Anda di halaman 1dari 93

1.

KONSEP BUDAYA

a. Budaya dan Kebudayaan

Budaya berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak
dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Kata
budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat.
Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada
pola pikir manusia.

Koentjaraningrat (1990) mendefinisikan kebudayaan sebagai keseluruhan sistem mencakup segala hal
yang merupakan hasil cipta, karsa, dan karya manusia yang dijadikan milik diri manusia dengan
belajar. Karya yaitu masyarakat yang menghasilkan tekhnologi dan kebudayaan kebendaan yang
terabadikan pada keperluan masyarakat. Rasa atau karsa yang meliputi jiwa manusia yaitu kebijaksanaan
yang sangat tinggi di mana aturan kemasyarakatan terwujud oleh kaidah-kaidah dan nilai-nilai sehingga
denga rasa itu, manusia mengerti tempatnya sendiri, bisa menilai diri dari segala keadaannya.

Menurut Ki Hajar Dewantara, kebudayaan berarti buah budi manusia adalah hasil perjuangan manusia
terhadap dua pengaruh kuat, yakni zaman dan alam yang merupakan bukti kejayaan hidup manusia
untuk mengatasi berbagai rintangan dan kesukaran didalam hidup dan penghidupannya guna mencapai
keselamatan dan kebahagiaan yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.

Manusia dan kebudayaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Manusia dengan kemampuan akalnya
membentuk budaya, dan budaya dengan nilai-nilainya menjadi landasan moral dalam kehidupan
manusia. Seseorang yang berperilaku sesuai nilai-nilai budaya, khususnya nilai etika dan moral, akan
disebut sebagai manusia yang berbudaya. Selanjutnya, perkembangan diri manusia juga tidak dapat
lepas dari nilai-nilai budaya yang berlaku. Sebuah masyarakat yang maju, kekuatan penggeraknya adalah
individu-individu yang ada di dalamnya. Tingginya sebuah kebudayaan masyarakat dapat dilihat dari
kualitas, karakter dan kemampuan individunya.

Dalam kebudayaan terdapat nilai-nilai yang dianut masyarakat setempat dan hal itu memaksa manusia
berperilaku sesuai budayanya. Antara kebudayaan satu dengan yang lain terdapat perbedaan dalam
menentukan nilai-nilai hidup sebagai tradisi atau adat istiadat yang dihormati. Adat istiadat yang
berbeda tersebut, antara satu dengan lainnya tidak bisa dikatakan benar atau salah, karena penilaiannya
selalu terikat pada kebudayaan tertentu.

b. Budaya Nasional

Secara umum, budaya dibedakan menjadi dua macam, yaitu budaya daerah dan budaya nasional.
Budaya daerah adalah suatu kebiasaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara
turun-temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah
tersebut. Budaya daerah muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan
sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk di
wilayah lain. Budaya daerah sendiri mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan –
kerajaan terdahulu. Itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing
masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain. Dari bermacam-macam budaya daerah
tersebut maka muncullah sesuatu yang disebut Budaya Nasional.

Budaya nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di negara tersebut. Budaya daerah yang
mengalami asimilasi dan akulturasi dengan daerah lain di suatu negara akan terus tumbuh dan
berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang
lainmemang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya
nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di negara tersebut walaupun tidak semuanya dan
juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara,
Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang
diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan
Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya
tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.

Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi kebudayaan
nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:

Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari kebudayaan
daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan, sehingga
ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara kesatuan,
ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional.
Definisi yang diberikan oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari pernyataannya:

Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan kebudayaan suku bangsa yang bisa
menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan untuk mewakili identitas bersama. Di
samping terdapat istilah kebudayaan daerah dan kebudayaan nasional, juga terdapat istilah kebudayaan
Indonesia. Kebudayaan Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun
kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945.

2. KONSEP KERAGAMAN BUDAYA NASIONAL

Keragaman budaya atau “cultural diversity” di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri
keberadaannya. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang berjumlah 265 juta orang, mereka tinggal
tersebar di pulau- pulau di Indonesia. Mereka juga mendiami wilayah dengan kondisi geografis yang
bervariasi. Mulai dari pegunungan, tepian hutan, pesisir, dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan.
Hal ini juga berkaitan dengan tingkat peradaban kelompok-kelompok suku bangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda.

Berkaitan dengan sejarah, secara sosial budaya dan politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan
sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang dirangkai sejak dulu. Interaksi Bukan hanya antar
kelompok sukubangsa yang berbeda, tetapi meliputi antar peradaban yang ada di dunia.

Di Indonesia pada saat itu adalah sebuah wilayah dari kerajaan besar Mataram dan Kerajaan Sriwijaya
mempengaruhi penyebaran agama Hindu-Budha sampai akhirnya agama Islam masuk dan banyak
dipeluk oleh sebagian besar masyarakat Indonesia, ini juga menjadi faktor penentu beragamnya budaya
di Indonesia. Selain itu, labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah
membuka diri Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu. Hubungan antar
pedagang Gujarat dan pesisir Jawa juga memberikan arti yang penting dalam membangun interaksi antar
peradaban yang ada di Indonesia.

Di samping karena sejarah demikian, letak Indonesia secara umum juga menjadi penyumbang kenapa
terdapat beranekaragam budaya di Indonesia. Wilayah Indonesia yang terbentang dari Sabang sampai
merauke menyimpan begitu banyak budaya. Hal inilah yang selanjutnya akan dipelajari pada sub materi
selanjutnya.
Dengan keanekaragaman kebudayaannya, Indonesia dapat dikatakan mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret kebudayaan yang lengkap dan
bervariasi. Indonesia memang banyak dikenal dengan keanekaragaman budaya yang ada. Terdapat
begitu banyak budaya yang ada. Kebudayaan itu sendiri sangat bermacam-macam, mulai dari teknologi,
bahasa, kesenian, dongeng, atau tradisi daerah yang beragam. Setiap daerah di Indonesia, memiliki
kebudayaan-kebudayaan itu dengan ciri khas masing-masing.

3. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA

a. Keragaman Suku Bangsa

Indonesia merupakan salah satu negara dengan keanekaragaman suku bangsa terbesar di dunia.
Terdapat setidaknya 400 kelompok etnis yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau. Setiap suku bangsa
memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa yang berbeda, adat
istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.

Asal-muasal bangsa Indonesia bermula pada saat periode zaman es akhir (20.000 – 14.000 tahun yang
lalu), ketika pada jaman es, samudera di sekitar kutub membeku, sehingga mengakibatkan volume air di
wilayah khatulistiwa berkurang. Akibatnya, laut wilayah Indonesia jatuh hingga 135 meter dengan laju
penurunan 7-9 mm per tahun. Laju penurunan ini masih di luar persepsi manusia namun dalam jangka
waktu panjang dapat terlihat jelas. Dalam 150 tahun misalnya, bibir pantai telah tertarik jauh karena
penurunan 1 meter permukaan laut. Sumatera, Jawa, dan Kalimantan menyatu menjadi satu daratan
yang terhubung langsung dengan benua Asia. Daratan ini disebut sebagai Dangkalan/Paparan Sunda. Hal
yang sama terjadi di wilayah timur tepatnya di Nusa Tenggara. Laut di wilayah mereka jatuh dan
membuat wilayah ini menyatu dengan Australia membentuk apa yang disebut sebagai Paparan Sahul.

Di sebelah barat dan selatan paparan Sunda dibatasi oleh rangkaian pegunungan berapi yang
membentang dari Sumatera hingga Jawa. Laut Jawa dan Selat Karimata yang mengering berubah
menjadi padang rumput terbuka, dataran banjir, dan rawa-rawa. Hutan yang ada tidak terlalu lebat
karena iklim cenderung kering akibat penumpukan es yang besar di belahan utara dan selatan Bumi.

Papapan Sunda adalah sebuah daratan yang luas. Sungai-sungai begitu panjang. Sungai Kapuas dan
sungai Musi misalnya, bermuara di Laut China Selatan, jauh di utara dekat Vietnam sana. Sementara itu,
sungai-sungai dari Jawa dan Kalimantan Tengah dan Selatan bermuara di Laut Flores. Di bagian muara ke
Laut Flores, sungai muncul berliku-liku karena platform yang penuh rawa. Wilayah ini penuh dengan
reptil seperti ular dan buaya sehingga kemungkinan besar tidak dihuni manusia.
Manusia menghuni wilayah Paparan Sunda yang ada dalam segitiga Sumatera-Jawa-Kalimantan.
Masyarakat ini berasal dari daratan benua Asia, masuk lewat Thailand atau Semenanjung Malaya.
Mereka menghuni wilayah khususnya di tepian sungai besar. Di sini mereka berburu mamalia, burung,
dan ikan dengan alat-alat sederhana seperti tombak kayu dan sebagainya yang termasuk barang-barang
dari kayu atau batu yang tidak terlalu keras. Hal ini disebabkan sumber utama batu yang umum
digunakan dalam peradaban zaman batu seperti batu untuk bahan dasar kapak, parang, dan mata panah
terdapat hanya di satu titik yaitu di daerah Bangka Belitung.

Masyarakat ini disebut masyarakat Austro-Melanesia dan telah hidup di wilayah ini bahkan sebelum
zaman es terjadi. Masyarakat Austro-Melanesia ini telah tinggal setidaknya sejak 35 ribu tahun lalu. Jadi
leluhur orang Indonesia yang pertama dapat dipandang berasal dari masyarakat Austro-Melanesia ini.
Karena udara yang kering dan banyaknya padang rumput, kebakaran hutan kerap terjadi. Wilayah
Kalimantan merupakan wilayah yang paling sering mendapat kebakaran hutan dan Masyarakat Austro-
Melanesia yang tinggal di Kalimantan Timur terdorong untuk mengungsi menyeberang ke Sulawesi,
tepatnya di Tonasa dan Kapposang.

Ketika zaman es berakhir (14.000-6.000 tahun yang lalu), kutub kembali mencair dan air kembali
memenuhi lautan yang kering. Air laut memasuki Paparan Sunda dan memisahkan Kalimantan dengan
Sumatera dan Jawa yang masih menyatu dan akhirnya terpisah oleh Selat Sunda. Masyarakat Austro-
Melanesia yang tinggal di paparan terpaksa menyebar ke dalam tiga arah. Ke Sumatera di barat mereka
menjadi leluhur Batak dan Minang. Ke Jawa di selatan mereka menjadi leluhur orang Sunda dan Jawa. Ke
Kalimantan di timur, mereka menjadi leluhur orang Dayak. Mereka masuk ke pulau-pulau baru ini lewat
sungai-sungai besar. Mereka pada umumnya tinggal di gua-gua besar di pegunungan seperti di wilayah
Bandung, Yogyakarta, dan Kalimantan Timur. Ketika jumlah populasi telah besar, gua tidak cukup
menampung, dan mereka menyebar ke sekeliling. Indonesia dipenuhi hutan lebat karena masuknya
nutrisi dari kutub dan berubahnya iklim menjadi lebih hangat.

Pada saat zaman es berakhir, sekelompok masyarakat pelaut dari Yunan, Cina Selatan datang ke
Indonesia. Dikatakan masyarakat pelaut karena mereka datang dengan melindasi perairan selat antara
Yunan, Cina Selatan (Taiwan), kepulauan Philipina, dan Laut Sulawesi. Mereka datang ke Indonesia dalam
tiga aliran.

Aliran pertama berpisah di Pulau Palawan Philipina mengambil jalur ke Sabah di Kalimantan. Mereka
berasimilasi dengan masyarakat Austro-Melanesia yang telah ada lebih dahulu sehingga masyarakat
Dayak yang ada sekarang dapat dipandang sebagai campuran antara Austro-Melanesia dan orang pelaut
ini. Gelombang kedua berpisah dengan aliran ketiga di wilayah Sangir Talaud. Dari Mindanau mereka
menyeberang ke Sangir Talaud lalu mengambil dua arah. Arah pertama menuju ke Sulawesi Utara terus
ke selatan memenuhi seluruh Sulawesi seperti Buton dan Bugis. Masyarakat pelaut yang mencapai
wilayah Sulawesi Selatan berasimilasi dengan penduduk Austro-Melanesia yang telah lebih dahulu hadir
dari Kalimantan. Mereka dapat dipandang sebagai leluhur Bugis. Karena konflik, kompetisi, atau letusan
gunung, mereka meneruskan perjalanan dari Sulawesi menuju Takabonerate, menyeberangi Laut Flores,
dan tiba di Nusa Tenggara, tepatnya di Flores. Flores merupakan wilayah yang sering
diterjang tsunami dan kemungkinan ini pula yang mendorong mereka untuk menyeberang lebih jauh ke
selatan yaitu ke Pulau Sumba dan ke Timor.

Arah kedua menyeberang ke Halmahera menuju ke Papua. Mereka pertama mendarat di wilayah Papua
Utara. Papua Utara dan Selatan dihalangi oleh Pegunungan Jayawijaya yang tinggi dan tertutup salju.
Seiring semakin menghangatnya iklim, salju tertarik menuju puncak dan jalan lembah menuju ke selatan
terbuka. Mereka sebagian menyeberang ke selatan dan memenuhi Papua Selatan. Menariknya catatan
prasejarah mengenai penemuan cara membuat api ditemukan di Danau Hogayaku, Papua dan berasal
dari 14 ribu tahun yang lalu.

Gambar 1 Migrasi Leluhur Orang Indonesia

Pada zaman resen (6.000 tahun yang lalu – sekarang), seluruh pulau besar di Indonesia relatif telah
berpenghuni. Masyarakat pelaut dan Austro-Melanesia telah berasimilasi sehingga membentuk berbagai
kebudayaan unik di seluruh penjuru Nusantara. Penyebaran ini didukung oleh teknologi pelayaran yang
baik. Sebagian dari masyarakat pelaut menyebar hingga ke Australia dan berasimilasi dengan penduduk
Aborigin yang telah tinggal lama di sana, mungkin juga berasal dari Austro-Melanesia. Mereka juga
menyebar ke Selandia Baru dan mungkin menjadi leluhur orang Maori. Ke barat, mereka menyeberang
hingga ke Afrika Timur. Di Madagaskar misalnya, ditemukan bahasa yang memiliki kemiripan dengan
bahasa daerah salah satu etnik Dayak di Kalimantan. Diduga masyarakat Dayak telah menyebar dan
mengkoloni Madagaskar sejak abad ketiga sebelum masehi.

Masyarakat Dayak yang tinggal di pesisir Kalimantan (barat dan utara) pada masa 1500 tahun lalu
menjadi leluhur orang Melayu di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Mereka menyeberang karena
didorong oleh perdagangan dan teknologi pelayaran yang cukup maju. Berdasarkan paparan di atas ,
dapat dibuat sebuah pohon evolusi suku-suku di Indonesia. Pohon evolusi ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Paket 2

Evolusi

A. Pengertian

Evolusi inilah yang selanjutnya menghasilkan keanekaragaman suku-suku yang ada di Indonesia.

a. Keberagaman bahasa

Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi rumpun
bahasa ini ke dalam subrumpun:

1. Bahasa-bahasa Austronesia barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:

· Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia barat) meliputi: bahasa Minahasa, Aceh, gayo, Batak,
Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda, Madura, Dayak, Bali
Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.

· Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan, Halmahera
Selatan-Irian Barat.

2. Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:

· Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian) Melanesia (dari bahasa Yunani “pulau
hitam”) adalah sebuah wilayah yang memanjang dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan
timur laut Australia.

· Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia).

b. Keberagaman religi

Bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang religius. Keanekaragaman agama di Indonesia merupakan
identitas alamiah yang sudah ada sejak dulu. Kemerdekaan beragama di Indonesia dijamin oleh negara
yang tertuang dalam Undang-Undang dasar 1945, tepatnya pada pasal 29 ayat 2. Kemajemukan agama
ini hendaknya dipelihara dan disyukuri dengan sikap tidak memaksakan kehendak kepada orang lain,
baik terhadap orang yang beragama sama dengan diri kita maupun bebeda agama, baik terhadap
kelompok minoritas maupun mayoritas. Agama yang tumbuh dan berkembang dinusantara adalah
agama Islam, Kong Hu Cu, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha. Kong Hu Cu pada masa orde baru tidak
diakui sebagai agama resmi negara, namun sejak pemerintahan masa Abdurrahman Wahid istilah agama
resmi dihapuskan.

Perbedaan agama menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi adanya keragaman kebudayaan
Indonesia, contohnya kebudayaan besar seperti kebudayaan Tiong Hoa, kebudayaan India dan
kebudayaan Arab. Kebudayaan India terutama masuk dari penyebaran agama Hindu dan Budha di negara
Indonesia jauh sebelum Indonesia terbentuk. Kerajaan-kerajaan yang bernafaskan agama Hindu dan
Budha sempat mendominasi Nusantara pada abad ke-5 Masehi ditandai dengan berdirinya kerajaan
tertua di Nusantara, Kutai, sampai pada penghujung abad ke-15 Masehi.
Kebudayaan Tionghoa masuk dan mempengaruhi kebudayaan Indonesia karena interaksi perdagangan
yang intensif antara pedagang-pedagang Tionghoa dan Nusantara( Sriwijaya) . Selain itu, banyak pula
yang masuk bersama perantau-perantau Tionghoa yang datang dari daerah selatan Tiongkok dan
menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi penduduk lokal menghasilkan perpaduan
kebudayaan Tionghoa dan lokal yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu
akar daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa dan Betawi.

Kebudayaan Arab masuk bersama dengan penyebaran agama Islam oleh pedagang-pedagang Arab yang
singgah di Nusantara dalam perjalanan mereka menuju Tiongkok. Kedatangan penjelajah dari Eropa
sejak abad ke-16 ke Nusantara, dan penjajahan yang berlangsung selanjutnya, membawa berbagai
bentuk Kebudayaan Barat dan membentuk kebudayaan Indonesia modern sebagaimana yang dapat
dijumpai sekarang. Teknologi, sistem organisasi dan politik, sistem sosial, berbagai elemen budaya
seperti perekonomian, dan sebagainya, banyak mengadopsi kebudayaan Barat yang lambat-laun
terintegrasi dalam masyarakat.

c. Keberagaman seni dan budaya

Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah satu
wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan sebagainya.

B. SEBARAN KERAGAMAN BUDAYA INDONESIA


a. Sosial

Keragaman budaya Indonesia dipengaruhi oleh keadaan sosial yang ada. Keadaan sosial ini berkaitan erat
dengan ras dan suku bangsa. Banyaknya pulau menjadikan Indonesia menjadi negara yang memiliki
banyak ras dan suku. Berikut beberapa suku bangsa yang ada di Indonesia yang bersumber dari

b. Teknologi

Kebudayaan teknologi yang dimaksud adalah budaya masyarakat dalam menemukan beberapa hal
penting sebagai penunjang hidup. Masyarakat akan selalu mencari dan menciptakan teknologi yang lebih
maju sejalan dengan perkembangan otak serta meningkatnya kebutuhan hidupnya. Macam-macam
budaya teknologi adalah :

1. Senjata

Senjata adalah teknologi ciptaan manusia yang berfungsi untuk melukai, digunakan baik dalam hal
menyerang ataupun melindungi diri dari ancaman. Di Indonesia sendiri, tiap daerahnya punya senjata
dengan ciri khas bentuk masing-masing. Misalnya, rencong dari Aceh, keris dari Jawa Tengah, atau
Mandau dari Kalimantan. Selain itu, senjata juga diperlukan untuk membantu manusia menjalankan
aktivitas sehari-hari misalnya untuk memotong kayu. Senjata mungkin dikenal dengan kemampuannya
untuk melukai namun senjata yang dihasilkan oleh masing-masing daerah yang ada di Indonesia justru
menjadi hasil budaya yang memperkaya budaya Indonesia.

