Disusun Oleh:
Kelompok 2
- Wina Rahma Wati
- Kansa Sah Disastra
- Risa Meilani
- Divasa Indah Pratiwi
- Nurmala
- Muhamad Salman
Tiada kata yang mewakili perasaan saya saat ini kecuali rasa syukur. Untuk itu, saya ucapkan
terima kasih kepada Tuhan atas rahmat-Nya, saya dapat menyusun proposal ini dengan baik.
Meski mendapatkan kendala, tapi saya bisa melaluinya sehingga laporan penelitian berjudul
"Karakteristik Masyarakat di Kampung Durian Runtuh" ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat. Saya ucapkan terima
kasih kepada dosen pembimbing yang tak lelah menerima ajakan diskusi. Kemudian kepada
para warga Kampung Jodipan yang bersedia saya wawancarai. tanpa kesediaan mereka, saya
tidak akan mendapatkan data yang lengkap untuk menyusun laporan ini.
Selain itu saya sangat berterima kasih kepada orang tua, sahabat, dan teman-teman. Mereka
telah memberikan dukungan serta doa sehingga saya memiliki kekuatan lebih untuk
mengumpulkan data dan melakukan analisis.
Laporan penelitian ini sangat berkesan untuk saya secara personal. Alasan saya memilih topik
ini karena melihat bahwa masyarakat Kampung Durian Runtuh mempunyai keistimewaan
yang tidak dimiliki oleh masyarakat lain yaitu nilai khas inilah yang ingin saya teliti. Sampai
pada akhirnya, tahun lalu saya memutuskan untuk melakukan penelitian.
Saya menyadari bahwa proposal ini masih banyak kekurangan. Sebagai penulis, saya
berharap pembaca bisa memberikan kritik agar tulisan selanjutnya jauh lebih baik. Di sisi
lain, saya berharap pembaca menemukan pengetahuan baru dari laporan penelitian ini.
Walaupun tulisan ini tidak sepenuhnya bagus, saya berharap ada manfaat yang bisa diperoleh
oleh pembaca. Demikian sepatah dua patah kata dari saya. Terima kasih.
.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Budaya atau kebudayaan berasal dari Bahasa sengketa yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang
berkaitan dengan budi dan akal manusia.
Budaya adalah suatu hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari
banyak unsur yang rumit, termasuk system agama dan politik, adat istiadat, Bahasa,
pakaian,perkakas, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya,
merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung
menganggapnya diwariskan secara genetis.
Salah satu upaya dalam menanamkan kecintaan terhada budaya asli kita adalah
memberikan pelajaran budaya indoneisa melaui system berbasis multimedia yang
terkomputerisasi. Dengan multimedia pengenalan tentang kebudayaan Indonesia akan
lebih menarik, interaktif, dan praktis.
C. TUJUAN
1. Menganalisis dampak globalisasi dan perkembangan terhadap pertukaran
budaya didunia, terutama dalam kontekst inreraksi budaya nusantara
2. Memahami implikasi dan pertukaran budaya global terhadap identitas nasional
Indonesia dan bagaimana mengelola tantangan ini
3. Mejelaskan penting nya pemahaman iltan budaya dalam konteks komunikasi
lintas budaya ditengah interaksi global
4. Membahas peran Indonesia sebagai bagian dari komunikasi global dalam
menjaga identitas nasional sambil terlibat dalam pertukaran budaya
internsional
5. Merumuskan strategi adaptasi budaya yang tapat untuk Indonesia dalam
menghadapi tantangan globalisai, dengan melestarikan nilai-nlai yang baik
dari budaya lain
BAB II
PEMBAHASAN
Untuk dapat memahami apa itu interaksi sosial budaya, selain mengerti tentang
interaksi sosial Anda juga harus mengerti tentang interaksi budaya. Budaya
merupakan hasil dari akal dan ikhtisar manusia (Widyosiswoyo, 2004). Sedangkan
Koentjaraningrat (2005) mendefinisikan budaya sebagai seluruh total pikiran
manusia, karya manusia, dan hasil manusia yang tidak berasal dari nalurinya, dan
hanya bisa dihasilkan setelah manusia melakukan proses belajar.
