babui, Bajawa, Bakifan, Blagar, Boti, Dawan,
Timur Deing, Ende, Faun, Flores, Hanifeto, Helong, Kabola, Karera, Kawel,
Kedang, Kemak, Kemang, Kolana, Kramang, Krowe Muhang, Kui, Labala,
Lamaholot, Lemma, Lio, Manggarai, Maung, Mela, Modo, Muhang, Nagekeo,
Ngada, Noenleni, Riung, Rongga, Rote, Sabu, Sikka, Sumba, Tetun, Tetun
Terik di Kupan, Tetun Portugis di perbatasan dengan Timor Leste, Timor,

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 11


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

No. Wilayah Suku Bangsa


Marae
16. Gorontalo Bantik, Bintauna, Bolaang Itang, Bolaang Mongondaw, Bolaang Uki, Borgo,
Gorontalo, Kaidipang, Minahasa, Mongondow, Polahi, Ponosakan, Ratahan,
Sangir, Talaud, Tombulu, Tonsawang, Tonsea, Tonteboran, Toulour
17. Sulawesi Bada, Bajau, Balaesang, Balantak, Banggai, Bungku, Buol, Dampelas, Dondo,
Tengah Kahumamahon, Kailli, Muna, Tomia, Wakotobi, Wawonii, Kulawi, Saluan
18. Sulawesi Pattae ( Kab. Polewali Mandar ), Abung Bunga Mayang, Bentong Duri,
Selatan, Barat, Luwu, Makasar, Mandar, Majene, Massenrempulu, Bugis, Buton, Daya
Dan Tenggara Selayar, Kalisusu, Toala, Toraja, Tojo Una-una, Towala – wala, Duri,
Wiwirano, Tolaki (Kota Kendari, Kab : Konawe, Konewe Selatan dan Utara),
Tomboki, Moronene (Kab. Bombana), Labeau, Wuna (Kab. Muna),
Wolio(Kab.Buton/Kota Bau-Bau), Mekongga (Kab. Kolaka/Kolaka Utara),
Oro di pedalaman Bone selatan (Bonto Cani), Bajo (di pesisir Teluk Bone,
Pulau Sembilan Sinjai, Selayar), Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia, Binongko
(Kab. Wakatobi)
19. Kepulauan Alune, Ambon, Aru, Babar, Bacan, Banda, Bulli, Buru, Fordata, Galela,
Maluku Gane, Gebe, Halmahera, Haruku, Jailolo, Kei, Kisar, Laloda, Leti, Lumoli,
Maba, Makian, Mare, Memale, Moam, Modole, Morotai, Nuaulu, Pagu,
Patani,P elauw, Rana, Sahu, Sawai, Seram, Taliabo, Tanimbar, Ternate,
Tidore, Tobaru, Tobelo, Togutul, Wemale, Wai Apu, Wai Loa, Weda.
20. Papua Aero, Airo Sumaghaghe, Airoran, Ambai, Amberboken, Amungme, Dera,
Edopi, Eipomek, Ekagi, Ekari, Emumu, Eritai, Fayu, Foua, Gebe, Gresi,
Hattam, Humboltd, Hupla, Inanusatan, Irarutu, Isirawa, Iwur, Jaban,
Jair, Kabari, Kaeti, Pisa, Sailolof, Samarokena, Sapran, Sawung,
Wanggom, Wano, Waris, Watopen, Arfak, Asmat, Baudi, Berik, Bgu, Biak,
Borto, Buruai, Kais, Kalabra, Kimberau, Komoro, Kapauku, Kiron, Kasuweri,
Kaygir, Kembrano, Kemtuk, Ketengban, Kimaghama, Kimyal, Kokida,
Kombai, Korowai, Kupul, Kurudu, Kwerba, Kwesten, Lani, Maden, Sawuy,
Sentani, Silimo, Tabati, Tehid, Wodani, Ayfat, Yahrai, Yaly, Auyu, Citak,
Damal, Dem, Dani, Demisa, Demtam, Mairasi, Mandobo, Maniwa, Mansim,
Manyuke, Mariud Anim, Meiyakh, Meybrat, Mimika, Moire, Mombum,
Moni, Mooi, Mosena, Murop, Muyu, Nduga, Ngalik, Ngalum, Nimboran,
Palamui, Palata, Timorini, Uruway, Waipam, Waipu, Wamesa, Yapen, Yagay,
Yey, Anu, Baso.
Sumber : //wikipedia.org/wiki/suku_bangsa_indonesia.

b. Teknologi
Kebudayaan teknologi yang dimaksud adalah budaya masyarakat dalam menemukan
beberapa hal penting sebagai penunjang hidup. Masyarakat akan selalu mencari dan
menciptakan teknologi yang lebih maju lagi sejalan dengan perkembangan otak yang terus
meningat juga sejalan dengan meningkatnya kebutuhan hidupnya dimana membutuhkan
pemenuhan. Dan teknologi ini diperlukan manusia untuk membantu pemenuhan kebutuhan
hidupnya. Macam-macam budaya teknologi adalah :

1. Senjata

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 12


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Senjata adalah teknologi ciptaan manusia yang berfungsi untuk melukai,


digunakan baik dalam hal menyerang ataupun melindungi diri dari ancaman. Di
Indonesia sendiri, tiap daerahnya punya senjata dengan ciri khas bentuk masing-
masing. Misalnya, rencong dari Aceh, keris dari Jawa Tengah, atau Mandau dari
Kalimantan. Selain itu, senjata juga diperlukan untuk membantu manusia menjalankan
aktivitas sehari-hari misalnya untuk memotong kayu. Senjata mungkin dikenal dengan
kemampuannya untuk melukai namun senjata yang dihasilkan oleh masing-masing
daerah yang ada di Indonesia justru menjadi hasil budaya yang memperkaya budaya
Indonesia.