2. Pakaian
Pakaian merupakan salah satu teknologi ciptaan manusia yang berfungsi menutup atau melindungi
tubuh. Setiap daerah di Indonesia punya pakaian adat yang memiliki keunikan sendiri-sendiri. Contoh
macam-macam budaya pakaian adalah baju bodo dari Sulawesi atau kebaya dari Jawa. Pakaian yang
memang memiliki fungsi dasar untuk menutupi tubuh manusia juga dipengaruhi oleh sistem masyarakat
yang ada. Sebut saja sebagai baju bodo yang berasal dari Sulawesi masih menunjukkan pengaruh agama
Islam dimana memang pada jaman dahulu kebanyakan masyarakat Sulawesi memeluk agama Islam. Lain
halnya dengan pakaian tradisional dari Bali dimana bentuknya sangat dipengaruhi oleh agama Hindu. Hal
ini menunjukkan bahwa penciptaan pakaian banyak dipengaruhi oleh hal-hal lain dalam kehidupan
manusia.

Tak hanya pakaian itu sendiri, Indonesia memiliki beragam kain unik yang menjadi bahan utama pakaian.
Misalnya saja kain batik atau kain songket, semua kain memiliki corak dan cara pembuatan yang
berbeda-beda. Indonesia memang dikenal sangat kaya dengan hasil budaya pakaian ini. Sebut saja batik
dengan beragam motif dan corak yang telah dikenal dunia internasional dan mengharumkan nama
Indonesia.

Berikut tabel yang berisi beberapa daftar senjata, tarian, pakaian dan rumah tadisional dari berbagai
daerah di Indonesia.

Tabel 2. Senjata, tarian, pakaian dan rumah tradisional beberapa daerah di Indonesia

3. Sistem transportasi
Teknologi yang satu ini diciptakan untuk memudahkan manusia untuk mencapai suatu tempat tujuan
dengan lebih mudah. Di Indonesia ada beberapa kendaraan khas, misalnya perahu pinisi dan
andong/dokar yang menggunakan tenaga kuda. Bentuk-bentuk alat transportasi yang ada juga mengikuti
kondisi alam yang ada di daerah setempat. Misalnya daerah Kalimantan yang bentuk geografisnya
banyak memiliki sungai maka kebanyakan alat transportasi yang diciptakan dan digunakan adalah bentuk
perahu atau kapal.

Di Daerah Istimewa Yogyakarta yang berupa dataran rendah maka alat transportasinya andong. Selain
dipengaruhi oleh letak geografis, bentuk alat transportasi ini pun juga dipengaruhi oleh faktor
kepercayaan dan tradisi masyarakat yang ada.

4. Rumah/bangunan

Indonesia memiliki begitu banyak rumah adat dengan ciri khas masing-masing daerah. Macam-macam
budaya rumah adat misalnya rumah joglo dari Jawa, rumah gadang dari Sumatera Barat, atau tongkonan
dari Sulawesi Selatan. Itu hanyalah sebagian contoh, dan masih banyak rumah-rumah adat yang lainnya
di Indonesia yang digunakan sebagai tempat tinggal.

Bentuk dan motif rumah juga dipengaruhi oleh letak geografis daerah masing-masing. Sebut saja rumah
Panggung yang dibuat bertingkat untuk menghindari serangan hewan buas dan datangnya banjir.

Bentuk rumah juga dipengaruhi oleh tradisi dan kepercayaan yang ada. Sebut saja rumah Lamin yang
dibuat besar untuk seluruh anggota kampung karena beranggapan bahwa semua anggota kampung
adalah satu keluarga yang harus tinggal dalam satu rumah.

c. Kesenian

Budaya Indonesia tak lepas dari aspek kesenian daerah. Kesenian itu sendiri adalah ekspresi manusia
yang bisa dinikmati oleh mata dan telinga. Di Indonesia, ada bermacam-macam kesenian diantaranya :

1. Sastra (bahasa)

Bahasa adalah alat komunikasi manusia. Di Indonesia, kita bisa menemukan macam-macam budaya
bahasa, seperti bahasa Jawa, bahasa Bali, dan masih banyak lagi. Semua memiliki pengucapan yang
berbeda-beda dan disatukan oleh bahasa nasional Indonesia.

Seni sastra juga mencakup cerita atau dongeng rakyat, biasanya berkaitan erat dengan asal-usul suatu
daerah atau cerita kerajaan zaman dahulu. Misalnya cerita Tangkuban Perahu, Timun Mas, atau cerita
Malin Kundang yang sangat sarat akan pesan moral.
2. Lagu

Pernah dengar lagu Apuse? Ampar-Ampar Pisang atau Cing Cangkeling? Semua lagu-lagu dengan bahasa
daerah itu merupakan budaya kesenian yang melekat hampir di seluruh penduduk Indonesia.

3. Tarian

Di berbagai daerah, terdapat kesenian berupa tari-tarian sebagai wujud ekspresi manusia terhadap
berbagai hal. Misalnya terhadap perang, penyambutan tamu, atau rasa syukur saat panen tiba. Contoh
macam-macam budaya tari adalah tari saman dari Aceh, tari pendet dari Bali, atau tari lulo dari Sulawesi
Tenggara.

4. Alat musik

Lagu dan tarian tak akan lengkap tanpa musik. Di Indonesia, musik-musik daerah dimainkan oleh
beragam alat musik yang memiliki suara indah. Contohnya adalah angklung yang terbuat dari bambu,
gamelan yang dibuat dari besi, atau sasando yang merupakan alat musik petik dengan suara indah.

Itu adalah beberapa contoh dari macam-macam budaya yang ada di Indonesia. Kekayaan kita yang
berharga ini hendaknya dilestarikan agar tidak tenggelam oleh perkembangan zaman.

Jika disatukan maka berbagai budaya tersebut dapat diwilayahkan sesuai dengan persebarannya. Region
budaya di Indonesia biasanya dibagi berdasar budaya suatu suku/ras yang besar, misalnya Region Budaya
Jawa, Region budaya Sunda, Region Budaya Melayu, dan lain-lain. Budaya mempunyai cakupan yang
luas, sehingga region budaya dapat dibuat berdasarkan unsur budaya tersebut, misalnya unsur bahasa,
kesenian, mata pencaharian, adat-istiadat, makanan khas, bentuk tempat tinggal, dan lain-lain.

1. Region Budaya Batak

Region Budaya Batak sebagian besar mendiami daerah pegunungan Sumatera Utara, mulai dari
perbatasan provinsi Nanggroe Aceh Darussalam di sebelah utara sampai ke perbatasan provinsi Riau dan
provinsi Sumatra Barat disebelah selatan. Kehidupan masyarakat Batak dipengaruhi oleh beberapa
agama seperti Islam, Kristen, Katholik, Hindu dan Budha. Agama Kristen dan Islam sejak abad ke-19 telah
masuk dan mempengaruhi masyarakat Batak. Menurut kepercayaan nenek moyangnya, orang-orang
Batak mengenal tiga konsep jiwa atau roh yaitu tondi, sahala dan begu. Suku bangsa Batak menganut
sistem kekerabatan patrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak bapak atau laki-laki. Dalam hal
kesenian,seperti yang telah ada pada tabel 1, kesenian Batak sangat kaya mulai dari seni tari hingga
bangunan tradisional. Kesenian suku Batak juga tercermin dari motif-motif khas pada kain ulos, upacara
kematian, pakaian adat dan lagu-lagu daerah.

2. Region Budaya Minangkabau

Region ini berada di wilayah Sumatera Barat, Separuh Daratan Riau, Bagian Utara Bengkulu, Bagian Barat
Jambi, Pantai Barat Sumatera Utara, Barat Daya Aceh . Masyarakat Minang saat ini merupakan pemeluk
agama Islam, jika ada masyarakatnya keluar dari agama Islam (murtad), secara langsung yang
bersangkutan juga dianggap keluar dari masyarakat Minang, dalam istilahnya disebut "dibuang”
sepanjang adat.

Suku Minangkabau menganut sistem kekerabatan matrilineal yaitu mengikuti garis keturunan dari pihak
ibu atau perempuan. Kedudukan ayah berada diluar keluarga istri dan anak-anaknya. Kekuasaan dan
kekayaan sepenuhnya di pihak istri dan anak-anaknya walaupun suaminya yang mencari nafkah.

3. Region Budaya Sunda

Berasal dan bertempat tinggal di daerah Pasundan, Jawa Barat. Daerah kebudayaan suku bangsa sunda
secara geografis di sebelah timur di batasi oleh sungai Cilosari dan sungai Citanduy yang merupakan
batas bahasa Sunda dengan bahasa Jawa. Dalam dialek bahasa sunda mengenal tingkatan dari yang
paling halus sampai yang paling kasar. Masyarakat sunda sebagian besar memeluk agama islam. Orang-
orang sunda di kenal cukup ta’at dalam menjalankan ajaran agama islam. Namun di daerah-daerah
pedesaan masih ada orang-orang sunda yang percaya pada hal-hal yang bersifat ghaib dan takhayul.
Sistem kekerabatan suku bangsa sunda ialah parental yaitu mengikuti garis keturunan dari kedua orang
tua (ayah dan ibu). Seni pertunjukan tradisional seperti calung, angklung, gendang pencak, debus,
sisingaan,wayang golek dan sebagainya. Seni tari seperti tari jaipong, merak dan patilaras.

4. Region Budaya Jawa

Daerah kebudayaan suku bangsa jawa meliputi seluruh bagian tengah dan timur pulau
Jawa. Berdasarkan tingkatannya terdapat dua macam dialek bahasa Jawa, yaitu bahasa Jawa Ngoko dan
bahasa Jawa Krama. Bahasa Jawa ngoko digunakan kepada orang yang dikenal secara akrab, orang yang
lebih muda dan orang yang lebih rendah status sosialnya. Bahasa Jawa karma dipakai untuk berbicara
dengan orang yang belum dikenal secara akrab orang yang sebaya dalam usia maupun derajat, serta
orang yang lebih tua umur dan status sosialnya.

Suku bangsa Jawa umumnya memeluk agama Islam. Selain itu, orang Jawa percaya pada suatu kekuatan
yang disebut kesakten, seperti percaya kepada arwah leluhur, makhluk halus, jin, benda keramat dan
sebagainya. Mereka yang percaya bahwa makhluk halus selain dapat mendatangkan keselamatan juga
menimbulkan malapetaka. Untuk menghindarinya mereka berpuasa, mengadakan selamatan dan
bersaji. Sistem kekerabatan suku Jawa adalah bilateral dengan Corak kesenian masyarakat jawa
mencerminkan pengaruh seni budaya luar. Orang jawa memiliki sejumlah pakaian adat, seperti pakaian
adat solo, pakaian adat Yogyakarta dan pakaian adat Surakarta.

Seni bangunan tradisional Jawa memiliki bentuk-bentuk yang berbeda diantaranya bentuk joglo adalah
rumah adat Jawa Tengah sedangkan bangsal kencono adalah bentuk keraton Yogyakarta. Jenis tarian
yang paling terkenal, antara lain tari serimpi (tarian keratin pada masa lalu), tari kendalen (tarian
keprajuritan), tari merak (tarian yang mengisahkan keindahan), tari jejer (tarian untuk menyambut
tamu), tarian sacral bedhaya ketawang (tarian agar budaya keratin terus lestari), dan sebaginya. Seni
pertunjukan traisional Reog ponorogo.

5. Region Budaya Bali

Perbedaan pengaruh budaya Hindu-Jawa di daerah Bali pada zaman Majapahit dahulu, menyebabkan
terbentuknya dua golongan masyarakat, yaitu Bali-Aga dan Bali-Majapahit. Bali-Aga kurang begitu
dipengaruhi oleh kebudayaan Hindu-Jawa. Sebaliknya, Bali-Majapahit sangat dipengaruhi oleh
kebudayaan Hindu-Buddha.

Suku Bali umumnya menganut agama Hindu-Bali. Ajaran agama Hindu-Bali mengandung unsur-unsur asli
kebudayaan Bali yang telah lama berkembang. Orang Bali percaya pada satu konsep satu Tuhan dalam
satu Trimurt, yaitu Brahma (dewa pencipta), Swiya (dewa penghancur), dan Wisnu (dewa
pelindung).Semua ajaran itu tercantum pada kitab suci yang bernama Weda. Perkawinan di
Bali ditentukan oleh kasta. Wanita dari kasta tinggi tidak boleh menikah menikah dengan laki-laki dari
kasta rendah begitupun sebaliknya. Seni bangunan di Bali ampak pada bangunan candi yang banyak
terdapat di Bali, seperti Gapura Candi Bentar sedangkan tari tradisional bali antara lain tari sanghyang,
tari barong, tari kecak dan sebagainya serta upacara keagamaan yang terkenal adalah ngaben.

6. Region Budaya Dayak


Suku bangsa Dayak terdapat di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan
Selatan. Mereka biasanya hidup di pedalaman. Suku Dayak terkenal dengan kepandaian menganyam
kulit rotan yang berupa tikar, topi dan keranjang. Sistem religi suku bangsa dayak ialah Kaharingan (air
kehidupan). Dalam mitologi kuno masyarakat dayak, air kehidupan itulah yang member kehidupan
kepada manusia. Orang-orang dayak yang menganut agama tersebut mempercayai bahwa alam semesta
itu penuh dengan makhluk-makhluk halus dan roh-roh (ngaju ganan) yang menempati batu-batu besar,
pohon-pohon besar, hutan belukar, sungai, danau, dan sebagainya. Sistem kekerabatan suku bangsa
dayak adalah ambilineal, yaitu garis keturunan dari laki-laki dan perempuan yaitu memungkinkan
individu untuk memilih garis keturunan mereka sendiri. Sejak dulu, orang dayak dikenal pandai membuat
kain tenun dari kapas dan kulit kayu. Pakaian adat asli laki-laki dayak disebut ewah (cawat) yang dibuat
dari kulit kayu, sedangkan kau wanitanya menggunakan kain sarung dan baju yang juga terbuat dari kuit
kayu. Rumah adat orang Dayak dinamakan rumah panjang. Tarian orang dayak banyak jenisnya, antara
lain tari balean dades, tari tambun, dan tari bungai.

7. Region Budaya Bugis-Makassar

Daerah kebudayaan Bugis-Makassar meliputi daerah Sulawesi Selatan dan dibagi lagi menjadi empat
suku bangsa yaitu Bugis, Makassar, Toraja, dan Mandar. Suku bangsa Bugis menggunakan bahasa Ugi dan
suku bangsa Makassar menggunakan bahasa Mangasara. Sistem kepercayaan suku Bugis dibagi menjadi
dua yaitu kepercayaan Lo Tang dan Agama Islam. Kepercayaan Lo Tang dalam bahasa bugis adalah
kepercayaan yang menyembah Dewata Sawwa sebagai Tuhan. Sistem kekerabatan masyarakat
bugis disebut dengan assiajingeng yang tergolong bilateral/parental yitu sistem kekerabatan yang
mengikuti lingkungan pergaulan hidup dari ayah maupun dari pihak ibu atau garis keturunan
berdasarkan kedua orang tua. Hubungan kekerabatan ini menjadi sangat luas disebabkan karena selain ia
menjadi anggota keluarga ibu, ia juga menjadi anggota keluarga dari pihak ayah. Kerajinan rumah tangga
yang khas adalah tenunan sarung sutra dari Mandar dan Wajo. Tenunan sarung samarinda dari
bulukumba sangat terkenal tidak hanya di Nusantara, tetapi juga sampai keluar negeri.

8. Region Budaya Papua

Suku di Papua adalah suku-suku yang tinggal di pulau Papua, mereka satu rumpun dengan penduduk
benua Australia asli yaitu suku/orang Aborigin. Suku papua yang berada di Indonesia yang menempati
sisi sebelah barat Pulau Papua/West New Guinea terdiri atas 466 suku bangsa. Diantaranya yang terbesar
jumlahnya adalah Dani, Ahmad, Bauzi,Asmat, dan Amungme. Daerah kebudayaan suku bangsa Asmat
ialah daerah pegunungan yang lebat di bagian Selatan Papua (Irian). Suku bangsa Asmat menggunakan
bahasa lokal yang disebut bahasa Asmat, yang merupakan rumpun bahasa non-Melanesia (bahasa Irian-
Papua). Suku bangsa Asmat mempercayai bahwa mereka merupakan keturunan dewa yang turun dari
dunia gaib di seberang laut di belakang ufuk matahari yang terbenam setiap hari. Suku bangsa Asmat
juga mengenal macam-macam upacara keagamaan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhurnya.
Upacara menghorati arwah leluhurnya dahulu berkaitan erat dengan menghias perisai dan mengukir
topeng. Pembuatan patung dimeriahkan dengan pesta makan, nyanyian, dan tarian semalam
suntuk. Garis keturunan ditarik secara patrilineal (garis keturunan pria) dengan adat menetap sesudah
menikah yang virilokal. Adat virilokal adalah yang menentukan bahwa sepasang suami istri diharuskan
menetap disekitar kediaman kaum kerabat suami.

Sistem kesenian suku bangsa Asmat erat kaitannya dengan sistem religi atau kepercayaan. Orang Asmat
dikenal memiliki keahlian yang tinggi dalam bidang seni ukir, terutama ukir patung, topeng, perisai, tifa
dan tombak. Selain itu juga ala-alat rumah tangga seperti kapak dari batu.

Suku asmat memiliki cara yang sangat sederhana untuk merias diri mereka yaitu tanah merah untuk
menghasilkan warna merah, untuk menghasilkan warna putih dari kulit kerang yang sudah dihaluskan
dan untuk menghasilkan warna hitam dari arang kayu yang dihaluskan.

Identifikasi Identitas Nasional

1. KONSEP IDENTITAS NASIONAL

a. Pengertian Identitas Nasional

Identitas adalah sifat khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri pribadi sendiri, golongan
sendiri, kelompok sendiri, komunitas sendiri, atau negara sendiri. Sedangkan kata nasional merupakan
identitas yang melekat pada kelompok-kelompok yang lebih besar yang diikat oleh kesamaan-kesamaan,
baik pisik seperti budaya, agama dan bahasa maupun non fisik seperti keinginan, cita-cita, dan tujuan.
Himpunan kelompok-kelompok inilah yang kemudian disebut dengan istilah identitas bangsa atau
identitas nasional yang pada akhirnya melahirkan tindakan kelompok (collectve acton) yang diwujudkan
dalam bentuk organisasi atau pergerakan-pergerakan yang diberi atribut-atribut nasional. Kata nasional
sendiri tidak dapat dipisahkan dari kemunculan konsep nasionalisme sebagaimana akan dijelaskan
kemudian.
Identitas nasional adalah suatu ciri yang dimiliki suatu bangsa, secara fisiologi yang membedakan bangsa
tersebut dengan bangsa yang lainnya. Berdasarkan pengertian tersebut maka setiap bangsa di dunia ini
memiliki identitas sendiri-sendiri sesuai dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa
tersebut. Demikian pula dengan hal ini sangat ditentukan oleh proses bagaimana bangsa tersebut
terbentuk secara historis.

Identitas nasional tersebut pada dasarnya menunjuk pada identitas-identitas yang sifatnya nasional.
Identitas nasional bersifat buatan dan sekunder. Bersifat buatan karena identitas nasional itu dibuat,
dibentuk dan disepakati oleh warga bangsa sebagai identitasnya setelah mereka bernegara. Bersifat
sekunder karena identitas nasional lahir belakangan bila dibandingkan dengan identitas kesukubangsaan
yang memang telah dimiliki warga bangsa itu secara askriptif. Sebelum memiliki identitas nasional, warga
bangsa telah memiliki identitas primer yaitu identitas kesukubangsaan.

b. Unsur-unsur Pembentuk Identitas Nasional

Terdapat empat unsur pembentuk identitas nasional yaitu :

1. Suku bangsa

Suku bangsa adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif (ada sejak lahir), yang sama
coraknya dengan golongan umur dan jenis kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa
atau kelompok etnis dengan tidak kurang 300 dialek bangsa.

2. Agama

Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-agama yang tumbuh dan berkembang
di nusantara adalah agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu
pada masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak pemerintahan presiden
Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara dihapuskan.

3. Kebudayaan

Kebudayaan adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang isinya adalah perangkat-
perangkat atau model-model pengetahuan yang secara kolektif digunakan oleh pendukung-
pendukungnya untuk menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-benda kebudayaan) sesuai
dengan lingkungan yang dihadapi.