Hal tersebut manandakan bahwa budaya menjadi salah satu tolak ukur adanya
sebuah peradaban yang maju. Melalui budaya yang ada, manusia mewarisi nilai-nilai
luhur yang diturunkan nenek moyangnya. Budaya merupakan sebuah kajian yang
bersifat kompleks, abstrak, dan luas.
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut lantas membekali para anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak, dan menetapkan makna dan nilai
logisnya masing-masing. Dengan demikian, landasan budayalah yang menyediakan
kerangka koheren guna mengorganisasikan aktivitas seseorang dan
memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
B. Indonesia Dalam Konteks Dunia
Indonesia adalah sebuah negara bangsa yang dibentuk berdasarkan realitas
keberagaman, baik itu agama, etnik, ras, maupun golongan. Sejak awal, pembentukan
Indonesia telah dirintis oleh para pendiri bangsa untuk menjadi sebuah negara
yang plural, namun diikat oleh berbagai persamaan.
Konsep bhinneka tunggal ika, walau berbeda tetap satu jua, adalah yang dipandang
paling sesuai untuk berdirinya negara Indonesia merdeka. Dalam sejarah
perjuangan bangsa, umat Islam yang mayoritas, dengan berbesar hati merelakan
Piagam Jakarta digantikan dengan Pembukaan Undang-undang Dasar 1945.
Indonesia bukan negara agama, tetapi negara yang umatnya wajib beragama.
Secara harfiah, Indonesia berasal dari bahasa Yunani Kuno, yaitu dari akar kata Indo
yang artinya Hindia dan nesos yang artinya pulau-pulau. Jadi Indonesia maksudnya
adalah pulau-pulau Hindia (jajahan Belanda).
Ia adalah seorang pakar ilmu hukum, pegawai pamongpraja, dan sekali gus
sekretaris jendral Straits Settlements, kemudian menjabat sebagai Gubernur
Pantai Emas (Goudkust). Ia memakai istilah Indonesia dalam bukunya dengan
sebutan The Islands of Indonesia.
Selain itu, ilmuwan yang paling membuat populer istilah Indonesia di kalangan
ilmuwan dunia adalah Prof. Adolf Bastian, seorang pakar etnologi (antropologi) yang
ternama.
Pengertian istilah Indonesia ini juga digunakan oleh William Marsden (1754-
1836), seorang gewestelijk secretaris Bengkulen. Sementara itu, Gubernur Jenderal
Jawa di zaman pendudukan Inggris (1811-1816), Sir Stanford Raffles (1781-
1826) dalam bukunya yang bertajuk The History of Java, menyebut juga istilah
Indonesia, dengan pengertian yang sama.
Kesatuan kepulauan dan lautnya itu disebut dan dijelaskan pula oleh John
Crawfurd (1783-1868), seorang pembantu Raffles.
Pada awalnya, istilah Indonesia hanya digunakan sebagai istilah ilmu pengetahuan
saja. Namun, ketika pergerakan nasional muncul di sini, nama tersebut digunakan
secara resmi oleh para pemuda Indonesia untuk mengganti istilah Nederlandsch-
Indië. Organisasi yang pertama kali memakai istilah Indonesia adalah Perhimpunan
Indonesia, yaitu satu perkumpulan mahasiswa di Negeri Belanda.
Di zaman penjajahan Belanda, tokoh-tokoh nasional kita telah mencoba mengganti
istilah Nederlandsch-Indië dengan istilah Indonesia. Juga mencoba menukar istilah
Inboorling, Inlander dan Inheemsche, dengan Indonesiër. Namun pemerintah
Belanda tetap dengan pendiriannya, dengan alasan yuridis. Namun setelah
Undang-undang Dasar Belanda diubah, sejak 20 September 1940, istilah
Nederlandsch-Indië diubah menjadi Indonesië.