2. Pakaian
Pakaian merupakan salah satu teknologi ciptaan manusia yang berfungsi menutup
atau melindungi tubuh. Setiap daerah di Indonesia punya pakaian adat yang memiliki
keunikan sendiri-sendiri. Contoh macam-macam budaya pakaian adalah baju bodo dari
Sulawesi atau kebaya dari Jawa.  Pakaian yang memang memiliki fungsi dasar untuk
menutupi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh sistem masyarakat yang ada. Sebut
saja sebagai baju bodo yang berasal dari Sulawesi masih menunjukkan pengaruh
agama Islam dimana memang pada jaman dahulu kebanyakan masyarakat Sulawesi
memeluk agama Islam. Lain halnya dengan pakaian tradisional dari Bali dimana
bentuknya sangat dipengaruhi oleh agama Hindu. Hal ini menunjukkan bahwa
penciptaan pakaian banyak dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam kehidupan manusia.
Tak hanya pakaian itu sendiri, Indonesia memiliki beragam kain unik yang
menjadi bahan utama pakaian. Misalnya saja kain batik atau kain songket, semua kain
memiliki corak dan cara pembuatan yang berbeda-beda. Indonesia memang dikenal
sangat kaya dengan hasil budaya pakaian ini. Sebut saja batik dengan beragam motif
dan corak yang telah dikenal dunia internasional dan mengharumkan nama Indonesia.

Berikut tabel yang berisi beberapa daftar senjata, tarian, pakaian dan rumah
tadisional dari berbagai daerah di Indonesia.

Tabel 2. Senjata, tarian, pakaian dan rumah tradisional beberapa daerah di Indonesia
Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
1. Nangroe Rencong Tari Saman, Tari Ulee Balang Rumah Krong Rapa’i
Aceh Rateb Bade
Darusssalam Meuseukat, Tari
Sedati
2. Sumatera Piso Surit, Tortor, Ulos Rumah Bolon Talempong
Utara Piso Gaja Serampang Dua
Dompak Belas

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 13


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
3. Sumatera Karih, Tari Bundo Rumah Saluang
Barat Ruduih, Pasambahan, Kanduang Gadang
Piarit Tari Piring, Tari
Payung, Kesenian
Randai , Turuk
Langgai
4. Riau Pedang Tari Joged Pakaian Adat Rumah Akordeon
Jenawi, Lambak, Tari Melayu Siak Melayu
Badik Tanduk Riau, Selaso Jatuh
Tumbuk Indragiri Kembar
Lado Riau dan
Bengkalis
Riau.
5. Kepulauan Tari Joget Teluk Rumah Akordeon
Riau Dangong, Tari Belanga dan Melayu
Jogi, Tari Kebaya Selaso Jatuh
Melemang, Tari Labuh Kembar
Zikir Barat, Tari
Marhaban
6. Kepulauan Tari Campak, Paksian Rumah Rakit, Dambus
Bangka Rebana, Tari Rumah Limas
Belitung Bahtera
Bertiang Tujuh
7. Jambi Badik Tari Rangguk, Pakaian adat Rumah Genggong
Tumbuk Batik Tulis melayu Jambi Panjang
Lada Jambi, Tari
Sekapur Sirih,
Selampit
Delapan
8. Sumatera Tombak Tari Tanggai, Aaesan Gede Rumah Limas Akordeon
Selatan Trisula Tari Gending
Sriwijaya, Putri
Bekhusek
9. Lampung Terapang, Tari Melinting, Tulang Rumah Cetik
Pehduk Tari Jangget Bawang Rakyat
Payan
10. Bengkulu Kuduk, Tari Ding- Bengkulu Rumah Dol
Badik, Kadiding, Tari Rakyat
Rudus Gereguak , Tari
Andun, Tari
Bidadari
Teminang Anak
11. DKI Jakarta Badik, Lenong, Pakaian Adat Rumah Tanjidor
Parang, Tanjidor, Betawi Kebaya
Golok Topeng Betawi,
Yapong, Ondel-
ondel

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 14


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
12. Jawa Barat Kujang Tari Jaipongan, Kebaya Jawa Rumah Kecapi
Tari Topeng Barat Kasepuhan
Cirebon, Tari Cirebon
Topeng
Kuncaran, Tari
Merak
13. Banten Tari Cokek, Baju Pangsi Rumah Badui Angklung
Kesenian Dog- gubrak
dog Lojor
14. Jawa Keris Gambyong, Kain kebaya Padepokan Gamelan
Tengah Jaran Kepang Jawa Jawa Tengah
(Kuda Lumping),
Serimpi,
Bambangan Cakil
15. DI Keris Jogja Tari Bedhaya Kebaya Bangsal Gamelan
Yogyakarta Sapta, Tari Ksatrian Kencono
Serimpi
Sangupati
16. Jawa Timur Clurit Ludruk, Reog Pesa’an Rumah Gamelan
Ponorogo, Situbondo
Remong
17. Bali Keris Tari Pendet, Payas Agung Rumah Gamelan
Tari Barong, Gapura Candi Bali
Tari Kecak, Bentar
Legong
18. Nusa Keris, Tari Batunganga, Sumbawa Rumah Serunai
Tenggara Sampari, Tari Gendang Istana
Barat Sondi Beleq, Cungklik, Sultan
Tari Mpaa Sumbawa
Lenggo
19. Nusa Sundu Tari Peminangan, Nusa Rumah Sasando
Tenggara Tari Likurai, Tenggara Musalaki,
Timur Tari Dodakado, Timur Rumah
Tari Perang, Mbaru Niang
Tari Gareng (Flores)
Lameng
20. Kalimantan Mandau Tari Monong, Pakaian Rumah Tuma
Barat Tari Pingan, Tari Perang Istana
Jonggan, Tari kesultanan
kondan, Tari Pontianak
Zapin Tembung
21. Kalimantan Mandau, Tari Balean Sinjang Rumah Garantung
Tengah Lunjuk Dadas, Tari (Barito) Betang
Sumpit Tambun Bungai
Randu
22. Kalimantan Keris, Bujak Tari Baksa Banjar, Rumah Agung
Selatan Beliung Kembang, Tari Pengantin Banjar

