Anda di halaman 1dari 18

Makalah Kebudayaan Indonesia

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami
membahas mengenai kebudayaan Indonesia.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan
dari berbagai pihak untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan
selama mengerjakan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu
dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada
makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan
saran serta kritik yang dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari
pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Indonesia, Desember 2021

Penyusun

DAFTAR ISI

 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

 B. Rumusan Masalah

 C. Tujuan

 D. Metode Penelitian

 E. Ruang Lingkup
 BAB II KAJIAN TEORI

 A. Pengertian Kebudayaan

 B. Perwujudan Kebudayaan

 1. Perilaku

 2. Bahasa

 3. Materi

 C. Sifat-sifat Kebudayaan

 D. Sistem Kebudayaan

 1. Kebudayaan material

 2. Kebudayaan non material

 E. Substansi Utama Kebudayaan

 1. Sistem pengetahuan

 2. Nilai

 3. Kepercayaan

 4. Persepsi

 5. Etos Kebudayaan

 BAB III PEMBAHASAN A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia

Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada di bayangan kita adalah

sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak, Indonesia

merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang


menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.

Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan

manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan

menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman

bagi tingkah lakunya. Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota

suatu masyarakat atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada

anggota-anggotanya dan pewarisannya kepada generasi berikutnya

dilakukan melalui proses belajar dan dengan menggunakan simbol-simbol

yang terwujud dalam bentuk yang terucapkan maupun yang tidak

(termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat oleh manusia). Dengan

demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai suatu pengetahuan

mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama dengan

anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses belajar

yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi tidak

selamanya sama. Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui

penetrasi. penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu

kebudayaan ke kebudayaan lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi

dengan dua cara: 1. Penetrasi damai (penetration pasifique) Penetrasi damai

merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan dengan jalan damai.

Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan Islam ke Indonesia.


Contoh lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan India dan

kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk melalui proses yang damai

yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara yang jauh

sebelum Indonesia terbentuk. 2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)

Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.

Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman

penjajahan disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan guncangan-

guncangan yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya

dunia barat antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama

350 tahun lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia

antara lain pada sistem pemerintahan. Secara garis besar kebudayaan

Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam dua kelompok besar. Yaitu

Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan Indonesia Modern. Para ahli

kebudayaan telah mengkaji dengan sangat cermat akan kebudayaan klasik

ini. Mereka memulai dengan pengkajian kebudayaan yang telah ditelurkan

oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia. Sebagai layaknya seorang pengkaji

yang obyektif, mereka mengkaji dengan tanpa melihat dimensi-dimensi

yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka mempelajari semua dimensi

tanpa ada yang dikesampingkan. Adapun dimensi yang sering ada adalah

seperti agama, tarian, nyanyian, wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan
hasil cipta lainnya. Seorang pengamat memberikan argumennya tentang

kebudayaan Indonesia modern. Dia mengatakan bahwa kebudayaan

Indonesia modern dimulai ketika bangsa Indonesia merdeka. Bentuk dari

deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia tidak dalam kekangan dan

tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu menciptakan rasa dan karsa

yang lebih sempurna. B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia Seperti yang

telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu dalam kondisi

yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak mempunyai

peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti itulah

yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi

belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan terhadap

sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang

melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa

cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak

baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing

yang masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi

masyarakat modern. Budaya Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia

memiliki budaya yang sangat banyak dan beragam. Dari keberagaman

budaya di negara kita ini tetapi kurangnya masyarakat untuk melindungi

dan melestarikannya. Seperti contohnya kebudayaan kita diklaim oleh


negara tetangga, yang paling menjadi pusat perhatian belum lama ini

“Batik” yang diklaim oleh Malaysia, setiap kejadian pasti ada hikmahnya,

terlihat dari hebohnya mengenai fenomena ini memberikan kesadaran diri

bagi masyarakat untuk lebih melestarikan budaya kita bahkan pemerintah

sempat membuat kebijakan “kamis batik” bagi seluruh masyarakat

Indonesia agar mau memakai batik guna menjaga kelestarian budaya batik

di Indonesia. Selain peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan

untuk melestarikan budaya Indonesia. Pendidikan juga tidak kalah penting,

karena dunia pendidikan sebagai fasilitator guna memperkenalkan budaya-

budaya Indonesia kepada anak-anak (generasi) muda Indonesia, dan

jadikan pelajaran budaya itu sebuah kewajiban tidak hanya sebagai

pelajaran tambahan hal ini tidak menutup kemungkinan semua masyarakat

akan mengenal budaya yang kita miliki. Selanjutnya bagaimana kita

menyadarkan diri kita sendiri dan orang lain tentang bagaimana pentingnya

melestarikan budaya Indonesia. Ada suatu pepatah bijak mengatakan

“suatu negara tidak akan menjadi negara yang besar jika tidak mengetahui

jati diri dari budaya negara tersebut”. C. Penyebab Kebudayaan Indonesia

yang Diklaim oleh Pihak LainFaktor perkembangan masyarakat Indonesia

yang notabene pembentuk ras melayu (Jawa, Minang, Bugis, Mandailing)

yang awalnya berasal dari Indonesia lalu berimigrasi ke Malaysia yang


sebelumnya membawa kebudayaan asli Indonesia lalu mengenalkannya ke

khalayak di seluruh kawasan negara Malaysia. Kebudayaan tradisional yang

notabene telah berabad-abad ada dan tidak adanya saksi hidup pencipta

kebudayaan tersebut (ex: lagu daerah memang tanpa pencipta). Malaysia

merupakan negeri yang sedang mencari jati diri budayanya. Alasan

serumpun dan seiman (muslim). Indonesia baru bertindak setelah diklaim

sehingga membuat Malaysia keenakan mengklaim budaya Indonesia.

Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri, namun

budayawan Malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk kebudayaan

negara Indonesia (khususnya melayu). Kesadaran generasi muda yang

kurang akan pentingnya budaya. Sebagian besar masyarakat Indonesia

belum menjadikan rasa ingin menjaga dan ingin melestarikan

kebudayaannya sebagai suatu kebutuhan.BAB IV PENUTUP

 A. Kesimpulan

 B. Saran

 DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budaya atau kebudayaan secara etimologi berasal dari bahasa Sanskerta
yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
yang kemudian diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal
manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari
kata latin colere, yaitu mengolah atau mengerjakan atau dapat pula diartikan
sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan
sebagai “kultur” dalam bahasa Indonesia.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan
banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat
banyak sekali. Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek
moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan
di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan di mana banyak budaya
kita yang lepas dari genggaman kita.
Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu
dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak
mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti
itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi
belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan
terhadap sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang
melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa
cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak
baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat
modern.
Hal ini yang menyebabkan kebudayaan bangsa Indonesia banyak yang
diambil oleh pihak lain, berikut merupakan data beberapa budaya Indonesia
yang diklaim oleh pihak lain: batik dari Jawa oleh Adidas, Naskah kuno dari
Riau oleh pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sumatera barat oleh
pemerintah Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi selatan oleh pemerintah
Malaysia, Naskah kuno dari Sulawesi Tenggara oleh pemerintah Malaysia.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana perkembangan kebudayaan Indonesia?
2. Bagaimana kondisi kebudayaan Indonesia?
3. Mengapa kebudayaan Indonesia banyak diambil oleh pihak lain?

C. Tujuan
1. Mendeskripsikan perkembangan kebudayaan Indonesia.
2. Mendeskripsikan kondisi kebudayaan Indonesia.
3. Mendeskripsikan penyebab kebudayaan Indonesia banyak diklaim oleh
pihak lain.

D. Metode Penelitian
1. Mengamati kondisi di lapangan.
2. Membaca buku pendukung.
3. Browsing di Internet.

E. Ruang Lingkup
Dalam karya tulis ini akan dijelaskan beberapa masalah mengenai
bagaimana perkembangan budaya Indonesia dan pengaruhnya terhadap
kehidupan manusia Indonesia kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi
kebudayaan bangsa Indonesia ini banyak diklaim oleh pihak lain.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Pengertian Kebudayaan
Kebudayaan berasal dari kata budaya sedangkan budaya adalah bentuk
jamak dari kata budi-daya yang berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya
sebenarnya berasal dari bahasa sanskerta buddayah yaitu bentuk jamak dari
kata buddhi yang berarti budi atau akal, dalam bahasa inggris kata budaya
berasal dari kata culture, dalam bahasa Belanda diistilahkan dengan kata
cultuur, dalam bahasa latin, berasal dari kata corela. Berikut pengertian budaya
atau kebudayaan dari beberapa ahli:
1. E.B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat istiadat,
dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang didapat oleh manusia
sebagai anggota masyarakat.
2. R. Linton, kebudayaan dapat dipandang sebai konfigurasi tingkah laku
yang dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, di mana unsur
pembentukannya didukung dan diteruskan oleh anggota masyarakat
lainnya.
3. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
4. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil karya, cipta, dan rasa masyarakat.