Selain istilah Indonesia, dikenal pula istilah sejenis yang juga merujuk kepada
pengertian Indonesia. Istilah itu adalah Nusantara. Istilah ini awal kali dikemukakan
oleh Patih Gadjah Mada, seorang panglima kerajaan Majapahit di abad ke-12,
ketika ia mengucapkan sumpah palapa. Istilah Nusantara ini mengandung makna
kawasan pulau-pualu yang terletak di antara dua samudera dan dua benua.
Berdasarkan sejarah, kawasan Nusantara pernah diperintah oleh dua kerajaan
besar, yaitu Kerajaan (Melayu) Sriwijaya, dan Kerajaan (Jawa) Majapahit.
Dalam era kemerdekaan ini, bangsa Indonesia melalui masa Orde Lama, Orde
Baru, dan Era Reformasi, dengan penonjolan paradigmanya masing-masing.
Orde Lama dengan ideologinya, Orde Baru dengan ekonominya, dan Era
Refomasi dengan demokratisasinya.
Di tengah-tengah peadaban dunia, Indonesia diakui sebagai tokoh utama dalam
menyeimbangkan polarisasi politik. Ketika Era Perang Dingin antara Blok
Barat dengan lokomotifnya Amerika Serikat dan Blok Timur dengan
lokomotifnya Uni Sovyet, maka Indonesia dan beberapa negara berkembang
lainnya membuat kelompok negara-negara non-blok.
Dalam keadaan sedemikian rupa, berbagai dampak positif maupun negatif akan
datang dan menggerus semua bangsa atau kelompok manusia di dunia. Dalam
rangka mengisi dan menghadapi proses globalisasi, serta untuk mengisi
kemerdekaan dan pembangunan, diperlukan penguatan jati diri bangsa Indonesia.
Masih banyak lagi sumbangan Indonesia dari sisi seni budaya untuk masyarakat
global. Sebut saja sebagai contoh artefak Candi Prambanan, Candi Borobudur, batik,
tari shaman, tari pendet, dan lain-lainnya yang menjadi warisan umat manusia se
dunia, melaui UNESCO.
Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kasatuan kasatuan hidup
manusia, baik secara tulisan ilmlah maupun dalam bahasa sehari-hari adalah
masyarakat. Padanannya dalam bahasa Inggris adalah society yang berasal dari kata
Latin socius, yang berarti "kawan.” Istilah masyarakat sendiri berasal dari akar kata
Arab syaraka
yang berarti "ikut serta, berpartisipasi.” Dalam konteks disiplin antropologi:
masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem
adat-istiadat tertentu yang bersifiat kontinu, dan yang terikat oleh suatu rasa
identitas bersama (Koentjaraningrat (1990). Pengantar Ilnu Antropologi. Jakarta:
Rineka Cipta. hal. 146-147). dapat juga dipahamni sebagai pandangan dunia yang
kemudian diwujudkan dalam politics of recognition.
Sumatera Utara yang terdiri dari delapan kelompok etnik setempat ditambah suku-
suku pendatang dari Nusantara dan etnik-etnik dunia, menjadikan kawasan ini
kaya akan seni budaya. Di antara seni budaya yang khas berasal dari Sumatera Utara
adalah tari tortor dalam kebudayaan Batak Toba, Simalungun, dan Mandailing-
Angkola. Repertoar tortor itu di antaranya adalah Tortor Somba-somba, Tortor
Nauli Bulung, Tortor Saoan, Tortor Hatasopisik, Tortor Naposo Bulung, dan
lainnya. Dalam budaya Karo dikenal pula landek, seni tari tradisional
Karo. Contohnya Tari Peseluken, Mulih-mulih, Piso Surit, Guro-giro Aron, dan
lainnya.