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 15


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Alat
No Nama Senjata Tarian Pakaian
Rumah Adat musik
. Daerah tradisional tradisional Tradisional
tradisional
Radap Rahayu Bagajah Bubung
Gamuling Tinggi
Baular Lulut
23. Kalimantan Mandau Tari Perang, Urang Rumah Lamin Sampe
Timur Tari Gantar, Besunung
Tari Gong
24. Sulawesi Keris, Peda, Tari Kabasaran, Minahasa, Rumah Kolintang
Utara Sabel Tari Maengket, Kulavi Pewaris
Tari Polo-palo (Donggala)
25. Sulawesi Pasatimpo Tari Pomonte, Baju Rumah Suling dan
Tengah Tari Peule Cinde, Nggembe Tambi Gong
Tari Dero, Tari
Lumense
Sulawesi Tari Bamba Pakaian Adat Rumah Gendang
Barat Manurung, Tari Mandar Mandar
Pattudu
26. Gorontalo Polopalo Sundi, Biliu Rumah
Dulohupa
dan Rumah
Pewaris
27. Sulawesi Keris Tari Malulo atau Babung Rumah
Tenggara Lulo, Tari Ginasamani Istana Buton
Balumpa, Tari
Dinggu
28. Sulawesi Badik Tari Pakarena, Baju Bodo Rumah
Selatan Tari Bosara, Tongkonan
Tari Kipas
29. Maluku dan Parang Tari Kipas Kai Baju Cele, Rumah Baileo Tifa
Maluku Salawaki / Maluku (Sosoy Pakaian
Utara Salawaku, Kibas), Tari Manteren
Kalawai Lenso, Tari Lamo
Cakalele
30. Papua Pisau Belati Tari Tobe, Tari Asmat Rumah Hanoi Tifa
Yospan, Tari
Wayase, Tari
Musyoh, Tari
Selamat Datang
31. Papua Barat Tari Serui, Rumah Hanoi Tifa
Cenderawasih, pakaian adat
Tari Suanggi, ewer.
Tari Perang
Sumber : id.wikipedia.org/wiki/

3. Sistem transportasi
Teknologi yang satu ini diciptakan untuk memudahkan manusia untuk mencapai
suatu tempat tujuan dengan lebih mudah. Di Indonesia ada beberapa kendaraan

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 16


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

khas, misalnya perahu pinisi dan andong/dokar yang menggunakan tenaga kuda.
Bentuk-bentuk alat transportasi yang ada juga mengikuti kondisi alam yang ada di
daerah setempat. Misalnya daerah kalimantan yang bentuk geografisnya banyak
memiliki sungai maka kebanyakan alat transportasi yang diciptakan dan digunakan
adalah bentuk perahu atau kapal.
Di daerah istimewa Yogyakarta yang berupa dataran rendah maka alat
transportasinya andong. Selain dipengaruhi oleh letak geografis, bentuk alat
transportasi ini pun juga dipengaruhi oleh  faktor kepercayaan dan tradisi
masyarakat yang ada.

4. Rumah/bangunan
Indonesia memiliki begitu banyak rumah adat dengan ciri khas masing-masing
daerah. Macam-macam budaya rumah adat misalnya rumah joglo dari Jawa, rumah
gadang dari Sumatera Barat, atau tongkonan dari Sulawesi Selatan. Itu hanyalah
sebagian contoh, dan masih banyak rumah-rumah adat yang lainnya di Indonesia yang
digunakan sebagai tempat tinggal.
Bentuk dan motif rumah juga dipengaruhi oleh letak geografis daerah masing-
masing. Sebut saja rumah Panggung yang dibuat bertingkat untuk menghindari
serangan hewan buas dan datangnya banjir.
Bentuk rumah juga dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan yang ada. Sebut
saja rumah Lamin yang dibuat besar untuk seluruh anggota kampung karena 
beranggapan bahwa semua anggota kampung adalah satu keluarga yang harus tinggal
dalam satu rumah.

c. Kesenian
Budaya Indonesia tak lepas dari aspek kesenian daerah. Kesenian itu sendiri
adalah ekspresi manusia yang bisa dinikmati oleh mata dan telinga. Di Indonesia, ada
bermacam-macam kesenian diantaranya :

1. Sastra (bahasa)
Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Di Indonesia, kita bisa menemukan
macam-macam budaya bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Bali, dan masih banyak
lagi. Semua memiliki pengucapan yang berbeda-beda dan disatukan oleh bahasa
nasional Indonesia.
Seni sastra juga mencakup cerita atau dongeng rakyat, biasanya berkaitan erat
dengan asal-usul suatu daerah atau cerita kerajaan zaman dahulu. Misalnya cerita
Tangkuban Perahu, Timun Mas, atau cerita Malin Kundang yang sangat sarat akan
pesan moral.

