Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH SUKU BANJAR

Untuk Memenuhi Tugas Perbaikan Mata Pelajaran Sosiologi


Guru Mata Pelajaran : Bu Desi

Disusun oleh:
JIDAN DZAKWAN FADHLURRAHMAN

XII IIS 2
SMA PLUS AL-AQSHA
JATINANGOR
2024
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Definisi dan Pengertian Kebudayaan............................................2
2.2 Asal Usul Suku Banjar....................................................................4
2.3 Unsur Budaya Suku Banjar...........................................................6
2.4 Budaya Banjar.................................................................................7
2.5 Kerajinan.........................................................................................9
2.6 Kesenian..........................................................................................10
2.7 Sistem Kepercayaan Banjar...........................................................11
2.8 Kekerabatan Suku Banjar..............................................................12
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan.....................................................................................14
3.2 Saran...............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara kepulauan yang memiliki bermacam-
macam suku,kebudayaan dan bangsa. Kebudayaan yang beraneka
ragamtersebut tentu dapatterjadi karena perbedaan suku yang sangat
terlihat pada setiap wilayahdan daerah diIndonesia. Tentu saja ini menjadi
sebuah tradisi yang turun- temurun sejak dahulu.Kebudayaan ini tentu
saja harus kita pelihara dan lestarikankeberadaannya, inimerupakan bekal
untuk generasi yang akan datang agar mereka juga bisa mengetahui
danmelihat keindahan, keunikkan dan keaslian darikebudayaan
tersebut.Pada kesempatan kali ini, penulis ingin memberitahu
tentangkebudayaan yang ada di Indonesia. Khususnya kebudayaan yang
berada didaerah Kalimantan Selatan yaitu³suku Banjar´.Melihat
keunikkan daridaerah Kalimantan selatan ini sendiri, kami tertarik untuk
membahasnya lebih lanjut.

1.2 Rumusan Masalah

–Bagaimana sejarah kebudayaan suku banjar?

–Bagaimana kesenian suku banjar?

–Bagaimana system kepercayaan suku banjar?

–Bagaimana system kekerabatan suku banjar?

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Pengertian Kebudayaan

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki


bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke
generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk
sistem agamadan politik, adatistiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan
bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang
cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang
berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya,
danmenyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat


kompleks,abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi
banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika


berkomunikasidengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi
budaya:Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang
dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas
keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-
bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar”di
Amerika,“keselarasan individu dengan alam” di Jepang dan
“kepatuhankolektif” di Cina.

2
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-
anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak
danmenetapkan dunia maknadan nilai logisyang dapat dipinjam anggota-
anggotanyayang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat
dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka
yangkoheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannyameramalkan perilaku orang lain. Kebudayaan sangat
erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan
Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaanyang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-
Determinism.

Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun


temurundari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai superorganic.
Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertiannilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan
struktur-struktursosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala
pernyataan intelektual, danartistik yang menjadi ciri khas suatu
masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan
keseluruhan yangkompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan,
3
kepercayaan, kesenian,moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-
kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi,
kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian


mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat
pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam
pikiran manusia, sehinggadalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakanoleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup,organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untukmembantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

2.2 Asal Usul Suku Banjar

Suku Banjar (bahasa Banjar: Urang Banjar) adalah suku bangsa


yang menempati wilayah Kalimantan Selatan, serta sebagian Kalimantan
Tengah dan sebagian Kalimantan Timur. Populasi Suku Banjar dengan
jumlah besar juga dapat ditemui di wilayah Riau, Jambi, Sumatera Utara
dan Semenanjung Malaysia karena migrasi Orang Banjar pada abad ke-
19 ke Kepulauan Melayu.
Berdasarkan sensus penduduk 2010 orang Banjar berjumlah 4,1
juta jiwa.Sekitar 2,7 juta orang Banjar tinggal di Kalimantan Selatan dan
1 juta orang Banjar tinggal di wilayah Kalimantan lainnya serta 500 ribu
orang Banjar lainnya tinggal di luar Kalimantan.