4. Bahasa
Bahasa merupakan unsur pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahsa dipahami sebagai sistem
perlambang yang secara arbiter dientuk atas unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai
sarana berinteraksi antar manusia.

Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut dapat dirumuskan pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai
berikut : Identitas Fundamental, yaitu pancasila merupakan falsafah bangsa, Dasar Negara, dan Ideologi
Negara Identitas Instrumental yang berisi UUD 1945 dan tata perundangannya, Bahasa Indonesia,
Lambang Negara, Bendera Negara, Lagu Kebangsaan “Indonesia Raya”. Identitas Alamiah, yang meliputi
Negara kepulauan (archipelago) dan pluralisme dalam suku, bahasa, budaya, dan agama, serta
kepercayaan.

2. IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional Indonesia merupakan ciri-ciri yang dapat membedakan negara Indonesia dengan
negara lain. Identitas nasional Indonesia dibuat dan disepakati oleh para pendiri negara Indonesia.
Identitas nasional Indonesia tercantum dalam konstitusi Indonesia yaitu Undang-Undang Dasar 1945
dalam pasal 35-36C. Identitas nasional yang menunjukkan jati diri Indonesia diantaranya adalah sebagai
berikut:

1. Bahasa nasional atau Bahasa Persatuan yaitu bahasa Indonesia

2. Bendera negara yaitu sang merah putih.

3. Lagu Kebangsaan yaitu Indonesia Raya

4. Lambang Negara yaitu Pancasila

5. Semboyan Negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika

6. Dasar Falsafah negara yaitu Pancasila

7. Konstitusi (Hukum Dasar) negara yaitu UUD 1945

8. Bentuk Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat

9. Kebudayaan daerah yang telah diterima sebagai kebudayaan nasional

10. Konsepsi wawasan nusantara


Contoh dari implementasi identitas nasional yaitu pada saat diadakanya upacara bendera setiap hari
Senin di seluruh instansi sekolah maupun non sekolah. Dalam upacara bendera, terdapat banyak sekali
unsur identitas negara. Seperti pengibaran sang saka merah putih, menyanyikan lagu Indonesia Raya,
menyanyikan lagu nasional lain, pembacaan UUD 1945, pembacaan Pancasila, dan pada penutup di
akhiri dengan doa (agama). Kegiatan upacara ini dilaksanakan dari tingkat SD hingga SMA, bahkan ada
Perguruan Tinggi yang melaksanakan upacara bendera.

3. WAWASAN NUSANTARA

Wawasan artinya pandangan, tinjauan, penglihatan atau tanggap indrawi. Selain menunjukkan kegiatan
untuk mengetahui arti pengaruh-pengaruhnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, wawasan
juga mempunyai pengertian menggambarkan cara pandang, cara tinjau, cara melihat atau cara tangggap
indrawi. Kata nasional menunjukkan kata sifat atau ruang lingkup. Bentuk kata yang berasal dari istilah
nation itu berarti bangsa yang telah mengidentifikasikan diri ke dalam kehidupan berneegara atau secara
singkat dapat dikatakan sebagai bangsa yang telah menegara. Nusantara perairan dan gugusan pulau-
pulau yang terletak di antara Samudra Pasifik dan Samudra Indonesia, serta di antara Benua Asia dan
Benua Australia.

Wawasan nasional merupakan “cara pandang” suatu bangsa tentang diri dan lingkungannya. Wawasan
merupakan penjabaran dari filsafat bangsa Indonesia sesuai dengan keadaan geografis suatu bangsa,
serta sejarah yang pernah dialaminya. Esensinya, ialah bagaimana bangsa itu memanfaatkan kondisi
geografis, sejarahnya, serta kondisi sosial budayanya dalam mencapai cita-cita dan tujuan nasionalnya.

Dengan demikian wawasan nusantara dapat diartikan sebagai cara pandang bangsa Indonesia tentang
diri dan lingkungannya berdasarkan ide nasionalnya yang dilandasi Pancasila dan UUD 1945, yang
merupakan aspirasi bangsa yang merdeka, berdaulat, berrmartabat, serta menjiwai tata hidup dan
tindak kebijaksanaannya dalam mencapai tujuan nasional. Wawasan nusantara adalah cara pandang,
cara memahami, cara menghayati, cara bersikap, cara bersikap, cara berpikir, cara bertingkah laku bangsa
Indonesia sebagai interaksi proses psikologis, sosiokultural, dengan aspek astagatra (kondisi geografis,
kekayaan alam, dan kemampuan alam serta poleksosbud hankam).
Interaksi Global Dan Pengaruhnya

Terhadap Budaya Nasional

1.KONSEP GLOBALISASI

a. Pengertian Globalisasi

Interaksi global terjadi akibat adanya globalisasi. Globalisasi berasal dari kata global atau globe yang
artinya dunia atau mendunia. Menurut Selo Soemardjan, globalisasi adalah suatu proses terbentuknya
sistem organisasi dan komunikasi antarmasyarakat di seluruh dunia. Sementara itu, Albrow
mengemukakan bahwa globalisasi adalah keseluruhan proses di mana manusia di bumi ini
diinkorporasikan (dimasukkan) ke dalam masyarakat dunia tunggal, masyarakat global. Dari beberapa
definisi tersebut dapat dikatakan bahwa globalisasi merupakan suatu proses pengintegrasian manusia
dengan segala macam aspek-aspeknya ke dalam satu kesatuan masyarakat yang utuh dan yang lebih
besar, sehingga manusia seolah-olah hidup tanpa sekat.

Di Indonesia globalisasi secara fisik ditandai dengan berkembang pesatnya pembangunan nasional,
berdirinya hotel-hotel dan mall-mall, sistem transportasi yang semakin banyak. Globalisasi juga
melahirkan tenaga-tenaga ahli dan orang-orang berpendidikan di Indonesia, karena agar tidak tertinggal
dengan perkembangan negara lain, Indonesia berusaha meningkatkan kualitas sumber daya manusianya
melalui penyediaan layanan pendidikan, belum lagi banyaknya sumber daya manusia Indonesia yang
belajar di luar negeri dan telah kembali untuk memangun Indonesia. Hal ini tentunya berdampak pada
kehidupan sosial masyarakat. Individu yang sudah siap menghadapi persaingan global, tentunya telah
memiliki kualitas diri yang baik. Namun, bagi individu yang belum siap, hal ini akan menyebabkan ia akan
tergilas dengan perkembangan zaman.

b. Ciri-ciri Globalisasi

Terjadinya globalisasi tentunya ditandai dengan beberapa hal yang membuat globalisasi semakin pesat
berkembang. Berikut ini merupakan ciri-ciri yang menyebabkan terjadinya globalisasi :

1. Meningkatnya masalah bersama, misalnya pada bidang lingkungan hidup, krisis multinasional, dan
inflasi regional

2. Peningkatan interaksi kultural melalui perkembangan media massa (terutama televisi, film, musik, dan
transmisi berita dan olah raga internasional). Saat ini, kita dapat mengonsumsi dan mengalami gagasan
dan pengalaman baru mengenai hal-hal yang melintasi beraneka ragam budaya, misalnya dalam bidang
fashion, literatur, dan makanan

3. Pasar dan produksi ekonomi di negara-negara yang berbeda menjadi saling bergantung sebagai akibat
dari pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan multinasional, dan
dominasi organisasi semacam World Trade Organization (WTO)

4. Perubahan dalam Konstantin ruang dan waktu. Perkembangan barang-barang seperti telepon
genggam, televisi satelit, dan internet menunjukkan bahwa komunikasi global terjadi demikian cepatnya,
sementara melalui pergerakan massa semacam turisme memungkinkan kita merasakan banyak hal dari
budaya yang berbeda.

Dengan demikian, setiap manusia mempunyai peranan dalam mengambil bagaian terhadap
perkembangan dunia. hal ini, terkadang membuat pemahaman dalam diri individu bahwa dunia adalah
satu.

2. DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP KEBUDAYAAN NASIONAL


Globalisasi telah mempengaruhi semua aspek kehidupan dalam masyarakat, mulai dari aspek ekonomi,
pendidikan, dan bahkan budaya. Kebudayaan sendiri dapat diartikan sebagai nilai-nilai (value) atau
persepsi yang dianut oleh masyarakat mengenai suatu hal. Nilai dan perspektif berkaitan erat dengan
kejiwaan/psikologis manusia yang disadarinya. Sedangkan, kejiwaan sendiri berkaitan dengan apa yang
dipikirkan. Pemikiran ini muncul karena adanya pendidikan dari apa yang ia pelajari di lingkungan.
Sedangkan lingkungan menyediakan berbagai hal yang baik maupun yang buruk dan semua itu, sebelum
diambil haruslah melalui filter yang baik, karena tanpa filter akan terjadi adopsi nilai yang buruk dan
pada akhirnya menghasilkan manusia yang berbudaya buruk pula. Ciri-ciri terjadinya globalisasi terhadap
kebudayaan, yaitu:

a. Berkembangnya pertukaran kebudayaan internasional.

b. Penyebaran prinsip multikebudayaan (multculturalism), dan kemudahan akses suatu individu


terhadap kebudayaan lain di luar kebudayaannya.

c. Berkembangnya turisme dan pariwisata.

d. Semakin banyaknya imigrasi dari suatu negara ke negara lain.

e. Berkembangnya mode yang berskala global, seperti pakaian, film dan lain lain.

f. Bertambah banyaknya event-event berskala global, seperti Piala Dunia FIFA. Sehingga proses
persebaran budaya semakin cepat.

g. Persaingan bebas dalam bidang ekonomi.

h. Meningkatkan interaksi budaya antar negara melalui perkembangan media massa.

Globalisasi berpengaruh besar terhadap kebudayaan Indonesia, khusunya dalam bidang pembangunan.
Namun, globalisasi juga berdampak buruk pada bangsa Indonesia. Persebaran arus informasi yang cepat,
membuat siapa saja dapat mengakses berbagai informasi dengan mudah. Dampak positifnya adalah
informasi dan komunikasi dapat dilakukan dengan mudah, sistem pembelajaran menjadi semakin
mudah, kebutuhan manusia semakin mudah terpenuhi, dan berbagai hal dapat diinformasikan dengan
mudah. Namun, kemudahan ini bila tidak diimbangi dengan filter yang baik dalam diri dapat
menyebabkan terjadinya penyimpangan, salah satunya adalah penyimpangan perilaku budaya khususnya
dikalangan generasi muda.

Penyimpangan yang umumnya ditampilkan oleh generasi muda adalah masalah perilaku sosial, seperti
gaya hidup konsumtif, individualistik, gaya perilaku dan penampilan yang kebarat-baratan, kurangnya
sopan santun dan etika, tutur kata yang tidak sopan, dan lebih lagi lupa akan budayanya sendiri, yaitu
masyarakat yang berbudaya timur (budaya luhur sopan santun).
Perkembangan alat komunikasi menyebabkan berbagai hal dapat diakses dengan mudah dan murah.
Namun, tanpa disertai dengan filter yang baik, hal ini sering disalah gunakan oleh remaja, seperti untuk
membuka situs-situr porno melalui Hp atau perangkat lainnya, seperti komputer.

Dilihat dari tingkah lakunya, banyak pemuda Indonesia yang kini tidak memiliki kepekaan sosial terhadap
lingkungan sekitarnya, tidak memiliki sopan santun, tidak mau melestarikan budaya nasional Indonesia,
dan bahkan cenderung menginginkan kebebasan dan keterbukaan yang diluar batas, sehingga mereka
bebas untuk berbuat sesuka hati. Wujud riilnya dapat terlihat dari banyaknya geng-geng motor di
Indonesia yang sering membuat keonaran di masyarakat, banyaknya generasi muda yang terjerumus
pada narkoba dan pergaulan bebas.

Hal ini menyebabkan rusaknya moral bangsa Indonesia. Hubungannya dengan nilai nasionalisme akan
berkurang karena tidak ada rasa cinta terhadap budaya bangsa sendiri dan rasa peduli terhadap
masyarakat. Padahal generasi muda adalah penerus masa depan bangsa. Jika dilihat secara umum
dampak positif dan negatif globalisasi terhadap nilai- nilai nasionalisme, yaitu:

a. Dampak Positif

1. Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.

2. Dari aspek globalisasi ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan
meningkatkan devisa negara. Dampak negatifnya, masyarakat cenderung konsumtif, SDM Indonesia yang
kurang kompeten akan tergilas oleh tenaga asing yang bekerja di Indonesia. Sehingga, pengangguran
makin meningkat, dan hal ini juga menyebabkan tindak kejahatan makin meningkat pula.

3. Dari globalisasi sosial budaya kita dapat meniru pola berpikir yang baik seperti etos kerja yang tinggi
dan disiplin dan Iptek dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa yang
pada akhirnya memajukan bangsa dan akan mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap bangsa.
Namun, masuknya budaya asing tanpa disertai filter yang kuat, menyebabkan moral bangsa menjadi
hancur dan lunturnya rasa nasionalisme.
4. Selain itu, pengaruh positif lainnya adalah mudah memperoleh informasi dan ilmu pengetahuan,
udah melakukan komunikasi, karena sudah tersedianya berbagai alat komunikasi, mobilitas tinggi,
mudah memenuhi kebutuhannya masing-masing, terjadinya peningkatan kualitas diri sumber daya
manusia karena individu harus memiliki kualitas diri yang baik dalam menghadapi persaingan global,
menumbuhkan sikap toleransi, dan menumbuhkan kesadaran demokrasi warga masyarakat.

b. Dampak Negatif

1. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa liberalisme dapat membawa kemajuan
dan kemakmuran. Hal ini membuat bangsa Indonesia cenderung menerapkan asas liberalisme daripada
asas Pancasila.

2. Dari aspek ekonomi, hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri karena banyaknya produk
luar negeri (seperti Mc Donald, Coca Cola, dan Pizza Hut) membanjiri Indonesia. Dengan hilangnya rasa
cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya rasa nasionalisme. Selain itu,
Terciptanya masyarakat yang konsumtif

3. Informasi yang tidak tersaring dengan baik dapat menyebabkan penyimpangan perilaku masyarakat
kita, khususnya anak muda banyak yang lupa akan identitas diri sebagai bangsa Indonesia, karena gaya
hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dianggap sebagai kiblatnya.

4. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara yang kaya dan miskin, karena adanya
persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi. Cenderung terjadi ketimpangan sosial yang besar antara
wilayah yang maju dan wilayah tertinggal.

5. Munculnya sikap individualisme yang menimbulkan ketidakpedulian antarperilaku sesama warga.


Dengan adanya individualisme maka orang tidak akan peduli dengan kehidupan bangsa. Misalnnya,
kurang peka terhadap lingkungan sekitar, karena terlalu sibuk dengan alat komunikasinya.

Membuat individu malas berinovasi dan berkreasi, karena banyak hal yang mudah dikerjakan oleh
kecanggihan teknologi.

3. PAYA MENGURANGI DAMPAK GLOBALISASI

Pada intinya secara umum permasalahan globalisasi memiliki dua sifat, yaitu unsur interrelasi yang
sangat kuat dan keterjangkauan berskala global. Unsur interrelasi yang sangat kuat, artinya
permasalahan globalisasi itu, sangat berkaitan erat antara satu negara dengan negara lain. Meskipun
masalah- masalah itu pada mulanya dijumpai hanya di satu atau beberapa negara akan tetapi lambat
laun akan terjadi di seluruh negara di berbagai belahan bumi. Apalagi dengan kemajuan teknologi
transportasi dan teknologi telekomunikasi dan informasi yang telah menyebabkan interaksi antar
manusia baik secara nyata maupun maya semakin meningkat, maka penyebaran permasalahan
globalisasi itu akan semakin cepat.

Keterjangkauan berskala global (global coverage), artinya permasalahan globalisasi itu, dapat menyebar
ke seluruh dunia, dan memberikan dampak yang juga berskala dunia/global. Harus diakui bahwa
kemajuan teknologi informasi, telekomunikasi, dan transportasi berperan besar untuk menyebarkan
permasalahan globalisasi itu ke berbagai belahan bumi.

Dengan adanya dua sifat itu, maka dapat dikatakan bahwa gejala keterhubungan (interconnectedness)
antara berbagai masalah globalisasi dengan hubungan antarbangsa telah semakin meningkat, dan hal itu
sebenarnya adalah sebuah konsekuensi logis dari globalisasi yang memang pada akhirnya akan
membawa manusia untuk menjadi semakin mudah dan semakin sering berinteraksi. Namun di pihak
lain, sifat jangkauan global dan dampak masalah globalnya juga harus diwaspadai.

Dalam dunia yang semakin mengglobal, maka berbagai masalah yang diawali pada suatu lokasi di
belahan bumi tertentu dapat memberikan dampaknya ke seluruh planet bumi dan bahkan bagi seluruh
umat manusia. Oleh karena itu, maka budaya peradaban di era globalisasi sekarang ini harus diarahkan
pada suatu asas komplementasi (complementary thinking) atau pola pikir untuk saling melengkapi.

Langkah- langkah untuk mengantisipasi dampak negatif globalisasi terhadap nilai-nilai nasionalisme
antara lain yaitu :

a. Menumbuhkan semangat nasionalisme melalui penanaman dan pengamalan nilai- nilai Pancasila
dengan sebaik- baiknya, misal semangat mencintai produk dalam negeri.

b. Menanamkan dan melaksanakan ajaran agama dengan sebaik- baiknya.

c. Mewujudkan supremasi hukum, menerapkan dan menegakkan hukum dalam arti sebenar-benarnya
dan seadil-adilnya.

d. Selektif terhadap pengaruh globalisasi di bidang politik, ideologi, ekonomi, sosial budaya bangsa.

e. Menanamkan sejak dini rasa bangga dan penghargaan terhadap segala kebudayaan Indonesia.
f. Mendidik anak sedini mungkin dengan kebudayaan Indonesia, sehingga mereka dapat mencintai
kebudayaan Indonesia.

g. Lebih memperketat lagi penyebaran arus informasi di kalangan generasi muda, seperti acara di TV
maupun radio jangan sampai mengandung SARA atau unsur pornografi.

h. Lebih menguatkan pendidikan moral dan karakter di sekolah.

Berusaha meningkatkan kualitas diri SDM Indonesia melalui peningkatan pendidikan, ekonomi,
pertahanan keamanan, dan keadilan. Hal ini bertujuan, agar kesadaran masyarakat mengenai
perilakunya dan kebudayaannya semakin tampak.

Budaya Tradisional Sebagai Potensi Wisata Dan Ekonomi Kreatif

Keberagaman budaya banyak memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang pariwisata, potensi
keberagaman budaya dapat dijadikan objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan
devisa. Sementara itu, dari budaya sendiri dan dibarengi kepariwisataan ini juga mampu memunculkan
adanya usaha-usaha dari industri kreatif, dimana keduanya saling bersinergi dan saling mempengaruhi.

Pariwisata selalu berkaitan erat dengan ekonomi. Bahkan sering kali kita menyebutnya dengan ekonomi
kreatif. Dimana dalam ekonomi kreatif orang-orang selalu mengedepankan idenya supaya apapun yang
mereka buat menjadi bernilai ekonomi. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan keluarganya,
bahkan terkadang tanpa disadari mereka juga telah ikut serta dalam mengembangkan ekonomi negara
ini.

1. POTENSI WISATA
Pariwisata budaya merupakan satu jenis pariwisata yang dalam pembangunannya menggunakan
kebudayaan sebagai potensi dasar yang dasar paling dominan. Jenis pariwisata ini diharapkan berfungsi
sebagai pemberi identitas bagi kepariwisataan daerah Bali sebagai satu pusat pariwisata di Indonesia.

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada tahun 2009, pariwisata
menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah komoditi minyak dan gas
bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2010, jumlah wisatawan mancanegara yang
datang ke Indonesia sebesar 7 juta lebih atau tumbuh sebesar 10,74% dibandingkan tahun
sebelumnya dan menyumbangkan devisa bagi negara sebesar 7.603,45 juta dolar Amerika Serikat.