2. Lagu

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 17


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Pernah dengar lagu Apuse? Ampar-Ampar Pisang atau Cing Cangkeling? Semua
lagu-lagu dengan bahasa daerah itu merupakan budaya kesenian yang melekat hampir
di seluruh penduduk Indonesia.
3. Tarian
Di berbagai daerah, terdapat kesenian berupa tari-tarian sebagai wujud
ekspresi manusia terhadap berbagai hal. Misalnya terhadap perang, penyambutan
tamu, atau rasa syukur saat panen tiba. Contoh macam-macam budaya tari adalah
tari saman dari Aceh, tari pendet dari Bali, atau tari lulo dari Sulawesi Tenggara.
4. Alat musik
Lagu dan tarian tak akan lengkap tanpa musik. Di Indonesia, musik-musik daerah
dimainkan oleh beragam alat musik yang memiliki suara indah. Contohnya adalah
angklung yang terbuat dari bambu, gamelan yang dibuat dari besi, atau sasando yang
merupakan alat musik petik dengan suara indah.
Itu adalah beberapa contoh dari macam-macam budaya yang ada di Indonesia.
Kekayaan kita yang berharga ini hendaknya dilestarikan agar tidak tenggelam oleh
perkembangan zaman. 

identifikasi identitas nasional

1. KONSEP IDENTITAS NASIONAL

a. Pengertian Identitas Nasional

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri
pribadi sendiri, golongan sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara
sendiri. Sedangkan kata nasional merupakan identitas yang melekat pada kelompok-
kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan, baik pisik seperti
budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas
bangsa atau identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok
(collective action) yang diwujudkan dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan
yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional sendiri tidak dapat dipisahkan dari
kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan kemudian. 

Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi
yang membedakan bangsa tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian
tersebut maka setiap bangsa di dunia ini memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan
Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 18
Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa tersebut. Demikian pula dengan hal
ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut terbentuk secara historis.

Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas


yang sifatnya nasional. Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan
karena identitas nasional itu dibuat, dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai
identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat sekunder karena identitas nasional
lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan yang memang telah
dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga
bangsa  telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

b. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat empat unsur pembentuk identitas nasional yaitu :


1. Suku bangsa
Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak
lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia
terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300
dialek bangsa.
2. Agama
Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang
tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu,
Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak diakui sebagai
agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid,
istilah agama resmi negara dihapuskan.

3. Kebudayaan
Kebudayaan adalah  pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah
perangkat-perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan
oleh pendukung-pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang
dihadapi dan digunakan sebagi rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk
kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami
sebagai sistem perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan
manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya


menjadi 3 bagian sebagai berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 19


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi Negara Identitas Instrumental yang berisi
UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia, Lambang Negara, Bendera
Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi Negara
kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta
kepercayaan.

2. IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara


Indonesia dengan negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh
para pendiri negara Indonesia. Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi
Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945 dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang
menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Bahasa nasional atau Bahasa Persatuan yaitu bahasa Indonesia
2. Bendera negara yaitu sang merah putih.
3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya
4.  Lambang Negara yaitu Pancasila
5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika
6.  Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila
7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945
8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat
9. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional
10. Konsepsi wawasan nusantara

Contoh dari implementasi identitas nasional yaitu pada saat diadakanya upacara


bendera setiap hari Senin di seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara
bendera, terdapat banyak sekali unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka
merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya, menyanyikan lagu nasional lain,
pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di akhiri dengan doa
(agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada
Perguruan Tinggi yang melaksanakan upacara bendera.  

3. WAWASAN NUSANTARA

Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain


menunjukkan kegiatan untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara, wawasan juga mempunyai pengertian menggambarkan cara
pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara tangggap indrawi. Kata nasional menunjukkan

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 20


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah nation itu berarti
bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara
singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan
gugusan pulau-pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia,
serta di antara Benua Asia dan Benua Australia.

Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan
lingkungannya. Wawasan merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai
dengan keadaan geografis suatu bangsa, serta sejarah yang pernah dialaminya.
Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi geografis, sejarahnya,
serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa
Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi
Pancasila dan UUD 1945, yang merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat,
berrmartabat, serta menjiwai tata  hidup dan tindak kebijaksanaannya dalam mencapai
tujuan nasional. Wawasan nusantara adalah cara pandang, cara memahami, cara
menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara berpikir, cara bertingkah laku bangsa
Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek astagatra
(kondisi geografis, kekayaan alam, dan kemampuan alam serta ipoleksosbud hankam).

interaksi global dan pengaruhnya


terhadap budaya nasional

1. KONSEP GLOBALISASI

a. Pengertian Globalisasi

Interaksi global terjadi akibat adanya globalisasi. Globalisasi berasal dari kata
global atau globe yang artinya dunia atau mendunia. Menurut Selo Soemardjan,
globalisasi adalah suatu proses terbentuknya sistem organisasi dan komunikasi
antarmasyarakat di seluruh dunia. Sementara itu, Albrow mengemukakan bahwa
globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini diinkorporasikan
(dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Dari beberapa
definisi tersebut dapat dikatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses
pengintegrasian manusia dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 21


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

masyarakat yang utuh dan yang lebih besar, sehingga manusia seolah-olah hidup tanpa
sekat.

Di Indonesia globalisasi secara fisik ditandai dengan berkembang pesatnya


pembangunan nasional, berdirinya hotel-hotel dan mall-mall, sistem transportasi yang
semakin banyak. Globalisasi juga melahirkan tenaga-tenaga ahli dan orang-orang
berpendidikan di Indonesia, karena agar tidak tertinggal dengan perkembangan negara
lain, Indonesia berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya melalui
penyediaan layanan pendidikan, belum lagi banyaknya sumber daya manusia Indonesia
yang belajar di luar negeri dan telah kembali untuk memangun Indonesia. Hal ini tentunya
berdampak pada kehidupan sosial masyarakat. Individu yang sudah siap menghadapi
persaingan global, tentunya telah memiliki kualitas diri yang baik. Namun, bagi individu
yang belum siap, hal ini akan menyebabkan ia akan tergilas dengan perkembangan zaman.

b. Ciri-ciri Globalisasi

Terjadinya globalisasi tentunya ditandai dengan beberapa hal yang membuat


globalisasi semakin pesat berkembang. Berikut ini merupakan ciri-ciri yang menyebabkan
terjadinya globalisasi :
1. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis
multinasional, dan inflasi regional
2. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi,
film, musik, dan transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat
mengonsumsi dan mengalami gagasan dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang
melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang fashion, literatur, dan
makanan
3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung
sebagai akibat dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh
perusahaan multinasional, dan dominasi organisasi semacam World Trade Organization
(WTO)
4. Perubahan dalam konstant ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti
telepon genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global
terjadi demikian cepatnya, sementara melalui pergerakan massa semacam turisme
memungkinkan kita merasakan banyak hal dari budaya yang berbeda.