4
Suku bangsa Banjar berasal dari daerah Banjar yang merupakan
pembauran masyarakat beberapa daerah aliran sungai yaitu DAS Bahan,
DAS Barito, DAS Martapuradan DAS Tabanio. Dari daerah pusat
budayanya ini suku Banjar sejak berabad-abad yang lalu bergerak

melakukan migrasi secara sentrifugal atau secara lompat katak. Secara


genetika suku Banjar kuno sudah terbentuk ribuan tahun yanglalu dan
telah melakukan migrasi keluar pulau Kalimantan sekitar 1.200 tahun
yanglalu menuju Madagasikara alias Madagaskardan ke wilayah lainnya.
Sekitar tahun 1526, ketika raja Banjar menerima dan memeluk
Islam maka diikuti seluruh kalangan suku Banjar untuk melakukan
konversi massal ke agama Islam, sehingga kemunculan suku Banjar
dengan ciri keislamannya ini bukan hanyasebagai konsep etnis tetapi juga
konsep politis, sosiologis, dan agamis. Kelompok masyarakat yang telah
menganut Islam ini disebut Oloh Masih dalam bahasaDayak Ngaju atau
Ulun Hakey dalam bahasa Dayak Maanyan.

Pada jaman dahulu, suku Banjar termasuk masyarakat bahari atau


berjiwakemaritiman. Perjanjian tanggal 18 Mei 1747 antara Sultan Banjar
Tamjidillah Idengan VOC-Belanda tentang monopoli perdagangan oleh
VOC-Belanda diKesultanan Banjar diantaranya mengatur bahwa orang
Banjar tidak boleh berlayarke sebelah timursampai ke Bali, Sumbawa,
Lombok, batas ke sebelah barattidak boleh melewati Palembang, Johor,
Malakadan Belitung.
Sejak itu wilayah pelayaran orang Banjar mulai menyempit, namun
sisa-sisa jiwa kebaharian orang Banjar masih terlihat jejaknya pada
kehidupan masyarakatBanjar di daerah perairan Kalimantan
Selatan.Tradisi lisan oleh Suku Banjar sangatdipengaruhi oleh budaya
Melayu, Arab, dan Cina. Tradisi lisan Banjar (yangkemudian hari

5
menjadi sebuah kesenian) berkembang sekitar abad ke-18 yang
diantaranya adalah Madihindan Lamut. Madihin berasal dari bahasa Arab,
yakni Madah (‫ﻤ‬) yang artinya pujian.Madihin merupakan puisi rakyat
anonim bertipe

hiburan yang dilisankan atau dituliskan dalam bahasa Banjar dengan


bentukfisik dan bentuk mental tertentu sesuai dengan konvensi yang
berlaku secara khusus dalam khasanah Folklor Banjar di Kalsel.

Sedangkan Lamutadalah sebuah tradisi berkisah yang berisi cerita tentang


pesan dan nilai-nilai keagamaan, sosial dan budaya Banjar. Lamut berasal
dari negeri Cina dan mulanya menggunakan bahasa Tionghoa. Namun,
setelah dibawa ke Tanah Banjaroleh pedagang-pedagang Cina,maka
bahasanya disesuaikan menjadi bahasa Banjar.

2.3 Unsur Budaya Suku Banjar

A. Larangan

Masyarakat suku banjar juga mempercayai pantangan–pantangan


yangharus dihindari oleh istri yang hamil dan suaminya, yaitu:

a.tidak boleh duduk didepan pintu, dikhawatirkan akan susah dalam


melahirkan
b.tidak boleh keluar pada waktu maghrib,karena akan diganggu oleh roh
jahat
c.tidak boleh makan pisang dompet, dikhawatirkan anak akan kembar
siam

d.jangan membelah kayu api yang sudah terbakar, karena anak yang
dilahirkan bisa sumbing

6
e.dilarang pergi kehutan,karewna wanita hamil baunya harum,dan dapat
digangguroh jahat

f.dilarang menganyam bakul, karena jari- jari anak yang dilahirkan dapat
dempet menjadi satu.

B. Kepribadian Banjar

Urang Banjar mengembangkan sistem budaya, sistem sosial dan


material budaya yang berkaitan dengan religi, melalui berbagai proses
adaptasi, akulturasidan assimilasi. Sehingga nampak terjadinya
pembauran dalam aspek-aspek budaya.Meskipun demikian pandangan
atau pengaruh Islam lebih dominan dalamkehidupan budaya Banjar,
hampir identik dengan Islam, terutama sekali dengan pandangan yang
berkaitan dengan ke Tuhanan (Tauhid), meskipun dalamkehidupan sehari-
hari masih ada unsur budaya asal, Hindu dan Budha.