Lagu-lagu Melayu Deli yang berasal dari Sumatera Utara juga memberikan identitas
yang khas Melayu Sumatera Utara. Lagu seperti Kuala Deli, Seri Langkat, Zapin Deli,
Zapin Serdang, menguatkan identitas kebudayaan Melayu Sumatera Utara. Dari
kawasan Mandailing ada musik jeir dan onang-onang. Begitu juga dari Nias ada
tarian hombo batu (melompati batu), maena, faluaya, maluaya, dan lain-lainnya.
Di Sumatera Barat, wilayah budaya Minangkabau terdapat ensambel musik
tradisional talempong, dengan berbagai derivatnya seperti talempong unggan,
talempong jao, talempong rea, talempong pacik, talempong pentatoni.
Cerita pewayangan ini bersumber pada epos Ramayana dan Mahabrata yang
diadopsi dari India. Kemudian cerita pertunjukan wayang dalam perkem-bangan
selanjutnya juga menampilkan cerita-cerita di luar patokan yang ada, sehingga
merupakan bentuk variasi untuk menghilangkan kebosanan para penontonnya.
Cerita-cerita tersebut pada akhimya juga kembali lagi pada inti atau sumber cerita.
Semula pertunjukan kesenian wayang hanya wayang kulit, kemudian berkembang
menjadi pertunjukan wayang golek, wayang beber, wayang orang (wong), dan
sebagainya. Selain itu ada pula reyog Ponorogo yang berasal dari kawasan
Ponorogo Jawa Timur. Ditambah lagi dengan teater ludruk. Begitu pula dengan
tari-tarian seperti Bedhaya Ketawang, Srimpi, Tari Tayub atau Ronggeng, dan
lain-;lainnya. Ensambel gamelan yang sebahagian besar merupakan alat musik
yang terbuat dari logam perunggu dengan tangga nada pelog dan slendronya
menjadi ciri khas tradisi karawitan atau musik Jawa.
Di Kalimantan dijumpai tarian jepen, yaitu tarian zapin yang berasal dari Timur
Tengah dan menjadi ciri khas kawasan Kalimantan. Lagu Paris Berantai menjadi ciri
khas daerah ini pula, khususnya di wilayah Selatan Kalimantan. Tari-tarian dan
musik sapeh dari budaya masyarakat Dayak dengan suku-sukunya seperti Modang,
Kenyah, Muruts, Kadazan, Iban, Melanau, dan lainnya memberikan siasana dan
nuansa tersendiri kesenian-kesenian di Pulau Kalimantan. Sulawesi pula
menyumbangkan berbagai kesenian tradisinya seperti ensambel gendangnya,
dengan berbagai tarian dan musik. Ada genre musik kecapi, musik gendang tradisi
Bugis, suling culalabai, suling buluh. Ada pula Tari Pelangi, Tari Paduppa Bosara,
Tari Pattenung, Tari Pajoge, Tari Anak Masari, dan lain-lainnya. Kesemua ini
memberikan identitas khas kepada seni budaya di kawasan Sulawesi. Begitu juga di
wilayah-wilayah lain di seluruh Indonesia.
Adanya globalisasi meniscayakan hilir mudiknya budaya lain dari satu negara ke
negara lain sehingga berpotensi mempengaruhi budaya negara setempat. Tidak ada
satu pun bangsa yang hidup tanpa pengaruh dari luar.
Jika demikian yang terjadi, maka bangsa Indonesia tidak akan pernah mampu
berdikari secara kultural dan menjadi diri sendiri. Sebagai bangsa yang besar, kita
harus mampu bergaul secara global dengan bangsa dan negara lain tanpa kehilangan
identitas keindonesiaan kita. Berpikir global bertindak lokal (think globally act
locally) merupakan adagium dan sikap moderat yang tepat bagi bangsa Indonesia
dalam menghadapi globalisasi.
Melestarikan apa yang baik dan mengadopsi hal-hal yang lebih baik dari bangsa
lain, merupakan sikap cerdas dan bijaksana. Sebaliknya, menolak atau meniru secara
membabi buta apa saja dari luar, bukanlah sikap bijak. Tidak semua yang berasal dari
luar itu baik dan juga tidak semua yang berasal dari luar itu buruk.