B. Perwujudan Kebudayaan
Sebagaimana telah disebutkan Koentjaraningrat wujud budaya kongkret
ini dengan sistem sosial dan fisik, yang terdiri dari:
1. Perilaku
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam
situasi tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti
pola-pola perilaku (patterns of behavior) masyarakat. Pola-pola perilaku
adalah cara bertindak seluruh anggota suatu masyarakat yang mempunyai
norma-norma dan kebudayaan yang sama. Manusia mempunyai aturan main
tersendiri dalam hidupnya di masyarakat, karena itu menurut Rapl Linton
dalam mengatur hubungan antar manusia diperlukan design for living atau
garis-garis petunjuk dalam hidup sebagai bagian budaya, misalnya:
 Apa yang baik dan buruk, benar dan salah, sesuai dan tidak sesuai
dengan keinginan (valuational element).
 Bagaimana orang harus berlaku (priscriptive element).
 Perlu tidaknya diadakan upacara ritual adat atau kepercayaan, (cognitive
element).
2. Bahasa
Ralph Linton menyebutkan bahwa salah satu penyebab paling penting
dalam melambangkan budaya sampai mencapai tarafnya seperti sekarang
ialah bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan alat berkomunikasi.
Tanpa berpikir dan berkomunikasi kebudayaan sulit ada. Sebagaimana
diketahui sebuah pepatah mengatakan: bahasa menunjukkan bangsa, artinya
bahasalah yang mempopulerkan sebuah bangsa yang tentu saja termasuk di
dalamnya kebudayaan bangsa tersebut. Melalui bahasa kebudayaan suatu
bangsa dapat dibentuk, dibina, dikembangkan, serta dapat diwariskan pada
generasi mendatang.
3. Materi
Budaya materi merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya
manusia dalam masyarakat. Bentuk materi ini berupa pakaian, alat-alat rumah
tangga, alat produksi, alat transportasi, alat komunikasi, dan sebagainya.
Klasifikasi unsur budaya dari yang kecil hingga yang besar adalah sebagai
berikut:
 Items, unsur yang paling kecil dalam budaya.
 Traits, merupakan gabungan beberapa unsur terkecil.
 Kompleks budaya, gabungan beberapa dari items dan trait.
 Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks
budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur
budaya menyeluruh (cultural universal). Terjadinya unsur budaya tersebut
dapat melalui discovery, yaitu penemuan yang terjadi secara sengaja atau
kebetulan, yang sebelumnya tidak ada. Dan invention, yaitu penemuan atau
usaha yang sengaja untuk memperoleh hal-hal baru.

C. Sifat-sifat Kebudayaan
Kendati kebudayaan dimiliki oleh setiap masyarakat itu tidak sama,
seperti di Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa yang berbeda,
tetapi setiap kebudayaan memiliki ciri dan sifat yang sama. Sifat tersebut
bukan diartikan secara spesifik, melainkan bersifat universal. Di mana sifat-sifat
budaya itu memiliki ciri-ciri yang sama bagi setiap kebudayaan manusia tanpa
membedakan faktor ras, lingkungan alam, atau pendidikan. Yaitu sifat hakiki
yang berlaku bagi setiap budaya di mana pun juga. Sifat hakiki dari
kebudayaan tersebut, antara lain:
1. Budaya terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia.
2. Budaya telah ada terlebih dahulu dari pada lahirnya suatu generasi
tertentu dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang
bersangkutan.
3. Budaya diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku.
4. Budaya mencakup peraturan-peraturan yang berisi kewajiban-
kewajiban, tindakan-tindakan, yang diterima atau ditolak, tindakan-tindakan
yang dilarang, dan tindakan-tindakan yang diizinkan.
Sifat hakiki tersebut menjadi ciri setiap budaya. Akan tetapi, apabila
seseorang atau sekelompok orang yang memahami sifat hakiki yang esensial,
terlebih dahulu ia harus memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada di
dalamnya.