C. Makanan

Dalam pembuatan makanan diperlukan sistem teknologi yang


digunakanuntuk membuat makanan tersebut mempunyai nilai lebih.
Bagaimana caramengolah, memasak dan menyajikannya juga harus
diperhatikan, palagi penggunaan bumbu-bumbunya. Salah satu hasil
makanan orang Banjar yangterkenal adalah SOTO BANJAR yang telah
tuurun temurun menggunakan resepwarisan leluhur mereka.

2.4 Budaya Banjar

1. MADIHIN

7
Madihin berasal dari kata madah dalam bahasa arab artinya
nasihahat.Madihin dapat diartikan sebagai sejenis puisi lama dalam sastra
Indonesia, karenaia nenyanyikan syair-syair yang berasal dari kata akhir
persamaan bunyi atausebagai kalimat puji-pujian ( bahasa arab) karena
bisa dilihat dari kalimat dalammadihin yang kadang kala berupa puji-
pujian. Menurut (2006) mendifinisikanmadihin yaitu puisi rakyat anonim
bertipe hiburan yang dilisankan atau dituliskandalam bahasa Banjar.
Penyampaian syair-syair yang dibacakan oleh senimanmadihin yang
disebut Pamadihin.
Pamadihinan termasuk profesi yang lekat dengan dunia mistik,
karena para pengemban profesinya harus melengkapi dirinya dengan
tunjangan kekuatansupranatural yang disebut Pulung. Pulung ini konon

diberikan oleh seorang tokohgaib yang tidak kasat mata yang mereka
sapa dengan sebutan hormat Datu Madihin. Datu Madihin yang menjadi
sumber asal-usul Pulung diyakini sebagaiseorang tokoh mistis yang
bersemayam di Alam Banjuran Purwa Sari. DatuMadihin diyakini
sebagai orang pertama yang secara geneologis menjadi cikal bakal
keberadaan Madihin di kalangan etnis Banjar di Kalsel.
Kesenian madihin pada umumnya dipergelarkan pada
malam hari, lamanyasekitar 2 sampai 3 jam ditempatkan diarena terbuka.
Seniman pamadihin ini terdiridari 1 samapai 4 orang pria atau
wanita.Seorang pamadihin harus memilikiketerampilan memukul terbang
sesuai dengan penyajian syair-syair yangdibacakan, madihin ini temanya
saling sindir menyindir antara pamadihinnya.
2. PASAR TERAPUNG

8
Pasar terapung ini sudah ada lebih dari 400 tahun lalu dan
merupakansebuah bukti aktivitas jual-beli manusia yang hidup di atas air.
Seperti halnya pasar-pasar yang ada di daratan, di pasar terapung ini juga
dilakukan transaksi jual beli barang seperti sayur-mayur, buah-
buahan, segala jenis ikan, dan berbagaikebutuhan rumah tangga lainnya.
Pembelian dari tangan pertama disebut dukuh,sedangkan tangan kedua
yang membeli dari para dukuh untuk dijual kembalidisebut
panyambangan.
Salah satu keunikan dari Pasar Terapung adalah desak-desakan
antara perahu besar dan perahu kecil yang mencari pembeli, serta penjual
yang bersliweran kesana kemari dan kapalnya yang dimainkan
gelombang Sungai Barito.Pasar terapung tidak memiliki organisasi
seperti pasar di daratan, sehingga tidaktercatat berapa jumlah pedagang
dan pengunjung atau pembagian pedagang bersarkan barang dagangan.
3. BAAYUN MAULID

Baayun asal katanya “ayun” yang diartikan”melakukan proses


ayunan”.Asal kata maulid berasal dari peristiwa maulid (kelahiran) Nabi
Muhammad SAW.
Sebelum mendapat pengaruh Islam, maayun anak sudah
dilaksanakan Ketika masyarakat masing menganut kepercayaan nenek
moyang. Tradisi asalnya dilandasi oleh kepercayaan Kaharingan. Setelah
Islam masukdan berkembang
serta berkat perjuangan dakwah para ulama,akhirnya upacara tersebut bis
a“diislamisasikan”.
9
Dengan demikian, baayun anak adalah salah satu tradisi simbol
pertemuanantara tradisi dan pertemuan agama. Inilah dialektika agama
dan budaya, budaya berjalan seiring dengan agama dan agama datang
menuntun budaya.
4. PALUI