Dengan demikian, setiap manusia mempunyai peranan dalam mengambil bagaian


terhadap perkembangan dunia. hal ini, terkadang membuat pemahaman dalam diri individu
bahwa dunia adalah satu.

2. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN


Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 22
NASIONAL
Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Globalisasi telah mempengaruhi semua aspek kehidupan dalam masyarakat, mulai


dari aspek ekonomi, pendidikan, dan bahkan budaya. Kebudayaan sendiri dapat diartikan
sebagai nilai-nilai (value) atau persepsi yang dianut oleh masyarakat mengenai suatu hal.
Nilai dan perspektif berkaitan erat dengan kejiwaan/psikologis manusia yang
disadarinya. Sedangkan, kejiwaan sendiri berkaitan dengan apa yang dipikirkan.
Pemikiran ini muncul karena adanya pendidikan dari apa yang ia pelajari di lingkungan.
Sedangkan lingkungan menyediakan berbagai hal yang baik maupun yang buruk dan semua
itu, sebelum diambil haruslah melalui filter yang baik, karena tanpa filter akan terjadi
adopsi nilai yang buruk dan pada akhirnya menghasilkan manusia yang berbudaya buruk
pula. Pengaruh terjadinya globalisasi terhadap kebudayaan, yaitu: 
a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.
b. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multiculturalism), dan kemudahan akses suatu
individu terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.
c. Berkembangnya turisme dan pariwisata.
d. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.
e. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.
f. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA.
Sehingga proses persebaran budaya semakin cepat.
g. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi.
h. Meningkatkan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.

Globalisasi berpengaruh besar terhadap kebudayaan Indonesia, khusunya dalam


bidang pembangunan. Namun, globalisasi juga berdampak buruk pada bangsa Indonesia.
Persebaran arus informasi yang cepat, membuat siapa saja dapat mengakses berbagai
informasi dengan mudah. Dampak positifnya adalah informasi dan komunikasi dapat
dilakukan dengan mudah, sistem pembelajaran menjadi semakin mudah, kebutuhan
manusia semakin mudah terpenuhi, dan berbagai hal dapat diinformasikan dengan mudah.
Namun, kemudahan ini bila tidak diimbangi dengan filter yang baik dalam diri dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan, salah satunya adalah penyimpangan perilaku
budaya khususnya dikalangan generasi muda.

Penyimpangan yang umumnya ditampilkan oleh generasi muda adalah masalah


perilaku sosial, seperti gaya hidup konsumtif, individualistik, gaya perilaku dan
penampilan yang kebarat-baratan, kurangnya sopan santun dan etika, tutur kata yang
tidak sopan, dan lebih lagi lupa akan budayanya sendiri, yaitu masyarakat yang berbudaya
timur (budaya luhur sopan santun).

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 23


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Perkembangan alat komunikasi menyebabkan berbagai hal dapat diakses dengan


mudah dan murah. Namun, tanpa disertai dengan filter yang baik, hal ini sering disalah
gunakan oleh remaja, seperti untuk membuka situs-situr porno melalui Hp atau perangkat
lainnya, seperti komputer.

Dilihat dari tingkah lakunya, banyak pemuda Indonesia yang kini tidak memiliki
kepekaan sosial terhadap lingkungan sekitarnya, tidak memiliki sopan santun, tidak mau
melestarikan budaya nasional Indonesia, dan bahkan cenderung menginginkan kebebasan
dan keterbukaan yang diluar batas, sehingga mereka bebas untuk berbuat sesuka hati.
Wujud riilnya dapat terlihat dari banyaknya geng-geng motor di Indonesia yang sering
membuat keonaran di masyarakat, banyaknya generasi muda yang terjerumus pada
narkoba dan pergaulan bebas.

Hal ini menyebabkan rusaknya moral bangsa Indonesia. Hubungannya dengan nilai
nasionalisme akan berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri
dan rasa peduli terhadap masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan
bangsa. Jika dilihat secara umum dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme, yaitu:

a. Dampak Positif

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan


demokratis.
2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan
kesempatan kerja dan meningkatkan devisa negara. Dampak negatifnya, masyarakat
cenderung konsumtif, SDM Indonesia yang kurang kompeten akan tergilas oleh
tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Sehingga, pengangguran makin meningkat,
dan hal ini juga menyebabkan tindak kejahatan makin meningkat pula.
3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos
kerja yang tinggi dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk
meningkatkan kemajuan bangsa yang pada akhirnya memajukan bangsa dan akan
mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa. Namun, masuknya budaya asing
tanpa disertai filter yang kuat, menyebabkan moral bangsa menjadi hancur dan
lunturnya rasa nasionalisme.
4. Selain itu, pengaruh positif lainnya adalah mudah memperoleh informasi dan ilmu
pengetahuan, udah melakukan komunikasi, karena sudah tersedianya berbagai alat
Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 24
Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

komunikasi, mobilitas tinggi, mudah memenuhi kebutuhannya masing-masing,


terjadinya peningkatan kualitas diri sumber daya manusia karena individu harus
memiliki kualitas diri yang baik dalam menghadapi persaingan global, menumbuhkan
sikap toleransi, dan menumbuhkan kesadaran demokrasi warga masyarakat.

b. Dampak Negatif

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat


membawa kemajuan dan kemakmuran. Hal ini membuat bangsa Indonesia cenderung
menerapkan asas liberalisme daripada asas Pancasila.
2. Dari aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena
banyaknya produk luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, dan Pizza Hut)
membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri
menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme. Selain itu, Terciptanya
masyarakat yang konsumtif
3. Informasi yang tidak tersaring dengan baik dapat menyebabkan penyimpangan
perilaku masyarakat kita, khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri
sebagai bangsa Indonesia, karena gaya hidupnya cenderung meniru budaya barat yang
oleh masyarakat dianggap sebagai kiblatnya.
4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin,
karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Cenderung terjadi
ketimpangan sosial yang besar antara wilayah yang maju dan wilayah tertinggal.
5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku
sesama warga. Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan
kehidupan bangsa. Misalnnya, kurang peka terhadap lingkungan sekitar, karena terlalu
sibuk dengan alat komunikasinya.
6. Membuat individu malas berinovasi dan berkreasi, karena banyak hal yang mudah
dikerjakan oleh kecanggihan teknologi.