Berdasarkan sejumlah penelitian, terdapat dua hal yang menjadi daya tarik utama, yaitu pesona alam
(natural resources) dan kekayaan budaya (cultural resources). Kedua hal tersebut selalu konsisten
menjadi temuan dalam berbagai penelitian pariwisata di berbagai belahan dunia. Dalam kasus
Indonesia, penelitian terbaru juga menegaskan hal yang sama, bahwa wisatawan berkunjung ke
Indonesia karena tertarik akan pesona alam dan kekayaan budayanya (Gunadi, 2011).

Tabel 3. Daya Tarik Kunjungan Wisatawan Mancanegara ke Indonesia

Sumber: Hasil Survei BPS, 1984/1985

Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa mayoritas wisatawan mancanegara mengunjungi Indonesia
dengan alasan daya tarik kebudayaan Indonesia yanng beraneka ragam. Baik dalam hal tata cara hidup,
tari-tarian, batik, ukiran maupun lukisan. Hal ini menguatkan bahwa Indonesia merupakan salah satu
negara di dunia yang sangat berpotensi dikembangkan sebagai destinasi wisata budaya daerah.

Hasil seni budaya Indonesia yang sangat beragam seperti hasil seni bangunan, seni kerajinan, seni
pentas dan tari, seni musik, sastra dan lain-lain sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai industri
pariwisata. Hal ini karena inilah kekhasan Indonesia, yang tidak didapat ketika wisatawan berkunjung ke
negara lain.

Seni bangunannya dapat dilihatnya pada rumah adat dan bangunan monumental lainnya. Rmah adat di
Indonesia, kecuali di Pulau Jawa umumnya dibangun di atas tiang-tiang, atau biasanya berbentuk
panggung. Rumah ini lazim ditemui di tepi pantai, sungai atau hutan. Dengan demikian, air pasang dari
laut, air hasil limpahan banjir dari sungai, atau binatang buas dari hutan tidak terlalu mengancam rumah
adat ini beserta penghuninya. Beberapa suku bangsa tertentu seperi Batak, Dayak, Toraja, dan Papua,
membangun rumah adat mereka yang besar sehingga mampu menampung belasan keluarga sampai
ratusan keluarga.

Bangunan monumental lainnya dapat dilihat dari bangunan candi yang tersebar di daerah Jawa Tengah,
Jawa Timur, Jogjakarta seperti Borobudur, Prambanan, dan Mendut serta masih banyak peningggalan
candi yang lain. Indonesia memang merupakan salah satu negara di dunia yang memiliki contoh seni
bangunan Buddha paling baik sedunia yaitu Borobudur, yang merupakan peninggalan raja dari Dinasti
Syailendra berupa stupa raksasa serta dilengkapi berbagai hiasan relief yang menceritakan kehidupan
Buddha.

Seni kerajinan tangan dapat dilihat dari hasil kerajinan misalnya yang menggunakan bahan logam,
maupun tulang, kayu, gading, bambu, tembikar, mendong, pandan, serat tanaman, tanduk dan penyu.
Berbagai usaha dilakukan untuk mengembangkan sejumlah industri kerajinan rakyat ini termasuk
pemberian kredit bantuang modal, mengarahkan pemasaran secara berkelompok, mendirikan balai
penelitian maupun balai latihan, membangun desa kerajinan, serta promosi baik di dalam maupun di
luar negeri contohnya melalui INACRAFT.

Kerajinan perak terdapat di Kota Gede Yogyakarta. Selain itu terdapat pula di Kotagadang (Sumatera
Barat), Kendari (Sulawesi Tenggara). Perak murni di sini dikerjakan menjadi barang hiasan bernilai jual
tinggi seperti cincin, gelang, gelang kaki, ikat pinggang, gesper, alat makan dan minum, kereta kuda,
rumah gadang, dan lain-lain. Selain itu, terdapat kuningan terutama di Pulau Jawa yang dibuat berbagai
kerajinan misalnya baki, piring, sendok, hiasan berupan tokoh mitologi Hindu-Jawa atau desain
geometris abstrak dari pengaruh Islam.

Dalam bidang tekstil, batik, songket, maupun tenun ikat merupakan produk yang harus dilestarikan
keberadaannya. Meskipun batik cap dan batik mesin sudah dikembangkan, namun batik tulis yang
merupakan karya-karya tangan terampil masih terus diproduksi dan juga masih mampu
mempertahankan keunggulannya. Ukiran kayu yang terkenal terdapat di Pulau Bali dan Jepara. Di Bali
ukiran kayu kebanyakan melukiskan makhluk dari legenda dan mitologi Hindu-Jawa. Di Jepara kerajinan
kayu kebanyakan dibuat perabot rumah tangga seperti kursi, meja, lemari, pintu, sampai tiang berukir
yang terbuat dari kayu jati. Rotan dan bambu merupakan bahan untuk pembuatan barang-barang
kerajinan misalnya tas, keranjang bahan belanjaan, keranjang pakaian, serta perabot rumah tangga. Di
propinsi Maluku bahkan terdapat pula kerajinan yang menggunakan bahan rempah-rempah seperti
model kapal yang dibuat dari cengkeh.
Salah satu seni pentas yang dikenal hingga mancanegara adalah wayang. Cerita utamanya diambil dari
kisah Ramayana dan Mahabharata. Pertunjukan wayang kulit dapat berlangsung hingga emalam suntuk.
Khusus untuk dikonsumsi untuk wisatawan, pertunjukkan dapat dipersingkat hanya dalam waktu dua
bahkan satu jam. Selain wayang kulit terdapat seni pertunjukan lain seperti wayang golek, wayang wong
(orang), ludruk, ketoprak, lenong, dan sandiwara daerah lainnya yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia. Ceritanya tidak hanya diambil dari Ramayana dan Mahabharata, tetapi juga dari cerita rakyat
daerah setempat.

Tari dari daerah manapun di Indonesia tidak ada yang seekspresif seperti Tari Bali. Bahkan tarian
rakyatnya yang paling sederhana sekalipun sangat mengesankan dalam hal kerumitan dan keterampilan
tekniknya yang bermutu tinggi. Di Bali, setiap tari memiliki arti yang suci dan berkaitan dengan usaha
mencari perdamaian dengan makhluk halus. Yang sangat mendebarkan adalah Tari Barong yang dibawa
oleh beberapa penari pria dengan menusukkan keris ke tubuhnya sendiri berulang kali dalam keadaan
tidak sadar (kerasukan roh halus), tanpa rasa sakit mapun luka.

Tari Jawa dikelompokkan menjadi dua yaitu tari rakyat dan tari istana. Tari rakyat kebanyakan bertujuan
untuk mengajak sebanyak mungkin peserta untuk meramaikan perayaan yang diselenggarakan.
Sebaliknya tari istana dilakukan oleh penari profesional dengan latihan dan teknik tingkat tinggi dengan
berbagai syarat yang harus dipenuhi pula. Gerakannya sangat sedikit sekali namun sangat anggun, baik
gerakan mata, lengan, tangan, mapun setip jarinya, yang masing-masing memiliki arti simbolis.

Tari lilin dari Minangkabau, Sumatera Barat juga merupakan tarian daerah yang indah dimana
dipertunjukkan di panggung gelap dengan para penari wanita muda yang membawa lilin menyala. Yang
paling khas dari semua tarian di Indonesia adalah sifat kebersamaan yang bertujuan untuk
mengikutsertakan semua anggota masyarakat, termasuk para tamu mereka. Berbeda dengan tradisi
barat yang tariannya secara berpasang-pasangan di antara pria dan wanita, tarian di Indonesia bersifat
tari pergaulan justru dilakukan oleh para penari yang tidak membedakan jenis kelamin maupun usia
secara mencolok.

Musik di Indonesia nampak lebih banyak dijadikan pengiring seni tari dan pentas. Musik gamelan di Jawa
dan Bali misalnya, telah ada lebih dari seribu tahun lalu. Selain gendang terdapat alat musik pukul lain
seperti gong, bonang, gambang seperti gender dan saron. Selain itu ada angklung di Jawa Barat yang kini
menjadi salah satu warisan budaya dunia asli Indonesia versi Unesco. Tidak seperti musik pukul Jawa dan
Bali, alat musik petik dan gesek di bagian timur Indonesia terdengar seperti musik Hawaiian. Sasando
dari Nusa Tenggara Timur konon suara dawainya dapat menghanyutkan perasaan seorang gadis pujaan
sang pemuda.
Kekayaan alam dan budaya merupakan komponen penting dalam pariwisata di Indonesia. Tempat-
tempat wisata alam di Indonesia banyak didukung dengan warisan budaya yang kaya yang
mencerminkan sejarah dan keberagaman etnis Indonesia yang dinamis dengan 719 bahasa daerah yang
dituturkan di seluruh kepulauan
tersebut. Candi Prambanan dan Borobudur, Toraja, Yogyakarta, Minangkabau, dan Bali merupakan
contoh tujuan wisata budaya di Indonesia. Hingga 2010, terdapat 7 lokasi di Indonesia yang telah
ditetapkan oleh UNESCO yang masuk dalam daftar Situs Warisan Dunia, meliputi 4 situs alam dan 3 situs
budaya. Keempat situs alam yang termasuk Situs Warisan Dunia (World Heritage) meliputi Taman
Nasional Komodo, Taman Nasional Ujung Kulon, Taman Nasional Lorentz, dan Warisan Hutan Hujan
Tropis Sumatera. Sedangkan 3 situs budaya di Indonesia yang ditetapkan sebagai Situs Warisan Dunia
meliputi Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan Situs Manusia Purba Sangiran.Sementara itu, empat
wakil lain juga ditetapkan UNESCO dalam Daftar Representatif Budaya Tak benda Warisan
Manusia yaitu wayang, keris, batik dan angklung.

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, sebelas provinsi yang paling sering dikunjungi oleh para turis
adalah Bali, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Lampung, Sulawesi
Selatan, Sumatera Selatan, Banten dan Sumatera Barat. Sekitar 59% turis berkunjung ke Indonesia untuk
tujuan liburan, sementara 38% untuk tujuan bisnis. Singapura dan Malaysia adalah dua negara dengan
catatan jumlah wisatawan terbanyak yang datang ke Indonesia dari wilayah ASEAN. Sementara dari
kawasan Asia (tidak termasuk ASEAN) wisatawan Jepang berada di urutan pertama disusul RRC, Korea
Selatan, Taiwan dan India. Jumlah pendatang terbanyak dari kawasan Eropa berasal dari negara Britania
Raya disusul oleh Perancis, Belanda dan Jerman. Pengelolaan kepariwisataan, kebijakan nasional, urusan
pemerintahan di bidang kebudayaan dan kepariwisataan di Indonesia diatur oleh Kementerian
Kebudayaan dan Pariwisata Indonesia.

Beberapa pagelaran tari yang terkenal di dunia internasional misalnya Sendratari Ramayana yang
menceritakan tentang perjalanan Rama dan dipentaskan di kompleks Candi Prambanan. Desa Wisata
Batubulan yang terletak di Sukawati, Gianyar merupakan desa yang sering dikunjungi untuk pentas Tari
Barongan, Tari Kecak dan Tari Legong. Beberapa tahun belakangan ini beberapa kota di Pulau Jawa mulai
mengembangkan konsep karnaval fashion. Jember Fashion Carnaval secara rutin diadakan sejak tahun
2001 di Kabupaten Jember, Jawa Timur. Karnaval fashion lainnya namun memfokuskan tema pada batik
adalah Karnaval Batik Solo yang pertama kali diadakan pada tahun 2008. Selain karnaval fashion adapula
karnaval yang diadakan untuk memperingati hari jadi kota seperti yang diadakan di kota Yogyakarta
dengan nama Jogja Java Carnaval dan di kota Jakarta dengan nama Jak Karnaval yang diadakan secara
rutin setiap bulan Juni. Di samping itu juga ada festival yang memperkenalkan daerahnya pada zaman
dahulu, seperti Malang Tempoe Doeloe, acara tahunan yang diselenggarakan kota Malang.
Sejarah kebudayaan Indonesia dari zaman prasejarah hingga periode kemerdekaan dapat ditemukan di
seluruh museum yang ada di Indonesia. Total jumlah museum di Indonesia berjumlah 80 museum yang
tersebar dari Aceh hingga Maluku. Sejumlah museum terletak dalam satu kawasan seperti Kota Tua
Jakarta yang memiliki enam museum merupakan daerah yang dikenal sebagai pusat perdagangan pada
Zaman Batavia dan Taman Mini Indonesia Indah yang menjadi pusat rekreasi dengan jumlah taman dan
museum terbanyak dalam satu kawasan di Indonesia.

Sejarah mencatat bahwa agama Hindu dan Buddha pernah masuk dan memengaruhi kehidupan spiritual
di Indonesia dengan adanya peninggalan sejarah seperti candi dan prasasti di beberapa lokasi. Jejak-jejak
peninggalan agama Buddha yang terbesar adalah Candi Borobudur yang terletak di Magelang dan
merupakan candi Buddha terbesar di dunia dan masuk dalam daftar Warisan Budaya Dunia UNESCO
pada tahun 1991. Pada abad ke-13 hingga ke-16 Islam masuk ke nusantara menggantikan era kerajaan
Hindu-Buddha. Pada masa ini, banyak ditemukan masjid yang merupakan akulturasi kebudayaan antara
Hindu-Buddha-Jawa dengan agama Islam seperti terlihat pada Masjid Agung Demak dan Masjid Menara
Kudus.

Permainan tradisional asli Indonesia sebenarnya juga berpotensi untuk dikembangkan sebagai ajang
pertunjukan budaya Indonesia. Hal ini diperkuat dengan penyelenggaraan program program atau festival
tahunan permainan tradisional Indonesia Kemenparekraf dapat bekerjasama dengan Kemendikbud.
Kemenparekraf juga dapat mendorong inovasi teknologi permainan tradisional dengan para cendekia,
ilmuwan, pengusaha ataupun mahasiswa pembuat game modern dengan tetap mengedepankan aspek
positif permainan tradisional yang memenuhi kebutuhan gerak motorik anak dan kemampuan interaksi
sosialnya.

Even ini pernah dilakukan di Jakarta pada Festival Permainan Tradisional 2011 dengan tujuan untuk
mensosialisasikan permainan tradisional dan mengundang pihak sekolah daerah untuk berpartisipasi.
Kemenparekraf dapat mendukung museum yang melestarikan dan mengoleksi permainan tradisional
seluruh Indonesia dengan mempromosikannya pada wisatawan, contoh: Museum Mainan Anak Kolong
Tangga Yogyakarta yang miliki ribuan koleksi mainan tradisional Indonesia.

Beberapa permainan tradisional seperti egrang, gobak sodor, dakon/congklak/ loncat bambu, gasing,
bekel keberadaannya kini terkikis oleh jaman. Padahal dari beberapa permainan tersebut banyak budaya
dan manfaat yang bisa dipetik. Permainan Egrang tersebar luas tak hanya di pulau Jawa saja, juga dengan
julukan yang berbeda-beda, mulai dari tengkak-tengkak (Sumatra Barat), Ingkau (Bengkulu), Batungkau
(Kalimantan), dan Tilako (Sulawesi). Meski memilki nama yang berbeda-beda, tapi alat/mainan yang
digunakan tetap sama, sepasang bambu yang dijadikan pijakan. Dakon/congklak identik atau
berhubungan erat dengan manajemen atau pengelolaan keuangan. Umumnya permainan dakon pada
zaman dulu dilakukan di pendapa, beranda rumah, atau di bawah pohon yang rindang dengan terlebih
dulu menggelar tikar. Untuk memulai permainan yang melibatkan dua orang ini, keduanya akan
mengundi atau ping sut untuk menentukan siapa yang jalan duluan.

Beberapa permainan ini sesungguhnya merupakan serpihan kecil dari unsur pembentuk budaya dan
karakter bangsa. Daripadanya sesungguhnya kita bisa memetik banyak manfaat yang kadang kita sendiri
tidak menyadarinya. Dengan permainan itu kita telah dilatih untuk terampil, cermat, sportif, jujur, adil,
tepa selira, dan akrab dengan orang lain.

2. EKONOMI KREATIF

Departemen Perdagangan Republik Indonesia (2008) merumuskan ekonomi kreatif sebagai upaya
pembangunan ekonomi secara berkelanjutan melalui kreativitas dengan iklim perekonomian yang
berdaya saing dan memiliki cadangan sumber daya yang terbarukan. Definisi yang lebih jelas
disampaikan oleh UNDP (2008) yang merumuskan, bahwa ekonomi kreatif merupakan bagian integratif
dari pengetahuan yang bersifat inovatif, pemanfaatan teknologi secara kreatif, dan budaya.

Lingkup kegiatan dari ekonomi kreatif dapat mencakup banyak aspek. Departemen Perdagangan (2008)
mengidentifikasi setidaknya 14 sektor yang termasuk dalam ekonomi kreatif, yaitu :

1. Periklanan

Arsitektur

Pasar barang seni

Kerajinan (handicraft)

Desain

Fashion

Film, video, dan fotografi

Permainan interaktif

Musik
Seni pertunjukan

Penerbitan dan percetakan

Layanan komputer dan piranti lunak

Radio dan televisi

Riset dan pengembangan

Industri kreatif lebih bertumpu pada kualitas sumber daya manusia dan lebih banyak muncul dari
kelompok industri kecil menengah, berbeda dengan industri manufaktur. Sebagai contoh adalah industri
kreatif distro yang sengaja memproduksi desain produk dalam jumlah kecil. Hal tersebut lebih
memunculkan kesan eksklusifitas bagi konsumen sehingga produk distro menjadi layak untuk dibeli dan
bahkan dikoleksi. Hal yang sama juga berlaku untuk produk garmen kreatif lainnya, seperti Dagadu dari
Jogja atau Joger dari Bali. Kedua industri kreatif tersebut tidak berproduksi dalam jumlah besar namun
ekslusifitas dan kreativitas desain produknya digemari konsumen.

Walaupun tidak menghasilkan produk dalam jumlah banyak, industri kreatif mampu memberikan
kontribusi positif yang cukup signifikan terhadap perekonomian nasional. Depertemen Perdagangan
(2008) mencatat bahwa kontribusi industri kreatif terhadap PDB di tahun 2002 hingga 2006 rata-rata
mencapai 6,3% atau setara dengan 152,5 trilyun jika dirupiahkan. Industri kreatif juga sanggup menyerap
tenaga kerja hingga 5,4 juta dengan tingkat partisipasi 5,8%. Dari segi ekspor, industri kreatif telah
membukukan total ekspor 10,6% antara tahun 2002 hingga 2006.

Bangsa Indonesia memiliki keberagaman dan kekhasan budaya dari setiap suku bangsa yang tidak
terhitung jumlahnya. Warisan budaya (cultural heritage) merupakan bagian dari keberagaman dan
kekhasan yang dimiliki setiap suku bangsa di Indonesia dan menunjukkan jati diri suatu bangsa. Warisan
budaya yang kita miliki bersama ini sangat bernilai sosial dan ekonomi. Kita tidak pernah memikirkan
bahwa sebetulnya khazanah budaya, baik yang berbentuk artefak-kebendaan (tangible) maupun yang
non-kebendaan (intangible), sesungguhnya menyimpan potensi luar biasa untuk dikembangkan.

Indonesia harus dapat memanfaatkan setiap peluang untuk mengembangkan warisan budaya bangsa
menjadi sebuah aset berharga bagi pertumbuhan sosial. Kemajemukan budaya Indonesia sangat bernilai
dan berpeluang menjadi investasi besar bagi pengembangan daya saing bangsa. Hal itu akan berdampak
pula pada peningkatan potensi keunggulan bangsa yang luar biasa. Dengan mengembangkan warisan
budaya yang kita miliki dalam kerangka budaya industri kreatif, kita dapat menunjukkan karakteristik
budaya kita, yaitu karakteristik budaya yang unik, khas, dan menarik perhatian. Hal itu merupakan salah
satu manfaat yang dapat kita peroleh selain manfaat ekonomi tentunya. Dengan kata lain, warisan
budaya menjadi salah satu akar dari budaya industri kreatif.