D. Sistem Kebudayaan
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani, yaitu systeme yang berarti
seperangkat elemen-elemen (bagian-bagian) yang bekerja sama secara
teratur. Konsep sistem dapat ditujukan kepada: organisasi, kumpulan,
himpunan, organ tubuh dan seterusnya. Menurut Emile Durkheim masyarakat
merupakan suatu sistem, yaitu sistem sosial budaya adalah unsur-unsur sosial
budaya yang saling berkaitan dengan yang lain secara teratur, sehingga
tercipta tata kelakuan yang serasi bagi masyarakatnya. Sistem budaya
merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari
pikiran-pikiran, gagasan konsep, serta keyakinan dengan demikian sistem
kebudayaan merupakan bagian dari kebudayaan yang dalam bahasa
Indonesia lebih lazim disebut sebagai adat istiadat.
Dalam adat istiadat terdapat juga sistem norma dan di situlah salah satu
fungsi sistem budaya adalah menata serta menetapkan tindakan-tindakan dan
tingkah laku manusia. Sistem kebudayaan suatu daerah akan menghasilkan
jenis-jenis kebudayaan yang beda. Jenis kebudayaan ini dapat dikelompokkan
ke dalam 2 kelompok, yaitu:
1. Kebudayaan material
Kebudayaan material antara lain hasil cipta, karsa, yang berwujud benda,
barang alat pengolahan alam, seperti gedung, pabrik, jalan, rumah, dan
sebagainya.
2. Kebudayaan non material
Merupakan hasil cipta, karsa yang berwujud kebiasaan, adat istiadat, ilmu
pengetahuan dan sebagainya.