2. Seni Wayang
Warisan budaya wayang, ternyata sudah dimasukkan dalam UNESCO sejak
tahun 2003. Banyak para wisatawan yang tertarik mencoba dan mempelajari seni
wayang ini. Bentuk promosi yang dilakukan pemerintah Indonesia ke Negeri
Kangguru pun mendapat sambutan dan apresiasi hangat dari mereka.
3. Batik
Keindahan sebuah kain yang digoreskan beragam motif ini merupakan
salah satu kebanggaan Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Warisan
Kemanusiaan untuk Budaya Lisan dan Nonbendawi atau yang dikenal
dengan Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity yang
dikeluarkan oleh UNESCO sejak 2 Oktober 2009. Sejak saat itu, 2 Oktober
ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional.
Batik merupakan warisan budaya Indonesia yang telah dianggap sebagai
busana nasional. Hingga saat ini, banyak yang menggunakan kain batik
sebagai busana modern, bahkan dikenakan oleh tokoh-tokoh populer dunia.
4. Gamelan
Alat musik ansambel yang menghasilkan nada yang indah ini, ternyata populer di
luar Nusantara. Sayangnya, minat kalangan muda-mudi Indonesia berkurang dengan
alat musik ini. Sebagai contoh, di New Zealand School of Music, gamelan ini
dijadikan kurikulum tetap. Selain itu, di salah satu ruang pameran museum musik,
Amerika Serikat juga memajang satu set gamelan.
5. Tari Saman
Tari Saman adalah warisan budaya Indonesia dalam bidang seni tari
yang menjadi bagian dari tradisi masyarakat Gayo, Aceh. Dalam sejarahnya,
tari Saman merupakan salah satu media untuk menyampaikan pesan atau
dakwah. Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun,
kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan. Tari Saman juga sudah
menampilkan pagelaran tingkat nasional dalam acara opening ceremony
Asian Games 2018 dimana Indonesia menjadi tuan rumahnya.
6. Reog Ponorogo
Reog Ponorogo adalah pertunjukan seni yang berasal dari Jawa Timur, tepatnya
di Kota Ponorogo. Gerbang Kota Ponorogo dihiasi oleh sosok warok dan gemblak,
sosok dalam pertujukan reog. Reog adalah salah satu kebudayaan di Indonesia yang
masih sangat kental dengan hal-hal yang berbau mistik. Dalam seni pertunjukan reog
biasanya tidak mengikuti skenario yang telah disusun dan terkadang ada interaksi
antara pemain reog dan penonton.
Pemain Reog Ponorogo memakai topeng yang cukup besar, beratnya bisa
mencapai 50 kilogram dan topeng tersebut disangga hanya menggunakan gigi.
Mungkin hal ini terdengar tidak nyata, namun hal ini bisa terjadi karena latihan fisik
serta latihan secara spiritual.
7. Lagu Sayang-sayange
Lagu Sayang-sayange termasuk warisan budaya yang tidak hanya terkenal di
nusantara, tapi juga di negara tetangga. Lagu ini termasuk lagu yang dinyanyikan
oleh anak-anak dan memiliki lirik yang pendek. Lagu ini menggambarkan keceriaan
dan mampu mencairkan suasana, sehingga sering dinyanyikan untuk acara-acara
berbasis kebudayaan.
8. Pencak Silat
Pencak Silat merupakan warisan budaya Indonesia di bidang seni bela
diri. Tradisi Pencak Silat berkembang ke seluruh wilayah Indonesia dengan
masing-masing keunikan gerakan dan musik yang mengiringinya. Awal mula
Pencak Silat dapat menarik perhatian dunia karena beberapa aktor laga
Indonesia yang mulai menunjukkan kemampuannya melalui kancah
internasional.