Industri ekonomi kreatif berbasis budaya merupakan industri yang berfungsi sebagai identitas bangsa.
Sehingga dapat terbentuk pembangunan karakter bangsa yang dapat menghargai budaya
bangsa. Kemudian dapat diaplikasikan dalam kehidupan dan diperkenalkan kepada dunia sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, warganegara Indonesia harus dapat
mencintai produk-produk dalam negeri sehingga dapat meningkatkan daya saing. Lantaran dalam arus
globalisasi, produk-produk luar negeri dapat dengan mudah masuk ke Indonesia. Bidang usaha berbasis
budaya seperti jamu dan minuman tradisional, kosmetik dalam negeri, kerajinan tangan, kain tradisional
(batik, songket, tenun ikat dan sulam), kulier khas daerah, cara pengobatan tradisional serta kesenian
daerah termasuk seni musik dan tari khas daerah dapat dijual secara ekonomi maupun filosofi dan
budaya.

Industri kosmetik harus didorong untuk memanfaatkan tanaman herbal di Indonesia sebagai bahan
baku. Produk kosmetika dan obat tradisional telah menjadi kebutuhan primer bagi masyarakat yang
menembus seluruh lapisan usia baik wanita dan pria. Produk kosmetika tidak hanya menjadi kebutuhan
sehari-hari, tetapi terkait gaya hidup dan ’image’ sehingga industri kosmetika dituntut untuk berinovasi
dan mengembangkan teknologi untuk menciptakan produk yang sesuai dengan trend dan
perkembangan zaman. Obat tradisional yang terdiri dari jamu, obat herbal terstandar, dan fitofarmaka
merupakan produk asli Indonesia dan merupakan warisan budaya nenek moyang yang telah dikonsumsi
secara turun-menurun. Saat ini, industri obat tradisional sedang berusaha untuk bangkit kembali baik
dari bahan baku, teknologi maupun produk agar dapat bersaing dengan produk herbal impor.

Industri batik nusantara termasuk tenun ikat dan dan kain songketjuga diharapkan mampu memperkuat
optimisme para pelaku usaha batik untuk terus menggenjot pasar batik, baik dalam maupun luar negeri.
Indonesia juga berpotensi menjadi pemimpin pasar industri makanan, minuman, dan kemasan sekaligus
menjadi produsen compettor alternatif di pasar global. Produk makanan dan minuman Indonesia
memiliki prospek cerah seiring perkembangan ekonomi dan dukungan sumber bahan baku lokal yang
melimpah. Indonesia sebagai negara besar dengan 17.504 pulau dan 240 juta penduduk merupakan
pasar yang sangat potensial bagi produk makanan dan minuman. Bahkan berdasarkan catatan Event
Director Food Ingredients Asia, Vincent Brain, Indonesia adalah konsumen bahan makanan terbesar (51
persen) di Asia Tenggara.

Peranan seni dan budaya sangat memberikan kontribusi bagi negara, seni dan budaya mampu
mempresentasikan sebuah negara ke seluruh dunia. Melalui seni dan budaya, nilai nilai tradisional yang
unik, indah dapat terangkat kembali dengan nilai yang sangat mahal dan disukai olah masyarakat. Tak
dapat dielakkan kalau seni dan budaya dapat dijadikan sebuah bisnis atau usaha yang sifatnya universal
dan dapat diterima oleh semua orang. Salah satu contoh yang cukup berhasil menerapkan strategi ini
adalah Jember Fashion Carnival. Festival yang digelar satu tahun sekali tersebut mampu menarik
sejumlah turis untuk berkunjung dan melihat potensi industri kreatif yang ada di Jember.

Bertolak dari Jember Fashion Carnival, sejatinya sejumlah kota di Indonesia berpotensi untuk
mengembangkan ekonomi kreatif. Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak suku bangsa dan
budaya. Suatu kota dapat merepresentasikan budayanya melalui cara-cara yang unik, inovatif, dan
kreatif. Misalnya Malang Tempoe Doeloe yang berusaha menghidupkan kembali kekayaan budaya dan
sejarah kota Malang. Pada gilirannya, pengembangan ekonomi kreatif tersebut juga akan berdampak
pada perbaikan lingkungan kota, baik secara estetis ataupun kualitas lingkungan.

3. UPAYA PENGEMBANGAN WISATA DAN EKONOMI KREATIF BERBASIS BUDAYA INDONESIA

Wisata budaya daerah dan industri kreatif di Indonesia memilki potensi yang besar untuk dikembangkan
sehingga perlu adanya strategi dan tindaklanjut dari pemerintah untuk meningkatkan devisa negara
diluar sektor non migas ini. Berikut beberapa upaya pengembangan wisata budaya dan industri kreatif
yaitu :

a. Perlu adanya sapta pesona wisata (keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan,
keramahtamahan, dan kenangan), antara lain :

· Jaminan keamanan bagi para wisatawan yaitu aman dari ancaman kejahatan, aman dari kemelut
politik dan aman dari kecelakaan.

· Ketertiban di tempat-tempat pelayanan umum dan dijalan raya.

· Kebersihan lingkungan, bebas dari penyakit menular, dan asri.

· Kesejukan erat kaitannya dengan penghijauan yang teratur dan pemeliharaan taman.

· Keindahan berkaitan dengan penataan lingkungan yang baik, penataan bangunan dengan corak
arsiktektur yang serasi.

· Keramahtamahan berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial yang harus memberi kesan
keramahan yang tercermin dalam sikap masyarakat dan pelayanan terhadap wisatawan.
· Kenang-kenangan yang dapat diperoleh wisatawan dengan harga murah, mudah ditemukan, mudah
dibawa dan memberi kesan khusus.

b. Perlu adanya analisa SWOT (strenght, weakness, opportunites, threats) untuk wisata budaya di tiap
wilayah.

c. Melakukan pemetaan terhadap potensi pariwisata budaya yang dimiliki, yaitu berupa nilai,
karakteristiknya, infrastruktur pendukungnya, dan kemampuannya dalam menopang perekonomian

d. Menyusun, membuat dan menetapkan Peraturan Perundang-Undangan yang berpihak pada


pelayanan mutu pariwisata, pelestarian lingkungan hidup, perlindungan hukum bagi wisatawan,
perlindungan hukum bagi pengusaha atau investor.

e. Membangun, memperbaiki dan mempercantik sarana dan prasarana (Fasilitas Umum dan Fasilitas
Pariwisata) pendukung pariwisata, yaitu Akomodasi, Restoran, Usaha rekreasi & hiburan umum, Gedung
pertemuan, Perkemahan, Pondok wisata serta Pusat informasi wisata.

f. Menciptakan kualitas SDM di bidang Pariwisata yang tangguh dalam hal ini skill, kemampuan dalam
inovasi, adaptabilitas dalam menghadapi berbagai perubahan lingkungan eksternal, budaya kerja dan
tingkat pendidikan serta tingkat pemahaman terhadap permasalahan strategis dan konsep yang akan
dilaksanakannya.

g. Melibatkan dan mengajak masyarakat setempat agar menyadari peran, fungsi dan manfaat
pariwisata serta merangsang mereka untuk untuk memanfaatkan peluang-peluang yang tercipta bagi
berbagai kegiatan yang dapat menguntungkan secara ekonomi.

h. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk memasarkan produk-produk lokal, membantu


mereka untuk meningkatkan keterampilan, pengelolaan dan kalau memungkinkan memberi bantuan
berupa pinjaman modal.

i. Meningkatnya kapasitas Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) di desa/kelurahan/ kampung


dalam mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi serta kemandirian masyarakat dalam bidang
kepariwisataan.

j. Dalam pengembangan Industri kreatif Pelaku usaha harus memperhatikan kualitas produk agar tidak
‘murahan’ sehingga berdaya saing tinggi.

k. Bersama pemerintah daerah seharusnya bekerjasama dalam pengembangan industri kreatif misalnya
dengan memberi pelatihan pada beberapa industri kreatif potensial di daerah tersebut, serta
memberikan insentif untuk pelaku usaha industri ini.

l. Pelaku usaha kreatif harus meningkatkan kemitraan antar sektor kreatif, karena peningkatan pada
satu sektor kreatif akan meningkatkan sektor yang lain. Misalkan apabila terjadi peningkatan pada
industri distro clothing, maka kebutuhan akan media promosi semakin besar sehingga terjadi
peningkatan pada industri periklanan atau advertising.
m. Melakukan promosi wisata misalnya, pada saat ‘low season’ (bukan saat hari liburan), misalnya
dengan cara menjual tiket murah untuk perjalanan wisata dan juga diskon-diskon menarik dari hotel.

Melakukan pameran dan event bertaraf internasional industri kreatif seperti berbagai macam kerajinan
tangan khas daerah, pameran seni serta pertunjukan teater dan lain-lain sehingga merekapun jadi kenal
Indonesia dan bisa berwisata ke daerah lain di Indonesia.

Sumber Pustaka

Ensiklopedia Indonesia Seri Geografi Indonesia

//etnobudaya.net/2009/07/24/keragaman-budaya-indonesia/

//achmadghozaliash.blogspot.com/2013/04/identitas-nasional.html

//dc389.4shared.com/doc/EQaZVNhW/preview.html

//euislatifah.blogspot.com/2013/08/pengaruh-globalisasi-terhadap.html

//imanizty.wordpress.com/2012/04/09/pengaruh-globalisasi-terhadap-budaya/

//www.academia.edu/4929428/pariwisata_budaya_sebagai_salah_satu_alat_pelestari_kesenian_tradisi
onal

//m.kompasiana.com/post/read/581019/2/terkenang-permainan-masa-kecil-tersadar-keragaman-dan-
potensi-permainan-tradisional-indonesia.html

//www.faktailmiah.com/2012/05/14/asal-usul-suku-suku-di-indonesia.html

//hadwinsaleh.blogspot.com/2013/01/geografi-budaya-dan-identitas-regional.html

//kekayaanindonesiaku.blogspot.com/p/wisata-budaya.html

Minggu, 07 September 2014

PENELITIAN GEOGRAFI

KOMPETENSI INTI YANG AKAN DI CAPAI :


3. Memahami ,menerapkan,menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,

prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan,

teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,

kebangsaan, kenegaraan,dan peradaban terkait penyebab fenomena dan

kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang

spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KOMPETENSI DASAR YANG AKAN DI CAPAI :

3.2 Menganalisis langkah-langkah penelitian geografi terhadap

fenomena geosfera.

A. PENELITIAN GEOGRAFI

Penelitian Geografi merupakan salah satu jenis penelitian yang berkembang saat ini dengan
melakukan penelitian yang sistematis terkontrol empiris, dan penyelidikan kritis dari proposisi hipotesis
tentang hubungan yang diperkirakan antara gejala alam. Penelitian disebut sistematis bila mengikuti
langkah- langkah atau tahapan yang dimulai dengan mengidentifikasi masalah , menghubungkan masalah
tersebut dengan teori yang ada, mengumpulkan data, menganalisis dan menginterprestasi data, menarik
kesimpulan dan menggabungkan kesimpulan.

Ciri khas Penelitian Geografi menggunakan Konsep, Prinsip dan Pendekatan Geografi dalam
mendapatkan masalah penelitian terhadap gejala alam maupun sosial, dan memecahkan permasalahan
dengan sudut pandang keruangan, kewilayahan dan kelingkungan.

Studi geografi berkenaan dengan sebagai berikut :

1. Permukaan bumi (geosfer)

2. Alam lingkungan (atmosfer, litosfer, hidrosfer, biosfer)


3. Umat manusia dengan kehidupannya (antroposfer)

4. Penyebaran keruangan gejala alam dan kehidupannya termasuk persamaan dan perbedaan

5. Analisis hubungan keruangan gejala- gejala geografi di permukaan bumi

Dalam studi geografi memiliki ciri khas dalam penelitian khususnya dalam ketrampilan dan kemampuan
terutama dalam berkenaan dengan segi praktis adalah

1. Pembuatan dan penggunaan peta yang berkaitan analisa pendekatan keruangan, wilayah dan
kelingkungan untuk analisa gejala geosfera yang meliputi penyebaran jenis tanah, jenis vegetasi,
pemukiman, penduduk jaringan jalan, pola aliran sungai, dan jenis pertanian yang digunakan pemanfaatan
interprestasi dan analisa peta

2. Observasi lapangan, kemampuan observasi dilapangan memberikan data yang akurat yang lebih
besar yang tidak dapat terbaca lewat peta dan kebutuhan yang tidak dapat ditinggalkan dalam penelitian
geografi. Mencatat dan meneliti obyek penelitian di suatu wilayah berarti bahwa secara bersama –
sama diadakan pemetaan daerah tersebut dengan observasi lapangan.

3. Dokumentasi; kecakapan dalam menyusun dokumen hasil penelitian dan foto serta peta daerah
penelitian yang di peroleh dilapangan memberikan informasi yang akurat dan bukti untuk analisa penelitian
geografi.

4. Penentuan Model dari Hasil Analisa Penelitian Geografi.

Hasil analisa dari studi penelitian geografi memberikan interprestasi data yang dapat di gunakan untuk
menentukan model atau gejala geosfer yang terjadi di wilayah tertentu dengan pendekatan keruangan,
kewilayahan dan kelingkungan. Model ini dapat berupa pola penyebaran maupun gambar, grafik dan
diagram.

B. METODE PENELITIAN GEOGRAFI

Metode yang di gunakan dalam Penelitian Geografi menggunakan pendekatan – pendekatan

sebagai berikut :

1. Pendekatan keruangan (dalam studi geografi harus tetap menggunakan prinsip dan

pendekatan keruangan :
a) Pendekatan Topik (yang menjadi perhatian kita),

b).Pendekatan Aktivitas manusia (berkenaan dengan aktivitas penduduk dan interelasinya)

2. Pendekatan ekologi (berkenaan dengan interelasi manusia dengan lingkungannya)

3. Pendekatan kronologis (berkenaan dengan pengkajian geografi yang perkembangannya dinamis )

4. Pendekatan system (berkenaan dengan kajian suatu masalah sebagai bagian dari keseluruhan masalah yang besar,
dengan melihat secara keseluruhan)

C. LANGKAH- LANGKAH PENELITIAN GEOGRAFI

Untuk mempelajari ciri- ciri gejala- gejala alam dan dampak yang ditimbulkannya di perlukan penelitian dan
analisis geografi agar dapat bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Metode penelitian geografi yang di gunakan memiliki langkah- langkah penelitian geografi sebagai berikut :

a. Perumusan dan pernyataan masalah penelitian geografi

Penelitian geografi selalu berkaitan dengan apa (berkaitan dengan gejala geosfer) dimana (berkaitan
dengan lokasi dan wilayah) dan mengapa (berkaitan dengan interelasi dan hubungan mengapa hal itu
terjadi). Untuk mendapatkan penemuan masalah maka diperlukan langkah sebagai berikut :

- Banyak membaca buku yang berkaitan dengan bidang kita dan mengkiritisinya

- Mengadakan pengamatan dari situasi dan gejala alam yang terjadi di sekitar kita

- Menghadiri forum- forum ilmiah yang berkaitan dengan bidang kita

- Mengunjungi perpustakaan untuk memperoleh topic masalah dan penelitian ilmiah

- Mengidentfikasi pengalaman pribadi yang berkaitan dengan topic masalah

- Sharing dengan para pakar untuk memperoleh topic masalah


b. Perumusan tujuan penelitian

Perumusan tujuan penelitian selalu berkaitan dengan masalah yang akan di teliti sehingga akan
memberikan manfaat untuk pengembangan bagi si peneliti dan pengetahuan pada umumnya. Tujuan
penelitian merupakan keinginan –keinginan peneliti atas hasil penelitian dengan mengetengahkan
indicator- indicator yang hendak di temukan dalam penelitian , terutama yang berkaitan dengan variable
penelitian.

c. Penyusunan hipotesa penelitian

Hipotesis penelitian merupakan perkiraan temuan yang berdasarkan pengamatan sementara atau
anggapan kita tentang topic atau masalah penelitian tersebut. Karena sifatnya sementara maka di perlukan
pembuktian melalui data empiric yang terkumpul atau penelitian ilmiah. Hipotesis harus dibuat dalam setiap
penelitian yang bersifat analitis, dan harus dirumuskan dalam kalimat positip dan tidak boleh dirumuskan
dalam kalimat tanya, menyeluruh atau menyarankan dan mengharapkan.

d. Penentuan populasi dan penarikan sampel

Populasi merupakan obyek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat- syarat
tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. Sedangkan sampel merupakan sebagian dari populasi yang
diambil sebagai sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Keuntungan menggunakan sampel
antara lain :

- Memudahkan peneliti untuk jumlah yang lebih sedikit

- Penelitian lebih efisien (hemat dana, waktu dan tenaga)

- Lebih teliti dan cermat dalam pengumpulan data

- Penelitian lebih efektif dengan tidak merusak bahan yang ada untuk menjaring populasi yang
jumlahnya banyak.
e. Teknik pengumpulan data dan Informasi Geografis

1) Metode Observasi dan Studi lapangan

Langkah- langkah yang di lakukan dengan upaya terjun langsung ke lapangan

dengan melakukan pengamatan dan melakukan pengukuran di lapangan untuk

mendapatkan data geografi.

2) Metode Pemetaan.

Langkah yang dilakukan dengan identifikasi dan pengamatan peta untuk

mendapatkan data serta informasi geografis sehingga mendapatkan gambaran dari

tempat, pola, dan ciri- ciri unsur geografi.

3) Metode Penginderaan Jauh (Citra Foto Udara/Satelit)

Langkah yang dilakukan dengan mengidentfikasi dan pengamatan citra foto atau

satelit untuk mendapatkan gambaran dari tempat, pola dan ciri- ciri unsur geografis.

Kelebihan dengan metode ini dapat mengidentifikasi permukaan bumi yang sulit

dijangkau.

4). Metode Komputerisasi (Penggunaan Program ArcView GIS dan Map Info)

Langkah ini menggunakan hadware computer dengan penggunaan software

Arcview GIS dan Map Info. Dengan metode komputerisasi maka dapat lebih

mudah dalam menganalisis informasi maupun pencarian data geografis sekaligus

dalam penyajian data computer


5). Metode Wawancara atau interview

Langkah ini dapat diperoleh dengan melakukan wawancara dengan obyek yang

di teliti yakni manusia. Metode ini dapat di lakukan dengan tanya jawab untuk

memperoleh kelengkapan data dan informasi yang tidak didapatkan dari

pengamatan dilapangan.

6) Metode Studi Kepustakaan.

Langkah ini di pergunakan untuk mendapatkan kelengkapan data dari haasil

penelitian sebelumnya atau mengkaji dari konsep atau teori yang berlaku dan

berkembang saat ini.

f. Analisa dan interprestasi data

Gejala, fakta dan kenyataan geografi hakekatnya adalah merupakan informasi yang bersifata kualitatif
namun kesimpulan penelitian geografi harus berbentuk keputusan yang eksak dan obyektif ke dalam
bentuk angka atau kuantitatif. Dalam analisa geografi di terapkan metode analisis kualitatif (informasi data
dari bentuk gambar, bagan, diagram , potret dan peta) dengan analisa perbandingan, relasi interelasi,
interaksi dan Metode kuantitatif dengan mengolah dan interprestasi data yang berbentuk angka dengan
perhitungan matematik dan statistik.

Metode dan analisis data penelitian yang merupakan ciri khas geografi adalah :

1) Analisa Lokasi (Letak lokasi absolute dan relative /bujur dan lintang) yang menunjukkan karakteristik
daerah tertentu.

2) Analisa Penyebaran (Pola Penyebaran)

3) Analisa Interaksi dan Difusi Keruangan (pergerakan penduduk, transportasi, aktivitas ekonomi)

Teknik Geografi dalam Analisa Data yang di gunakan dalam penelitian geografi adalah :
1. Teknik Pemetaan

Menggunakan peta sebagai bahan analisis seperti : luas lokasi penelitian, jarak lokasi,

contoh : luas daerah bencana akibat dampak dari bencana, jarak kota terdekat dengan lokasi

bencana, dll

Didalam penelitian geografi selalu menggunakan peta di dalam setiap laporan yang dibuat, baik lokasi
penelitiannya, maupun dalam analisa keruangannya

Contoh :

2. Teknik Sistim Informasi Geografi

Sistim informasi Geografi merupakan cara yang paling baik dalam analisis data geografi karena sistim
ini menggunakan untuk berbagai informasi baik data peta maupun data lapangan atau observasi.

Sistim Informasi Geografi ini menggunakan sistim komputerisasi sehingga sekaligus data di analisis
dan menghasilkan data output yang akan di gunakan oleh seorang peneliti geografi. Hasil dari analisis
berupa peta dan analisis dari input data yang di masukkan ke dalam program Sistim Informasi Geografi
misalnya : Arc View GIS atau Map Info
Contoh :

g. Penarikan kesimpulan hasil penelitian/Laporan penelitian

Merupakan hasil dari analisa data yang dilandasi oleh masalah dan hipotesa tujuan penelitian yang bersifat
teori (bermanfaat untuk pengembangan keilmuan geografi) dan praktis dengan penemuan- dllpenemuan
baru yang dapat diterapkan bagi kepentingan kehidupan manusia.

 Carilah Judul- Judul Penelitian Geografi di Internet atau jurnal

 Buat Penelitian Geografi yang sederhana dengan topic masalah yang terjadi di sekitar lingkungan anda. Mis. banjir,
pemukiman kumuh, gempa, dll

Refresh Materi :

Penelitian Geografi : penelitian yang mengenai penyelidikan tentang hubungan yang diperkirakan antara gejala- gejala
alam dengan obyek studi geografi

Abstrak Penelitian : bagian dari penelitian yang menggambarkan secara keseluruhan dari hasil penelitian

Langkah- langkah Penelitian Geografi : Langkah- langkah yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian
dari obyek studi geografi secara ilmiah

Teknik Analisa Data Geografi : Tehnik yang digunakan untuk menganalisa data geografi dengan
menggunakan peta dan sistim informasi geografi

Metode Analisa Data Geografi : Metode yang digunakan untuk menganalisa data geografi dengan
menggunakan pendekatan keruangan, lingkungan dan kewilayahan

Laporan Penelitian Geografi : Laporan penelitian yang di susun secara ilmiah yang berkaitan dengan
obyek studi geografi

Abstrak Penelitian :

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI LOMBENG DI KECAMATAN BATANG- BATANG KABUPATEN


SUMENEP UNTUK MENJADI DAERAH TUJUAN WISATA
Sri Murtini *)

Abstrak : Kawasan wisata Pantai Lombang di Kabupaten Sumenep merupakan kawasan wisata yang di
unggulkan , namun dalam perkembangannya mengalami proses lambat yang mengakibatkan sedikitnya
jumlah wisatawan yang berkunjung. Sehubungan dengan itu bagaimana : 1) pendapat wisatawan
tentang keindahan , 2) sikap pedagang terhadap wisatawan ,3) fasilitas penunjang ke pariwisataan, 4)
aksesibilitas dan 5) potensi fisik kawasan pantai Lombeng, Metode Penelitian ini adalah observasi untuk
mengetahui potensi fisik, wawancara di lakukan pada 50 wisatawan secara incidental sampling dan
seluruh pedagang di sekitar kawasan wisata. Dokumentasi untuk mengetahui kondisi iklim, data di
analisis secara deskriptif untuk mengetahui potensi fisik dan aksesibilitas, skoring untuk mengetahui
tingkat keindahan dan fasilitas penunjang kepariwisataan, skala likers untuk mengetahui sikap para
pedagang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kawasan Wisata Pantai Lombeng di katagorikan
aksesibilitas rendah dan kualitasnya masih belum baik, sikap pedagang termasuk positip, potensi fisik
untuk pengembangan kepariwisataan mempunyai keterbatasan namun lebih banyak factor
pendukungnya.

Kata Kunci : pengembangan kawasan wisata, aksesibilitas , daerah tujuan wisata

Sumber : Jurnal Geografi Unesa

Bacalah Abstrak Penelitian di atas berikut isilah pertanyaan di bawah ini yang sesuai dengan Metode
Penelitian Geografi (Konsep, Prinsip, dan Pendekatan ).

Contoh Penelitian Geografi :

Konsep yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut !

a. …………………………………………………………………………..

b. …………………………………………………………………………..
c. …………………………………………………………………………..

Prinsip Geografi yang di gunakan dalam Penelitian Geografi tersebut !

a. ……………….

b. . ……………………………..

c. …………………………………..

Pendekatan Geografi yang digunakan dalam Penelitian Geografi tersebut !

a. …………………

b……………………………….

c. ………………………………….

Buatlah Ringkasan Langkah- Langkah Penelitian dari Penelitian Geografi tersebut di atas !

a. Perumusan dan pernyataan masalah penelitian

- Perumusan Masalah :
……………………………………………………………………………………………………

-Judul Penelitian :
…………………………………………………………………………………………………………..

……………………………………………………………………………………………………………………………
…………..

b. Perumusan tujuan penelitian

1. ………………………………………………………………………………………………………………………
…………

2. ………………………………………………………………………………………………………………………
…………

c. Penyusunan hipotesa penelitian: …………………………………………………………………………….


……………………………………………………………………………………………………………………………
…………..

d. Penentuan populasi dan penarikan sampel :


……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………..
e. Teknik pengumpulan data dan Informasi Geografis :………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………
…………..

f. Kesimpulan :
……………………………………………………………………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………………………
…………..

Soal Soal

I. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling benar !

1. Topik penelitian geografi yang berkaitan dengan ilmu paleontology adalah …

a. Pengaruh Keberadaan Pasar Tradisional terhadap Tingkat Pendapatan

masyarakat Sekitarnya

b. Dampak Penebangan Hutan terhadap Kesuburan Tanah

c. Tingkat Pencemaran Udara serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Udara dan

Kesehatan Manusia

d. Hubungan antara Persebaran Fosil dengan Karakteristik Formasi Batuan

e. Kesesuaian Lahan suatu Kawasan untuk Kawasan Pertanian


2. Pokok-pokok ruang lingkup studi ilmu geografi, antara lain

1) Region

2) Interaksi antara manusia dengan alam

3) Kebudayaan manusia dan akibatnya terhadap alam

4) Persebaran aspek manusia dengan pola keruangan

Pernyataan di atas yang benar adalah …

a. 1, 3 . dan 4

b. 1 dan 4

c. 1, 2, dan 4

d. 1, 2, dan 3

e. 2, 3, dan 4

3. Pendekatan dalam ilmu geografi yang menelaah manusia sebagai subjek dalam satu

kesatuan ruang adalah ….

a. pendekatan deskripsi

b. keruangan

c. sejarah

d. kompleks wilayah

e. ekologi

4. Konsep esensial geografi yang terkait dengan bentuk roman muka bumi adalah ....

a. jarak

b. aglomerasi

c. morfologi

d. nilai kegunaan

e. aksesibilitas
5. Pernyataan di bawah ini yang bukan merupakan gejala-gejala geografi dalam

kehidupan sehari-hari adalah ….

a. aktivitas magma pada gunung api

b. pergantian cuaca

c. banjir yang terjadi pada musim hujan

d. satelit komunikasi yang menglilingi bumi

e. arus laut dan gelombang laut

6. Cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang aspek ekonomi, budaya dan social dari manusia adalah ….

a. geografi matematika

b. geografi regional

c. geografi politik

d. geografi manusia

e. geografi fisik

7. Geografi dipandang sebagai ilmu yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain. Ciri geografi yang membedakan dengan ilmu-
ilmu lain adalah ….

a. Geosfer

b. Keruangan

c. Meteorology

d. Hidrosfer

e. antroposfer

8. Laporan tentang terjadinya arus pasang naik di beberapa wilayah pantai Jawa dan Sumatra termasuk studi ilmu ….

a. hidrologi

b. oceanografi

c. meteorology
d. geografi

e. astronomi

9. Laporan tentang proses terjadinya arus pasang naik di beberapa wilayah pantai Jawa dan Sumatra termasuk berkaitan ilmu
penunjang geografi ….

a. hidrologi, oceanografi, meteoro logy, astronomi

b. hidrologi, oceanografi, meteoro logy, pedologi

c. hidrologi, oceanografi, geomor fologi, geologi

d. hidrologi, geologi, meteorology, pedologi

e. klimatologi, oceanografi, meteoro logi, pedologi.

10. Laporan tentang proses terjadinya gempa bumi di Yogjakarta dan Aceh termasuk berkaitan ilmu penunjang geografi….

a. hidrologi, oceanografi

b. oceanografi, pedologi

c. oceanografi, geologi

d. geologi, meteorology

e. meteorology, pedologi

11. Secara garis besar ruang lingkup geografi adalah ….

a. aspek fisik dan aspek manusia

b. aspek keruangan dan aspek manusia

c. aspek fisik dan lingkungan

d. aspek letak dan aspek fisik

e. aspek manusia dan aspek budaya

12. Di bawah ini sebagai contoh studi geografi yang mempelajari hubungan timbal balik antara manusia dengan alam
adalah ….
a. gempa bumi

b. sabana

c. hutan musim

d. lokasi tambang

e. industri semen

13. Di bawah ini sebagai contoh studi geografi yang mempelajari hubungan timbale balik antara manusia dengan alam adalah
….

a. gempa bumi

b. tanah longsor

c. pertanian

d. hutan tropis

e. tanah subur

14. Definisi geografi yang cakupannya paling memadai sebagai ruang lingkup geografi adalah ….

a. geografi mempelajari tentang peristiwa alam

b. geografi mempelajari tentang persebaran manusia dan alam

c. geografi mempelajari tentang fenomena geofer yang berpengaruh pada permukaan bumi dan dideskripsikan serta
diinterprestasikan

d. geografi mempelajari tentang lingkungan hidup

e. geografi mempelajari tentang lingkungan social dalam satu ruang

15. Jika kita mempelajari variasi tumbuhan di muka bumi berdasarkan iklim, maka kita mempelajari dengan pendekatan….

a. spasial

b. lingkungan

c. keterjangkauan

d. wilayah

e. region
16. Studi geografi tentang perbedaan unsur-unsur dalam satu wilayah, maka termasuk pendekatan….

a. spasial

b. aktivitas manusia

c. kewilayahan

d. kelingkungan

e. region

17. Studi geografi tentang proses keterkaitan/hubungan antara hutan dengan kesuburan tanah, maka termasuk pendekatan ….

a. spasial

b. aktivitas manusia

c. kewilayahan

d. kelingkungan

e. region

18. Sudi geografi tentang peningkatan kerjasama antara Indonesia dengan Negara Eropa, pendekatan yang paling tepat adalah
pendekatan….

a. spasial

b. aktivitas manusia

c. kewilayahan

d. kelingkungan

e. region

19. Studi geografi tentang hubungan timbal balik antara gejala alam dan gejala social dalam satu ekosistem maka pendekatan
yang paling tepat adalah pendekatan ….

a. spasial

b. aktivitas manusia

c. kewilayahan

d. kelingkungan

e. region
20. Studi geografi tentang gempa bumi di Aceh, maka pendekatan yang paling tepat adalah pendekatan ….

a. spasial

b. aktivitas manusia

c. kewilayahan

d. kelingkungan

e. region

MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAM

Kompetensi Int

1. Menghayat dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong,
kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalamilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan
bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari
yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

KD 1.4

Menghayati keberadaan diri di tempat tinggalnya dengan tetap waspada, berusaha mencegah timbulnya bencana
alam, dan memohon perlindungan kepada Tuhan yang Maha Kuasa.

KD 2.4

Menunjukkan sikap peduli terhadap peristiwa bencana alam dengan selalu bersiap siaga, membantu korban, dan
bergotong royong dalam pemulihan kehidupan akibat bencana alam.

KD 3.7
Menganalisis mitigasi dan adaptasi bencana alam dengan kajian geografi.

KD 4.7

Menyajikan contoh penerapan mitigasi dan cara beradaptasi terhadap bencana alam di lingkungan sekitar.

INDIKATOR

1. Menjelaskan pengertian bencana

2. Mengklasifikasi jenis-jenis bencana alam

3. Menganalisis karakteristik bencana alam

4. Mengidentifikasi sebaran daerah rawan bencana alam di Indonesia

5. Menganalisis dampak positif bencana alam

6. Menganalisis dampak negatif bencana alam

7. Menjelaskan pengertian mitigasi bencana

8. Menganalisis adaptasi penanggulangan bencana alam

9. Melakukan usaha pengurangan resiko bencana alam

10. Menjelaskan kelembagaan penanggulangan bencana ala

MATERI

MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA

Gambar 1. Tsunami

Sumber: Internet
A. Pengertian Bencana

Berdasarkan Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana merupakan
peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda dan dampak psikologis.

Undang-Undang nomor 24 tahun 2007 mengelompokkan bencana menjadi bencana alam, bencana nonalam,
bencana sosial. Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang
disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan
dan tanah longsor.

Bencana nonalam merupakan bencana yang diakibatkan oleh fenomena nonalam antara lain berupa kegagalan
teknologi, kegagalan modernisasi dan epidemi atau wabah penyakit.
Bencana sosial merupakan bencana yang diakibatkan oleh interaksi antarmanusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau konflik antarkomunitas masyarakat dan terorisme.

B. Jenis-Jenis Bencana Alam

1. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Litosfer

a. Letusan gunung api

Letusan gunung api merupakan proses keluarnya magma yang berada di perut bumi ke permukaan bumi berupa
material padat berupa bom, lavili dan deb vulkanik, material cair berupa lahar dan material gas berupa awan panas

b. Tanah longsor

Tanah longsor merupakan gerakan masa batuan atau tanah menuruni lereng atau tebing.
c. Gempa bumi

Gempa bumi merupakan getaran pada permukaan bumi yang diakibatkan oleh pergerakan dan/atau interaksi
lempeng tektonik serta aktivitas vulkanik

2. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Hidrosfer

a. Banjir

Fenomena banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang
normalnya kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.

b. Tsunami

Fenomena tsunami merupakan gelombang pasang yang terjadi akibat akibat aktivitas tektonik dan letusan gunung
api yang terdapat di dasar laut
3. Bencana alam yang disebabkan oleh dinamika Atmosfer

a. Badai tropis

Dalam meteorologi dikenal istilah Badai Tropis yang merupakan pusaran angin tertutup pada suatu wilayah
bertekanan udara rendah. Kekuatan angin yang terjadi pada Badai Tropis dapat mencapai kecepatan lebih dari 128
km/jam dengan jangkauan lebih dari 200 Km dan berlangsung selama beberapa hari hingga lebih dari satu minggu.

b. Tornado

Tornado adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan
cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah.
Tornado muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentukcorong kondensasi yang
terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan
yang membawa puing-puing. Umumnya tornado memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau
lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum
menghilang. Beberapa tornado yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300-480 km/jam
memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih
dari 100 km.
C. Karakteristik Bencana Alam

1. Karakteristik letusan gunung api

Gunung berapi adalah bukaan, atau rekahan, pada permukaan atau kerak Bumi, yang membenarkan gas, abu, dan
batu cair yang panas bebas jauh di dalam bawah permukaan bumi. Aktiviti gunung berapi membabitkan extrusion
of rock yang cenderung membentuk gunung atau ciri-ciri berbentuk gunung melalui tempoh masa.

Gunung berapi yang akan meletus dapat diketahui melalui beberapa tanda, antara lain:

- Suhu di sekitar gunung naik.

- Mata air menjadi kering

- Sering mengeluarkan suara gemuruh, kadang disertai getaran (gempa)

- Tumbuhan di sekitar gunung layu

- Binatang di sekitar gunung bermigrasi

Berikut adalah hasil dari letusan gunung berapi, antara lain :

a) Gas vulkanik

Gas yang dikeluarkan gunung berapi pada saat meletus. Gas tersebut antara lain Karbon monoksida (CO), Karbon
dioksida (CO2), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur dioksida (S02), dan Nitrogen (NO2) yang dapat membahayakan
manusia.

b) Lava dan aliran pasir serta batu panas

Lava adalah cairan magma dengan suhu tinggi yang mengalir dari dalam Bumi ke permukaan melalui kawah. Lava
encer akan mengalir mengikuti aliran sungai sedangkan lava kental akan membeku dekat dengan sumbernya. Lava
yang membeku akan membentuk bermacam-macam batuan.

c) Lahar

Lahar adalah lava yang telah bercampur dengan batuan, air, dan material lainnya. Lahar sangat berbahaya bagi
penduduk di lereng gunung berapi.

d) Hujan Abu

Yakni material yang sangat halus yang disemburkan ke udara saat terjadi letusan. Karena sangat halus, abu letusan
dapat terbawa angin dan dirasakan sampai ratusan kilometer jauhnya. Abu letusan ini bisa menganggu pernapasan.

e) Awan panas
Yakni hasil letusan yang mengalir bergulung seperti awan. Di dalam gulungan ini terdapat batuan pijar yang panas
dan material vulkanik padat dengan suhu lebih besar dari 600 °C. Awan panas dapat mengakibatkan luka bakar
pada tubuh yang terbuka seperti kepala, lengan, leher atau kaki dan juga dapat menyebabkan sesak napas.

2. Karakteristik tanah longsor

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,tanah, atau
material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng.

Faktor-faktor yang menyebabkan longsor

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar dari gaya penahan. Gaya
penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong
dipengaruhi oleh besarnya sudut kemiringan lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Faktor penyebab terjadinya gerakan pada lereng juga tergantung pada kondisi batuan dan tanah penyusun
lereng, struktur geologi, curah hujan, vegetasi penutup dan penggunaan lahan pada lereng tersebut, namun secara
garis besar dapat dibedakan sebagai faktor alam dan faktor manusia:

a) Faktor alam

• Kondisi geologi : batuan lapuk, kemiringan lapisan, sisipan lapisan batu lempung, strukutur sesar dan kekar,
gempa bumi, stragrafi dan gunung berapi.

• Iklim : curah hujan yang tinggi.

• Keadaan topografi : lereng yang curam.

• Keadaan air : kondisi drainase yang tersumbat, akumulasi massa air, erosi dalam, pelarutan dan tekanan
hidrostatika.

• Tutup lahan yang mengurangi tahan geser, misalnya tanah kritis.

• Getaran yang diakibatkan oleh gempa bumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalu lintas kendaraan.

b) Faktor manusia
• Pemotongan tebing pada penambangan batu di lereg yang terjal.

• Penimbunan tanah urugan di daerah lereng.

• Kegagalan struktur dinding penahan tanah.

• Penggundulan hutan.

• Budidaya kolam ikan diatas lereng.

• Sistem pertanian yang tidak memperhatikan irigasi yang aman.

• Pengembangan wilayah yang tidak di imbangi dengan kesadaran masyarakat, sehingga RUTR tidak ditaati yang
akhirnya merugikan sendiri.

• Sistem drainase daerah lereng yang tidak baik.

Ciri-ciri tanah longsor yaitu sebagai berikut :

• Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing. Biasanya terjadi setelah hujan.

• Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.

• Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

• Jika musim hujan biasanya air tergenang, menjelang bencana itu, airnya langsung hilang.

• Pintu dan jendela yang sulit dibuka.

• Runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar.

• Pohon/tiang listrik banyak yang miring.

• Halaman/dalam rumah tiba-tiba ambles.


Ada enam jenis longsor, yaitu: longsoran translasi, longsoran rotasi, pergerakan blok, runtuhan batu, rayapan tanah
dan aliran bahan rombakan. Jenis longsoran translasi dan rotasi paling banyak terjadi di Indonesia sedangkan
longsoran yang

paling banyak memakan korban jiwa manusia adalah aliran bahan rombakan.