E. Substansi Utama Kebudayaan


Substansi (isi) utama kebudayaan merupakan wujud abstrak dari segala
macam ide dan gagasan manusia yang bermunculan di dalam masyarakat
yang memberi jiwa kepada masyarakat itu sendiri, baik dalam bentuk atau
berupa sistem pengetahuan, nilai, pandangan hidup, kepercayaan, persepsi,
dan etos kebudayaan.
1. Sistem pengetahuan
Sistem pengetahuan yang dimiliki manusia sebagai makhluk sosial
merupakan suatu akumulasi dari perjalanan hidupnya dalam hal berusaha
memahami alam sekitar, alam flora di daerah tempat tinggal, alam fauna di
daerah tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam
lingkungannya, tubuh manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia,
dan ruang dan waktu.
2. Nilai
Nilai adalah sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan
dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat. Karena
itu, sesuatu dikatakan memiliki nilai apabila berguna dan berharga (nilai
kebenaran), indah (nilai estetika), baik (nilai moral atau etis), dan religius (nilai
agama).
3. Kepercayaan
Kepercayaan yang mengandung arti yang lebih luas dari pada agama
dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Pada dasarnya, manusia
yang memiliki naluri untuk menghambakan diri kepada Yang Maha Tinggi,
yaitu dimensi lain di luar diri dan lingkungannya, yang dianggap mampu
mengendalikan hidup manusia. Dorongan ini sebagai akibat atau refleksi
ketidak mampuan manusia dalam menghadapi tantangan hidup, dan hanya
yang Maha tinggi saja yang mampu memberikan kekuatan dalam mencari
jalan keluar dari permasalahan hidup dan kehidupan. Kepercayaan terhadap
“sesuatu” yang “maha” di luar diri manusia. Bermacam-macam tergantung
keyakinan manusia.
4. Persepsi
Persepsi atau sudut pandang adalah suatu titik tolak pemikiran yang
tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami
kejadian atau gejala dalam kehidupan.
5. Etos Kebudayaan
Etos atau jiwa kebudayaan (dalam antropolog) berasal dari bahasa
inggris berarti watak khas. Etos sering tampak pada gaya perilaku warga
misalnya, kegemaran-kegemaran warga masyarakatnya, serta berbagai benda
budaya hasil karya mereka, dilihat dari luar oleh orang asing. Masing-masing
suku mempunyai etos kebudayaannya masing-masing yang mungkin saja
berbeda sangat mencolok, apa yang baik menurut suku tertentu belum tentu
baik menurut suku yang lain, oleh karenanya diperlukan sikap kedewasaan
untuk memahami kebudayaan lain.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Perkembangan Kebudayaan Indonesia
Berbicara tentang kebudayaan Indonesia yang ada di bayangan kita
adalah sebuah budaya yang sangat beraneka ragam. Bagaimana tidak,
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, hal inilah yang
menyebabkan Indonesia memiliki kebudayaan yang beraneka ragam.
Kebudayaan dapat didefinisikan sebagai suatu keseluruhan pengetahuan
manusia sebagai makhluk sosial yang digunakannya untuk memahami dan
menginterpretasi lingkungan dan pengalamannya, serta menjadi pedoman
bagi tingkah lakunya.
Suatu kebudayaan merupakan milik bersama anggota suatu masyarakat
atau suatu golongan sosial, yang penyebarannya kepada anggota-anggotanya
dan pewarisannya kepada generasi berikutnya dilakukan melalui proses belajar
dan dengan menggunakan simbol-simbol yang terwujud dalam bentuk yang
terucapkan maupun yang tidak (termasuk juga berbagai peralatan yang dibuat
oleh manusia). Dengan demikian, setiap anggota masyarakat mempunyai
suatu pengetahuan mengenai kebudayaannya tersebut yang dapat tidak sama
dengan anggota-anggota lainnya, disebabkan oleh pengalaman dan proses
belajar yang berbeda dan karena lingkungan-lingkungan yang mereka hadapi
tidak selamanya sama.
Proses perkembangan budaya dapat terjadi melalui penetrasi. penetrasi
kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan ke kebudayaan
lainnya. Penetrasi kebudayaan dapat terjadi dengan dua cara:
1. Penetrasi damai (penetration pasifique)
Penetrasi damai merupakan proses masuknya sebuah kebudayaan
dengan jalan damai. Misalnya, masuknya pengaruh kebudayaan Hindu dan
Islam ke Indonesia. Contoh lainnya seperti kebudayaan Tionghoa, kebudayaan
India dan kebudayaan Arab. Kebudayaan India masuk melalui proses yang
damai yaitu melalui penyebaran agama Hindu dan Buddha di Nusantara yang
jauh sebelum Indonesia terbentuk.
2. Penetrasi kekerasan (penetration violante)
Masuknya sebuah kebudayaan dengan cara memaksa dan merusak.
Contohnya, masuknya kebudayaan Barat ke Indonesia pada zaman penjajahan
disertai dengan kekerasan sehingga menimbulkan guncangan-guncangan
yang merusak keseimbangan dalam masyarakat. Wujud budaya dunia barat
antara lain adalah budaya dari Belanda yang menjajah selama 350 tahun
lamanya. Budaya warisan Belanda masih melekat di Indonesia antara lain pada
sistem pemerintahan.
Secara garis besar kebudayaan Indonesia dapat kita klasifikasikan dalam
dua kelompok besar. Yaitu Kebudayaan Indonesia Klasik dan Kebudayaan
Indonesia Modern. Para ahli kebudayaan telah mengkaji dengan sangat
cermat akan kebudayaan klasik ini. Mereka memulai dengan pengkajian
kebudayaan yang telah ditelurkan oleh kerajaan-kerajaan di Indonesia.
Sebagai layaknya seorang pengkaji yang obyektif, mereka mengkaji dengan
tanpa melihat dimensi-dimensi yang ada dalam kerajaan tersebut. Mereka
mempelajari semua dimensi tanpa ada yang dikesampingkan.
Adapun dimensi yang sering ada adalah seperti agama, tarian, nyanyian,
wayang kulit, lukisan, patung, seni ukir, dan hasil cipta lainnya. Seorang
pengamat memberikan argumennya tentang kebudayaan Indonesia modern.
Dia mengatakan bahwa kebudayaan Indonesia modern dimulai ketika bangsa
Indonesia merdeka. Bentuk dari deklarasi ini menjadikan bangsa Indonesia
tidak dalam kekangan dan tekanan. Dari sini bangsa Indonesia mampu
menciptakan rasa dan karsa yang lebih sempurna.