9. Tari Kecak
Tari Kecak tercipta dari perpaduan seni, budaya, dan kisah mistik. Tari Kecak
adalah salah satu tarian yang paling populer bagi wisatawan yang berkunjung ke
Bali. Keunikan Tari Kecak ialah hanya dengan melantunkan suara “cak,cak,cak”
secara tegas dan berulang-ulang hingga memiliki irama, dan dengan gerakan tangan
para penari yang kompak, lama kelamaan kamu akan merasa terhipnotis. Pada saat
tarian sedang berlangsung, kamu akan disuguhkan pertunjukan teater singkat tentang
cerita Rama dan Shinta.
10. Kris
Keris adalah senjata tajam golongan belati dengan banyak fungsi budaya yang
dikenal di kawasan Indonesia bagian barat dan tengah. Bentuknya yang khas dan
mudah dibedakan dari senjata lainnya karena tidak simetris dari bagian pangkal ke
bagian ujungnya. Pada masa lalu, keris berfungsi sebagai senjata dalam duel
sekaligus pelengkap sesaji dalam upacara adat. Dalam budaya Jawa, keris sering
dikaitkan dengan hal mistik dan memiliki kekuatan tersendiri.
11. Tari Pendet
Selain Tari Kecak, Bali juga memiliki Tari Pendet. Tari Pendet merupakan
tarian tertua di Pulau Dewata, diperkirakan telah ada sejak tahun 1950. Selain
berfungsi sebagai tarian ucapan selamat datang, juga merupakan tarian untuk ritual
keagamaan. Tarian ini dibawakan oleh putri dan sang penari juga membawa
mangkuk perak yang berisikan bunga. Kebudayaan asli Indonesia ini pertama kali
dipentaskan ke dunia saat ajang Asean Games tahun 1960 yang dibuka oleh Presiden
Soekarno.
Dampak positif :
Kehadiran globalisasi memberikan dampak positif dalam perkembangan budaya
lokal. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi berkembang dan dapat mendorong
masyarakat untuk berpikir lebih maju.
Dampak negatif :
Dampak yang diberikan dari globalisasi juga menimbulkan pengaruh negatif.
Pengaruh negatif yang utama adalah lunturnya nilai budaya lokal. Dampak negatif
lainnya adalah masyarakat menjadi orang yang bersifat individualis dalam
bermasyarakat sehingga rasa solidaritas menjadi berkurang.
Kita ketahui bahwa negara kita ini, terdiri dari berbagai macam jenis ras, suku
bangsa, bahkan budaya. Di Indonesia budaya melayu lebih cenderung karena kita
ketahui sendiri bahasa Indonesia itu berasal dari bahasa melayu.
Budaya juga termasuk hal yang tidak bisa di pisahkan dari diri manusia sejak
manusia lahir di muka bumi. Bahwa budaya itu sendiri di pelajari dan di rasakan
memang ada di diri masyarakat Indonesia ketika masyarakat yang berbeda budaya
bertemu dan berkomunikasi dan adanya perbedaan antara bahasa logat bicara tapi
masyarakatnya saling menghormati satu sama lain, itu lah yang membuktikan budaya
lokal Indonesia memang terbukti ada dan di pelajari oleh masyarakat Indonesia.
A. Saran
Dalam menghadapi interaksi budaya global, terutama dalam konteks Nusantara, berikut
beberapa saran yang dapat diambil:
B. Kesimpulan
Dalam era globalisasi yang didorong oleh perkembangan teknologi informasi,
pertukaran budaya antar negara menjadi semakin mudah dan meluas. Globalisasi telah
mengubah dunia menjadi "desa global" di mana negara-negara terhubung erat dan
berinteraksi satu sama lain. Namun, pertukaran budaya ini juga menghadirkan tantangan
dalam menjaga identitas nasional dan menghindari konflik budaya.
Indonesia, sebagai bagian dari komunitas global, perlu mengambil langkah bijak dalam
menghadapi globalisasi. Adaptasi budaya yang cerdas dapat memperkaya identitas nasional,
sementara tetap mempertahankan nilai-nilai dan tradisi lokal. Mengambil yang baik dari
budaya luar dan mengintegrasikannya dengan kearifan lokal merupakan strategi yang bijak
dalam menghadapi tantangan globalisasi.