3. Karakteristik gempa bumi

Gempabumi adalah peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba yang
ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi. Akumulasi energi penyebab terjadinya gempabumi
dihasilkan dari pergerakan lempeng-lempeng tektonik. Energi yang dihasilkan dipancarkan kesegala arah berupa
gelombang gempabumi sehingga efeknya dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.
Karakteristik Gempabumi

- Berlangsung dalam waktu yang sangat singkat

- Lokasi kejadian tertentu

- Akibatnya dapat menimbulkan bencana

- Berpotensi terulang lagi

- Belum dapat diprediksi

- Tidak dapat dicegah, tetapi akibat yang ditimbulkan dapat dikurangi

Tipe gempa bumi

a. Gempa bumi vulkanik ( Gunung Api ) ; Gempa bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa
terjadi sebelum gunung api meletus.

b. Gempa bumi tektonik ; Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu pergeseran lempeng
lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari yang sangat kecil hingga yang sangat besar.
Gempabumi ini banyak menimbulkan kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat
mampu menjalar keseluruh bagian bumi.

c. Gempa bumi tumbukan ; Gempa bumi ini diakibatkan oleh tumbukan meteor atau asteroid yang jatuh ke bumi,
jenis gempa bumi ini jarang terjadi.

d. Gempa bumi runtuhan ; Gempa bumi ini biasanya terjadi pada daerah kapur ataupun pada daerah
pertambangan, gempabumi jarang terjadi dan bersifat lokal.

e. Gempa bumi buatan ; Gempa bumi buatan adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas dari manusia,
seperti peledakan dinamit, nuklir atau palu yang dipukulkan ke permukaan bumi

4. Karakteristik banjir

Banjir merupakan peristiwa meluapnya air dari sungai sehingga menggenangi wilayah daratan yang normalnya
kering. Banjir umumnya terjadi ketika volume air pada sungai melebihi daya tampung sungai tersebut.

Berdasarkan penyebabnya, banjir dapat dikategorikan dalam empat kategori yaitu:


a. Banjir yang disebabkan oleh hujan lebat yang melebihi kapasitas penyaluran sistem pengaliran air yang terdiri
dari sistem sungai alamiah dan sistem drainase buatan manusia

b. Banjir yang disebabkan meningkatnya muka air di sungai sebagai akibat pasang laut maupun meningginya
gelombang laut akibat badai.

c. Banjir yang disebabkan oleh kegagalan bangunan air buatan manusia seperti bendungan, bendung, tanggul
dan bangunan pengendalian banjir.

d. Banjir akibat kegagalan bendungan alam atau penyumbatan aliran sungai akibat runtuhnya/longsornya tebing
sungai.

Pada umumnya banjir yang berupa genangan maupun banjir bandang bersifat merusak. Aliran arus air yang cepat
dan bergolak dapat mengakibatkan korban jiwa karena aliran air yang sangat deras dan besar dapat membuat
orang hanyut atau tenggelam. Aliran air yang membawa material tanah yang halus akan mampu manyeret material
yang lebih berat sehingga daya rusaknya akan lebih tinggi. Banjir mampu merusak pondasi bangunan, pondasi
jembatan dan lainnya yang dilewati sehingga menyebabkan kerusakan parah pada bangunan tersebut bahkan
mampu merobohkan bangunan dan mampu menghanyutkannya.

5. Karakteristik tsunami

Tsunami berasal dari bahasa Jepang. “tsu” berarti pelabuhan, “nami” berarti gelombang sehingga secara umum
diartikan sebagai pasang laut yang besar di pelabuhan.

Ada beberapa penyebab terjadinya tsunami:

- Bempabumi yang diikuti dengan dislokasi/perpindahan masa tanah/batuan yang sangat besar di bawah air
(laut/danau).

- Tanah longsor di bawah tubuh air/laut

- Letusan gunung api di bawah laut dan gunung api pulau

Besar kecilnya gelombang tsunami sangat ditentukan oleh karakteristik gempa bumi yang memicunya. Besar
kecilnya tsunami yang yang terjadi di samping tergantung pada bentuk morfologis pantai juga dipengaruhi oleh
karakteristik sumber gangguan implusif yang ditimbulkannya. Karakteristik gelombang tsunami meliputi energi,
magnitudo, kedalaman pusat gempa, mekanisme fokus dan luas rupture area.

Beberapa karakteristik Tsunami, antara lain :


- Tinggi gelombang tsunami di tengah lautan mencapai lebih kurang 5 meter. Serentak sampai pantai tinggi
gelombang ini dapat mencapai 30 meter.

- Panjang gelombang tsunami (50-200 km) jauh lebih besar dari pada gelombang pasang laut (50-150 m).
Panjang gelombang tsunami ditentukan oleh kekuatan gempa, sebagai contoh gempabumi tsunami dengan
kekuatan magnitude 7-9 panjang gelombang tsunami berkisar 20-50 km dengan tinggi gelombang 2 m dari
permukaan laut.

- Periode waktu gelombang tsunami yang berkekuatan tinggi hanya berperiode durasi gelombang sekitar 10-60
menit, sedangkan gelombang pasang bisa berlangsung lebih lama 12-24 jam.

- Cepat rambat gelombang tsunami sangat tergantung pada kedalaman laut, bila kedalaman laut berkurang
setengahnya, maka kecepatan berkurang tiga perempatnya.

6. Karakteristik badai tropis

Badai tropis terbentuk di atas samudera yang umumnya bersuhu permukaan hangat atau lebih dari 26,5 0C.

Syarat utama untuk dapat tumbuh dan berkembangnya siklon tropis adalah kelembaban udara yang tinggi karena
banyaknya kandungan uap air. Syarat tersebut dapat dipenuhi oleh daerah perairan ( lautan) di zona tropis dan
subtropis yang temperaturnya dapat mencapai > 260 0C.
Karakter badai tropis:

- Sebagai tiupan angin yang merusak

- Meningkatkan jumlah curah hujan dan intensitas hujan

- Menimbulkan gelombang badai di pantai

- Rata-rata durasi badai tropis 6 hari, tetapi dapat terjadi < 24 jam namun ada pula yang durasinya sampai 3
minggu

- Dalam citra satelit tampak sebagai kumpulan awan melingkar dengan radius hingga 300 km

Dampak siklon tropis bisa berupa angin kencang, hujan deras selama berjam-jam hingga berhari-hari, banjir,
gelombang tinggi dan gelombang badai

7. Karakteristik tornado

Tornado merupakan pusaran udara yang bergerak cepat dan berbentuk corong spiral. Tornado umumnya berkaitan
erat dengan pertumbuhan awan badai. Kecepatan tornado berkisar mulai dari 72 km per jam hingga lebih dari 400
km per jam.

Ciri ciri datangnya Tornado:

1. Langit terlihat hitam atau mendung.

2. Terjadi hujan es di sekitar daerah (biasanya durasi selama 20-25mnt)

3. Setelah terjadi badai hujan maka suasana akan tenang namun langit semakin hitam gelap

4. Awan bergerak cepat sehingga mengitari daerah kita

5. Kemunculan Tornado bisa didengar. Awalnya suara nya seperti air terjun, namun lama lama berubah menjadi
seperti suara jet yang sangat keras

Perubahan lapisan udara merupakan pemicu lahirnya Tornado dalam hal ini jika lapisan udara dingin berada diatas
lapisan udara panas, udara panas naik dengan kecepatan 300-an km/jam, udara yang menyusup dari sisi inilah yang
mengakibatkan angin berputar sehingga membentuk tornado, dan bila sudah sempurna maka sebuah tornado bisa
memiliki kecepatan hingga 400 Km/jam serta lebar cerobong antara 15 - 365 meter.
Proses terjadinya badai tornado:
Udara panas yang terus menerus menghantam bumi akan menyebabkan suhu tanah meningkat. Dan ketika suhu
panas meningkat, udara panas dan lembab yang ada di udara akan mulai naik dan semakin naik.

Ketika udara panas, udara lembab dan dingin memenuhi udara kering, dan terangkat ke atas, kemudian akan masuk
ke lapisan udara atas. Pada fase ini sebuah awan petir mulai tercipta.

Pergerakan udara keatas yang terjadi sangat cepat dan adanya angin dari sisi samping menyebabkan arah yang
berbeda dan membentuk sebuah pusaran.

Sebuah kerucut hasil putaran udara yang berpilin tersebut mulai terbentuk dan terlihat dari awan ke permukaan
tanah. Seperti yang ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
D. Sebaran Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia

Beberapa daerah sebaran rawan bencan alam di Indonesia yaitu:

1. Gempa bumi

Indonesia merupakan daerah rawan gempabumi karena dilalui oleh jalur pertemuan 3 lempeng tektonik, yaitu:
Lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik.

Lempeng Indo-Australia bergerak relatip ke arah utara dan menyusup kedalam lempeng Eurasia, sementara
lempeng Pasifik bergerak relatip ke arah barat.

Jalur pertemuan lempeng berada di laut sehingga apabila terjadi gempabumi besar dengan kedalaman dangkal

2. Gunung meletus

Jumlah Gunung Api atau Gunung berapi di Indonesia yang masih aktif 129 buah yang tersebar di wilayah Sumatera,
Jawa, Bali dan Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi, dan Papua.

Daftar Gunung Berapi di Indonesia (disusun berdasarkan letak)

Gunung di Papua (14 buah - termasuk puncak-puncaknya)


Gunung Puncak Carstenz Pyramid(4,884 m.dpl) merupakan gunung tertinggi di Indonesia.

Gunung Puncak Jaya(4,860 m.dpl)

Gunung Puncak Trikora(4,730 m.dpl)

Gunung Puncak Idenberg (4,643 m.dpl)

Gunung Dom (1,332 m.dpl)

Gunung Derabaro (4,150 m.dpl)

Gunung Yamin (4,595 m.dpl)

Gunung Yaramamafaka (3,370 m.dpl)

Gunung Redoura (3,083 m.dpl)

Gunung Togwomeri (2,680 m.dpl)

Gunung Mandala (4,640 m.dpl)

Gunung Ngga Pilimsit(4,717 m.dpl)

Gunung Foja (1,800 m.dpl)

Gunung Cyrcloop (2,034 m.dpl)

Gunung di Jawa (37 buah)

Gunung Anjasmara (2.277 m)

Gunung Argapura (3.088 m)

Gunung Arjuno (3.339 m)

Gunung Bromo (2.392 m)

Gunung Bukit Tunggul (2.208 m)

Burangrang (2.057 m)

Gunung Ciremay/Cereme (3.078 m)

Gunung Cikuray (2.818 m)

Gunung Galunggung (2.167 m)

Gunung Gede (2.958 m)

Gunung Guntur (2.249 m)


Gunung Karang (1.245 m) sekitar 40 KM selatan Pandeglang

Gunung Kembar I (3.052 m)

Gunung Kembar II (3.126 m)

Gunung Krakatau

Gunung Lasem (806 m) Rembang Jawa Tengah

Gunung Lawu (3.245 m)

Gunung Semeru (3.676m) gunung tertinggi di pulau Jawa dan gunung berapi ketiga tertinggi di Indonesia

Gunung Malabar (2.343 m)

Gunung Masigit (2.078 m)

Gunung Merapi (2.911 m)

Gunung Merbabu (3.145 m)

Gunung Muria (1.602 m)

Gunung Pangrango (3.019 m)

Gunung Papandayan (2.665 m)

Gunung Patuha (2.386 m)

Gunung Penanggungan (1.653 m)

Gunung Raung (3.332 m)

Gunung Salak (2.211 m)

Gunung Slamet (3.432 m)

Gunung Sumbing (3.336 m)

Gunung Sundara (3.150 m)

Gunung Tangkuban Perahu (2.084 m)

Gunung Ungaran (2,050 m)

Gunung Wayang (2.181 m)

Gunung Welirang (3.156 m)

Gunung Wilis (2.552 m)

Gunung Kelud (1.350 m)


Gunung di Kalimantan (4 buah)

Gunung Palung (1.116 m) Kalimantan Barat

Gunung Raya (2.278 m) Kalimantan Tengah

Gunung Liangpran (2.240 m) Kalimantan Timur

Gunung Halau (1.892 m) Kalimantan Selatan

Gunung di Sulawesi (10 buah)

Gunung Awu (1.320 m) Kepulauan Sangihe

Gunung Lokon (1.689 m)

Gunung Klabat(1995 mdpl)

Gunung Mekongga (2.620 m)

Gunung Mahawu (1311 mdpl)

Gunung Bawakaraeng (2.705 m)

Gunung Latimojong (3.478 m)

Gunung Lokon (1580 mdpl)

Gunung Lompobattang (2871 m)

Gunung Soputan (1783 m)

Gunung di Sumatra (13 buah)

Gunung Dempo (3159 m) Sumatra Selatan

Gunung Kerinci (3.805 m) Jambi gunung tertinggi di Sumatra, kedua di Indonesia dan gunung berapi tertinggi di
Indonesia

Gunung Sinabung (2.475 m) Sumatra Utara

Gunung Sibayak (2.212 m) Sumatra Utara

Gunung Pesagi (2.262 m) Lampung

Gunung Singgalang (2.877 m) Sumatra Barat

Gunung Marapi (2,891.3 m) Sumatra Barat

Gunung Talamau (2,912 m) Sumatra Barat

Gunung Tandikat (2438 m) Sumatra Barat


Gunung Leuser (3172 m) NAD

Gunung Perkison (2300 m) NAD

Gunung Talang (2600 m) Sumatra Barat

Gunung Sago (2500 m) Sumatra Barat

Bali & Nusa Tenggara (20 buah)

Gunung Agung (3.142 m) di Bali

Gunung Ebulolobo (2,123)

Gunung Inielika (1,559)

Gunung Kondo (2,947)

Gunung Nangi (2,330)

Gunung Rinjani (3.726 m) di Lombok, gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia

Gunung Sangeang (1,949)

Gunung Tambora (2.850 m) di pulau Sumbawa

Gunung Anak Ranakah (2,402)

Gunung Ebulabo (2,123)

Gunung Egon (1,703)

Gunung Iliboleng (1,659)

Gunung Iliwerung (1,486)

Gunung Inerie (2,230)

Gunung Keknemo (2,070)

Gunung Kelimutu (1,385)

Gunung Lewotobi Laki-laki (1,584)

Gunung Lewotobi Perempuan (1,703)

Gunung Lewotolo (1,319)

Gunung Loreboleng (1,117)


3. Tanah longsor

4. Banjir

5. Arus laut dan ombak besar

6. Tsunami

7. Kekeringan

8. Kebakaran hutan

9. Bencana angin: badai tropis dan puting bliung

10. Gas beracun

E. Dampak Positif Bencana Alam

1. Letusan Gunung Berapi

Letusan gunung berapi juga sebenarnya membawa berkah meski hanya bagi penduduk yang ada di sekitar. Berikut
uraiannya:

a. Tanah yang dilalui oleh hasil abulkanis gunung berapi sangat baik bagi pertanian sebab tanah tersebut secara
alamiah menjadi lebih subur dan bisa menghasilkan tanaman yang jauh lebih berkualitas. Tentunya bagi penduduk
sekitar pegunungan yang mayoritas petani, hal ini sangat menguntungkan.

b. Terdapat mata pencaharian baru bagi rakyat sekitar gunung berapi yang telah meletus, apa itu? Jawabannya
penambang pasir. Material vulkanik berupa pasir tentu memiliki nilai ekonomis.

c. Selain itu, terdapat pula bebatuan yang disemburkan oleh gunung berapi saat meletus. Bebatuan tersebut bisa
dimanfaatkan sebagai bahan bangungan warga sekitar gunung.

d. Meski ekosistem hutan rusak, namun dalam beberapa waktu, akan tumbuh lagi pepohonan yang membentuk
hutan baru dengan ekosistem yang juga baru.

e. Setelah gunung meletus, biasanya terdapat geyser atau sumber mata air panas yang keluar dri dalam bumi
dengan berkala atau secara periodik. Geyser ini kabarnya baik bagi kesehatan kulit.

f. Muncul mata air bernama makdani yaitu jenis mata air dengan kandungan mineral yang sangat melimpah.
g. Pada wilayah vulkanik, potensial terjadi hujan orografis. Hujan ini potensial terjadi sebab gunung adalah
penangkan hujan terbaik.

h. Pada wilayah yang sering terjadi letusan gunung berapi, sangat baik didirikan pembangkit listrik.

2. Tanah Longsor

Dampak positif dari tanah longsor adalah:

- Tanah kembali menjadi gembur

- Perubahan tekstur dan bentuk gunung

- Mempercepat dan memperbanyak proses peleburan batu dalam tanah

3. Gempa Bumi

Dampak positif dari gempa bumi adalah:

- Menciptakan alat-alat tekhnologi pendeteksi gempa

- Menjadikan kita peduli pada sesama

- Meningkatkan kewaspadaan manusia

- Menjadi tempat pariwisata

- Menjadi sumber berita

- Mengurangi kepadatan penduduk

4. Banjir

Dampak positif dari banjir adalah:

- Masyarakat jadi sadar kalau selama ini kurang kesadaran terhadap lingkungan sehingga terkena banjir

- Masyarakat menjadi semakin sadar pentingnya menjaga agar tidak terjadi terjadi banjir

5. Tsunami

Dampak positif dari tsunami adalah:

- Bencana alam merenggut banyak korban, sehingga lapangan pekerjaan menjadi terbuka luas bagi yang masih
hidup

- Menjalin kerjasama dan bahu membahu untuk menolong korban bencana,menimbulkan efek kesadaran
bahwa manusia itu saling membutuhkan satu sama lain

- Kita bisa mengetahui sampai dimanakah kekuatan konstruksi bangunan kita serta kelemahannya dan kita
dapat melakukan inovasi baru untuk penangkalan apabila bencana tersebut datang kembali tetapi dengan
konstruksi yang lebih baik
6. Badai Tropis

Dampak positif dari badai tropis adalah:

- Secara global siklon tropis sangat diperlukan untuk menjaga keseimbangan panas atmosfer bumi dengan cara
memindahkan panas, dan kelembaban yang tinggi di daerah tropis ke wilayah sub tropis dan kutub yang lebih
dingin.

- Pada beberapa situasi khusus, siklon tropis membawa dampak positif bagi wilayah- wilayah yang terkenda
dampaknya. Di wilayah Jepang, sebagian besar curah hujan yang turun merupakan dampak dari typhoon. Hurricane
Camille mengakhiri kondisi kekeringan dan kesulitan air pada daerah-daerah yang dilewatinya.

7. Tornado

Ternyata dibalik dasyatnya tornado tornado menyimpan manfaat :

- Menjaga suhu daerah yang dilalui tornado agar daerah tersebut tidak terlalu dingin/panas karena tornado
membawa angin dari derah lain yang biasanya dari daerah lebih dingin,lebih panas dari daerah yang diterjang angin

F. Dampak Negatif Bencana Alam

1. Letusan Gunung Berapi

Gunung berapi yang meletus tentu akan membawa material yang berbahaya bagi organisme yang dilaluinya,
Karena itu kewaspadaan mutlak diperlukan. Berikut ini hal negatif yang bisa terjadi saat gunung meletus:

a. Tercemarnya udara dengan abu gunung berapi yang mengandung bermacam-macam gas mulai dari Sulfur
Dioksida atau SO2, gas Hidrogen sulfide atau H2S, No2 atau Nitrogen Dioksida serta beberapa partike debu yang
berpotensial meracuni makhluk hidup di sekitarnya.

b. Dengan meletusnya suatu gunung berapi bisa dipastikan semua aktifitas penduduk di sekitar wilayah tersebut
akan lumpuh termasuk kegiatan ekonomi.

c. Semua titik yang dilalui oleh material berbahaya seperti lahar dan abu vulkanik panas akan merusak
pemukiman warga.

d. Lahar yang panas juga akan membuat hutan di sekitar gunung rusak terbakar dan hal ini berarti ekosistem
alamiah hutan terancam.

e. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi berpotensi menyebabkan sejumlah penyakit misalnya saja ISPA.

f. Desa yang menjadi titik wisata tentu akan mengalami kemandekan dengan adanya letusan gunung berapi.
Sebut saja Gunung Rinjani dan juga Gunung Merapi, kedua gunung ini dalam kondisi normal merupakan salah satu
destinasi wisata terbaik bagi mereka wisatawan pecinta alam.