3. UPAYA MENGURANGI DAMPAK GLOBALISASI

Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat, yaitu unsur
interrelasi yang sangat kuat dan keterjangkauan berskala global. Unsur interrelasi yang
sangat kuat, artinya permasalahan globalisasi itu, sangat berkaitan erat antara satu
negara dengan negara lain. Meskipun masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya
di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat laun akan terjadi di seluruh negara di
berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi transportasi dan teknologi

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 25


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar manusia baik
secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran permasalahan
globalisasi itu akan semakin cepat.

Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan


globalisasi itu, dapat menyebar ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga
berskala dunia/global. Harus diakui bahwa kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi,
dan transportasi berperan besar untuk menyebarkan permasalahan globalisasi itu ke
berbagai belahan bumi.

Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan
(interconnectedness) antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antarbangsa
telah semakin meningkat, dan hal itu sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari
globalisasi yang memang pada akhirnya akan membawa manusia untuk menjadi semakin
mudah dan semakin sering berinteraksi. Namun di pihak lain, sifat jangkauan global dan
dampak masalah globalnya juga harus diwaspadai.

Dalam dunia yang semakin mengglobal, maka berbagai masalah yang diawali pada
suatu lokasi di belahan bumi tertentu dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet
bumi dan bahkan bagi seluruh umat manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di
era globalisasi sekarang ini harus diarahkan pada suatu asas komplementasi
(complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.
Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-
nilai nasionalisme antara lain yaitu :
a. Menumbuhkan semangat nasionalisme melalui penanaman dan pengamalan nilai- nilai
Pancasila dengan sebaik- baiknya, misal semangat mencintai produk dalam negeri.
b. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.
c. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti
sebenar-benarnya dan seadil-adilnya.
d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial
budaya bangsa.
e. Menanamkan sejak dini rasa bangga dan penghargaan terhadap segala kebudayaan
Indonesia.
f. Mendidik anak sedini mungkin dengan kebudayaan Indonesia, sehingga mereka dapat
mencintai kebudayaan Indonesia
g. Lebih memperketat lagi penyebaran arus informasi di kalangan generasi muda,
seperti acara di TV maupun radio jangan sampai mengandung SARA atau unsur
pornografi
h. Lebih menguatkan pendidikan moral dan karakter di sekolah

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 26


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

i. Berusaha meningkatkan kualitas diri SDM Indonesia melalui peningkatan pendidikan,


ekonomi, pertahanan keamanan, dan keadilan. Hal ini bertujuan, agar kesadaran
masyarakat mengenai perilakunya dan kebudayaannya semakin tampak.

budaya tradisional sebagai potensi wisata dan


ekonomi kreatif
Keberagaman budaya banyak memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang
pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di
Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Sementara itu, bidang kepariwisataan ini juga
mampu memunculkan adanya usaha-usaha dari industri kreatif, dimana keduanya saling
bersinergi dan saling mempengaruhi.
Pariwisata selalu berkaitan erat dengan ekonomi. Bahkan sering kali kita
menyebutnya dengan ekonomi kreatif. Dimana dalam ekonomi kreatif orang-orang selalu
mengedepankan idenya supaya apapun yang mereka buat menjadi bernilai ekonomi.
Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya, bahkan terkadang tanpa
disadari mereka juga telah ikut serta dalam mengembangkan ekonomi negara ini.

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 27


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

1. POTENSI WISATA

Pariwisata budaya merupakan satu jenis pariwisata yang dalam pembangunannya


menggunakan kebudayaan sebagai potensi dasar yang dasar paling dominan. Jenis
pariwisata ini diharapkan berfungsi sebagai pemberi identitas bagi kepariwisataan
daerah Bali sebagai satu pusat pariwisata di Indonesia.

Tabel 3. Daya Tarik Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia


 No. DayaTarik Prosentase (%)
1. Kebudayaan (Tata cara hidup, tari-tarian, batik, ukiran, lukisan) 70,0
2. Pemandangan alam 17,8
3. Flora dan fauna 12,2
  T o t a l 100,0
 Sumber: Hasil Survai BPS, 1984/1985

Hasil survai tersebut menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan mancanegara


mengunjungi Indonesia dengan alasan daya tarik kebudayaan Indonesia yanng beraneka
ragam. Baik dalam hal tata cara hidup, tari-tarian, batik, ukiran maupun lukisan. Hal ini
menguatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang sangat
berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya daerah.

Wisata budaya khususnya yang bersifat tradisional di Indonesia banyak pilihan.