Palui merupakan salah satu tokoh cerita rakyat kalimantan tengah


yangketika itu secar administrative bergabung dengan bagian Kalimantan
selatan namundalam perkembangannya justru berkembang diwilayah
Kalimantan selatan.Penulisnya adalah seorang tokoh bernama Drs. H. Z
Yustan Adzin kini almarhumyang mengangkat cerita khas, muncul setiap
hari diharian Banjarmasin Post sejakawal terbitnya yaitu tahun 1971
dalam bahasa banjar dan berbagai logat Bahasa
banjar derah seperti Banjar Kuala,Banjarmasin, Martapura, Pelaihari dan
BanjarHulu.
Cerita si Palui yang dipublikasikan pada harian Banjarmasin
Postmengandung nilai budaya Banjar yang cukup beragam, tokoh Palui
mencerminkan bagaimana dinamika dan perkembangan kehidupan orang
Banjar. Kehidupankeseharian orang Banjar sangat terikat dengan nilai-
nilai Islam.

2.5 Kerajinan

Salah satu kerajinan penduduk yang telah ada sejak dulu adalah
mengukir(menatah), memberikan tatah= ukiran dari kayu untuk

10
perhiasan
rumah,pinti- pintu rumah (tatah dahi lawang), jendela, juga ukiran-ukiran
pada perahu-perahu,makam. Selain itu ada juga ukiran pada bahan-bahan
kuningan seperti tempat sirih pinang (penginangan), peludahan, peti
kuningan dan sebagainya terutama dibuat oleh orang Banjar Negara.
Selain itu dibuat pula ukiran-ukiran dari bahan tandukdan kayu untuk
kepala keris dna tongkat yang terutama dikembangkan di
Amuntai,Barabai, Martapura dan Banjarmasin.

2.6 KESENIAN

1. MADIHIN

Seni Madihin adalah suguhan pentas monolog oleh satu atau dua
orangseniman tradisional yang merangkai syair dan pantun diiringi
dengan music gendang khas Banjar. Sajian materi seni ini biasanya
melemparkan sindiran– sindiran dan pesan sosial dan moral dengan kosa
kata yang menggelitik dan lucu.

2. TARI JAPEN

11
Jepen adalah kesenian rakyat Kutai yang dipengaruhi oleh
kebudayaan Melayu dan Islam.Kesenian ini sangat populer di kalangan
rakyat yang menetapdi pesisir sungai Mahakam maupun di daerah pantai.

Tarian pergaulan ini biasanya ditarikan berpasang-pasangan, tetapi


dapat pula ditarikan secara tunggal.Tari Jepen ini diiringi oleh sebuah nya
nyian danirama musik khas Kutai yang disebut dengan Tingkilan.
Alat musiknya terdiri darigambus (sejenis gitar berdawai 6) dan ketipung
(semacamkendangkecil).Karena populernya kesenian ini, hampir di setiap
kecamatan terdapat grup-grup Jepen sekaligus Tingkilan yang masing-
masing memiliki gayanya sendiri-sendiri,sehingga tari ini berkembang
pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru sepertiTari Jepen Tungku,
Tari Jepen Gelombang, Tari Jepen 29, Tari Jepen Sidabil danTari Jepen
Tali. Seni Tari Klasik Merupakan tarian yang tumbuh dan berkembang
dikalangan Kraton Kutai Kartanegara pada masa lampau.

3. MUSIK PANTING

12
Seni Musik Panting adalah paduan antara berbagai alat musik
seperti Babun, Panting, Biola, Gong, yang menghasilkan irama
khas, biasanya mengiringi lagu-lagu tradisional Banjar yang dinyanyikan,
atau mengiringi tarian tradisional.Istilah panting diambil dari salah satu
jenis alat musik utamanya Panting, yaitu alat musik petik yang mirip
dengan Gitar Gambus berukuran kecil.