2. Tanah Longsor

Dampak negatif dari tanah longsor adalah:


- Korban jiwa

- Rusaknya infrastruktur

- Rusaknya sumber mata pencaharian warga

- Buruknya sanitasi lingkungan

3. Gempa Bumi

Dampak negatif dari gempa bumi adalah:

- Membuat banyak orang meninggal

- Merusak fasilitas umum

- Wilayah menjadi rusak

- Banyaknya pengangguran karena kantornya hancur

- Berkurangnya sumber daya alam dan sumber daya manusia

- Jaringan transportasi dah komunikasi terganggu

4. Banjir

Dampak negatif dari banjir adalah:

- Merusak sarana dan prasarana rumah, gedung, jembatan, jalan, dll

- Memutuskan jalur transportasi, akibat genangan air maka jalur transportasi jadi tidak bisa dilalui

- Bisa merusak dan bahkan menghilangkan peralatan, perlengkapan, harta benda lainnya atau bahkan jiwa
manusia

- Bisa mengakibatkan pemadaman listrik, karena ada genangan air maka listrik diwilayah tersebut harus
dipadamkan karena bisa berbahaya

- Mengganggu aktivitas sehari-hari, tidak bisa keluar rumah, tidak bisa ke kantor, sekolah, dll

- Dapat mencemari lingkungan sekitar kita, saat banjir datang tidak hanya air, tetapi juga membawa serta
sampah, kotoran, limbah, dll selain dapat mencemari sumber air bersih, banjir juga akan mengotori, halaman atau
bahkan rumah kita sehingga menjadi tidak hiegienis.

- Mendatangkan masalah / gangguan kesehatan (penyakit)

5. Tsunami

Dampak negatif dari tsunami adalah:

- Merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan, tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia
serta menyebabkan genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih.
- Banyak tenaga kerja ahli yang menjadi korban sehingga sulit untuk mencari lagi tenaga ahli yang sesuai dalam
bidang pekerjaanya

- Pemerintah akan kewalahan dalam pelaksaan pembangunan pasca bencana karena faktor dana yang besar

- Menambah tingkat kemiskinan apabila ada masyarakat korban bencana yang kehilangan segalanya

6. Badai Tropis

- Angin kecepatan tinggi

- Gelombang laut (storm surge)

- Hujan deras

- Angin tornado

7. Tornado

Dampak yang ditimbulkan akibat angin puting beliung/ tornado dapat menghancurkan area seluas 5 km dan tidak
ada lagi angin puting beliung/tornado susulan. Rumah akan hancur dan tanaman akan tumbang diterjang angin
puting beliung, mahluk hidup bisa sampai mati karena terlempar atau terbentur benda keras lainnya yang ikut
masuk pusaran angin. Jaringan telepon,internet, dan listrik akan terganggu akibat angin putting beliung/tornado,
dan dapat merusak infrastruktur daerah/kota.

G. Pengertian Mitigasi dan Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam

1. Pengertian Mitigasi Bencana

Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007, mitigasi didefinisikan sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi
risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana.

Beberapa tujuan utama mitigasi bencana alam yaitu:

1. Mengurangi resiko bencana bagi penduduk dalam bentuk korban jiwa, kerugian ekonomi dan kerusakan
sumber daya alam.

2. Menjadi landasan perencanaan pembangunan

3. Meningkatkan kepedulian masyarakat untuk menghadapi serta mengurangi dampak dan resiko bencana
sehingga masyarakat dapat hidup aman

Untuk melakukan penanggulangan bencana, diperlukan informasi sebagai dasar perencanaan penanganan bencana
yang meliputi:

1. Lokasi dan kondisi geografis wilayah bencana serta perkiraan jumlah penduduk yang terkena bencana

2. Jalur transportasi dan sistem telekomunikasi


3. Ketersediaan air bersih, bahan makanan, fasilitas sanitasi, tempat penampungan dan jumlah korban

4. Tingkat kerusakan, ketersediaan obat obatan, peralatan medisserta tenaga kesehatan

5. Lokasi pengungsian dan jumlah penduduk yang mengungsi

6. Perkiraan jumlah korban yang meninggal dan hilang

7. Ketersediaan relawan dalam berbagai bidang keahlian

Siklus manajemen bencana terdiri dari empat fase. Tiap fase tersebut saling melengkapi dan tumpang tindih.
Keempat fase tersebut adalah:

a. Mitigasi

Merupakan upaya meminimalkan dampak bencana. Fase ini umumnya terjadi bersamaan dengan fase pemulihan
dari bencana sebelumnya. Seluruh kegiatan pada fase mitigasi ditujukan agar dampak dari bencana yang serupa
tidak terulang.

b. Kesiapsiagaan

Merupakan perencanaan terhadap cara merespons kejadian bencana. Dalam fase ini perencanaan yang dibuat oleh
lembaga penanggulangan bencana tidak hanya berkisar pada bencana yang pernah terjadi pada masa lalu, tetapi
juga untuk berbagai jenis bencana lain yang mungkin terjadi.

c. Respon

Merupakan upaya meminimalkan bahaya yang diakibatkan oleh terjadinya bencana. Fase ini berlangsung sesaat
setelah terjadi bencana dan dimulai dengan mengumumkan kejadian bencana serta mengungsikan masyarakat.

d. Pemulihan

Merupakan upaya pengembalian kondisi masyarakat sehingga menjadi seperti semula. Pada fase ini pekerjaan
utama yang dilakukan masyarakat dan petugas adalah menyediakan tempat tinggal sementara bagi korban bencana
dan membangun kembali sarana dan prasarana yang rusak. Selama masa pemulihan ini, dilakukan pula evakuasi
terhadap langkah-langkah penanganan bencana yang telah dilakukan.

2. Adaptasi Penanggulangan Bencana Alam


Adaptasi bencana adalah penyesuaian sistem alam dan manusiaterhadap stimulus bencana alam nyata atau yang
diharapkan tidak ada dampak-dampaknya, yang menyebabkan kerugian atau mengeksploitasi kesempatan-
kesempatan yang memberi manfaat.

Adapatsi bencana alam perlu dilakukan mengingat adanya ancaman-ancaman bencana alam yang membahayakan
manusia seperti:

1. Ancaman alamiah

Proses atau fenomena alam berupa tanah longsor, tanah bergerak yang bisa menyebabkan hilangnya nyawa, cidera
atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial
dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

2. Ancaman biologis

Proses atau fenomena bersifat organik atau yang dinyatakan oleh vektor-vektor biologis termasuk keterpaparan
terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen, toksin dan bahan-bahan bioaktif yang bisa menghilangkan nyawa,
cidera, sakit atau dampak-dampak kesehatan lainnya kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan,
gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

3. Ancaman geologis

Proses atau fenomena geologis berupa gempa bumi dan gunung meletus bisa mengakibatkan hilangnya nyawa,
cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan
sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

4. Ancaman hidrometeorologis

Proses atau fenomena yang bersifat atmosferik, hidrologis atau oseanografis berupa pemanasan global dan
tsunami yang bisa mengakibatkan hilangnya nyawa, cidera atau dampak-dampak kesehatan lain, kerusakan harta
benda, hilangnya penghidupan dan layanan, gangguan sosial dan ekonomi atau kerusakan lingkungan.

5. Ancaman sosial-alami

Fenomena meningkatnya kejadian peristiwa-peristiwa ancaman bahaya geofisik dan hidrometeorologis tertentu
seperti tanah longsor, banjir, dan kekeringan, yang disebabkan oleh interaksi antara ancaman bahaya alam dengan
sumber daya lahan dan lingkungan yang dimanfaatkan secara berlebihan atau rusak

Hal-hal penting dalam adaptasi dan ancaman bencana alam adalah:

- Kesadaran publik

- Kesiapsiagaan

- Ketangguhan/tangguh

- Langkah-langkah struktural/nonstruktural

- Manajemen resiko bencana

- Partisipasi
Adaptasi diperlukan untuk mengurangi dampak negatif dari bencana. Berikut contoh adaptasi dalam berbagai
bidang kehidupan manusia:

- Adaptasi dalam bidang ekonomi

- Adaptasi dalam bidang kesehatan

- Adaptasi dalam ketersediaan air

- Adaptasi terhadap wilayah perkotaan yang sering dilanda banjir

3. Usaha Pengurangan Resiko Bencana Alam

Usaha pengurangan resiko bencana alam di Indonesia dapat dilakukan dengan cara:

1. Pembuatan peta risiko bencana

Pengenalan dan pengkajian ancaman bencana atau suatu wilayah berangkat dari pemahaman terhadap kondisi dan
karakteristik suatu wilayah, baik dari segi fisik maupun sosial. Proses kajian ini dilakukan oleh berbagai ahli dengan
berbagai bidang ilmu kemudian digabungkan dan dianalisis dengan menggunakan pendekatan geografi. Hasil
akhirnya adalah peta-peta yang menggambarkan karakteristik suatu wilayah dari berbagai aspek.

Penggambaran resiko bencana yang terdapat di suatu wilayah dilakukan dengan membuat peta resiko bencana.
Secara umum, peta ini menggambarkan tingkat resiko terjadinya suatu bencana tertentu di suatu wilayah. Peta
ancaman bencana dibuat berdasarkan beberapa indikator, antara lain sebagai berikut:

- Zonasi wilayah rawan gempa bumi

- Arus laut

- Perkitaan ketinggian genangan tsunami

- Zonasi wilayah rawan banjir

- Zonasi wilayah rawan longsor

- Zonasi wilayah terkena dampak letusan gunung api

- Penggunaan lahan dan vegetasi

- Bentuk medan dan kelerengan

- Jenis hutan

- Jenis tanah

- Tipe iklim dan curah hujan tahunan

Peta kerentanan dibuat berdasarkan beberapa indikator yaitu:

- Kepadatan penduduk
- Rasio jenis kelamin

- Tingkat kemiskinan

- Jumlah difabel

- Rasio kelompok umur

- Luas lahan produktif

- Kontribusi pendapatan domestik regional bruto (PDRB)

- Jumlah bangunan, fasilitas umum, dan fasilitas darurat

- Kepadatan bangunan

- Jenis vegetasi

2. Sistem peringatan dini bencana alam

UNISDR mendefinisikan sistem peringatan dini adalah sekumpulan kapasitas yang dibutuhkan untuk
mengumpulkan dan menyebarluaskan informasi peringatan yang bermakna dan tepat waktu sehingga
memungkinkan individu, masyarakat dan organisasi yang terancam bencana untuk bersiap dan bertindak dengan
tepat dalam waktu yang cukup untuk mengurangi kemungkinan bahaya atau kerugian.

Konsep sistem peringatan dini terdiri dari empat unsur yaitu:

a. pengetahuan tentang resiko bencana

b. layanan pengawasan dan peringatan

c. penyebaran informasi dan komunikasi

d. kemampuan merespon

Langkah mitigasi sesudah bencana meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. menginventarisasi data-data kerusakan akibat bencana dan kekuatan bencana yang terjadi

b. mengidentifikasi wilayah-wilayah yang terkena dampak bencana berdasarkan tingkat kerusakan

c. membuat rekomendasi dan saran untuk penanggulangan bencana pada masa depan

d. membuat rencana penataan ulang wilayah, termasuk rencana tata ruang dan penggunaan lahan

e. memperbaiki dan mengganti fasilitas pemantauan bencana yang rusak

f. melanjutkan aktivitas pemantauan rutin dan simulasi tanggap bencana

3. Simulasi bencana alam

Simulasi bencana adalah kegiatan pemberian informasi tentang cara-cara tentang penyelamatan diri kepada
masyarakat oleh petugas/instansi terkait pada wilayah rawan bencana dan/atau disertai simulasi penyelamatan
untuk mencegah atau meminimalkan dampak bencana alam yang mungkin terjadi. Kegiatan ini idealnya diikuti oleh
seluruh anggota masyarakat yang berada di wilayah rawan bencana dan seluruh pihak yang terlibat dalam proses
mitigasi dan penanggulangan bencana.

Salah satu tujuan utama dari pelaksanaan simulasi bencana adalah menguji kesiapan seluruh sistem, prosedur, dan
perangkat mitigasi serta penangulangan bencana.

4. Kelembagaan Penanggulangan Bencana Alam

a. Lembaga penanggulangan bencana alam

1. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPN)

BNPB adalah lembaga pemerintah nondepartemen yang dibentuk berdasarkan peraturan presiden nomor 8 Tahun
2008. Tugas BNPB adalah membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan pelaksanaan kegiatan
penanganan bencana serta melaksanakan penanganan tersebut mulai dari sebelum bencana, pada saat terjadi
bencana, dan setelah terjadi bencana.

2. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG)

PVMBG merupakan salah satu unit kerja Badan Geologi. Badan geologi sendiri merupakan salah satu unit di
lingkungan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). PVMPG berkantor pusat di Bandung dan
mempunyai tugas melaksanakan penelitian, penyelidikan, perekayasaan dan pelayanan di bidang vulkanologi dan
mitigasi bencana geologi.

b. Hubungan antara bencana alam dengan kelembagaan penanggulangan bencana alam

- Apabila di suatu daerah terjadi kenampakan/kerusakan alam yang berhubungan dengan geologi, maka
masyarakat melalui pemerintah daerah dapat segera menghubungi PVMPG yang berkantor pusat di Bandung untuk
diteliti keadaannya.

- Apabila terjadi bencana alam seperti meletusnya gunung Merapi, keluarnya gas alam di Dieng, tsunami di
Aceh, gempa bumi di Tasikmalaya dan Padang atau bencana lainnya, masyarakat melalui pemerintah daerah dapat
melaporkan kejadian tersebut ke PNPB dan PVMPB.

PNPB bertugas dalam hal melaksanakan penanganan bencana, sedangkan PVMPB bertugas dalam hal mengatasi
dam menyelidiki sebab-sebab dan akibat bencana alam yang terjadi.

Home » Bernadilogi » Contoh Soal Geografi Kelas 11 Keragaman Budaya Beserta Jawaban

CONTOH SOAL GEOGRAFI KELAS 11 KERAGAMAN BUDAYA BESERTA JAWABAN

Bernadino Angga Walastiko April 03, 2019 Add Comment Bernadilogi


Jadi ini adalah tugas geografi dari guru saya yaitu Bu Inggit, tugas ini saya tulis di HP terlebih dahulu lalu
saya salin ke kertas folio. Karena saya memiliki blog, jadinya saya share aja tugasnya ke blog ini. Dan
untuk video di atas juga sama, itu adalah tugas yang diberikan oleh guru saya tentang mitigasi bencana.

1. Yang menjadi modal besar bangsa Indonesia untuk sejajar dengan negara besar lainnya adalah...

A. Keragaman budaya

B. Perpecahan antar suku

C. Konflik dimana mana

D. Perbedaan pendapat

E. Menolak toleransi

Jawaban : A

2. Kata kebudayaan berawal dari kata buddhayah yang berasal dari bahasa...

A. Indonesia

B. India

C. Sansekerta

D. Palapa

E. Belanda

Jawaban : C

3. paham dengan tokoh yang bernama Ellsworth Huntington disebut dengan paham...

A. Posibilisme
B. Determinasi

C. Efektivitas

D. Disintegrasi

E. Negatifisme

Jawaban : B

4. Paham posibilisme merupakan paham yang berpendapat bahwa manusia...

A. Makhluk ceroboh

B. Makhluk sempurna

C. Makhluk hidup

D. Makhluk berakal

E. Makhluk ciptaan Tuhan

Jawaban : D

5. Yang dimaksud keragaman budaya nasional adalah...

A. Keragaman di daerah Jawa

B. Keragaman budaya global

C. Keragaman di luar negeri

D. Keragaman di satu tempat daerah

E. Keragaman yang tidak hanya di satu tempat daerah

Jawaban : E
6. Wujud kebudayaan dibedakan menjadi 3, salah satunya adalah...

A. Gagasan

B. Tindakan

C. Perilaku

D. Kebudayaan fisik

E. Kecintaan

Jawaban : A

7. Wujud kebudayaan tindakan yaitu tindakan yang .... manusia.

A. Tidak berpola

B. Berstruktur

C. Terpimpin

D. Memiliki strata

E. Berpola

Jawaban : E

8. Ciri khusus kebudayaan fisik adalah, kecuali...

A. Tidak terlihat

B. Dapat diraba

C. Dapat disentuh

D. Dapat dilihat

E. Dapat difoto
Jawaban : A

9. Yang menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang tersebar adalah...

A. Kondisi masyarakat

B. Kondisi geografis

C. Kondisi cuaca

D. Kondisi astronomi

E. Kondisi perekonomian

Jawaban : B

10. Keragaman budaya di Indonesia adalah .... dan potensi kekayaan budaya Indonesia.

A. Kekurangan

B. Kejelekan

C. Masalah

D. Kelebihan

E. Keburukan

Jawaban : D

11. Dibawah ini yang tidak termasuk kedalam faktor penyebab keragaman budaya adalah....

A. Keragaman bahasa

B. Sistem teknologi

C. Keragaman agama

D. Hanya memiliki satu bahasa


E. Sistem mata pencaharian

Jawaban : D

12. Contoh dari keragaman bahasa adalah keragaman...

A. Bahasa lisan

B. Bahasa tulis

C. Bahasa sansekerta

D. Bahasa daerah

E. Jawaban a dan b benar

Jawaban : E

13. Contoh dari alat produksi yang dimanfaatkan untuk membantu pekerjaan adalah, kecuali...

A. Alat tenun

B. Pakaian

C. Batu tumbuk tepung

D. Penanam padi

E. Pembajak sawah

Jawaban : B

14. Bermata pencaharian sebagai nelayan, petani garam dan petani tambak adalah penduduk yang
tinggal di wilayah...

A. Agraris
B. Pertanian

C. Pesisir

D. Perkebunan

E. Kota

Jawaban : C

15. Keragaman agama di Indonesia banyak dipengaruhi oleh...

A. Bangsa lain

B. Adat sendiri

C. Animisme

D. Dinamisme

E. Ateis

Jawaban : A

16. Menurut vetos dalam Nuraeni dan Alfan munculnya identitas nasional sebagai hasil interaksi historis
antara....

A. 2 faktor

B. 5 faktor

C. 6 faktor

D. 4 faktor

E. 7 faktor

Jawaban : D
17. Faktor yang meliputi etnisitas, teritorial dan sebagainya adalah...

A. Eksternal

B. Primer

C. Pendorong

D. Penarik

E. Reaktif

Jawaban : B

18. Faktor pendorong yang meliputi komunikasi dapat berguna untuk...

A. Berhubungan dengan orang yang jauh

B. Interaksi

C. Menjalin hubungan

D. Mempererat tali persaudaraan

E. Semua jawaban benar

Jawaban : E

19. Salah satu yang termasuk ke dalam faktor penarik adalah...

A. Tumbuhnya birokrasi

B. Bahasa

C. Agama

D. Teknologi

E. Informasi
Jawaban : A

20. Faktor reaktif meliputi, kecuali...

A. Penindasan

B. Dominasi

C. Agama

D. Pencarian identitas

E. Penyelewengan

Jawaban : C

21. Yang menjadi modal kekal kesejahteraan Indonesia adalah...

A. Kekayaan seni budaya

B. Kekurangan seni budaya

C. Keterbatasan informasi

D. Minimnya teknologi

E. Kurangnya infrastruktur

Jawaban : A

22. Pegunungan, alam yang indah dan lautan dapat memberi...

A. Daya tarik bagi wisatawan

B. Perpecahan

C. Perbedaan pendapat

D. Bencana
E. Konflik

Jawaban : A

23. Yang bukan merupakan aspek kebudayaan adalah...

A. Sosial

B. Ekonomi

C. Politik

D. Ideologi

E. Alam

Jawaban : D

24. Pengaruh positif pariwisata kebudayaan di Indonesia adalah, kecuali...

A. Terjadi pertukaran budaya

B. Menjadi kelemahan bangsa

C. Meningkatkan SDM

D. Terciptanya lapangan pekerjaan

E. Pemberdayaan masyarakat

Jawaban : B

25. Ekonomi kreatif merupakan salah satu manfaat dari....

A. Kebudayaan Indonesia

B. Ideologi Indonesia
C. Pemerintahan Indonesia

D. Infrastruktur

E. Pendidikan yang baik

Jawaban : A

Anda mungkin juga menyukai