Karena sejarahnya Indonesia terpengaruhi oleh budaya dari kerajaan Hindu-Budha
maupun kedatangan bangsa Islam. Selain itu, hasil seni budaya Indonesia yang sangat
beragam seperti hasil seni bangunan, seni kerajinan, seni pentas dan tari, seni musik,
sastra dan lain-lain sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai industri pariwisata. Hal ini
karena inilah kekhasan Indonesia, yang tidak didapat ketika wisatawan berkunjung ke
negara lain.
Sejarah mencatat bahwa agama Hindu dan Buddha pernah masuk dan
memengaruhi kehidupan spiritual di Indonesia dengan adanya peninggalan sejarah seperti
candi dan prasasti di beberapa lokasi. Jejak-jejak peninggalan agama Buddha yang
terbesar adalah Candi Borobudur yang terletak di Magelang dan merupakan candi
Buddha terbesar di dunia dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO pada
tahun 1991. Pada abad ke-13 hingga ke-16 Islam masuk ke nusantara menggantikan era
kerajaan Hindu-Buddha. Pada masa ini, banyak ditemukan masjid yang merupakan
akulturasi kebudayaan antara Hindu-Buddha-Jawa dengan agama Islam seperti terlihat
pada Masjid Agung Demak dan Masjid Menara Kudus.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di
Indonesia. Tempat-tempat wisata alam di Indonesia banyak didukung dengan warisan
budaya yang kaya yang mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 28


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

dinamis dengan 719 bahasa daerah yang dituturkan di seluruh kepulauan tersebut. Candi
Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan contoh
tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang
telah ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia, meliputi 4
situs alam dan 3 situs budaya. Keempat situs alam yang termasuk Situs Warisan Dunia
(World Heritage) meliputi Taman Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman
Nasional Lorentz, dan Warisan Hutan Hujan Tropis Sumatera. Sedangkan 3 situs budaya
di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia meliputi Candi Borobudur,
Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.Sementara itu, empat wakil lain juga
ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan Manusia
yaitu wayang, keris, batik dan angklung.

2. EKONOMI KREATIF

Sebagaimana diketahui bersama, Indonesia selama tujuh tahun terakhir berhasil


menambah 80 juta penduduk kelas menengah baru. Kalau dilihat trennya, semakin tinggi
kelas menengah bertambah, maka semakin tinggi kebutuhan mereka atas pemenuhan
kebutuhan hidup yang layak, baik itu pendidikan, fashion, seni, pariwisata dan
entertainmen lainnya. Di samping itu, Indonesia juga memiliki potensi yang sangat luas
untuk pengembangan ekonomi kreatif, keragaman unsur budaya, dan karakteristik
masyarakat yang sejak dulu sudah berkreasi menjadi kekuatan tersendiri yang perlu
dikelola secara tepat, agar dapat memberikan nilai tambah ekonomi sebagai kekuatan
ekonomi baru.
Ada tiga sektor unggulan di bidang industri kreatif seperti kuliner, fashion, dan
kerajinan yang menjadi penyumbang Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar. Kontribusi
sektor tersebut dipastikan akan semakin tinggi dalam menopang perekonomian bangsa.
Untuk mendukung sektor ekonomi kreatif, telah pula diusulkan empat kota ke Unesco
sebagai kota kreatif, di antaranya Bandung dan Solo sebagai kota berbasis desain,
Jogjakarta dan Pekalongan, berbasis seni, dan kerajinan.
Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif
sebagai upaya pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan
iklim perekonomian yang berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang
terbarukan.  Definisi yang lebih jelas disampaikan oleh UNDP (2008) yang merumuskan,
bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian integratif dari pengetahuan yang bersifat
inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya.

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 29


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Departemen
Perdagangan (2008) mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi
kreatif, yaitu :
1. Periklanan
2. Arsitektur
3. Pasar barang seni
4. Kerajinan (handicraft)
5. Desain
6. Fashion
7. Film, video, dan fotografi
8. Permainan interaktif
9. Musik
10. Seni pertunjukan
11. Penerbitan dan percetakan
12. Layanan komputer dan piranti lunak
13. Radio dan televisi
14. Riset dan pengembangan.

Industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lebih
banyak muncul dari kelompok industri kecil menengah, berbeda dengan industri
manufaktur. Sebagai contoh adalah industri kreatif distro yang sengaja memproduksi
desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih memunculkan kesan eksklusifitas
bagi konsumen sehingga produk distro menjadi layak untuk dibeli dan bahkan dikoleksi.
Hal yang sama juga berlaku untuk produk garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu dari
Jogja atau Joger dari Bali. Kedua industri kreatif tersebut tidak berproduksi dalam
jumlah besar namun ekslusifitas dan kreativitas desain produknya digemari konsumen.

Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif


mampu memberikan kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian
nasional. Depertemen Perdagangan (2008) mencatat bahwa kontribusi industri kreatif
terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata mencapai 6,3% atau setara dengan
152,5 trilyun jika dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup menyerap tenaga kerja
hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor, industri kreatif telah
membukukan total ekspor 10,6% antara tahun 2002 hingga 2006.

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dan kekhasan budaya dari setiap suku
bangsa yang tidak terhitung jumlahnya. Warisan budaya ( cultural heritage) merupakan
bagian dari keberagaman dan kekhasan yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia dan
menunjukkan jati diri suatu bangsa. Warisan budaya yang kita miliki bersama ini sangat
bernilai sosial dan ekonomi. Kita tidak pernah memikirkan bahwa sebetulnya khazanah

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 30


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

budaya, baik yang berbentuk artefak-kebendaan (tangible) maupun yang non-kebendaan


(intangible), sesungguhnya menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan.

Indonesia harus dapat memanfaatkan setiap peluang untuk mengembangkan


warisan budaya bangsa menjadi sebuah aset berharga bagi pertumbuhan sosial.
Kemajemukan budaya Indonesia sangat bernilai dan berpeluang menjadi investasi besar
bagi pengembangan daya saing bangsa. Hal itu akan berdampak pula pada peningkatan
potensi keunggulan bangsa yang luar biasa. Dengan mengembangkan warisan budaya yang
kita miliki dalam kerangka budaya industri kreatif, kita dapat menunjukkan karakteristik
budaya kita, yaitu karakteristik budaya yang unik, khas, dan menarik perhatian. Hal itu
merupakan salah satu manfaat yang dapat kita peroleh selain manfaat ekonomi tentunya.
Dengan kata lain, warisan budaya menjadi salah satu akar dari budaya industri kreatif.

an kota, baik secara estetis ataupun kualitas lingkungan.

3. UPAYA PENGEMBANGAN WISATA DAN EKONOMI


KREATIF BERBASIS BUDAYA INDONESIA

Wisata budaya daerah dan industri kreatif di Indonesia memilki potensi yang
besar untuk dikembangkan sehingga perlu adanya strategi dan tindaklanjut dari
pemerintah untuk meningkatkan devisa negara diluar sektor non migas ini. Berikut
beberapa upaya pengembangan wisata budaya dan industri kreatif yaitu :
a. Perlu adanya sapta pesona wisata (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan,
keindahan, keramahtamahan, dan kenangan), antara lain :
 Jaminan keamanan bagi para wisatawan yaitu aman dari ancaman kejahatan, aman
dari kemelut politik dan aman dari kecelakaan.
 Ketertiban di tempat-tempat pelayanan umum dan dijalan raya.
 Kebersihan lingkungan, bebas dari penyakit menular, dan asri.
 Kesejukan erat kaitannya dengan penghijauan yang teratur dan pemeliharaan
taman.
 Keindahan berkaitan dengan penataan lingkungan yang baik, penataan bangunan
dengan corak arsiktektur yang serasi.
 Keramahtamahan berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial yang harus memberi
kesan keramahan yang tercermin dalam sikap masyarakat dan pelayanan terhadap
wisatawan.
 Kenang-kenangan yang dapat diperoleh wisatawan dengan harga murah, mudah
ditemukan, mudah dibawa dan memberi kesan khusus.
b. Perlu adanya analisa SWOT (strenght, weakness, opportunities, threats ) untuk wisata
budaya di tiap wilayah.

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 31


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

c. Melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata budaya yang dimiliki, yaitu berupa
nilai, karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan kemampuannya dalam
menopang perekonomian
d. Menyusun, membuat dan menetapkan Peraturan Perundang-Undangan yang berpihak
pada pelayanan mutu pariwisata, pelestarian lingkungan hidup, perlindungan hukum
bagi wisatawan, perlindungan hukum bagi pengusaha atau investor.
e. Membangun, memperbaiki dan mempercantik sarana dan prasarana (Fasilitas Umum
dan Fasilitas Pariwisata) pendukung pariwisata, yaitu Akomodasi, Restoran, Usaha
rekreasi & hiburan umum, Gedung pertemuan, Perkemahan, Pondok wisata serta Pusat
informasi wisata.
f. Menciptakan kualitas SDM di bidang Pariwisata yang tangguh dalam hal ini skill,
kemampuan dalam inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan
lingkungan eksternal, budaya kerja dan tingkat pendidikan serta tingkat pemahaman
terhadap permasalahan strategis dan konsep yang akan dilaksanakannya.
g. Melibatkan dan mengajak masyarakat setempat agar menyadari peran, fungsi dan
manfaat pariwisata serta merangsang mereka untuk untuk memanfaatkan peluang-
peluang yang tercipta bagi berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara
ekonomi.
h. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memasarkan produk-produk lokal,
membantu mereka untuk meningkatkan keterampilan, pengelolaan dan kalau
memungkinkan memberi bantuan berupa pinjaman modal.
i. Meningkatnya kapasitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di desa/kelurahan/
kampung dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian
masyarakat dalam bidang kepariwisataan.
j. Dalam pengembangan Industri kreatif Pelaku usaha harus memperhatikan kualitas
produk agar tidak ‘murahan’ sehingga berdaya saing tinggi
k. Bersama pemerintah daerah seharusnya bekerjasama dalam pengembangan industri
kreatif misalnya dengan memberi pelatihan pada beberapa industri kreatif potensial
di daerah tersebut, serta memberikan insentif untuk pelaku usaha industri ini.
l. Pelaku usaha kreatif harus meningkatkan kemitraan antar sektor kreatif, karena
peningkatan pada satu sektor kreatif akan meningkatkan sektor yang lain. Misalkan
apabila terjadi peningkatan pada industri distro clothing, maka kebutuhan akan media
promosi semakin besar sehingga terjadi peningkatan pada industri periklanan atau
advertising.
m. Melakukan promosi wisata misalnya, pada saat ‘low season’ (bukan saat hari liburan),
misalnya dengan cara menjual tiket murah untuk perjalanan wisata dan juga diskon-
diskon menarik dari hotel.
n. Melakukan pameran dan event bertaraf internasional industri kreatif seperti
berbagai macam kerajinan tangan khas daerah, pameran seni serta pertunjukan
teater dan lain-lain

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 32


Keberagaman Budaya Indonesia KD 3.5

sehingga merekapun jadi kenal Indonesia dan bisa berwisata ke daerah lain di
Indonesia.

Sumber Pustaka

//etnobudaya.net/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/
//achmadghozaliash.blogspot.com/2013/04/identitas-nasional.html
//dc389.4shared.com/doc/EQaZVNhW/preview.html
//euislatifah.blogspot.com/2013/08/pengaruh-globalisasi-terhadap.html
//imanizty.wordpress.com/2012/04/09/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya/
//www.academia.edu/4929428/pariwisata_budaya_sebagai_salah_satu_alat_pelest
ari_kesenian_tradisional
//m.kompasiana.com/post/read/581019/2/terkenang-permainan-masa-kecil-
tersadar-keragaman-dan-potensi-permainan-tradisional-indonesia.html
//www.faktailmiah.com/2012/05/14/asal-usul-suku-suku-di-indonesia.html
//hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/geografi-budaya-dan-identitas-regional.html
//kekayaanindonesiaku.blogspot.com/p/wisata-budaya.html

Miftachul Chitami –PPG GEOGRAFI UNESA 2014– Page 33

Anda mungkin juga menyukai