2.7 SISTEM KEPERCAYAAN BANJAR

Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah provinsi


KalimantanSelatan.Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.
Pengakuan bahwa religisebagai suatu sistem, telah dikondisikan pada
makna religi yang terdiri dari
bagian- bagian yang behubungan satu sama lain dimana masing-masing b
agiannyamerupakan satu sistem yang tersendiri. Misalnya saja tentang
sistem kepercayaan,maka yang dimaksud ialah seluruh kepercayaan atau
keyakinan yang dianut olehseseorang atau kesatuan sosial.
Kepercayaan yang
berasal dari ajaran Islam bukanlah satu-satunya kepercayaan religius yang
dianut masyarakat Banjar, sistem ritual dan system upacara yang
diajarkan Islam bukanlah satu-satunya sistem upacara yang
dilakukan.Keseluruhan kepercayaan yang dianut orang Banjar menurut
beberapaSejarawan Banjar telah dibedakan menjadi tiga kategori.Yang
pertama ialah kepercayaan yang bersumber dari ajaran Islam.Isi
kepercayaan ini tergambar darirukun iman yang ke enam.Kedua,
kepercayaan yang berkaitan dengan strukturmasyarakat Banjar pada
zaman dahulu, yaitu pada masa sultan-sultan dan sebelumnya.Orang-
orang Banjar pada waktu itu hidup dalam lingkungan keluarga luas, yang
dinamakan bubuhan dan juga bertempat tinggal dalam

13
lingkungan, bubuhan pula. Kepercayaan demikian
ini selalu disertai dengan keharusan bubuhan melakukan upacara tahunan,
yang biasa dinamakan sebagai aruh tahunan.Ketiga,kepercayaan yang
berhubungan dengan beragam tafsiran dari masyarakat atas alam
lingkungan sekitarnya, yang mungkin adakalanya berkaitan pula dengan
kategori kedua.kepercayaan.Untuk kategori pertama mungkin lebih baik
dinamakan kepercayaan Islam, kategori kedua kepercayaan bubuhan dan
kategori ketigakepercayaan lingkungan.

2.8 KEKERABATAN SUKU BANJAR

Seperti sistem kekerabatan umumnya, masyarakat Banjar mengenal


istilah-istilah tertentu sebagai panggilan dalam keluarga.Skema di atas
berpusat dari ULUN sebagai penyebutnya.
Bagi ULUN juga terdapat panggilan untuk saudara dari ayah atau
ibu, saudaratertua disebut Julak, saudara kedua disebut Gulu, saudara
berikutnya disebut Tuha,saudara tengah dari ayah dan ibu disebut Angah,
dan yang lainnya biasa disebutPakacil (paman) dan Makacil (bibi),
sedangkan termuda disebut Busu. Untukmemanggil saudara dari kai dan
nini sama saja, begitu pula untuk saudara datu.Disamping istilah di atas
masih ada pula sebutan lainnya, yaitu:

•Minantu (suami / isteri dari anak ULUN)

•Pawarangan (ayah / ibu dari minantu)

•Mintuha (ayah / ibu dari suami / isteri ULUN)

•Mintuha lambung (saudara mintuha dari ULUN)

•Mamarina (sebutan umum untuk saudara ayah/ibu dari ULUN)

•Kamanakan (anaknya kakak / adik dari ULUN)

14
•Sapupu Sakali (anak mamarina dari ULUN)

•Ipar (saudara dari isteri / suami dari ULUN)

•Panjulaknya (saudara tertua dari ULUN)

•Pambusunya (saudara terkecil dari ULUN)

•Badangsanak (saudara kandung)

15
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Suku bangsa Banjar ialah penduduk asli yang mendiami sebagian


besarwilayah Propinsi Kalimantan Selatan.Suku Banjar berasal dari orang
MelayuSumatera, Kalimantan dan Jawa yang datang ke Kalimantan
Selatan untuk berdagang.
Suku Banjar merupakan penduduk asli sebagian wilayah propinsi
KalimantanSelatan.Mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam.
Pengakuan bahwa religisebagai suatu sistem, telah dikondisikan pada
makna religi yang terdiri dari
bagian- bagian yang behubungan satu sama lain dimana masing-masing b
agiannya merupakan satu sistem yang tersendiri.

3.2 SARAN

Pembuatan makalah ini diharapkan agar dapat membantu teman-


teman untukmengenal suku Banjar secara lebih dalam. Dan di harapkan
dengan makalah inidapat membantu teman-teman sebagai referensi atau
pun untuk menambah pengetahuan teman-teman.

16
DAFTAR PUSTAKA

INTERNET:

Mirza Balet. 2019. Makalah Suku Banjar

https://www.scribd.com/document/399224604/Makalah-Suku-
Banjar (Kamis, 18 Januari 2024 : 06:15)

17

Anda mungkin juga menyukai