B. Kondisi Kebudayaan Bangsa Indonesia


Seperti yang telah kita ketahui, perkembangan budaya Indonesia selalu
dalam kondisi yang naik dan turun. Pada awalnya, Indonesia sangat banyak
mempunyai peninggalan budaya dari nenek moyang kita terdahulu, hal seperti
itulah yang harus dibanggakan oleh penduduk Indonesia sendiri, tetapi
belakangan ini budaya Indonesia mengalami masa penurunan terhadap
sosialisasi budaya bangsa sehingga penduduk kini telah banyak yang
melupakan apa itu budaya Indonesia. Semakin majunya arus globalisasi rasa
cinta terhadap budaya semakin berkurang, dan ini sangat berdampak tidak
baik bagi masyarakat asli Indonesia. Terlalu banyaknya kehidupan asing yang
masuk ke Indonesia, masyarakat kini telah berkembang menjadi masyarakat
modern.
Budaya Indonesia, seperti yang kita ketahui Indonesia memiliki budaya
yang sangat banyak dan beragam. Dari keberagaman budaya di negara kita ini
tetapi kurangnya masyarakat untuk melindungi dan melestarikannya. Seperti
contohnya kebudayaan kita diklaim oleh negara tetangga, yang paling
menjadi pusat perhatian belum lama ini “Batik” yang diklaim oleh Malaysia,
setiap kejadian pasti ada hikmahnya, terlihat dari hebohnya mengenai
fenomena ini memberikan kesadaran diri bagi masyarakat untuk lebih
melestarikan budaya kita bahkan pemerintah sempat membuat kebijakan
“kamis batik” bagi seluruh masyarakat Indonesia agar mau memakai batik
guna menjaga kelestarian budaya batik di Indonesia.
Selain peran masyarakat dan pemerintah sangat dibutuhkan untuk
melestarikan budaya Indonesia. Pendidikan juga tidak kalah penting, karena
dunia pendidikan sebagai fasilitator guna memperkenalkan budaya-budaya
Indonesia kepada anak-anak (generasi) muda Indonesia, dan jadikan pelajaran
budaya itu sebuah kewajiban tidak hanya sebagai pelajaran tambahan hal ini
tidak menutup kemungkinan semua masyarakat akan mengenal budaya yang
kita miliki. Selanjutnya bagaimana kita menyadarkan diri kita sendiri dan orang
lain tentang bagaimana pentingnya melestarikan budaya Indonesia. Ada suatu
pepatah bijak mengatakan “suatu negara tidak akan menjadi negara yang
besar jika tidak mengetahui jati diri dari budaya negara tersebut”.

C. Penyebab Kebudayaan Indonesia yang Diklaim oleh Pihak Lain


1. Faktor perkembangan masyarakat Indonesia yang notabene pembentuk
ras melayu (Jawa, Minang, Bugis, Mandailing) yang awalnya berasal dari
Indonesia lalu berimigrasi ke Malaysia yang sebelumnya membawa
kebudayaan asli Indonesia lalu mengenalkannya ke khalayak di seluruh
kawasan negara Malaysia.
2. Kebudayaan tradisional yang notabene telah berabad-abad ada dan
tidak adanya saksi hidup pencipta kebudayaan tersebut (ex: lagu daerah
memang tanpa pencipta).
3. Malaysia merupakan negeri yang sedang mencari jati diri budayanya.
4. Alasan serumpun dan seiman (muslim).
5. Indonesia baru bertindak setelah diklaim sehingga membuat Malaysia
keenakan mengklaim budaya Indonesia.
6. Budayawan kita yang kurang mengerti akan kebudayaan sendiri, namun
budayawan Malaysia mengerti dan paham akan seluk beluk kebudayaan
negara Indonesia (khususnya melayu).
7. Kesadaran generasi muda yang kurang akan pentingnya budaya.
8. Sebagian besar masyarakat Indonesia belum menjadikan rasa ingin
menjaga dan ingin melestarikan kebudayaannya sebagai suatu kebutuhan.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan
akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau melestarikan
kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan
kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam
kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan,
setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang
kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, dengan
banyaknya pulau tersebut Indonesia memiliki beragam budaya yang sangat
banyak sekali. Perkembangan budaya Indonesia telah dimulai sejak nenek
moyang kita terdahulu. Namun, beberapa tahun kebelakangan ini kebudayaan
di Indonesia berada dalam masa yang mengecewakan di mana banyak budaya
kita yang lepas dari genggaman kita.

B. Saran
Kebudayaan bangsa Indonesia merupakan kebudayaan yang terbentuk
dari berbagai macam kebudayaan suku dan agama sehingga banyak
tantangan yang selalu merongrong keutuhan budaya itu tapi dengan
semangat kebinekaan sampai sekarang masih eksis dalam terpaan zaman.
Kewajiban kita sebagai anak bangsa untuk tetap mempertahankannya budaya
itu menuju bangsa yang abadi, luhur, makmur dan bermartabat.
DAFTAR PUSTAKA
Kessing, Roger, M., 1992, Antropologi Budaya suatu persepektif Kontemporer,
jilid 2, terj: Samuel Gunawan, Jakarta: Erlangga.

Koentrajaningrat (Ed), 1975, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia, Jakarta:


Jambatan.

https://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia

http://www.tuku4u.com/2015/05/karya-ilmu-sosial-budaya-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai